Anda di halaman 1dari 35

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam mewujudkan cita-cita Indonesia sesuai dengan amanat
Pembukaan UUD 1945, dibutuhkan Aparatur Sipil Negara yang
profesional, bersih dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme. Undang-
undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
mengamanatkan fungsi ASN sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan
publik serta perekat pemersatu bangsa.dalam Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan dinyatakan bahwa
untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat
diadakan upaya kesehatan mencakup upaya peningkatan kesehatan
(promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit
(kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif), dilaksanakan secara
menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan serta dilaksanakan secara
bersama antara pemerintah dan masyarakat yang didukung oleh sumber
daya kesehatan termasuk tenaga kesehatan.
Penyuluh Kesehatan Masyarakat sebagai salah satu Aparatur Sipil
Negara seharusnya juga dapat membentuk karakter dari dalam dirinya
sendiri untuk menjadi ASN yang berkompeten, professional, berintegritas
dan berkomitmen baik atas tugas dan fungsi yang diembannya. Peraturan
Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) Nomor 12 Tahun 2018
tentang Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil (PNS) bertujuan
untuk membentuk PNS professional yang berkarakter yaitu PNS yang
karakternya dibentuk oleh sikap perilaku Bela Negara, nilai-nilai dasar
PNS, dan pengetahuan tentang kedudukan dan peran PNS dalam NKRI,
serta menguasai bidang tugasnya sehingga mampu melaksanakan tugas
dan perannya secara professional sebagai pelayan masyarakat.

4
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka untuk
meningkatkan derajat kesehatan yang optimal perlu pelayanan kesehatan
yang tepat, akurat, berkualitas, dengan menanamkan nilai-nilai dasar
ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan
Anti Korupsi) oleh sebab itu, sebagai ASN perlu membuat rancangan
aktualisasi khususnya di pelayanan bidang Kesehatan yang penulis
laksanakan di Puskesmas Ngaibor Kecamatan Aru Selatan lingkup Dinas
Kesehatan Kabupaten Kepulauan Aru.

B. Tujuan Aktualisasi
Tujuan dari perancangan aktualisasi yaitu :
1. Kemampuan mewujudkan akuntabilitas dalam melaksanakan tugas dan
jabatannya
2. Kemampuan mengedepankan kepentingan nasional dalam pelaksanaan
tugas jabatannya
3. Kemampuan menjunjung tinggi standar etika politik dalam
pelaksanaan tugas jabatannya
4. Kemampuan berinovasi untuk peningkatan mutu pelaksanaan tugas
jabatannya dan
5. Kemampuan untuk tidak korupsi dan mendorong percepatan
pemberantasan korupsi di lingkungan instansinya.

C. Ruang Lingkup Aktualisasi


Ruang lingkup dari rancangan aktualisasi ini dilaksanakan di
Puskesmas Ngaibor dengan alamat Jl. Tuboy, Ngaibor Selatan Kecamatan
Aru Selatan Kabupaten Kepulauan Aru. Pelaksanaan kegiatan berlangsung
mulai tanggal 11 Juli 2019 sampai dengan tanggal 20 Juli 2019, dengan
kegiatan sebagai berikut :
1. Penyuluhan tentang bahaya penyakit diare
2. Membuat leaflet tentang penyakit diare
3. Melakukan pendataan RT terkait kepemilikan jamban

5
4. Melakukan identifikasi sumber air minum
5. Penyuluhan PHBS (ctps) di sekolah.

6
BAB II
GAMBARAN UMUM UNIT KERJA

A. Deskripsi Unit Kerja


Puskesmas Nagibor adalah salah satu dari 30 Puskesmas yang ada
si Kabupaten Kepulauan Aru. Puskesmas Ngaibor terletak di Kecamatan
Aru selatan Kabupaten Kepulauan Aru dengan dua (2) wilayah kerja,
diantaranya:
1. Desa Fatural
2. Desa Ngaiguli
Puskesmas Ngaibor terletak di Kecamatan Aru Selatan dengan
jarak tempuh kurang lebih 5 sampai 8 jam ke Dobo (Ibukota Kabupaten
Kepulauan Aru) dengan menggunakan angkutan laut speat. Keadaan
geografis wilayah kerja Puskesmas Ngaibor mayoritas berupa dataran
rendah, dan untuk dapat menjangkau wilayah kerja Puskesmas Ngaibor,
dapat diajngkau dengan menggunakan transportasi laut dan darat.

Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Ngaibor tahun 2022


No Nama Desa Jumlah Penduduk Jumlah KK
1 Ngaibor 464 108
2 Fatural 205 45
3 Ngaiguli 211 49
Total 480 166

7
Sarana prasarana kesehatan yang dimiliki oleh Puskesmas Ngaibor
Sarana Jumlah (Unit) Kondisi
Puskesmas Induk 1 Baik
Puskesmas Pembantu (Pustu) 1 Baik
Poskesdes 1 Baik
Pusling Laut 1 Baik

Jumlah tenaga kesehatan sebanyak 14 pegawai diantaranya :

No Pegawai Jumlah
1 Dokter Umum 1
2 SKM 2
3 Bidan 5
4 Perawat 3
5 Ahli Gizi 1
6 Analis 1
7 Kesehatan Lingkungan 1
8 Administrasi 1

B. Visi Misi Dan Nilai Organisasi

1. Visi
“Terwujudnya Puskesmas yang Mampu Meberikan Pelayanan
Kesehatan Dasar Bermutu, Merata dan Terjangkau”

2. Misi
a. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar yang bermutu sesuai
standar
b. Memberikan pelayanan yang mengutamakan kepuasan pelanggan

8
c. Meningkatkan dan mengembangkan kerjasama di semua wilayah
kerja Puskesmas dalam meningkatkan kesehatan msyarakat
d. Meningkatkan peran aktif masyarakat melalui pembinaan dan
pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan dengan
memperhatikan kearifan local.

3. Nilai organisasi
a. Niat
b. Gemilang
c. Aktif
d. Inovatif
e. Bermutu
f. Optimal
g. Relevan

9
C. Stuktur Puskesmas Ngaibor Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 23 Tahun 2015 Tentang Unit Pelaksana Teknis
Dinas Kesehatan

10
D. Tugas Pokok dan Fungsi (TUPOKSI)
Berdasarkan Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
17/KEP/M.PAN/11/2000 Tentang Jabatan Fungsional Epidemiologi Kesehatan dan
Angka Kreditnya, antara lain :
Keputusan Menteri Kesehatan (KEPMENKES) dan Kesejahteraan Sosial (KESOS)
NO: 66/Menkes-Kesos/SK/2001 Tentang Tugas poko Penyuluh Kesehatan Masyarakat
antara lain:
1. Melaksanakan kegiatan advokasi.
2. Pembinaan suasana dan gerakan pemberdayaan masyarakat.
3. Melakukan penyebarluasan informasi.
4. Membuat rancangan media.
5. Melakukan pengkajian/penelitian perilaku masyarakat yang berhubungan dengan
kesehatan.
6. Merencanakan intervensi dalam rangka mengembangkan perilaku masyarakat yang
mendukung kesehatan.

11
BAB III

RANCANGAN AKTUALISASI

A. Identifikasi Isu
Sebagai ASN, tentunya harus memiliki pemahaman yang lengkap tentang nilai-nilai
dasar profesi ASN serta kedudukan dan peran ASN dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang akan menjadi modal bagi ASN dalam merancang suatu rangkaian kegiatan
aktualisasi yang akan dilaksanakan di unit kerja masing-masing. Kelima nilai dasar profesi
tersebut yaitu akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu dan anti korupsi (
ANEKA), sedangkan kedudukan dan peran ASN dalam NKRI dapat dipelajari melalui
penerapan manajemen ASN, pelayanan publik dan Whole of Government (WoG).Derajat
kesehatan masyarakat tentunya dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya faktor
perilaku, faktor pelayanan kesehatan, dan keturunan, dan faktor lingkungan. Perilaku
kesehatan masyarakat yang kurang serta kondisi lingkungan yang tidak optimal dikarenakan
keberadaan sampah yang tidak dapat dikelola secara baik oleh masyarakat merupakan
penyebab penumpukan sampah yang menjadi tempat perkembangbiakan vektor penyakit.
Selain itu, kepemilikan jamban yang sesuai dengan syarat kesehatan, serta sumber air minum
yang bersih juga merupakan hal penting untuk terhindar dari penyakit.
Berdasarkan uraian diatas, maka faktor lingkungan dan perilaku dapat menjadi
penyebab trjadinya masalah-masalah kesehatan yang dapat diuraikan dalam tabel identifikasi
isu sebagai berikut:
1. Meningkatnya kejadian penyakit diare pada masyarakat
2. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang personal hygiene
3. Prevalensi Ispa meningkat

12
B. ISU PRIORITAS/ ISU YANG DIANGKAT

Berdasarkan identifikasi isu diatas tentang beberapa masalah yang didapat terkait
dengan kesehatan masyarakat Desa Ngaibor, maka perlu dilakukannya analisis untuk
mendapatkan satu isu prioritas yang akan dipecahkan. Analisis yang digunakan untuk
menentukan isu prioritas adalah analisis USG (Urgency, Seriousness, Growth) seperti
dibawah ini:

Tabel 1
Analisis USG
No Isu Urgency Seriousness Growth Total Prioritas
(U) (S) (G)
1 Meningkatnya kejadian
penyakit diare pada 5 5 5 15 1
masyarakat
2 Kurangnya pengetahuan
masyarakat tentang 4 4 3 11 3
personal hygiene
3 Prevalensi Ispa 5 5 4 14 2
meningkat

Keterangan:
U : Urgency Skor 5 : Sangat USG

S : Seriousness Skor 4 : Urgent, Seriousness


Skor 3 : Cukup USG
G : Growth
Skor 2 : Kurang USG
Skor 1 : Tidak USG

Berdasarkan hasil analisis melalui table USG diatas, maka isu yang penulis ambil
adalah “Meningkatnya kejadian penyakit diare pada masyarakat”.

Dampak yang timbul dari masalah yang terjadi jika tidak dilakukannya pemecahan isu
tersebut adalah dehidrasi yang akan menyebabkan gangguan keseimbangan metabolism
tubuh. Gangguan ini dapat menyebabkan kematian pada bayi maupun balita. Selain itu, diare
juga dapat menimbulkan gangguan pencernaan terkait dengan masalah gizi (masukan kurang,
pengeluaran bertambah).

13
C. Gagasan Pemecahan Isu dan Kegiatan

Berdasarkan hasil analisis USG diatas, maka isu yang diangkat adalah “Meningkatnya
kejadian penyakit diare pada masyarakat” dengan gagasan pemecahan masalah yaitu:
“Menurunkan kejadian penyakit diare pada masyarakat”. Sehingga untuk proses
pemecahan isu atau masalah tersebut kemudian dijabarkan dalam beberapa kegiatan yaitu
sebagai berikut:

6. Penyuluhan tentang bahaya penyakit diare


7. Membuat leaflet tentang penyakit diare
8. Melakukan pendataan RT terkait kepemilikan jamban
9. Melakukan identifikasi sumber air minum
10. Penyuluhan PHBS (ctps) di sekolah

14
Unit Kerja : Puskesmas Ngaibor

Identifikasi Isu : - Meningkatnya kejadian penyakit diare pada


masyarakat
- Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang personal
hygiene
- Prevalensi Ispa meningkat
Isu yang diangkat : Meningkatnya kejadian penyakit diare pada masyarakat

Gagasan pemecahan isu : Menurunkan kejadian penyakit diare pada masyarakat

NO KEGIATAN TAHAPAN OUTPUT/HASIL KETERKAITAN KONTRIBUSI PENGUATAN


KEGIATAN SUBSTANSI MATA TERHADAP VISI-MISI NILAI
PELATIHAN ORGANISASI ORGANISASI
1 2 3 4 5 6 7
1 Penyuluhan 1. Berkonsultasi Terlaksananya Sebelum melakukan Dengan terlaksananya Dengan
tentang dengan Kepala Penyuluhan penyuluhan saya akan penyuluhan tentang melakukan
bahaya Puskesmas Tentang bahaya berkonsultasi dengan bahaya penyakit diare penyuluhan
penyakit diare 2. Membuat surat penyakit diare kepala puskesmas maka akan lebih tentang bahaya
pembritahuan menggunakan Bahasa meningkatkan peran penyakit diare,
kepada Ketua Indonesia yang Benar aktif masyarakat maka nilai-nilai
Majelis jemaat (Nasionalisme) dan dengan melalui pembinaan dan organisasi

15
untuk melakukan sikap yang ramah dan pemberdayaan akuntabel,
penyuluhan di sopan (Etika Publik) masyarakat (misi ke tiga) pelayanan
Gereja, kemudian saya akan dalam mencegah gemilang. dan
3. Menyiapkan berkoordinasi dengan timbulnya penyakit diare. bermutu dapat
materi kepala Desa agar dapat diperkuat
penyuluhan dan mengajak semua perangkat
Membuat daftar Desa beserta Masyarakat
hadir. untuk dapat bekerjasama
4. Melakukan dalam kegiatan ini (Whole
penyuluhan of Government). kegiatan
5. Melaporkan ini saya lakukan untuk
hasil kegiatan memenuhi tugas dan
kepada kepala tanggung jawab saya
puskesmas sebagai seorang ASN yang
professional (akuntabilitas)
karena saya merasa perlu
masyarakat mengetahui
tentang bahaya penyakit
diare.
2 Pembuatan 1. Berkonsultasi Tersedianya Saya berkonsultasi secara Dengan tersedianya leaflet Dengan adanya
Leaflet dengan kepala Leaflet tentang ramah dan sopan (etika tentang bahaya penyakit pembuatan leaflet
tentang puskesmas bahaya penyakit publik) dengan kepala diare, maka akan tentang bahaya
bahaya ngaibor diare puskesmas dengan meningkatkan diare maka nilai-
penyakit diare 2. Mendesain isi menggunakan bahasa pengetahuan masyarakat nilai organisasi

16
dan model leaflet Indonesia yang baik dan tentang pentingnya inovatif dan
3. Menyerahkan benar (Nasionalisme). Saya berperilaku hidup bersih relevan dapat
hasil desain ke mendesain isi dan model dan sehat. Hal ini diperkuat.
Kepala leaflet secara mandiri (anti mendukung visi
4. Mencetak dan korupsi), dengan puskesmas ngaibor yaitu:
menggandakan mengutamakan kejelasan Terwujudnya
leaflet (Akuntabilitas) isi dan puskesmas yang mampu
5. Membagi leaflet design leaflet. setelah itu memberikan pelayanan
kepada saya kembali kesehatan dasar
masyarakat mengkonsultasikan isi dan bermutu, merata dan
sekaligus model leaflet dengan kepala terjangkau.
Memberikan puskesmas untuk diperiksa,
Penjelasan kemudian saya
tentang isi leaflet memperbaiki isi leaflet yang
6. Melaporkan telah dikoreksi oleh kepala
hasil kegiatan puskesmas, selanjutnya
kepada kepala mencetak dan membagi
puskesmas leaflet kepada masyarakat
desa ngaibor.
3 Melakukan 1. Konsultasi Tersedianya data Saya berkonsultasi secara Dengan tersedianya data Dengan
pendataan RT dengan kepala mengenai ramah dan sopan (etika mengenai kepemilikan dilakukannya
terkait puskesmas kepemilikan publik) dengan kepala jamban rumah tangga pendataan rumah
kepemilikan terkait kuisioner jamban rumah puskesmas ngaibor dengan maka terwujudnya misi tangga terkait
jamban yang akan tangga menggunakan bahasa puskesmas ke tiga, yaitu: kepemilikan

17
digunakan Indonesia yang baik dan Meningkatkan dan jamban, maka
2. Melakukan benar (Nasionalisme). mengembangkan nilai-nilai
pendataan Selanjutnya, saya kerjasama disemua organisasi
3. Melaporkan melakukan pendataan wilayah kerja akuntabel,
hasil kegiatan secara jujur dan adil puskesmas dalam bermutu dan
pendataan (nasionalisme) non meningkatkan optimal dapat
kepada kepala diskriminatif (etika kesehatan masyarakat. diperkuat.
puskesmas publik), dan setelah itu saya
melaporkan hasil kegiatan
pendataan dengan
transparansi
(akuntabilitas) kepada
kepala puskesmas.
4 Mengidentifik 1. Konsultasi Tersedianya hasil Saya berkonsultasi secara Dengan tersedianya hasil Dengan
asi sumber air dengan kepala identifikasi ramah dan sopan (etika identifikasi sumber air dilakukannya
minum puskesmas sumber air publik) dengan kepala minum rumah tangga, identifikasi
Rumah ngaibor. minum rumah puskesmas ngaibor dengan maka tersedia pula acuan sumber air minum
Tangga 2. Melakukan tangga menggunakan bahasa kegiatan berbasis rumah tangga,
identifikasi Indonesia yang baik dan lingkungan sehingga maka nilai-nilai
sumber air benar (Nasionalisme). dapat meningkatkan organisasi
minum Selanjutnya, saya peran aktif masyarakat akuntabel,
disertakan melakukan identifikasi melalui pembinaan dan bermutu dan
kuisioner. sumber air minum secara pembardayaan optimal, dapat
3. Melaporkan jujur dan profesional masyarakat dalam diperkuat.

18
hasil identifikasi. (etika publik) dan setelah bidang kesehatan.
itu saya perlu
bertanggungjawab (anti
korupsi) melaporkan hasil
kegiatan pendataan dengan
transparansi
(akuntabilitas) kepada
kepala puskesmas.
5 Penyuluhan 1. berkonsultasi Terlaksananya Saya berkonsultasi secara Dengan terlaksananya Dengan
tentang PHBS dengan kepala Penyuluhan ramah dan sopan (etika penyuluhan PHBS (ctps), dilakukannya
(ctps) di puskesmas Tentang PHBS publik) dengan kepala maka terlaksananya mimi penyuluhan
sekolah 2. Menyiapkan (ctps) puskesmas ngaibor dengan pertana puskesmas kesehatan, maka
materi PHBS menggunakan bahasa Ngaibor yaitu: nilai-nilai
(ctps) Indonesia yang baik dan menyelenggarakan organisasi
3. Koordinasi benar (Nasionalisme). pelayanan kesehatan akuntabel,
dengan pihak Setelah itu, saya dasar yang bermutu pelayanan
sekolah SD menyiapkan materi PHBS sesuai standar. gemilang. dan
Kristen (ctps) dengan bermutu semakin
Ngaibor. mengutamakan kejelasan diperkuat.
4. Melaksanakan (Akuntabilitas) isi materi.
penyuluhan Selanjutnya, melaksanakan
5. Melapor hasil penyuluhan seefektif dan
kegiatan. seefisien (komitmen mutu),
dan setelah itu, dengan

19
penuh tanggungjawab (anti
korupsi) saya melaporkan
hasil kegiatan.

JADWAL KEGIATAN AKTUALISASI

Nama : Desti Gardjalay


Jabatan : Penyuluh Kesehatan Masyarakat Ahli Pertama

TANGGAL
NO KEGIATAN
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 Penyuluhan Tentang Penyakit Diare                            
2 Pembuatan Leaflet Diare                            
3 Pendataan Kepemilikan Jamban Rumah Tangga                            
4 Identifikasi Sumber Air Minum                            
5 Penyuluhan PHBS (ctps) di Sekolah                            

Dobo Juli,
2019
Peserta

Desti Gardjalay

20
BAB IV
AKTUALISASI

A. Deskripsi Core Isu


Setelah merancang kegiatan pada bab sebelumnya dengan memperhatikan nilai-
nilai ANEKA serta kedudukan dan peran sebagai ASN, selanjutnya kegiatan tersebut
diaktualisasikan dari tanggal 12 Juli sampai dengan 24 Juli 2019 di tempat tugas sebagai
seorang pelayan publik dengan memberikan pelayanan yang profesional dan berkualitas.
Sebagai seorang tenaga Penyuluh Kesehatan Masyarakat dalam meningkatkan derajat
Kesehatan Masyarakat maka terdapat beberapa Isu :
4. Meningkatnya kejadian penyakit diare pada masyarakat
5. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang personal hygiene
6. Prevalensi Ispa meningkat
Dari ketiga isu tersebut diatas, yang menjadi Core Isu yaitu :
” Meningkatnya kejadian penyakit diare pada masyarakat ”
B. Strategi Pemecahan Isu
Kegiatan aktualisasi dilakukan berdasarkan rancangan aktualisasi yang sudah di
seminarkan pada tanggal 27 Juni 2019 dengan gagasan pemecahan isu yaitu:
“ Menurunkan kejadian penyakit diare pada masyarakat ”
Adapun kegiatan yang dirancang adalah 5 kegiatan, selama melaksanakan
aktualisasi :
1. Penyuluhan tentang bahaya penyakit diare
2. Membuat leaflet tentang penyakit diare
3. Melakukan pendataan RT terkait kepemilikan jamban
4. Melakukan identifikasi sumber air minum
5. Penyuluhan PHBS (ctps) di sekolah.

21
C. Proses Penerapan Kegiatan Inisiatif Didukung Dengan Bukti-Bukti
Penyuluhan Tentang Bahaya Penyakit Diare
Kegiatan 1 : Penyuluhan tentang bahaya penyakit diare

Tanggal : 14 Juli 2019

Daftar Lampiran : 1. Satuan Acara Penyuluhan (SAP)


2. Surat pemberitahan kepada majelis jemaat
3. Daftar hadir peserta penyuluhan
4. Foto-foto pelaksanaan penyuluhan

Keterangan : Terlaksana

1. Tahapan kegiatan dan kegiatan yang dilakukan

Adapun tahapan yang dilakukan sebelum melaksananakan penyuluhan


tentang bahaya penyakit diare yaitu berkonsultasi dengan Kepala Puskesmas
Ngaibor, Membuat surat pembritahuan kepada Ketua Majelis jemaat untuk
melakukan penyuluhan di Gereja, Menyiapkan materi penyuluhan, Membuat daftar
hadir penyuluhan, Melakukan penyuluhan, Membuat laporan hasil kegiatan
penyuluhan bahaya diare kepada Kepala Puskesmas Ngaibor.
2 Uraian Kualitas Hasil Kegiatan

Output dari kegiatan ini adalah terlaksananya penyuluhan tentang


bahaya penyakit diare

3 Pemaknaan Nilai-nilai Dasar Yang Dipergunakan dan Melandasi


Kegiatan

a. Akuntabilitas
Dalam melakukan penyuluhan ini saya akan memberikan informasi
kesehatan yang jelas dan benar kepada masyarakat sehingga dapat
menambah pengetahuan mereka, dan saya akan membuat laporan
sesuai dengan pelaksanaan kegiatan secara benar sehingga dapat

22
dipertanggungjawabkan kepada atasan.
b. Nasionalisme
Kegiatan penyuluhan ini akan diberikan kepada seluruh masyarakat
tanpa membeda-bedakan latar belakang dari siswa tersebut.
c. Etika Publik
Sebelum melakukan kegiatan saya akan berkoordinasi secara sopan
dan ramah dengan Ketua majelis jemaat GPM Ngaibor, karena
koordinasi yang baik sangat dibutuhkan dalam terlaksananya suatu
kegiatan.
d. Komitmen Mutu
Materi penyuluhan disampaikan dengan singkat padat dan jelas
sehingga masyarakat akan lebih mudah mengerti tentang informasi
yang disampaikan dan tidak merasa jenuh.
e. Anti Korupsi
Pelaksanaan kegiatan ini tidak akan dipungut biaya dan kegiatan
dilakukan tepat waktu.

4 Kontribusi Hasil Kegiatan Terhadap Pencapaian Visi dan Misi


Organisasi
Dengan terlaksananya penyuluhan tentang bahaya penyakit diare maka
akan lebih meningkatkan peran aktif masyarakat melalui pembinaan dan
pemberdayaan masyarakat (misi ke tiga) dalam mencegah timbulnya
penyakit diare.

5 Kontribusi Hasil Kegiatan Terhadap Penguatan Nilai-Nilai


Organisasi

Dengan melakukan penyuluhan tentang bahaya penyakit diare, maka nilai-


nilai organisasi akuntabel, pelayanan gemilang, dan bermutu dapat
diperkuat.
6 Analisis Dampak Apabila Nilai-nilai Dasar Tidak Diaplikasikan

Nilai Dasar : Akuntabilitas

23
Indikator : Dalam melakukan penyuluhan ini saya akan
memberikan informasi kesehatan yang jelas dan benar
kepada masyarakat sehingga dapat menambah
pengetahuan mereka, dan saya akan membuat laporan
sesuai dengan pelaksanaan kegiatan secara benar
sehingga dapat dipertanggungjawabkan kepada
atasan.
Dampak : Apabila tidak dilakukan maka dapat menurunkan
derajat kesehatan masyarakat karena ketidaktahuan
mereka tentang bahaya penyakit diare.
Nilai Dasar : Nasionalisme
Indikator : Kegiatan penyuluhan ini akan diberikan kepada
seluruh masyarakat tanpa membeda-bedakan latar
belakang.
Dampak : Apabila tidak dilakukan maka akan ada diskriminasi.
Nilai Dasar : Etika Publik
Indikator : Saya akan menggunakan bahasa yang sopan dan
ramah saat berkoordinasi dengan Kepala Puskesmas
dan Ketua Majelis Jemaat karena koordinasi yang
baik sangat dibutuhkan dalam terlaksananya suatu
kegiatan.
Dampak : Apabila tidak dilakukan dengan sopan dan ramah,
maka akan menimbulkan rasa ketidakharmonisasi dan
akan berdampak pada kegiatan selanjutnya.
Nilai Dasar : Komitmen Mutu
Indikator : Materi penyuluhan dibuat dan disampaikan dengan
lebih menarik dan inovatif sehingga masyarakat lebih
mudah mengerti tentang informasi yang
disampaikan.
Dampak : Apabila hal ini tidak dilakukan maka masyarakat akan

24
merasa bosan dan tidak mengerti dengan materi yang
disampaikan.
Nilai Dasar : Anti Korupsi

Indikator : Pelaksanaan kegiatan ini tidak dipungut biaya dan


dilakukan tepat waktu.
Dampak : Apabila tidak dilakukan maka masyarakat akan
merasa jenuh dan bosan menunggu karena petugas
kesehatan tidak melakukan penyuluhan sesuai dengan
waktu yang telah ditentukan.

Membuat Leaflet tentang Penyakit Diare


Kegiatan 2 : Membuat Leaflet tentang Penyakit Diare

Tanggal : 12-13 Juli

Daftar Lampiran : 1. Leaflet Diare


2. Foto–foto Kegiatan pembuatan leaflet, dan
pembagian leaflet.

Keterangan : Terlaksana

1. Tahapan kegiatan dan kegiatan yang dilakukan

Adapun tahapan yang dilakukan yaitu pertama-tama saya akan


Berkonsultasi dengan kepala puskesmas ngaibor, setelah itu isi dan model leaflet
yang telah didesign saya menyerahkan hasil desainnya kepada Kepala
Puskesmas, leaflet yang telah disetujui kemudian dicetak dan digandakan untuk
dibagikan kepada masyarakat saya pun akan Memberikan Penjelasan kepada
Masyarakat tentang isi leaflet, dan selanjutnya, Melaporkan hasil kegiatan
kepada kepala puskesmas.
2. Uraian Kualitas Hasil Kegiatan

Output dari kegiatan ini adalah tersedianya Leaflet penyakit Diare

25
3. Pemaknaan Nilai-nilai Dasar Yang Dipergunakan dan Melandasi
Kegiatan

a. Akuntabilitas
Dalam pelaksanaan kegiatan ini saya akan bekerja dengan teliti dan
cermat serta mengutamakan kejelasan sehingga isi leaflet dapat
dipahami dan di mengerti oleh masyarakat selain itu dapat saya
dipertanggungjawabkan dengan baik kepada atasan.
b. Nasionalisme
Saya akan berkonsultasi dengan kepala puskesmas dengan
menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
c. Etika Publik
Saya akan menggunakan bahasa yang baik, sopan dan muda
dimengerti pada saat memberikan penjelasan kepada masyarakat
tentang isi leaflet.
d. Komitmen Mutu
Pendekatan secara langsung sangat diperlukan dalam proses
penyampaian informasi kesehatan. Oleh sebab itu, dalam proses
pembagian leaflet dan penyampaian isi leaflet saya menggunakan
metode door to door.
e. Anti Korupsi
Saya tidak memungut biaya dalam pelaksanaan kegiatan ini.

4. Kontribusi Hasil Kegiatan Terhadap Pencapaian Visi dan Misi


Organisasi
Dengan tersedianya leaflet tentang bahaya penyakit diare, maka akan
meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya berperilaku hidup
bersih dan sehat. Hal ini mendukung visi puskesmas ngaibor yaitu
Terwujudnya puskesmas yang mampu memberikan pelayanan kesehatan dasar
bermutu, merata dan terjangkau.
5. Kontribusi Hasil Kegiatan Terhadap Penguatan Nilai-Nilai Organisasi

Pembuatan Leaflet memperkuat nilai organisasi yaitu Inovatif dan


26
Relevan.

6. Analisis Dampak Apabila Nilai-nilai Dasar Tidak Diaplikasikan

Nilai Dasar : Akuntabilitas


Indikator : dalam pelaksanaan kegiatan ini, saya akan bekerja
dengan teliti dan cermat serta mengutamakan kejelasan
sehingga isi leaflet dapat dipahami dan dimengerti oleh
masyarakat selain itu dapat saya pertanggungjawabkan
dengan baik kepada atsan.
Dampak : Apabila saya bekerja dengan tidak teliti dan cermat dan
tudak mengutamakan kejelaan isi leaflet, maka
pengetahuan masyarakat tentang bahaya penyakit diare
tidak akan mengalami peningkatan.
Nilai Dasar : Nasionalisme
Indikator : Saya akan berkonsultasi dengan kepala Puskesmas
dengan menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan
benar, dan leaflet dibagikan kepada seluruh Kepala
Keluarga yang ada di Desa Ngaibor yaitu berjumlah 86
KK tanpa membeda-bedakan latar belakang.
Dampak : Apabila tidak dilakukan maka akan ada diskriminasi.
Nilai Dasar : Etika Publik
Indikator : Saya akan menggunakan bahasa yang baik, sopan dan
muda dimengerti pada saat memberikan penjelasan
kepada masyarakat tentang isi leaflet.
Dampak : Apabila tidak menggunakan bahasa yang baik, sopan
dan muda dimengerti, maka masyarakat akan merasa
tidak nyaman dan tidak dihargai sehingga akan menolak
untuk diberikan penjelasan.
Nilai Dasar : Komitmen Mutu
Indikator : Pendekatan secara langsung sangat diperlukan dalam
proses penyampaian informasi kesehatan. Oleh sebab

27
itu, dalam proses pembagian leaflet dan penyampaian isi
leaflet saya menggunakan metode doo to door.
Dampak : Hal ini perlu dilakukan supaya masyarakat lebih
mengerti dan memahami tentang bahaya penyakit diare.
Nilai Dasar : Anti Korupsi

Indikator : Saya tidak memungut biaya dalam pelaksanaan kegiatan


ini.
Dampak : Apabila tidak dilakukan maka masyarakat akan menolak
untuk diberikan penjelasan mengenai isi leaflet bahaya
penyakit diare.

Melakukan pendataan Rumah Tangga terkait Kepemilikan Jamban


Kegiatan 3 : Melakukan pendataan RT terkait kepemilikan jamban

Tanggal : 15-24 Juli

Daftar Lampiran : 1. Data kepemilikan jamban Rumah Tangga


2. Kuisioner
3. Foto-foto Kegiatan
Keterangan : Terlaksana

3. Tahapan kegiatan dan kegiatan yang dilakukan

Adapun tahapan yang dilakukan sebelum melakukan pendataan Rumah


Tangga, yaitu konsultasi dengan Kepala Puskesmas terkait kuisioner yang
digunakan, setelah itu saya melakukan pendataan, dan hasilnya akan
dilaporkan dalam bentuk data kepemilikan jamban rumah tangga.

4. Uraian Kualitas Hasil Kegiatan

Output dari kegiatan ini adalah tersedianya Data Kepemilikan Jamban RT

5. Pemaknaan Nilai-nilai Dasar Yang Dipergunakan dan Melandasi

28
Kegiatan

a. Akuntabilitas
Hasil pendataan tersedia dalam bentuk data yang dibuat secara
transparan dan dapat dibaca dengan jelas oleh petugas kesehatan.

b. Nasionalisme
Data yang dibuat menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar
sehingga mudah untuk dibaca dan dimengerti .
c. Etika Publik
Informasi yang ada di dalam tabel data adalah informasi yang benar
sesuai dengan hasil pendataan yang dilakukan.
d. Komitmen Mutu
Hasil pendataan dalam bentuk tabel dibuat dengan cermat dan teliti,
dan bisa menjadi bahan komunikasi bagi petugas kesehatan karena
informasi yang disajikan dapat dibaca dengan mudah.
e. Anti Korupsi
Data disajikan secara trasnparan dan tidak dimanipulasi.

6. Kontribusi Hasil Kegiatan Terhadap Pencapaian Visi dan Misi


Organisasi
Dengan tersedianya data mengenai kepemilikan jamban rumah tangga,
maka terwujudnya misi puskesmas ke tiga, yaitu: meningkatkan dan
mengembangkan kerjasama di semua wilayah kerja Puskesmas dalam
meningkatkan kesehatan msyarakat.

7. Kontribusi Hasil Kegiatan Terhadap Penguatan Nilai-Nilai


Organisasi

Dengan dilakukannya pendataan rumah tangga terkait kepemilikan


jamban, maka akan memperkat niali-nilai organisasi: akuntabel, bermutu,
dan optimal.

8. Analisis Dampak Apabila Nilai-nilai Dasar Tidak Diaplikasikan

29
Nilai Dasar : Akuntabilitas
Indikator : Hasil pendataan tersedia dalam bentuk data yang dibuat
secara tranparan dan dapat dibaca dengan jelas oleh
petugas kesehatan.
Dampak : Apabila tidak dilakukan maka petugas kesehatan akan
mengalami kesulitan dalam menentukan tindakan yang
akan dibuat berdasarkan hasil pendataan.
Nilai Dasar : Nasionalisme
Indikator : Data yang dibuat menggunakan bahasa Indonesia yang
baik dan benar sehingga mudah untuk dibaca dan
dimengerti.
Dampak : Apabila tidak dilakukan maka petugas ksehatan akan
sulit mengerti hasil pendataan yang disajikan dalam
bentuk tabel data.
Nilai Dasar : Etika Publik
Indikator : Informasi yang ada di dalam data adalah informasi yang
benar sesuai dengan hasil pendataan yang dilakukan.
Dampak : Apabila informasi yang disajikan adalah informasi yang
salah, maka akan berpengaruh terhadap tindakan
pencegahan penyakit yang akan dilakukan oleh petugas
kesehatan.
Nilai Dasar : Komitmen Mutu
Indikator : Hasil pendataan dalam bentuk tabel dibuat dengan
cermat dan teliti, dan bias menjadi bahan komunikasi
bagi petugas kesehatan karena informasi yang disjukan
dapat dibaca dengan mudah.
Dampak : Apabila hal ini tidak dilakukan maka akan memberikan
informasi yang salah bagi yang membacanya.
Nilai Dasar : Anti Korupsi

30
Indikator : Data yang disajikan secara transparan dan tidak
dimanipulasi.
Dampak : Apabila tidak dilakukan maka akan memberikan
informasi yang salah bagi yang membacanya.

Mengidentifikasi Sumber Air Minum Rumah Tangga


Kegiatan 4 : Mengidentifikasi Sumber Air Minum Rumah Tangga

Tanggal : 17,18,19

Daftar Lampiran : 1. Laporan Hasil Identifikasi


2. Kuisioner
3. Foto – foto Kegiatan
Keterangan : Terlaksana

1. Tahapan kegiatan dan kegiatan yang dilakukan

Adapun tahapan yang dilakukan dalam pelaksanaan kegiatan ini, yaitu


pertama-tama saya berkonsultasi dengan kepala puskesmas, selanjutnya
saya melakukan identifikasi sumber air minum rumah tangga, dan hasilnya
dilaporkan kepada kepala puskesmas.

2. Uraian Kualitas Hasil Kegiatan

Output dari kegiatan ini adalah tersedianya hasil identifikasi sumber air
minum rumah tangga.

3. Pemaknaan Nilai-nilai Dasar Yang Dipergunakan dan Melandasi


Kegiatan

a. Akuntabilitas
Dalam melakukan kegiatan ini, saya akan melakukan identifikasi
secara transparan, teliti dan cermat, sehingga hasilnya dapat
dipertanggungjawabkan kepada atasan.
b. Nasionalisme
31
Saya akan berkonsultasi dengan kepala puskesmas dengan
menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
c. Etika Publik
Sebelum melakukan kegiatan saya akan berkoordinasi secara sopan
dan ramah dengan kepala puskesmas, karena koordinasi yang baik
sangat dibutuhkan dalam terlaksananya suatu kegiatan.
d. Komitmen Mutu
Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan dengan cara mendatangi langsung
sumber air minum masyarakat Desa Nagibor. Sehingga hasil
identifikasi yang akan dibuat lebih transparan dan dapat
dipertanggungjawabkan.
e. Anti Korupsi
Pelaksanaan kegiatan ini tidak akan dipungut biaya dan kegiatan
dilakukan tepat waktu.

4. Kontribusi Hasil Kegiatan Terhadap Pencapaian Visi dan Misi


Organisasi
Dengan tersedianya hasil identifikasi sumber air minum rumah tangga,
maka tersedianya pula acuan kegiatan berbasis lingkungan sehingga dapat
meningkatkan peran aktif masyarakat melalui pembinaan dan
pemberdayaan masyarakat dlam bidang kesehatan.

5. Kontribusi Hasil Kegiatan Terhadap Penguatan Nilai-Nilai Organisasi

Dalam melaksanakan kegiatan identifikasi sumber air minum maka dapat


memperkuat nilai organisasi yaitu: akuntabel, bermutu, dan optimal.

6. Analisis Dampak Apabila Nilai-nilai Dasar Tidak Diaplikasikan

Nilai Dasar : Akuntabilitas


Indikator : Dalam melakukan kegiatan ini, saya akan melakukan
identifikasi secara transparan, teliti dan cermat,
sehingga hasilnya dapat dipertanggungjawabkan kepada

32
atasan.
Dampak : Apabila tidak dilakukan maka petugas kesehatan akan
mengalami kesulitan dalam menentukan tindakan yang
akan dibuat berdasarkan hasil identifikasi.
Nilai Dasar : Nasionalisme
Indikator : saya berkonsultasi dengan kepala puskesmas dengan
menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Dampak : Apabila tidak dilakukan maka akan berpengaruh
terhadap kelangsungan kegiatan identifikasi.
Nilai Dasar : Etika Publik
Indikator : Hasil identifikasi adalah informasi yang benar sesuai
dengan hasil identifikasi sumber air minum di lapangan
yang dilakukan.
Dampak : Apabila informasi yang disajikan adalah informasi yang
salah, maka akan berpengaruh terhadap tindakan
pencegahan penyakit yang akan dilakukan oleh petugas
kesehatan.
Nilai Dasar : Komitmen Mutu
Indikator : Hasil identifikasi dibuat dengan cermat dan teliti, dan
bisa menjadi bahan komunikasi bagi petugas kesehatan
karena informasi yang disajikan dapat dimengerti
dengan mudah.
Dampak : Apabila hal ini tidak dilakukan maka akan memberikan
informasi yang salah bagi yang membacanya.
Nilai Dasar : Anti Korupsi

Indikator : Hasil identifikasi disajikan secara transparan dan tidak


dimanipulasi.
Dampak : Apabila tidak dilakukan maka akan memberikan
informasi yang salah bagi yang membacanya.

33
Penyuluhan tentang PHBS (ctps) di Sekolah
Kegiatan 5 : Penyuluhan tentang PHBS (ctps) di Sekolah

Tanggal : 16 Juli 2019

Daftar Lampiran : 1. Surat Pemberitahuan Kepada Pihak Sekolah


2. Daftar Hadir siswa
3. Foto-foto kegiatan
4. Materi Penyuluhan
5. (SAP) Satuan Acara Penyuluhan
Keterangan : Terlaksana

1. Tahapan kegiatan dan kegiatan yang dilakukan

Adapun tahapan yang dilakukan sebelum melakukan penyuluhan PHBS


(ctps) di Sekolah, yaitu pertama-tama saya akan berkonsultasi dengan
kepala Puskesmas, setelah itu menyiapkan materi PHBS (ctps),
berkoordinasi dengan pihak sekolah SD Kristen Ngaibor, melaksanakan
penyuluhan, dan melaporkan hasil kepada kepala Puskesmas.

2. Uraian Kualitas Hasil Kegiatan

Output dari kegiatan ini adalah terlaksananya penyuluhan tentang PHBS


(ctps) di SD Kristen Ngaibor

3. Pemaknaan Nilai-nilai Dasar Yang Dipergunakan dan Melandasi


Kegiatan

a. Akuntabilitas
Dalam melakukan penyuluhan ini saya akan memberikan informasi
kesehatan yang jelas dan benar kepada siswa sehingga dapat
menambah pengetahuan mereka, dan saya akan membuat laporan
sesuai dengan pelaksanaan kegiatan secara benar sehingga dapat

34
dipertanggungjawabkan kepada atasan.
b. Nasionalisme
Kegiatan penyuluhan ini akan diberikan kepada seluruh siswa tanpa
membeda-bedakan latar belakang dari siswa tersebut.

c. Etika Publik
Sebelum melakukan kegiatan saya akan berkoordinasi secara sopan
dan ramah dengan pihak sekolah karena koordinasi yang baik sangat
dibutuhkan dalam terlaksananya suatu kegiatan.
d. Komitmen Mutu
Materi penyuluhan dibuat dengan lebih menarik dan inovatif sehingga
siswa lebih mudah mengerti tentang informasi yang disampaikan.
e. Anti Korupsi
Kegiatan dilakukan tepat waktu dan tidak dipungut biaya.

4. Kontribusi Hasil Kegiatan Terhadap Pencapaian Visi dan Misi


Organisasi
Dengan terlaksananya kegiatan penyuluhan PHBS (ctps) ini, maka
terlaksananya misi pertama puskesmas Ngaibor yaitu: menyelenggarakan
pelayanan kesehatan dasar yang bernutu sesuai standar.

5. Kontribusi Hasil Kegiatan Terhadap Penguatan Nilai-Nilai Organisasi

Dalam melaksanakan penyuluhan PHBS (ctps) ini dapat memperkuat nilai


organisasi yaitu: akuntabel, pelayanan gemilang, dan bermutu.

6. Analisis Dampak Apabila Nilai-nilai Dasar Tidak Diaplikasikan

Nilai Dasar : Akuntabilitas


Indikator : Dalam melakukan penyuluhan ini saya akan
memberikan informasi kesehatan yang jelas dan benar
kepada siswa sehingga dapat menambah pengetahuan
mereka, dan saya akan membuat laporan sesuai dengan

35
pelaksanaan kegiatan secara benar sehingga dapat
dipertanggungjawabkan kepada atasan.
Dampak : Apabila tidak dilakukan maka dapat menurunkan derajat
kesehatan masyarakat terkhususnya siswa karena
ketidaktahuan mereka tentang penyakit tersebut.
Nilai Dasar : Nasionalisme
Indikator : Kegiatan penyuluhan ini akan diberikan kepada seluruh
siswa tanpa membeda-bedakan latar belakang dari siswa
tersebut.
Dampak : Apabila tidak dilakukan maka akan ada diskriminasi.
Nilai Dasar : Etika Publik
Indikator : Sebelum melakukan kegiatan, saya akan berkoordinasi
secara sopan dan ramah dengan pihak sekolah karena
koordinasi yang baik sangat dibutuhkan dalam
terlaksananya suatu kegiatan.
Dampak : Apabila tidak berkoordinasi secara sopan dan ramah
maka pihak sekolah akan merasa tidak dihargai dan
kegiatan penyuluhan akan tehambat.
Nilai Dasar : Komitmen Mutu
Indikator : Materi penyuluhan dibuat dengan lebih menarik dan
inovatif sehingga siswa lebih mudah mengerti tentang
informasi yang disampaikan.
Dampak : Apabila hal ini tidak dilakukan maka siswa akan merasa
bosan dan tidak mengerti dengan materi yang
disampaikan.
Nilai Dasar : Anti Korupsi

Indikator : Pelaksanaan kegiatan ini tidak dipungut biaya dan


dilakukan tepat waktu.
Dampak : Apabila tidak dilakukan maka pihak sekolah akan
menolak kegiatan tersebut, dan bagi siswa mereka akan
merasa bosan menunggu karena petugas kesehatan tidak

36
melakukan penyuluhan sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan.

37
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pelatihan dasar CPNS adalah persyaratan yang nantinya akan berperan sebagai
unsur Aparatur Sipil Negara (ASN) harus memiliki kemampuan profesional, berkualitas
sebagai pelayan publik, sesuai tugas dan fungsi yang diemban. Dalam melaksanakan
tugas fungsi sebagai seorang tenaga penyuluh kesehatan masyarakat, perlu menerapkan
sikap keteladanan sehingga mampu menjadi rool model bagi masyarakat dalam
menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat dalam upaya meningkatkan derajat
kesehatan yang optimal.
Dalam pelaksanaan tgas dan fungsi dibutuhkan tenaga yang mampu menerapkan nilai-
nilai ANEKA, yaitu Akuntabilitas dalam menjalankan tugas, mempunyai jiwa
Nasionalisme yang tinggi, memiliki sikap Etika publik, Komitmen mutu, serta Anti
korupsi.
B. Saran
Dalam pelaksanaan aktualisasi memberikan pengalaman secara tersendiri bagi
penulis selaku CPNS, yang akan melaksanakan tugas sebagai unsur Aparatur Sipil
Negara (ASN). Selama mengikuti Latihan Dasar CPNS selama kurang lebih 2 bulan
perlu kami menyampaikan saran kepada BPSDM Provinsi Maluku agar tetap
mengutamakan kualitas pelayanan maupun sumberdaya manusia sebagai tenaga pelatih
maupun yang dilatih, sehingga kedepannya akan mampu melahirkan ASN yang berdaya
guna dan berhasil guna untuk kemajuan Bangsa.

38

Anda mungkin juga menyukai