Anda di halaman 1dari 76

RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI NILAI-NILAI DASAR

APARATUR SIPIL NEGARA (ASN)

OPTIMALISASI MUTU PELAYANAN LABORATORIUM KLINIK


DI UPTD LABORATORIUM KESEHATAN KOTA SEMARANG

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN II ANGKATAN I PEMERINTAH


KOTA SEMARANG TAHUN 2019

NAMA PESERTA : AGNES MIA SOERYADI


NIP : 199302262019022003
NOMOR ABSEN : 02
JABATAN : PRANATA LABORATORIUM KESEHATAN
SKPD : UPTD LABORATORIUM KESEHATAN KOTA
SEMARANG

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAERAH


PROVINSI JAWA TENGAH
SEMARANG
2019
HALAMAN PERSETUJUAN
RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI NILAI-NILAI DASAR
APARATUR SIPIL NEGARA (ASN)

OPTIMALISASI MUTU PELAYANAN LABORATORIUM KLINIK


DI UPTD LABORATORIUM KESEHATAN KOTA SEMARANG

Nama Peserta : Agnes Mia Soeryadi


NIP : 199302262019022003
Angkatan : 1
No. Presensi : 02

i
Disetujui untuk diseminarkan pada :
Hari : Rabu
Tanggal : 10 April 2019
Tempat : Balai Pendidikan dan Pelatihan Kota Semarang

Semarang, 10 April 2019


Peserta Pelatihan Dasar CPNS

Agnes Mia Soeryadi


NIP. 19930226 201902 2 003

Menyetujui,
Atas nama
Pembimbing, Mentor,

Wahyu Widiarsih,ST.M.Pi Samuri, SKM


Widyaiswara Ahli Muda Kepala Sub. Bagian Tata Usaha
NIP.19670667 199803 2 001 NIP.19650709 200212 1 003

ii
HALAMAN PENGESAHAN
RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI NILAI-NILAI DASAR
APARATUR SIPIL NEGARA (ASN)

OPTIMALISASI MUTU PELAYANAN LABORATORIUM KLINIK


DI UPTD LABORATORIUM KESEHATAN KOTA SEMARANG

Nama : Agnes Mia Soeryadi


NIP :. 199302262019022003
No. Presensi : 02
dinyatakan layak untuk diaktualisasikan dalam habituasi.
Disahkan pada :
Hari : Rabu
Tanggal : 10 April 2019
Tempat : Balai Pendidikan dan Pelatihan Kota Semarang

Semarang, 10 April 2019


Peserta Pelatihan Dasar CPNS

Agnes Mia Soeryadi


NIP. 19930226 201902 2 003

Menyetujui,
Pembimbing, Atas nama
Mentor,

Samuri, SKM
Kepala Sub. Bagian Tata Usaha
Wahyu Widiarsih,ST.M.Pi
NIP.19650709 200212 1 003
Widyaiswara Ahli Muda
NIP.19670667 199803 2 001

Narasumber,

DR. Dra. Martuti , MM


Widyaiswara Ahli Utama
NIP. 19590319 198603 2 005

PRAKATA

Puji dan syukur kami naikkan kepada Allah Tritunggal, hanya


karena belas kasih dan anugerahNya penulis dapat menyelesaikan

iii
rancangan aktualisasi dengan judul “Optimalisasi Mutu Pelayanan
Laboratorium Klinik di UPTD Laboratorium Kesehatan Kota
Semarang” sebagai sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
Pelatihan Dasar CPNS Golongan II Pemerintah Kota Semarang dengan
baik, dimana Pemerintah Kota Semarang bekerja sama dengan Badan
Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi Jawa Tengah.
Kegiatan pada rancangan Aktualisasi ini diharapkan mampu
mencerminkan nilai-nilai dasar profesi Aparatur Sipil Negara (ASN) yang
meliputi materi tentang Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komiten
Mutu dan Anti Korupsi (ANEKA) yang dapat diterapkan di unit kerja.
Penulisan rancangan aktualisasi ini tidak terlepas dari bimbingan,
dorongan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah turut serta
membantu penyusunan rancangan ini kepada :
1. Drs. Mohamad Arief Irwanto, M.Si selaku Kepala Badan
Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi Jawa
Tengah yang telah memfasilitasi Pelatihan Dasar CPNS Golongan
II Angkatan I ini;
2. Nurul Hidayati, S.IP selaku Kepala Bidang Diklat Kota Semarang
yang telah menyediakan fasilitas Pelatihan Dasar CPNS Golongan
II Angkatan I
3. DR. Dra. Martuti , MM selaku narasumber atau penguji, yang
memberikan masukan dan arahan sehingga rancangan aktualisasi
ini dapat diterapkan dengan baik.
4. Dian Dwi Kusumasari, S.T selaku mentor yang telah memberikan
masukan dan arahan sehingga rancangan aktualisasi ini dapat
diselesaikan dengan baik.
5. Wahju Widiarsih,ST.M.Pi selaku pembimbing yang telah
memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis sehingga
rancangan aktualisasi ini dapat selesai dengan baik.
6. Seluruh Widyaiswara yang telah memberikan ilmunya selama
kegiatan Pelatihan Dasar CPNS Golongan II Angkatan I.
7. Seluruh panitia penyelenggara Pelatihan Dasar CPNS Golongan II
Angkatan I.
8. Seluruh peserta Pelatihan Dasar CPNS Golongan II khususnya
Angkatan I atas inspirasi, kekompakan, bantuan, dan
dukungannya.

iv
9. Orang tuaku (Soerjadi dan L. Irene Lianawati ), serta adikku
(Yeremia Rudy Suryadi), terima kasih atas bantuan, fasilitas,
dorongan dan doa yang tidak pernah putus. Semoga penulis dapat
memberikan yang terbaik untuk kalian.

Penulis menyadari bahwa rancangan aktualisasi ini masih


banyak kekurangan, oleh karena itu kami mohon sumbang saran
dan kritik dari para guru serta pembaca lainnya demi perbaikan di
masa mendatang. Penulis berharap rancangan aktualisasi ini dapat
bermanfaat bagi masyarakat dan terutama instansi UPTD
Laboratorium Kesehatan Kota Semarang
Penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya atas segala
kesalahan dalam bertutur kata maupun sikap yang kurang
berkenan dalam berinteraksi selama melakukan rancangan
aktualisasi. Kiranya Allah sumber segala rahmat dan kasih karunia
melimpahkan berkat dan anugerahNya atas kita semua. Amin..

Semarang, 10 April 2019


Penulis,

Agnes Mia Soeryadi


NIP. 19930226 201902 2 003

DAFTAR ISI
Halaman Judul........................................................................................... i
Halaman Persetujuan................................................................................. ii
Halaman Pengesahan................................................................................ iii
Prakata....................................................................................................... iv
Daftar Isi..................................................................................................... vi
Daftar Tabel................................................................................................ viii
Daftar Gambar........................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1

v
A. Latar Belakang............................................................................ 1
B. Identifikasi Isu dan Rumusan Masalah....................................... 4
1. Identifikasi Isu......................................................................... 4
2. Penetapan Isu......................................................................... 6
3. Rumusan masalah.................................................................. 9
C. Tujuan.........................................................................................10
D. Manfaat.......................................................................................11
E. Lokus Aktualisasi........................................................................11

BAB II LANDASAN TEORI.........................................................................12


A. Sikap dan Perilaku Bela Negara.................................................12
1. Wawasan Kebangsaan dan Nilai-nilai Bela Negara...............12
2. Kesiapsiagaan Bela Negara...................................................16
3. Analisis Isu Kontemporer........................................................17
B. Nilai Dasar ASN..........................................................................19
1. Akuntabilitas............................................................................19
2. Nasionalisme...........................................................................23
3. Etika Publik.............................................................................24
4. Komitmen Mutu.......................................................................27
5. Anti Korupsi.............................................................................29
C. Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI...................................31
1. Manajemen ASN.....................................................................32
2. Pelayanan Publik....................................................................34
3. Whole of Government.............................................................36

BAB III TUGAS UNIT KERJA DAN TUGAS PESERTA.............................37


A. Profil Organisasi..........................................................................37
1. Dasar Hukum Pembentukan Organisasi................................37
2. Visi, Misi, dan Tujuan Organisasi............................................38
3. Struktur Organisasi dan Job Deskripsi...................................39
4. Deskripsi SDM, Sarpras, dan Sumber Daya Lain..................41

B. Tugas dan Jabatan Peserta Diklat.............................................46


C. Role Model..................................................................................47

BAB IV RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI....................................49


A. Rancangan Kegiatan Aktualisasi
dan Keterkaitan Dengan Aneka .................................................50
B. Rancangan Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi..............62
C. Rancangan Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala.........64

BAB V PENUTUP......................................................................................66

A. Simpulan.....................................................................................66

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................68

BIODATA PENULIS....................................................................................69

vi
DAFTAR TABEL

1.1 Identifikasi Isu...................................................................................4


1.2 Analisis Isu Berdasarkan APKL ........................................................7
1.3 Pemilihan Isu Melalui Kriteria USG ..................................................13
4.1 Rancangan Kegiatan Aktualisasi
dan Keterkaitan Dengan Aneka .......................................................50
4.2. Rencana Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi.......................................62
4.3. Rencana Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala...................64

vii
DAFTAR GAMBAR

2.1 Model Faktor Perubahan yang Mempengaruhi Kinerja PNS...............17


2.2 Tingkat Akuntabilitas.............................................................................21
3.1 Struktur Organisasi
UPTD Laboratorium Kesehatan Kota Semarang.............................40
3.2 Denah Bangunan
UPTD Laboratorium Kesehatan Kota Semarang............................43
3.3 Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang...........................................47

viii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Aparatur Sipil Negara sebagaimana diatur dalam Undang
Undang Nomor 5 Tahun 2014 adalah profesi bagi pegawai negeri sipil
dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada
instansi pemerintah. Seorang pegawai ASN dituntut untuk memiliki
integritas, bekerja secara profesional, bersikap netral atau tidak
terlibat dalam intervensi politik, serta bersih dari praktik korupsi, kolusi,
dan nepotisme sehingga dapat menjalankan fungsi, tugas , dan
perannya sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik serta
perekat dan pemersatu bangsa.
Berdasarkan Pembukaan Undang-undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 alinea keempat yaitu membentuk
suatu Pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi segenap
Bangsa Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa serta ikut melaksanakan ketertiban dunia, maka
keberadaan ASN diharapkan dapat mewujudkan cita-cita besar
bangsa Indonesia tersebut. Dalam rangka mewujudkan ASN yang
professional dan berkarakter, maka setiap calon pegawai negeri sipil
diwajibkan untuk menyelesaikan Pendidikan dan Pelatihan Jabatan
Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang disebut dengan Diklat Prajabatan
sebagaimana diatur dalam Peraturan Lembaga Administrasi Negara
Nomor 12 tahun 2019 tentang Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri
Sipil.
Diklat prajabatan pola baru dilaksanakan dengan sistem
internalisasi nilai-nilai dasar profesi ASN yang diakronimkan sebagai
ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu,
dan Anti Korupsi) kemudian dituangkan dalam suatu dokumen yang
disebut laporan aktualisasi nilai dasar sebagai pedoman dalam
melaksanakan kegiatan aktualisasi pada instansi tempat bekerja.
Aktualisasi nilai dasar merupakan suatu proses untuk membuat kelima
nilai dasar (ANEKA) menjadi aktual atau nyata terjadi serta sesuai

1
dengan tugas pokok dan fungsi (tupoksi) di unit kerja, dalam hal ini
yaitu Staf Pengambil dan Penguji Contoh Uji Laboratorium Klinis.
Aktualisasi tersebut disesuaikan dengan nilai dasar ANEKA, tugas
pokok dan fungsi, serta visi misi dalam organisasi. Mengacu pada
salah satu tugas dan fungsi ASN sebagai pelayan publik yang
profesional dan berkualitas maka untuk mewujudkan fungsi tersebut
diperlukan ASN yang mampu memahami tugas pokok dan fungsi yang
diberikan oleh institusi, merencanakan target mutu layanan yang akan
ditampilkan, menguasai teknik pelayanan prima, melayani dengan
sepenuh hati.
UPTD Laboratorium Kesehatan (Labkes) Kota Semarang
berperan dalam pelayanan pembangunan kesehatan sebagai upaya
kesehatan masyarakat (UKM) dan upaya kesehatan perorangan
(UKP), berupa : pencegahan dan pemberantasan penyakit,
penyediaan dan pengelolaan air bersih dan penyehatan lingkungan
pemukiman, serta kegiatan lain yang ada di wilayah Kota Semarang.
UPTD Laboratorium Kesehatan laboratorium penguji yang akan
berusaha memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.
Laboratorium dikatakan bermutu tinggi apabila data hasil pengujian
dapat memuaskan pelanggan dengan memperhatikan aspek-aspek
teknis seperti, ketepatan, ketelitian, dan data harus terdokumentasi
dengan baik sehingga dapat dipertahankan secara ilmiah. Untuk
mencapai hal tersebut maka seluruh metode dan prosedur
operasional laboratorium harus terpadu mulai dari perencanaan,
pengambilan contoh uji, penanganan, pengujian, sampai pemberian
laporan hasil pengujian ke pelanggan.
Laboratorium Kesehatan mempunyai tiga unit laboratorium
penguji yaitu Lab Kimia, Lab Mikrobiologi, dan Lab Klinik.
Laboratorium Kimia dan Mikrobiologi memeriksa contoh uji berasal
dari kegiatan program Dinas Kesehatan dan pelanggan atau
masyarakat. Jenis contoh uji yang diterima antara lain air permukaan
(air hygiene, air minum), air badan air (ABA), dan air limbah. Contoh
uji lain berupa makanan yang berasal dari catering, resto, Jajan Anak
Sekolah (JAS), dan lain-lain. Hasil pengujian yang diperoleh

2
digunakan untuk pelengkap dokumen perijinan, kontrol mutu
lingkungan air, sekolah, rumah makan, restoran, dan catering.
Dalam rangka mendukung peningkatan mutu pelayanan
laboratorium kesehatan, Laboratorium Kesehatan Kota Semarang
telah berhasil meraih predikat terakreditasi dari Komite Akreditasi
Nasional (KAN) pada tahun 2016, dengan Nomor Sertifikat : LP-
1063.IDN dimana Laboratorium Kesehatan Kota Semarang
dinyatakan telah menunjukkan kompetensinya sebagai laboratorium
penguji dan menerapkan SNI ISO/IEC 17025:2008 secara konsisten.
Pada tahun 2017 KAN telah melaksanakan survei ke-1 pada
Laboratorium Kesehatan, untuk melihat kesesuaian antara kegiatan
yang dilaksanakan dengan dokumen mutu yang ada.
Pelayanan Laboratorium Klinik dimulai di tahun yang sama
sebagai tambahan ruang lingkup kerja UPTD Laboratorium Kesehatan
Kota Semarang, sehingga pelayanan laboratorium klinik masih kurang
optimal karena belum disesuaikan dengan standar mutu pelayanan
yang dinilai dalam akreditasi tersebut. Alur pemeriksaan laboratorium
klinis belum terintegrasi dengan menggunakan teknologi sistem
informasi yang sebenarnya dapat memudahkan dan memperjelas
proses pemeriksaan laboratorium klinis dari mulai pra analitik, analitik,
dan pasca analitik. Kemudian belum tersedianya tenaga ahli sebagai
verifikator hasil pemeriksaan hasil laboratorium klinik sehingga selama
ini seluruh hasil pemeriksaan laboratorium diverifikasi oleh pegawai
yang kurang berkompeten dalam hal verifikasi hasil. Selain itu,
pelayanan laboratorium klinik di UPTD Laboratorium Kesehatan Kota
Semarang belum dikenal oleh masyarakat luas.
Hal-hal tersebut memotivasi penulis untuk membuat rancangan
aktualisasi ini dengan merencanakan rangkaian kegiatan yang dapat
mendukung optimalisasi mutu pelayanan laboratorium klinik seperti
yang tertera pada visi UPTD Laboratorium Kesehatan Kota Semarang
yaitu menjadi Laboratorium Kesehatan yang lebih bermutu dalam
pelayanan kesehatan tahun 2021. Mutu pelayanan suatu organisasi
berperan penting sebagai komponen utama dalam peningkatan
produktivitas, meraih kepuasan pelanggan, dan memenangkan
persaingan global.
3
Oleh karena itu, penulis ingin mengangkat isu tentang mutu
pelayanan laboratorium klinis karena peningkatan mutu sangat
penting untuk meningkatkan produktivitas dan di sisi lain
mendapatkan pengakuan baik secara formal dengan sertifikasi
maupun informal dari masyarakat.

B. Identifikasi Isu dan Rumusan Masalah


1. Identifikasi Isu
PNS memiliki kedudukan serta peran dalam NKRI yang
dikategorikan dalam 3 aspek besar yaitu Manajemen ASN, Whole
of Government , dan Pelayanan Publik yang merupakan prinsip
pelaksanaan kegiatan aktualisasi dan habituasi di UPTD
Laboratorium Kesehatan Kota Semarang dengan mengaitkan
seluruh kegiatannya dengan nilai-nilai ANEKA. Program aktualisasi
dan habituasi dibuat berdasarkan identifikasi isu yang akan melalui
proses penapisan melalui 2 metode. Metode APKL menapis isu-isu
kontemporer yang telah dikumpulkan dari sisi keaktualan,
problematik, kekhalayakan serta kelayakan isu tersebut untuk
diselesaikan. Setelah itu , isu dengan prioritas utama ditentukan
dengan melihat dari sisi urgency , seriousness dan growth atau
dikenal dengan metode USG. Daftar isu yang diperoleh yang
dikaitkan dengan agenda ketiga Pelatihan Dasar CPNS
(Manajemen ASN, Whole of Government (WoG) dan Pelayanan
Publik) ditampilkan pada Tabel berikut :

4
Tabel 1.1. Identifikasi Isu

Kondisi yang
No Identifikasi Isu Kondisi Saat Ini
Diharapkan
1. Kurang optimalnya  Belum tersedianya  Tersedianya SPO
mutu pelayanan SPO (Standar (Standar Prosedur
laboratorium klinik Prosedur Operasional)
di UPTD Labkes Operasional) untuk untuk setiap alat
Kota Semarang setiap alat dan dan pemeriksaan
Sumber isu : pemeriksaan yang yang dilakukan.
Pelayanan ada  Tersedianya ruang
Publik,  Belum tersedianya sampling untuk
Manajemen ASN ruang sampling tindakan
untuk tindakan phelotomi
phlebotomy sehingga dapat
 Belum dilakukan memberikan
pemantapan mutu pelayanan terbaik
internal dan pada pasien
eksternal yang  Mengembangkan
optimal. potensi pranata
 Belum dilakukan laboratorium
pencatatan suhu kesehatan tentang
ruang, kulkas, dan pelaksanaan
freezer secara pemantapan mutu
rutin. internal dan
 Belum dilakukan eksternal.
penataan reagen  Tersedianya
sesuai dengan blanko
tanggal kadaluarsa pencatatann suhu
dan ruang, kulkas, dan
pemakaiannya. freezer serta
dilakukan
pencatatan suhu
secara rutin
2. Kurangnya  Tidak tersedia  Pelayanan
promosi tentang banner/brosur pemeriksaan
pelayanan tentang laboratorium
laboratorium klinik pemeriksaan klinik di UPTD
di UPTD laboratorium klnik Laboratorium
Laboratorium di UPTD Kesehatan Kota
Kesehatan Kota Laboratorium Semarang
Semarang Kesehatan Kota dikenal oleh
Sumber isu : Semarang masyarakat luas
Pelayanan  Tidak dilakukan terutama di
Publik, promosi tentang lingkungan
WoG pelayanan sekitar UPTD
laboratorium klinik Laboratorium
di UPTD Kesehatan Kota
Laboratorium Semarang
Kesehatan Kota
Semarang
secara berkala

5
6
Kondisi yang
No Identifikasi Isu Kondisi Saat Ini
Diharapkan
3. Belum tersedianya  Seluruh hasil  Implementasi
sistem pemeriksaan SILKES di
laboratorium laboratorium harus laboratorium klinik
terintegrasi diketik dan dicetak. UPTD
berbasis SILKES Tidak terintegrasi Laboratorium
(Sistem Informasi langsung dari alat Kesehatan Kota
Laboratorium yang melakukan Semarang
Kesehatan) pemeriksaan.  Memberikan
Sumber isu :  Riwayat hasil pelatihan pada
Manajemen ASN pemeriksaan pranata
WoG laboratorium laboratorium
pasien harus dicari kesehatan
dari arsip yang tentang
ada, tidak pengoperasian
tersimpan di dalam SILKES
komputer.
4. Belum tersedianya  Tidak ada  Ada doker
tenaga ahli / dokter/tenaga ahli dan/atau tenaga
dokter sebagai yang bertanggung ahli yang
penanggung jawab dan sebagai berkompeten
jawab setiap hasil verifikator hasil sebagai
pemeriksaan pemeriksaan. penanggung
laboratorium klnik  Verifikasi hasil jawab dan
yang dikeluarkan. dilakukan oleh verifikator hasil
Sumber isu : koordinator pemeriksaan
Manajemen ASN, laboratorium klinik laboratorium
Pelayanan Publik yang kurang klinik.
berkompeten
dalam hal verifikasi
hasil.

2. Penetapan Isu
Dari uraian identifikasi isu di atas, didapatkan 4 isu
kontemporer yang terjadi di UPTD Laboratorium Kesehatan Kota
Semarang. Selanjutnya untuk menetapkan satu isu yang
merupakan prioritas utama untuk diselesaikan, maka digunakan
proses penapisan isu dengan metode APKL (Aktual, Problematik,
Kekhalayakan, dan Kelayakan) dan USG (Urgency, Serioussnes,
dan Growth)

a. Penapisan isu dengan metode APKL


Isu-isu yang ada menyangkut Manajemen ASN, Whole of
Governance, dan Pelayanan Publik yang telah diidentifikasi
kemudian ditentukan satu isu yang akan diangkat menjadi isu
7
utama yang akan menjadi dasar dari kegiatan-kegiatan yang
akan dilakukan selama habituasi. Program Aktualisasi dan
habituasi dibuat berdasarkan identifikasi isu dengan melihat
dari apakah isu tersebut aktual, merupakan isu yang
problematik, memenuhi kekhalayakan atau menyangkut
kepentingan bersama dan juga apakah isu tersebut layak untuk
dipecahkan (APKL). Secara lebih rinci, penjelasan terkait APKL
adalah sebagai berikut:

1) Aktual
Isu sedang terjadi atau dalam proses kejadian, atau
diperkirakan akan terjadi dalam waktu dekat.
2) Problematik
Isu yang merupakan masalah mendesak dan memerlukan
berbagai upaya alternatif jalan keluar dengan aktivitas dan
tindakan nyata.
3) Kekhalayakan
Isu tersebut menyangkut hajat hidup orang banyak,
masyarakat pada umumnya, bukan hanya untuk seseorang
atau kelompok.
4) Kelayakan
Isu tersebut mengandung unsur logis, pantas, realitas,
dapat dibahas sesuai dengan tugas, hak, kewenangan dan
tanggung jawab di instansi.
Dari kriteria yang telah dijelaskan di atas, maka isu – isu
kontemporer yang telah dikumpulkan akan melalui proses
analisis berdasarkan APKL untuk menentukan isu yang benar-
benar aktual, mendesak, menyangkut hidup orang banyak, dan
layak untuk diselesaikan. Berikut tabel analisis isu dengan
metode APKL :

Tabel 1.2. Analisis Isu Berdasarkan APKL

8
Kriteria
No. IdentifikasiIsu Keterangan
A P K L

Kurang optimalnya mutu


laboratorium klinik di UPTD Memenuhi
1. + + + +
Laboratorium Kesehatan Kota persyaratan
Semarang

Kurangnya promosi pelayanan Tidak


2. laboratorium klinik di UPTD + + - + memenuhi
Labkes Kota Semarang persyaratan

Belum tersedianya sistem


laboratorium terintegrasi Tidak
3. berbasis berbasis SILKES + - - + memenuhi
(Sistem Informasi persyaratan
Laboratorium Kesehatan)
Belum tersedianya tenaga ahli
/ dokter sebagai penanggung
jawab setiap dan verifikator
Memenuhi
4. hasil pemeriksaan + + + +
persyaratan
laboratorium klnik yang
dikeluarkan.

Keterangan : “+”= memenuhi kriteria


“–“ =tidak memenuhi kriteria
Dari hasil penapisan tersebut, didapatkan sebanyak dua
isu kritikal yaitu :
1. Kurang optimalnya mutu laboratorium klinik di UPTD
Laboratorium Kesehatan Kota Semarang
2. Belum tersedianya tenaga ahli / dokter sebagai
penanggung jawab setiap dan verifikator hasil
pemeriksaan laboratorium klnik yang dikeluarkan.

b. Penetapan isu dengan metode USG


9
Penetapan isu utama / prioritas dilakukan dengan
menggunakan kemampuan berpikir kritis yang ditandai dengan
penggunaan alat bantu penetapan kriteria kualitas isu
selanjutnya yaitu dengan mengkategorikan isu tersebut sesuai
kriteria USG (Urgency, Seriousness, Growth) yang kemudian
penilaian dilakukan dengan pemberikan skor sesuai skala likert
(1-5, sangat tidak penting – sangat penting) seperti tabel berikut
:
Tabel 1.3. Pemilihan isu melalui kriteria USG
Isu
Kurang optimalnya mutu Belum tersedianya tenaga
laboratorium klinik di ahli / dokter sebagai
UPTD Laboratorium penanggung jawab setiap
Kesehatan Kota dan verifikator hasil
Analisis
Semarang pemeriksaan laboratorium
klnik yang dikeluarkan.
U 5 5

S 5 4

G 4 2

Total 14 11

Prioritas 1 2

Keterangan:
U (Urgency) : Seberapa mendesak suatu isu harus
dibahas,dianalisis dan ditindaklanjuti.
S (Seriousness) : Seberapa serius suatu isu harus dibahas
dikaitkan dengan akibat yang ditimbulkan.
G (Growth) : Seberapa besar kemungkinan
memburuknya isu tersebut jika tidak
ditangani sebagaimana mestinya.
Skala likert 1-5 : 5 = sangat penting, 4 = penting, 3 =
netral, 2 = tidak penting, 1 = sangat
tidak penting

10
3. Rumusan Masalah
Berdasarkan penjabaran idetifikasi isu dan penetapan isu
yang dilakukan, rumusan masalah dalam aktualisasi dan habituasi
ini adalah, “Bagaimana upaya Optimalisasi Mutu Pelayanan
Laboratorium klinik di UPTD Laboratorium Kesehatan Kota
Semarang ?”. Aktualisasi dan habituasi ini dibuat sebagai upaya
mengaktualisasikan nilai-nilai Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika
Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi yang dikenal dengan
sebutan ANEKA. Serta Manajemen Aparatur Sipil Negara (ASN),
Pelayanan Publik, dan Whole of Government (WoG) sebagai upaya
peningkatan mutu laboratorium klinis di UPTD Laboratorium
Kesehatan Kota Semarang.

C. Tujuan

Adapun tujuan aktualisasi dan habituasi ini adalah sebagai berikut :


a. Pelaksanaan pelayanan laboratorium klinik yang optimal sesuai
dengan Standar Prosedur Operasional
b. Menciptakan budaya kerja yang berorientasi mutu dengan
melaksanakan pemantapan mutu internal secara berkala
c. Mengembangkan potensi pranata laboratorium kesehatan di
laboratorium klinis UPTD Laboratorium Kesehatan tentang
pelaksanaan pemantapan mutu eksternal
d. Meningkatkan kepuasan pelanggan dengan menyediakan ruang
sampling yang nyaman untuk tindakan phlebotomi.
e. Mampu menginternalisasi dan mengimplementasikan nilai-nilai
ANEKA yang telah dipelajari dan dipahami saat melakukan
aktualisasi dan habituasi di UPTD Laboratorium Kesehatan Kota
Semarang
f. Mampu membentuk ASN yang profesional yaitu ASN yang
karakternya dibentuk oleh nilai-nilai dasar profesi ASN sehingga
mampu melaksanakan tugas dan perannya sebagai pelaksana
kebijakan publik, pelayan publik, serta perekat dan pemersatu
bangsa.

D. Manfaat
Adapun manfaat dari rancangan aktualisasi ini adalah :
a. Bagi Peserta Diklat Calon Pegawai Negeri Sipil
11
Meningkatkan pemahaman nilai-nilai dasar ANEKA sebagai
pedoman dalam menjalankan profesi sebagai ASN.
b. Bagi UPTD Laboratorium Kesehatan Kota Semarang
Rancangan ini dapat meningkatkan mutu pelayanan laboratorium
klinik dengan kegiatan yang akan diaktualisasikan dan
dihabituasikan dalam rangka mencapai target mutu yang optimal.
c. Bagi masyarakat
Dengan memberikan pelayanan laboratorium klinik yang bermutu
sesuai dengan standar akreditasi, maka kepercayaan masyarakat
akan meningkat dan masyarakat di sekitar lingkungan UPTD
Laboratorium Kesehatan dapat memanfaatkan pelayanan
laboratorium klinik untuk menjaga kesehatannya.
d. Bagi Stakeholder
Mendapatkan pelayanan yang berkualitas sesuai dengan
kebutuhan dan harapannya

E. Lokus Aktualisasi

Kegiatan aktualisasi ini dilaksanakan pada UPTD


Laboratorium Kesehatan Kota Semarang yang beralamat di Jalan
Raden Patah No. 178 Semarang sebagai instansi tempat peserta
diklat ditugaskan. Secara lebih khusus, lokus kegiatan aktualisasi
ini adalah pada sub unit laboratorium klinik yang dilaksanakan
mulai tanggal 12 April 2019 sampai dengan 20 Mei 2019.

12
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Sikap dan Perilaku Bela Negara

Kesadaran bela negara adalah dimana kita berupaya untuk


mempertahankan negara kita dari ancaman yang dapat
mengganggu kelangsungan hidup bermasyarakat yang
berdasarkan atas cinta tanah air. Kesadaran bela negara juga
dapat menumbuhkan rasa patriotisme dan nasionalisme di dalam
diri masyarakat. Upaya bela negara selain sebagai kewajiban
dasar juga merupakan kehormatan bagi setiap warga negara yang
dilaksanakan dengan penuh kesadaran, penuh tanggung jawab
dan rela berkorban dalam pengabdian kepada negara dan bangsa.
Keikutsertaan kita dalam bela negara merupakan bentuk cinta
terhadap tanah air kita.

1. Wawasan Kebangsaan dan Nilai-Nilai Bela Negara


Wawasan kebangsaan ialah cara pandang bangsa
Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945 tentang diri dan lingkungannya dalam mengekspresikan diri
sebagai bangsa Indonesia di tengah-tengah lingkungan
nusantara itu. Seorang PNS harus memiliki wawasan
kebangsaan yang kuat sebagai dasar dari segala sikap dan
perilaku dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Setiap sikap
dan perilaku PNS harus sesuai dengan kepribadian bangsa dan
selalu mengkaitkan dirinya dengan cita-cita dan tujuan hidup
bangsa Indonesia, sesuai amanah yang ada ddalam Pembukaan
UUD 1945, melalui :
a. Menumbuhkan rasa kesatuan dan persatuan bangsa dan
negara Indonesia yang terdiri dari beberapa suku bangsa
dan ribuan pulau yang membentang dari Sabang sampai
Merauke, dengan berbagai macam bahasa dan adat
istiadatnya. Kemajemukan itu diikat dalam konsep wawasan
nusantara yang merupakan cara pandang bangsa Indonesia

12
tentang diiri dan lingkungannya yang berdasarkan Pancasila
dan UUD 1945
b. Menumbuhkan rasa memliki jiwa besar dan patriotisme untuk
menjaga kelangsungan bangsa dan negara. Sikap dan
perilaku yang patriotik dimulai dari hal-hal yang sederhana
yaitu dengan saling tolong menolong, menciptakan
kerukuknan dan toleransi beragama, saling menghormati
sesama, dan menjaga keamananan lingkungan
c. Memiliki kesadaran atas tanggung jawab sebagai warga
negara Indonesia yang menghormati lambing-lambang
negara dan mentaati peraturan perundang-undangan.

Seorang PNS harus memahami 2 macam landasan yang


merupakan dasar dari segala sikap dan perilakunya, yaitu :

a. Landasan idiil : Pancasila


Pancasila sebagaimana dimuat dalam Pembukaan UUD
1945 yang ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 1945,
merupakan dasar negara Republik Indonesia, baik dalam arti
sebagai dasar ideologi maupun filosofi bangsa. Sebagai ideologi
bangsa Indonesia Pancasila merupakan pedoman yang mutlak
dalam penyusunan segala bentuk kebijakan negara, termasuk
UUD 1945, tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila. Rumusan nilai-nilai dimaksud
adalah sebagai berikut :
1. Ketuhanan Yang Maha Esa;
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab;
3. Persatuan Indonesia;
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan;
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

d. UUD 1945: Landasan konstitusionil SANKRI


Dari sudut hukum, UUD 1945, merupakan tataran pertama dan
utama dari penjabaran lima norma dasar negara (ground norms)
Pancasila beserta norma-norma dasar lainnya yang termuat dalam
Pembukaan UUD 1945. Batang Tubuh UUD 1945 hasil

13
Amandemen I-IV pada tahun 2002 terdiri atas 21 bab, 74 pasal,
serta tiga pasal aturan peralihan dan dua pasal aturan tambahan.
Dalam UUD 1945 hasil Amandemen 2002 sebagaimana
dipraktekkan di berbagai negara tidak ada lagi Penjelasan Pasal-
Pasal. Pasal-pasal UUD 1945 dimaksud merupakan penjabaran
dari pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan.

Bela Negara adalah tekad, sikap, dan perilaku warga negara


yang dilakukan secara teratur, menyeluruh, dan terpadu serta
dijiwai oleh kecintaan kepada NKRI berdasarkan pancasila dan
UUD 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup Bangsa dan
Negara.
Dasar hukum undang-undang tentang upaya bela negara yaitu:
 Pasal 27 ayat (3) UUD 1945 menyatakan bahwa semua
warga Negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya
pembelaan negara
 Pasal 30 ayat (1) UUD 1945 menyatakan bahwa tiap-tiap
warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pertahanan dan keamanan negara

Kesadaran bela negara adalah dimana kita berupaya ntuk


mempertahankan negara kita dari ancaman yang dapat
mengganggu kelangsungan hidup bermasyarakat yang
berdasarkan atas cinta tanah air. Kesadaran bela negara juga
dapat menumbuhkan jiwa patriotism dan nasionalisme di dalam diri
masyarakat. Upaya bela negara selain sebagai kewajiban dasar
juga merupakan kehormatan bagi setiap warga negara yang
dilaksanakan dengan penuh kesadaran, penuh tanggung jawab,
dan rela berkorban dalam pengabdian kepada negara dan bangsa.
Keikutsertaan kita dalam bela negara merupakan bentuk cinta kita
terhadap tanah air.
Nilai-nilai bela negara yang harus lebih dipahami penerapannya
dalam kehidupan masyarakat berbangsa dan bernegara antara
lain:
a. Cinta Tanah Air.
Negeri yang luas dan kaya akan sumber daya ini perlu kita
cintai. Kesadaran bela negara yang ada pada setiap
masyarakat didasarkan pada kecintaan kita kepada tanah air

14
kita. Kita dapat mewujudkan itu semua dengan cara kita
mengetahui sejarah negara kita sendiri, melestarikan budaya-
budaya yang ada, menjaga lingkungan kita dan pastinya
menjaga nama baik negara kita.

b. Kesadaran Berbangsa dan Bernegara.


Kesadaran berbangsa dan bernegara merupakan sikap kita
yang harus sesuai dengan kepribadian bangsa yang selalu
dikaitkan dengan cita-cita dan tujuan hidup bangsanya. Kita
dapat mewujudkannya dengan cara mencegah perkelahian
antar perorangan atau antar kelompok dan menjadi anak
bangsa yang berprestasi baik di tingkat nasional maupun
internasional.

c. Pancasila.
Ideologi kita warisan dan hasil perjuangan para pahlawan
sungguh luar biasa, pancasila bukan hanya sekedar teoritis dan
normatif saja tapi juga diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
Kita tahu bahwa Pancasila adalah alat pemersatu
keberagaman yang ada di Indonesia yang memiliki beragam
budaya, agama, etnis, dan lain-lain. Nilai-nilai pancasila inilah
yang dapat mematahkan setiap ancaman, tantangan, dan
hambatan.

d. Rela berkorban untuk Bangsa dan Negara.


Dalam wujud bela negara tentu saja kita harus rela
berkorban untuk bangsa dan negara. Contoh nyatanya seperti
para atlet bekerja keras untuk bisa mengharumkan nama
negaranya walaupun mereka harus merelakan untuk
mengorbankan waktunya untuk bekerja sebagaimana kita
ketahui bahwa para atlet bukan hanya menjadi seorang atlet
saja, mereka juga memiliki pekerjaan lain.

e. Memiliki Kemampuan Bela Negara.


Kemampuan bela negara itu sendiri dapat diwujudkan
dengan tetap menjaga kedisiplinan, ulet, bekerja keras dalam
menjalani profesi masing-masing.

15
2. Kesiapsiagaan Bela Negara

Pemantapan kesiapsiagaan bela negara bagi warga negara,


merupakan implementasi pencapaian sasaran strategis terhadap
nilai-nilai bela negara dalam rangka menjaga eksistensi Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Kesiapsiagaan bela negara
diarahkan untuk menangkal faham-faham, ideologi, dan budaya
yang bertentangan dengan nilai kepribadian bangsa Indonesia yang
sekiranya akan memengaruhi kondisi dalam negeri yang dipicu oleh
faktor ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan
keamanan sebagai dampak dari dinamika perkembangan
lingkungan strategis.

Bentuk-bentuk kesiapsiagaan bela negara bagi Pegawai Negeri


Sipil adalah sebagai berikut :

a. Kesiapsiagaan Jasmani
Kesiapsiagaan jasmani adalah kegiatan atau
kesanggupan seseorang untuk melakuksanakan tugas atau
kegiatan fisik secara lebih baik dan efisien.
Komponenpenting dalam kesiapsiagaan jasmani, yaitu
kesegaran jasmani dasar yang harus dimiliki untuk dapat
melakukan suatu pekerjaan tertentu baik ringan atau berat
secara fisik dengan baik dengan menghindari efek cedera
dan atau mengalami kelelahan yang berlebihan.

b. Kesiapsiagaan Mental
Kesiapsiagaan mental adalah kesiapsiagaan
seseorang dengan memahami kondisi mental,
perkembangan mental, dan proses menyesuaikan diri
terhadap berbagai tuntutan sesuai dengan perkembangan
mental/jiwa (kedewasaan) nya, baik tuntutan dalam diri
sendiri maupun luar dirinya sendiri, seperti menyesuaikan
diri dengan lingkungan rumah, sekolah, lingkungan kerja dan
masyarakat.

3. Analisis Isu Kontemporer

16
Empat lingkungan strategis yang dapat mempengaruhi
kesiapan PNS dalam melakukan pekerjaannya sesuai bidang tugas
masing-masing, yakni: individu, keluarga (family),masyarakat pada
level lokal dan regional (Community/ Culture), Nasional (Society),
dan Dunia (Global). Ke empat level lingkungan stratejik tersebut
disajikan dalam gambar berikut ini:

Gambar 2.1 Model Faktor Perubahan yang Mempengaruhi


Kinerja PNS

Berdasarkan gambar di atas dapat dikatakan bahwa


perubahan global (globalisasi) yang terjadi dewasa ini, memaksa
semua bangsa (Negara) untuk berperan serta, jika tidak maka arus
perubahan tersebut akan menghilang dan akan meninggalkan
semua yang tidak mau berubah. Perubahan global ditandai
dengan
hancurnya batas (border) suatu bangsa, dengan membangun
pemahaman dunia ini satu tidak dipisahkan oleh batas Negara. Hal
yang menjadi pemicunya adalah berkembang pesatnya teknologi
informasi global, dimana setiap informasi dari satu penjuru dunia
dapat diketahui dalam waktu yang tidak lama berselang oleh orang
di penjuru dunia lainnya.
Perubahan cara pandang tersebut, telah mengubah tatanan
kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal ini ditandai dengan
masuknya kepentingan global (Negara-negara lain) ke dalam
negeri dalam aspek hukum, politik, ekonomi, pembangunan, dan
lain sebagainya. Perubahan cara pandang individu tentang tatanan
berbangsa dan bernegara (wawasan kebangsaan), telah
mempengaruhi cara pandang masyarakat dalam memahami pola
kehidupan dan budaya yang selama ini dipertahankan/diwariskan

17
secara turun temurun. Perubahan lingkungan masyarakat juga
mempengaruhi cara pandang keluarga sebagai miniature dari
kehidupan sosial (masyarakat). Tingkat persaingan yang
keblabasan akan menghilangkan keharmonisan hidup di dalam
anggota keluarga, sebaga akibat dari ketidakharmonisan hidup di
lingkungan keluarga maka secara tidak langsung membentuk
sikap ego dan apatis terhadap tuntutan lingkungan sekitar.
Oleh karena itu, pemahaman perubahan dan perkembangan
lingkungan stratejik pada tataran makro merupakan factor utama
yang akan menambah wawasan PNS. Wawasan tersebut
melingkupi pemahaman terhadap Globalisasi, Demokrasi,
Desentralisasi, dan Daya Saing Nasional, Dalam konteks
globalisasi PNS perlu memahami berbagai dampak positif maupun
negatifnya; perkembangan demokrasi yang akan memberikan
pengaruh dalam kehidupan sosial, ekonomi dan politik Bangsa
Indonesia; desentralisasi dan otonomi daerah perlu dipahami
sebagai upaya memperkokoh kesatuan nasional, kedaulatan
negara, keadilan dan kemakmuran yang lebih merata di seluruh
pelosok Tanah Air, sehingga pada akhirnya akan membentuk
wawasan strategis bagaimana semua hal tersebut bermuara pada
tantangan penciptaan dan pembangunan daya saing nasional
demi kelangsungan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara dalam lingkungan pergaulan dunia yang semakin
terbuka, terhubung, serta tak berbatas.
PNS dihadapkan pada pengaruh yang datang dari eksternal
juga internal yang kian lama kian menggerus kehidupan berbangsa
dan bernegara (pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal
Ika) sebagai konsensus dasar berbangsa dan bernegara.

B. Nilai Dasar ASN


UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
megandung 5 (lima) nilai-nilai dasar profesi ASN yang dibutuhkan
dalam menjalankan tugas jabatan secara profesional sebagai
pelayan masyarakat meliputi : 1) Akuntabilitas; 2) Nasionalisme; 3)
Etika Publik; 4) Komitmen Mutu; dan 5) Anti Korupsi atau dapat

18
disingkat sebagai ANEKA. Penjelasan dari kelima nilai tersebut
dapat dijabarkan sebagai berikut.

1. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kewajiban pertanggung jawaban yang
harus dicapai serta merujuk pada kewajiban setiap individu,
kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang
menjadi amanahnya.
Amanah seorang Pegawai Negeri Sipil adalah menjamin
terwujudnya nilai-nilai publik antara lain:
a. Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika
terjadi konflik kepentingan antara kepentingan publik
dengan sektor, kelompok dan pribadi.
b. Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari
dan mencegah keterlibatan PNS dalam politik praktis.
c. Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik.
d. Menunjukkan sikap dan prilaku yang konsisten dan dapat
diandalkan sebagai penyelenggara pemerintah.

Menurut LAN RI (2015;8), akuntabilitas terdiri dari 5 aspek


yaitu :
a. Akuntabilitas adalah sebuah hubungan (Accountability is a
relationship)
b. Akuntabilitas berorientasi pada hasil (Accountability is a
result oriented)
c. Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan (Accountability
is a requires reporting)
d. Akuntabilitas memerlukan konsekuensi (Accountability is a
meaningless without consequences)
e. Akuntabilitas memperbaiki kinerja (Accountability improves
performance)

PNS masa kini harus mampu mengubah citra PNS terdahulu


dengan mengenalkan nilai-nilai akuntabilitas untuk membentuk
sikap, dan perilaku PNS dengan mengedepankan kepentingan
publik, imparsial, dan berintegritas. Akuntabilitas publik memiliki
tiga fungsi utama yaitu:
a. untuk menyediakan kontrol demokratis (peran demokrasi);
b. untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan
(peran konstitusional);

19
c. untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran belajar).

Akuntabilitas publik dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:


a. Akuntabilitas vertikal (vertical accountability)
Pertanggungjawaban atas pengelolaan dana kepada
otoritas yang lebih tinggi serta melaporkan “ke bawah”
kepada publik

b. Akuntabilitas horizontal (horizontal accountability).


Pertanggungjawaban kepada masyarakat luas. serta
melaporkan “ke samping” kepada para pejabat lainnya dan
lembaga negara.
Akuntabilitas memiliki 5 tingkatan yang berbeda yang
diperlihatkan pada gambar di bawah ini :

Gambar 2.2 Tingkat akuntabilitas


Dalam mewujudkan organisasi sector publik yang akuntabel, maka
mekanisme akuntabilitas harus mengandung 4 dimensi,
diantaranya :
a. Akuntabilitas kejujuran dan hukum (accountability for probity
and legality);
b. Akuntabilitas proses (process accountability);
c. Akuntabilitas program (program accountability);
d. Akuntabilitas kebijakan (policy accountability).

Dalam pengambilan keputusan yang akuntabel, seorang PNS


harus mengambil langkah-langkah sebagai berikut.
a. Memastikan tindakan dan keputusan yang berimbang dan
tidak bias.
b. Bertindak adil dan mematuhi prinsip-prinsip due process.
c. Akuntabel dan transparan.
d. Melakukan pekerjaan secara penuh, efektif, dan efisien.
e. Berperilaku sesuai dengan standar sektor etika publik
sesuai dengan organisasinya.
f. Mendeklarasikan secara terbuka bila terjadi adanya potensi
konflik kepentingan.
20
Dalam menciptakan lingkungan kerja yang akuntabel maka seluruh
PNS harus mengimplementasikan nilai-nilai akuntabilitas sebagai
berikut :
a. Kepemimpinan (memberikan contoh pada orang lain,
adanya komitmen yang tinggi dalam melakukan pekerjaan);
b. Transparansi (mendorong komunikasi dan kerjasama,
meningkatkan kepercayaan dan keyakinan kepada
pimpinan);
c. Integritas (kewajiban untuk mematuhi undang – undang,
kontrak, kebajikan, dan peraturan yang berlaku);
d. Tanggung jawab/Responsibilitas (terbagi atas responsibilitas
perseorangan dan responsibilitas institusi);
e. Keadilan (ketidakadilan dapat menghancurkan kepercayaan
dan
f. kredibilitas organisasi);
g. Kepercayaan (lingkungan akuntabilitas akan lahir dari hal –
hal yang dapat dipercaya);
h. Keseimbangan (keseimbangan antara akuntabilitas dan
kewenangan, serta harapan dan kapasitas);
i. Kejelasan (mengetahui kewenangan dan tanggungjawab);
dan
j. Konsistensi (konsistensi menjamin kestabilan).

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa akuntabilitas


merupakan kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai
oleh PNS.

2. Nasionalisme
Nasionalisme adalah :
 Arti sempit adalah suatu sikap yang meninggikan
bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa lain
sebagaimana mestinya (chauvinism).
 Arti luas, nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa
cinta yang wajar terhadap bangsa dan negara, dan
sekaligus menghormati bangsa lain (LAN RI, 2015:1).
21
Secara politis nasionalisme berarti pandangan atau paham
kecintaan manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah
airnya yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila.
Dalam UU No. 5 tahun 2014 tentang ASN, terkait sumpah
dan janji ketika diangkat menjadi PNS, disana dinyatakan
bahwa PNS akan senantiasa setia dan taat kepada Pancasila,
UUD 1945, negara, dan pemerintah. Salah satu fungsi ASN
adalah perekat dan pemersatu bangsa, dengan kata lain ASN
adalah agen / alat untuk menjaga persatuan negara Indonesia.
Seorang ASN harus memiliki landasan yang kokoh dalam
menjalankan fungsi tersebut yaitu mulai dari kecintaannya
terhadap bangsa dan negara Indonesia atau disebut sikap
nasionalisme.
ASN harus mampu mengimplementasikan nilai-nilai
nasionalisme yang tertuang dalam kelima sila Pancasila beserta
butir-butinya yaitu :
1. Ketuhanan Yang Maha Esa ( 7 butir)
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab (10 butir)
3. Persatuan Indonesia (7 butir)
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusywaratan perwakilan (10 butir)
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia (11 butir)
Sedangkan, indikator-indikator yang terdapat dalam nilai
nasionalisme yang harus dimiliki Aparatur Sipil Negara antara
lain sebagai berikut:
a. Berwawasan kebangsaan yang kuat
b. Memahami pluralitas
c. Berorientasi kepublikan yang kuat
d. Mementingkan kepentingan nasional di atas segalanya
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa setiap sikap
dan perilaku yang dilakukan dan ditunjukkan seorang ASN harus
berlandaskan nilai-nilai nasionalisme yang mewujudkan
kecintaannya terhadap bangsa dan negara.

3. Etika Publik
Etika publik adalah refleksi tentang standar/norma yang
menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan
keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka
menjalankan tanggung jawab pelayanan publik (LAN, 2015: 6).
Integritas publik menuntut para pemimpin dan pejabat publik untuk

22
memiliki komitmen moral dengan mempertimbangkan
keseimbangan antara penilaian kelembagaan, dimensi-dimensi
peribadi, dan kebijaksanaan di dalam pelayanan publik
(Haryatmoko dalam LAN, 2015: 7). Oleh karena itu, dalam
pelaksanaan tugas dan fungsinya pejabat publik harus menaati
kode etik yang telah ditetapkan. Kode etik adalah aturan-aturan
yang mengatur tingkah laku dalam suatu kelompok khusus, sudut
pandangnya hanya ditujukan pada hal-hal prinsip dalam bentuk
ketentuan-ketentuan tertulis (LAN, 2015:9).
PNS harus menjalankan tugas dan fungsinya sesuai dengan
12 kode etik dan kode perilaku yang telah dirumuskan pada UU
Nomor 5 Tahun 2014 Pasal 5. yakni sebagai berikut:
a. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab,
dan berintegritas tinggi
b. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin
c. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan
d. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku
e. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan
atau pejabat yang berwenang sejauh tidak bertentangan
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika
pemerintahan
f. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan Negara
g. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara
bertanggung jawab, efektif, dan efisien
h. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam
melaksanakan tugasnya
i. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan
kepada pihak lain yang memerlukan informasi terkait
kepentingan kedinasan
j. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas,
status, kekuasaan dan jabatannya untuk mendapat atau
mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau
untuk orang lain
k. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga
reputasi dan integritas ASN
l. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan
mengenai disiplin pegawai ASN.

23
Selanjutnya, perlu diketahui tentang nilai-nilai dasar etika publik
sebagaimana tercantum dalam Pasal 4 Undang-Undang Nomor 5
Tahun 2014, sebagai berikut:
a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi negara
Pancasila;
b. Setia dan mempertahankan Undang-undang dasar Negara
Kesatuan Republik Indonesia 1945;
c. Menjalankan tugas secara professional dan tidak berpihak;
d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian;
e. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif;
f. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur;
g. Mempertanggung jawabkan tindakan dan kinerjanya kepada
publik;
h. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan
program pemerintah;
i. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap,
cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan
santun;
j. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi;
k. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama;
l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja
pegawai;
m. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan;
n. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang
demokratis sebagai perangkat sistem karir.

Dimensi etika publik terdiri dari: 1) dimensi tujuan pelayanan


publik yang bertujuan untuk mewujudkan pelayanan yang
berkualitas dan relevan; 2) dimensi modalitas yang terdiri dari
akuntabilitas, transparansi, dan netralitas; serta 3) dimensi
tindakan integritas publik . Ketiga dimensi tersebut dapat menjadi
dasar untuk menjadi pelayan publik yang beretika. Etika publik
menjadi sebuah refleksi kritis yang mengarahkan nilai-nilai
kejujuran, solidaritas, keadilan, dan kesetaraan yang dipraktikkan
dalam wujud keprihatinan dan kepedulian terhadap kesejahteraan
masyarakat.
Pelayanan publik yang profesional membutuhkan tidak hanya
kompetensi teknis dan leadership, namun juga kompetensi etika.
Tanpa memiliki kompetensi etika, pejabat cenderung menjadi tidak
peka, tidak peduli dan bahkan seringkali diskriminatif, terutama

24
pada masyarakat kalangan bawah yang tidak beruntung. Dengan
diterapkannya kode etik ASN, perilaku pejabat publik harus
berubah dari penguasa menjadi pelayan, dari wewenang menjadi
peranan, dan menyadari bahwa jabatan publik adalah amanah
yang harus dipertanggung jawabkan bukan hanya di dunia namun
juga di akhirat. Terdapat 6 prinsip etika publik, yaitu:
1. Keindahan (beauty), yakni prinsip yang berkaitan/dapat
menghasikan rasa senang
2. Persamaan (equality), yakni prinsip yang berkaitan dengan
kesamaan harkat dan derajat/tidak diskriminatif
3. Kebaikan (goodness), yakni prinsip yang berkaitan dengan
cita rasa/perasaan
4. Keadilan (justice), yakni prinsip yang berkaitan dengan rasa
adil (didasarkan kebutuhan)
5. Kebebasan (liberty), yakni prinsip yang berkaitan dengan
keleluasaan namun tidak mengganggu orang lain
6. Kebenaran (truth), yakni prinsip yang didasarkan pada
kebenaran baik secara ilmiah maupun mutlak

Agar etika publik dapat dihayati, diperlukan kode etik diantara


aparatur sipil negara. Dengan rumusan kode etik yang baik dan
diikuti sebagai pedoman bertindak dan berperilaku, sehingga para
aparatur negara akan mlihat kedudukan mereka sebagai alat
bukan sebagai tujuan. Mengacu pada TAP MPR NO.VI/MPR/2001
ada pokok-pokok etika kehidupan berbangsa yaitu:
a. Etika sosial dan budaya
b. Etika politik dan pemerintahan
c. Etika ekonomi dan bisnis
d. Etika penegakan hukum yang berkeadilan
e. Etika keilmuan
f. Etika lingkungan.

Adapun aktualisasi etika Aparatur Sipil Negara antara lain:


1. Aktualisasi etika publik untuk peningkatan kualitas
pelayanan
publik
2. Aktualisasi kode etik untuk melawan korupsi
3. Aktualisasi kode etik untuk peningkatan kinerja
organisasi
4. Aktualisasi kode etik untuk peningkatan integritas
publik

25
4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada
orang lain yang tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga
mutu kinerja pegawai. Aspek utama yang menjadi target
stakeholder adalah layanan yang komitmen pada mutu melalui
penyelenggaraan tugas secara efektif, efisien, inovatif dan
berorientasi mutu.

a. Efektif
Efektivitas menunjukan tingkat ketercapaian target yang
telah direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu
hasil kerja sedangkan efektivitas organisasi berarti sejauh
mana organisasi dapat mencapai tujuan yang ditetapkan, atau
berhasil mencapai apapun yang coba dikerjakannya. Efektivitas
organisasi berarti memberikan barang atau jasa yang dihargai
oleh pelanggan.

b. Efisien
Efisien adalah jumlah sumber daya yang digunakan
untuk mencapai tujuan atau tingkat ketepatan realisasi
penggunaan sumberdaya dan bagaimana pekerjaan
dilaksanakan sehingga tidak terjadi pemborosan sumber daya
sedangkan efisiensi organisasi adalah jumlah sumber daya
yang digunakan untuk mencapai tujuan organisasi. Efisiensi
organisasi ditentukan oleh berapa banyak bahan baku, uang,
dan manusia yang dibutuhkan untuk menghasilkan jumlah
keluaran tertentu.

c. Inovasi
Inovasi adalah cara utama dimana suatu organisasi
beradaptasi terhadap perubahan di pasar, teknologi dan
persaingan.

d. Mutu
Mutu mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa yag
diberikan kepada pelanggan sesuai dengan kebutuhan dan
keinginannya, dan bahkan melampaui harapannya. Mutu

26
merupakan salah satu standar yang menjadi dasar untuk
mengukur capaian hasil kerja.

Nilai-nilai dasar orientasi mutu dalam memberikan layanan


prima sekurang-kurangnya akan mencakup hal-hal berikut.
a. Mengedepankan komitmen terhadap kepuasan
customer/clients.
b. Memberikan layanan yang menyentuh hati, untuk menjaga
dan memelihara agar customer/clients tetap setia.
c. Menghasilkan produk/jasa yang berkualitas tinggi tanpa
cacat, tanpa kesalahan, dan tidak ada pemborosan.
d. Beradaptasi dengan perubahan yang terjadi, baik berkaitan
dengan pergeseran tuntutan kebutuhan customer/clients
mauun perkembangan teknologi.
e. Menggunakan pendekatan ilmiah dan inovatif dalam
pemecahan masalah dan pengambilan keputusan.
f. Melakukan upaya perbaikan secara berkelanjutan melalui
berbagai cara, antara lain pendidikan, pelatihan,
pengembangan ide kreatif, kolaborasi dan benchmark.

5. Anti Korupsi
Korupsi berasal dari bahasa latin coruptio dan corruptus
yang berarti kerusakan atau kebobrokan. Dalam bahasa Yunani
coruptio artinya perbuatan yang tidak baik, buruk, curang, dapat
disuap, tidak bermoral, menyimpang dari kesucian, melanggar
norma-norma agama, material, mental dan umum. Anti Korupsi
adalah tindakan atau gerakan yang dilakukan untuk memberantas
segala tingkah laku atau tindakan yang melawan norma–norma
dengan tujuan memperoleh keuntungan pribadi, merugikan Negara
atau masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung.
Ada 7 jenis korupsi menurut yaitu:
1. Korupsi Transaktif yaitu ditandai adanya kesepakatan timbal
balik kedua pihak yang sama-sama aktif demi keuntungan
bersama;
2. Korupsi Ekstroaktif yaitu ditandai adanya tekanan kepada
pihak pemberi untuk menyuap demi kepentingan
keselamatan diri dan koleganya;

27
3. Korupsi Investif yaitu penawaran barang/jasa yang
keuntungannya diharapkan dimasa datang;
4. Korupsi Nepotistik yaitu ditandai dengan perlakuan khusus
kepada kerabatnya dalam suatu kedudukan;
5. Korupsi Autogenik yaitu korupsi yang di lakukan individu
dengan memanfaatkan kelebihan pemahaman dan
pengetahuannya sendiri;
6. Korupsi Suportif yaitu tindakan korupsi untuk melindungi
tindak korupsi lainnya;
7. Korupsi Defensif yaitu korupsi yang terpaksa dilakukan
untuk mempertahankan diri dari pemerasan.

Menurut UU No. 31/1999 jo No. UU 20/2001, terdapat 7 kelompok


tindak pidana korupsi yang terdiri dari: (1) kerugian keuangan
negara; (2) suap-menyuap; (3) pemerasan; (4) perbuatan curang;
(5) penggelapan dalam jabatan; (6) benturan kepentingan dalam
pengadaan; dan (7) gratifikasi.
Menanamkan sikap sadar anti korupsi merupakan salah satu cara
untuk menjauhkan diri kita dari korupsi. Nilai-Nilai dasar anti
korupsi adalah sebagai berikut.
a. Jujur
b. Peduli
c. Mandiri
d. Disiplin
e. Tanggungjawab
f. Kerja keras
g. Sederhana
h. Berani
i. Adil

Korupsi juga disebut sebagai kejahatan yang luar biasa, karena


dampaknya menyebabkan kerusakan dalam ruang lingkup pribadi,
keluarga, masyarakat, dan kehidupan yang luas. Dampak perilaku
dan tindak pidana korupsi adalah sebagai berikut :
a. Negara korup harus membayar biaya hutang yang lebih
besar
b. Harga infrastruktur lebih tinggi
c. Tingkat korupsi yang tinggi meningkatkan ketimpangan
pendapatan dan kemiskinan
d. Korupsi menurunkan investasi dan karenanya menurunkan
pertumbuhan ekonomi

28
e. Persepsi korupsi memiliki dampak yang kuat dan negatif
terhadap arus investasi asing
f. Negara-negara yang dianggap memiliki tingkap korupsi
yang relatif rendah selalu menarik investasi lebih banyak
dari pada negara rentan korupsi

Kesadaran anti korupsi yang dibangun melalui pendekatan


spiritual, dengan selalu ingat akan tujuan keberadaannya sebagai
manusia di muka bumi, dan selalu ingat bahwa seluruh ruang dan
waktu kehidupannya harus dipertanggungjawabkan sehingga
dapat menjadi benteng kuat untuk anti korupsi. Tanggung jawab
spiritual yang baik akan menghasilkan niat yang baik dan
mendorong untuk memiliki visi dan misi yang baik, hingga selalu
memiliki semangat untuk melakukan proses atau usaha untuk
mendapatkan hasil terbaik agar dapat dipertanggungjawabkan
secara publik.

C. Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI


Aparatur Sipil Negara sebagaimana diatur dalam UU Nomor
5 Tahun 2014 mempunyai kedudukan dan peran yang amat
penting dalam rangka menciptakan masyarakat madani yang taat
hukum, berperadaban modern, demokratis, makmur, adil, dan
bermoral tinggi dalam menyelenggarakan pelayanan kepada
masyarakat secara adil dan merata, menjaga persatuan dan
kesatuan bangsa dengan penuh kesetiaan kepada Pancasila dan
Undang Undang Dasar Tahun 1945. Dalam rangka mencapai
tujuan yang dicita-citakan oleh bangsa Indonesia, PNS dituntut
untuk memahami kedudukan dan perannya yang terdapat pada
agenda ketiga pelatihan dasar CPNS yaitu :

1. Manajemen ASN
Manajemen ASN sebagaimana diatur dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 adalah pengelolaan ASN
untuk menghasilkan Pegawai ASN yang professional, memiliki
nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari
praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih
menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga
diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil
29
negara yang unggul selaras dengan perkembangan jaman.
Sesuai dengan pengertian manajemen ASN, peran ASN
sebagai aparatur pemerintah adalah sebagai perencana,
pelaksana, dan pengawas penyelenggaraan tugas umum
pemerintahan dan pembangunan nasional melalui pelaksnaan
kebijakan dan pelayanan publik yang professional bebas dari
intervenasi politik, serta bersih dari praktek korupsi, kolusi, dan
nepotisme.
Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara
yang menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan
instansi pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan
intervensi semua golongan dari partai politik. Untuk
menjalankan kedudukannya tersebut maka pegawai ASN
mempunyai fungsi sebagaimana diatur dalam Pasal 10 Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara, yaitu Pegawai ASN berfungsi sebagai :
1. Pelaksana kebijakan publik
2. Pelayan publik
3. Perekat dan pemersatu bangsa

Pada pasal 11 dijelaskan tugas pegawai ASN yaitu :


1. Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh
Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan
2. Memberikan pelayanan publik yang professional dan
berkualitas
3. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara
Kesatuan Republik Indonesia
Manajemen ASNlebih menekankan kepada pengaturan
profesi pegawaisehingga diharapkan agar selalu tersedia
sumber dayaaparatur sipil Negara yang unggul selaras
denganperkembangan jaman.
Asas-asas manajemen ASN antara lain:
a) Kepastian hukum
b) Profesionalitas
c) Proporsionalitas
d) Keterpaduan

30
e) Delegasi
f) Netralitas
g) Akuntabilitas
h) Efektif dan efisien
i) Keterbukaan
j) Non diskriminatif
k) Persatuan
l) Kesetaraan
m) Keadilan
n) Kesejahteraan

2. Pelayanan Publik

Pelayanan Publik menurut Lembaga Administrasi Negara


adalah segala bentuk pelayanan umum yang dilaksanakan oleh
instansi Pemerintah di pusat dan daerah dan dilingkungan
BUMN/BUMD dalam bentuk barang atau jasa baik dalam
pemenuhan kebutuhan masyarakat.
Adapun prinsip pelayanan publik yang baikuntuk
mewujudkan pelayanan prima adalah:
a) Partisipatif
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang
dibutuhkan masyarakat pemerintah perlu melibatkan
masyarakat dalam merencanakan,melaksanakan, dan
mengevaluasi hasilnya.
b) Transparan
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik, pemerintah
sebagai penyelenggara pelayanan publik harus
menyediakan akses bagi warga negara untuk
mengetahui segala hal yang terkait dengan pelayanan
publik yang diselenggarakan tersebut.
c) Responsif
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik pemerintah
wajib mendengar dan memenuhi tuntutan kebutuhan

31
warga negaranya terkait dengan bentuk dan jenis
pelayanan publik yang mereka butuhkan, mekanisme
penyelenggaraan layanan, jam pelayanan, prosedur, dan
biaya penyelenggaraan pelayanan.
d) Tidak Diskriminatif
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah
tidak boleh dibedakanantara satu warga negara dengan
warga negara yang lain atas dasar perbedaan identitas
warga negara.

e) Mudah dan Murah

Penyelenggaraan pelayanan publik dimana masyarakat


harus memenuhi berbagai persyaratan dan membayar
fee untuk memperoleh layanan yang mereka butuhkan
harus diterapkan prinsip mudah dan murah. Hal ini perlu
ditekankan karena pelayanan publik yang
diselenggarakan oleh pemerintah tidak dimaksudkan
untuk mencari keuntungan melainkan untuk
memenuhi mandat konstitusi.

f) Efektif dan Efisien

Penyelenggaraan pelayan publik harus mampu


mewujudkan tujuan-tujuan yang hendak dicapainya dan
cara mewujudkan tujuan tersebut dilakukan dengan
prosedur yang sederhana, tenaga kerja yang sedikit, dan
biaya yang murah.

g) Aksesibel

Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah


harus dapat dijangkau oleh warga negara yang
membutuhkan dalam arti fisik dan dapat dijangkau dalam
arti non-fisik yang terkait dengan biaya dan persyaratan
yang harus dipenuhi oleh masyarakat untuk
mendapatkan layanan tersebut.

h) Akuntabel

32
Semua bentuk penyelenggaraan pelayanan publik harus
dapat dipertanggung jawabkan secara terbuka kepada
masyarakat. Pertanggungjawaban di sini tidak hanya
secara formal kepada atasan akan tetapiyang lebih
penting harus dipertanggungjawabkan secara terbuka
kepada masyarakat luas melalui media publik.

i) Berkeadilan

Penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat dijadikan


sebagai alat melindungi kelompok rentan dan mampu
menghadirkan rasa keadilan bagi kelompok lemah ketika
berhadapan dengan kelompok yang kuat

3. Whole Of Goverment (WoG)

Whole of government (WoG) adalah sebuah pendekatan


penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan upaya-
upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam
ruanglingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai
tujuan- tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program
dan pelayanan publik. Pendekatan WoG dapat dilihat dan
dibedakan berdasarkan perbedaan kategori hubungan antara
kelembagaan yang terlibat sebagai berikut:

a. Koordinasi, yang tipe hubungannya dapat dibagi lagi


menjadi:

1. penyertaan, yaitu pengembangan strategi dengan


mempertimbangkan dampak.

2. dialog atau pertukaraninformasi;

3. joint planning, yaitu perencanaan bersama untuk


kerjasama sementara.

b. Integrasi, yang tipe hubungannya dapat dibagi lagi menjadi:

1. joint working, atau kolaborasi sementara

2. joint ventrure, yaitu perencanaan jangka panjang,


33
kerjasama pada pekerjaan besar yang menjadi urusan
utama salah satu peserta kerjasama

3. satelit, yaitu entitas yang terpisah, dimiliki bersama,


dibentuk sebagai mekanisme integratif.

c. Kedekatan dan pelibatan, yang tipe hubungannya dapat


dibagi lagi menjadi:

1. aliansi strategis, yaitu perencanaan jangka panjang,


kerjasama pada isu besar yang menjadi urusan utama
salah satu peserta kerjasama

2. union, berupa Unifikasi resmi, identitas masing-masing


masih nampak
BAB III
TUGAS UNIT KERJA DAN TUGAS PESERTA

A. Profil Organisasi

1. Dasar Hukum Pembentukan Organisasi


Laboratorium Kesehatan Kota Semarang merupakan Unit
Pelaksana Teknis pada Dinas Kesehatan Kota Semarang
berdasarkan Peraturan Walikota Semarang Nomor 96 Tahun 2016
tentang Pembentukan, Kedudukan, Struktur Organisasi, Tugas dan
Fungsi, serta Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas Laboratorium
Kesehatan pada Dinas Kesehatan Kota Semarang. Untuk
meningkatkan kemampuan dalam melakukan pemeriksaan yang
bermutu, efektif dan efisien, UPTD Laboratorium Kesehatan
melaksanakan pelayanan berdasarkan Keputusan Menteri
Kesehatan RI Nomor 1267/MENKES/SK/XII/2004 tentang Standar
Pelayanan Laboratorium Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, yang
dapat dipakai sebagai acuan dalam merencanakan peningkatan
dan pengembangan pelayanan kesehatan di bidang laboratorium.
Laboratorium kesehatan berperan strategis dalam
mendukung derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena itu
laboratorium kesehatan dituntut untuk memberikan pelayanan yang
bermutu. Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan

34
laboratorium kesehatan adalah melalui proses akreditasi, sesuai
dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
298/MENKES/SK/III/2008 tentang Akreditasi Laboratorium
Kesehatan. Status akreditasi yang diperoleh, dapat dimanfaatkan
untuk meningkatkan kepercayaan terhadap pelayanan yang aman,
serta pemasaran laboratorium tersebut kepada
masyarakat/pengguna jasa laboratorium. Landasan hukum
pendukung lainnya adalah sebagai berikut :
1. Kep. Men.Kes. RI Nomor 364/MENKES/SK/III/2003 Tentang
Laboratorium Kesehatan
2. Permenkes RI No. 411 tahun 2010 tentang Laboratorium
Klinik
3. Permenkes No. 47 tahun 2016 tentang Fasilitas Pelayanan
Kesehatan
4. Perda Kota Semarang No. 1 Tahun 2017 tentang Retribusi
Jasa Umum Di Kota Semarang.

2. Visi, Misi, dan Tujuan Organisasi


a. Visi
Menjadi Laboratorium Kesehatan yang lebih bermutu dalam
pelayanan kesehatan tahun 2021.

b. Misi
1. Memberikan pelayanan Laboratorium Kesehatan yang
informatif, cepat, tepat, dan terjangkau
2. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Laboratorium
Kesehatan
3. Mengembangkan kemitraan dalam jejaring
Laboratorium Kesehatan
4. Mengembangkan Teknologi Informasi Laboratorium
Kesehatan
c. Tujuan
1. Tujuan Umum
Terwujudnya mutu pelayanan laboratorium yang terus
meningkat secara berkelanjutan.

2. Tujuan Khusus
 Tersedianya rencana kebutuhan bahan media dan
reagensia dengan jenis dan jumlah yang sesuai dengan
kebutuhan dan metoda yang digunakan.

35
 Tersedianya anggaran pengadaan bahan media dan
reagensia yang dibutuhkan.
 Terlaksananya pengadaan bahan media dan reagensia
yang efektif dan efisien.
 Terjaminnya penyimpanan bahan media dan reagensia
yang bermutu.
 Terlaksananya pemeriksaan laboratorium secara kimia,
mikrobiologi dan klinis.
 Terpenuhinya kebutuhan bahan media dan reagensia
untuk menunjang pelayanan pemeriksaan laboratorium
sesuai dengan jenis, jumlah dan metoda yang
digunakan.
 Tersedianya sumber daya manusia yang kompeten
dengan jumlah dan kualifikasi yang tepat.
 Terjaminnya ketepatan dan ketelitian hasil pengujian/
pemeriksaan laboratorium.
 Tersedianya informasi pengelolaan dan penggunaan
bahan media dan reagensia yang tepat.

d. Sasaran
1. Terlaksananya kegiatan pelayanan yang bermutu di
Laboratorium Kesehatan Kota Semarang.
2. Meningkatnya parameter yang diperiksa di Laboratorium
Kesehatan Kota Semarang.
3. Meningkatnya cakupan pemeriksaan kualitas air, makanan
dan minuman di Kota Semarang.
4. Meningkatnya kinerja SDM di Laboratorium Kesehatan
Kota Semarang.

3. Struktur Organisasi dan Job Deskripsi

a. Struktur organisasi

Sesuai dengan Peraturan Walikota Semarang No. 96 tahun 2016


tentang Pembentukan, Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas
Dan Fungsi, Serta Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas
Laboratorium Kesehatan Pada Dinas Kesehatan Kota Semarang,
susunan organisasi UPTD Laboratorium Kesehatan adalah sebagai
berikut :

36
1. Susunan Organisasi UPTD Laboratorium Kesehatan terdiri dari :
a. Kepala;
b. Sub Bagian Tata Usaha;
c. Jabatan Fungsional.
2. Sub Bagian dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang
berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala
UPTD.
3. Bagan organisasi UPTD Laboratorium Kesehatan sebagaimana
berikut :

Kepala UPTD
Laboratorium
Gambar 3.1

Kesehatan

Kelompok Jabatan Sub Bagian


Fungsional Tata Usaha

Gambar 3.1 Struktur Organisasi UPTD Laboratorium


Kesehatan Kota Semarang

a. Kepala UPTD Laboratorium Kesehatan


Merencanakan, memimpin, mengkoordinasikan, menyusun
kebijakan, membina, mengawasi, dan mengedalikan serta
mengevaluasi pelaksanaan tugas dan fungsi Laboratorium
Kesehatan.
b. Sub Bagian Tata Usaha
Merencanakan, melaksanakan, mengawasi dan
mengendalikan serta mengevaluasi di bidang ketatausahaan.

c. Kelompok Jabatan Fungsional


Melaksanakan sebagian tugas UPTD Laboratorium
Kesehatan sesuai dengan keahlian yang diberikan oleh
pimpinan sesuai tugas dan fungsinya. Jabatan Fungsional

37
terdiri dari sejumlah tenaga dalam jenjang jabatan fungsional
yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan bidang
keahliannya. Setiap Jabatan Fungsional dipimpin oleh seorang
tenaga fungsional senior dan bertanggung jawab kepada
Kepala.

4. Deskripsi SDM, Sarpras, dan Sumber Daya Lain


a. Keadaan Pegawai
Pegawai di UPTD Laboratorium Kesehatan Kota Semarang
berjumlah 20 orang yang terdiri dari 11 orang PNS, 1 orang
CPNS, dan 8 orang pegawai non ASN.

b. Struktur Bangunan
Luas Bangunan UPTD Laboratorium Kesehatan seluruhnya
yaitu  220 m2 dengan rincian luas masing-masing ruangan
sebagai berikut :

Ruang tunggu konsumen : 18 m2

Ruang penerimaan sampel : 12 m2

Ruang pemeriksaan kimia : 34 m2

Ruang pemeriksaan mikrobiologi : 36 m2

Ruang pemeriksaan klinis : 11,5 m2

Ruang Kepala Lab.Kes. : 8 m2

Ruang administrasi (tata usaha) : 14 m2

Ruang rapat : 15,5 m2

Ruang aula : 40 m2

Gudang alat laboratorium/kes. : 15,5 m2

Kamar mandi pegawai : 1 buah (2,75 m2)

Kamar mandi pasien/konsumen : 1 buah (2,75 m 2)

Tempat penampungan limbah cair : 12 m2

UPTD Laboratorium Kesehatan Kota Semarang memiliki batas


bangunan :
Utara : Berbatasan dengan gereja
Timur : Berbatasan dengan Puskesmas Karangdoro
Barat : Berbatasan dengan Kelurahan Rejomulyo
Selatan : Berbatasan dengan Jalan Raden Patah

38
d. Denah Bangunan

Halaman

Teras

R. Tunggu pelanggan Garansi


mobil
R. Kepala dan
R. Pelayanan parkir
pegawai
R. Tata Usaha

R. Penimbangan
dan Pemusnahan
Ruang staf R.Staf R. kimia/fisika air
mikro kimia

R. Preparasi
Ruang. media
Pencucian

R. kimia/fisika makanan

R.Pengujian

Ruang ipal Kamar Kamar


dan tps mandi mandi
R. klinik pegawai pasien

39
Genset

R. klinik

Aula pertemuan labkes

Gambar 3.2 Denah Bangunan UPTD Laboratorium


Kesehatan Kota Semarang

d. Daftar Inventaris
Inventaris terdiri dari jenis sarana dan prasarana yang dimiliki
oleh UPTD Laboratorium Kesehatan Kota Semarang yaitu :
1. Alat Angkutan / Kendaraan
 Roda empat : 1 unit
 Roda dua : 5 unit
2. Sarana dan Prasarana pendukung :
 Daya Listrik : 33.000 watt
 Sumber air : PDAM
 Pesawat telpon : 1 unit
 Fasilitas internet/wifi : ada
 Meja customer service : 1 buah
 Kursi customer service : 2 buah
 Kursi tunggu : 2 unit
 Televisi 29” : 1 buah
 Mesin absensi : 1 buah
 Meja kerja eselon : 2 buah
 Kursi kerja eselon : 1 buah
 Meja kerja : 6 buah
 Kursi kerja + roda : 10 buah
 Kursi kerja : 9 buah
 Meja computer : 1 buah
 Komputer : 6 unit
 Laptop / Notebook : 5 unit
 PC Tab : 1 unit
 Printer : 6 buah
 Mesin faksimili : 1 buah
 Mesin ketik : 1 buah
 Mesin ketik elektronik : 1 buah
 Mesin penghancur kertas : 1 buah
 Kipas angin dinding : 1 buah
 UPS : 7 buah
 Meja rapat : 5 buah/1 set
 Kursi rapat : 10 buah
 LCD Proyektor : 1 unit

40
 Layar LCD elektrik : 1 unit
 Kursi tindakan : 1 buah
 Lemari arsip : 6 buah
 Lemari APD : 2 buah
 Lemari sampling : 1 buah
 Lemari penyimpanan glassware : 1 buah
 Lemari buret : 3 buah
 Lemari dinding (penyimpan reagen) : 1 set
 Tangga aluminium : 2 buah
 Pendingin ruangan (AC) : 7 buah
 Exhaust fan : 5 buah
 Kompor gas 2 tungku : 1 buah
 Generator (20.000 watt) : 1 unit
 Instalasi Pengolah Air Limbah (IPAL) : 1 unit

3. Alat-alat laboratorium/kesehatan, antara lain :


• Analitical Balance
• Centrifuge
• Colony counter
• Incubator
• Drying oven
• Autoclave automatic
• Laminar Air Flow
• Refrigerator
• Desicator
• Manifol 3 Place & vacuum pump
• Sentino Magnetic Filter Funnel
• Laboratory Visible Spectrophotometer
• Peralatan Uji Parameter kimia dgn metode titrasi
• pH Elektroda (pH Liquid Probe)
• TDS Meter
• Waterbath
• Hematologi Analiser
• Urine analiser
• Kimia klinik analiser
• LED
• Mikroskop dan kamera

41
B. Tugas dan Jabatan Peserta Diklat
Peserta Diklat ditempatkan dibagian Laboratorium Klinis, sebagai
Staf Pengambil dan Penguji Contoh Uji serta Staf Pelayanan. Tugas
Pokok dan fungsi sebagai Staf Pengambil dan Penguji Contoh Uji
serta Staf Pelayanan antara lain :
1. Membuat media/reagen untuk pengambilan dan pengujian
sampel klinis
2. Menyiapkan dan mengoperasionalkan peralatan laboratorium
dan pendukung lainnya di laboratorium klinis
3. Memelihara fungsi peralatan laboratorium klinis
4. Mengambil dan memeriksa contoh uji, sisa pengujian, dan
bahan habis pakai di laboratorium klinis
5. Melakukan pemantauan akomodasi dan lingkungan di
laboratorium klinis
6. Melakukan pemantauan akomodasi dan lingkungan di
laboratorium klinis
7. Membuat konsep dan mengetik Laporan Hasil Pengujian Klinis
8. Mengambil alih kewenangan Koordinator Laboratorium Klinis
jika berhalangan sesuai dengan ketugasannya
9. Membuat Prosedur Kerja di Laboratorium Klinis
10. Memberikan pelayanan kepada pelanggan sesuai dengan
ketentuan dan prosedur yang berlaku
11. Membuat Prosedur Kerja Pelayanan

C. Role Model

Kepala Dinas Kesehatan Kota


Semarang, dr. Widoyono, MPH dipilih
sebagai role model karena beliau
mampu membawa perubahan yang
cukup signifikan dalam bidang
kesehatan di Kota Semarang. Beliau
memiliki jiwa kepemimpinan
(Akuntabilitas) yang luar biasa dan
karakter pribadinya yang patut diteladani.

42
Gambar 3.3
Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang

Berbagai inovasi dilakukan untuk berkontribusi dalam rangka


perkembangan kinerja Dinas Kesehatan Kota Semarang
(Komitmen Mutu) serta program prioritas kesehatan seperti dengan
dilaksanakannya program pemerintah ODF (Open Defecation Free)
yang merupakan kerjasama antara Dinas Kesehatan Kota
Semarang bersama dengan Forum Kota Sehat yang terus
mengawal dan memacu masyarakat sebagai pelaku Promotif dan
Preventif, Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota
Semarang dan Dinas Pekerjaan Umum yang berperan dalam
meningkatkan kepemilikan jamban sehat berseptiktank bagi warga
miskin di Kota Semarang.
Keberhasilan program tersebut menunjukkan kinerja beliau
yang professional dan berintegritas tinggi (Akuntabilitas) Beliau juga
dikenal sebagai pemimpin yang disiplin dan secara tegas akan
menegur dan memotivasi semua pegawai yang kinerjanya dinilai
kurang memenuhi target (Etika Publik). Selain itu, beliau juga
berkomitmen untuk meningkatkan pelayanan publik guna memuaskan
masyarakat, hal ini ditunjukkan dengan penambahan sarana dan
prasarana kesehatan (komitmen mutu) yang dinilai sangat
bermanfaat.
Penulis berharap dapat mencontoh teladan yang diberikan oleh
Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang tersebut dan menerapkan
hal-hal yang beliau lakukan sesuai dengan kapasitas dan peranan di
lingkungan kerja Penulis, yaitu UPTD Laboratorium Kesehatan Kota
Semarang.

43
BAB IV

RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI

Unit Kerja : UPTD Laboratorium Kesehatan Kota Semarang


Identifikasi Isu : 1. Kurang optimalnya mutu pelayanan laboratorium klinik di UPTD Laboratorium
Kesehatan Kota Semarang
2. Belum tersedianya tenaga ahli / dokter sebagai penanggung jawab setiap dan
verifikator hasil pemeriksaan laboratorium klinik yang dikeluarkan.
Isu Yang Diangkat : Kurang optimalnya mutu pelayanan laboratorium klinik di UPTD Laboratorium
Kesehatan Kota Semarang
Gagasan Pemecahan Isu : Optimalisasi mutu pelayanan laboratorium klinik di UPTD Laboratorium Kesehatan
Kota Semarang.

A. Rancangan Kegiatan Aktualisasi dan Keterkaitan dengan Aneka


Tabel 4.1 Rancangan Kegiatan Aktualisasi dan Keterkaitan dengan Aneka

49
Kontribusi
Keterkaitan Penguatan
No Kegiatan Tahap Kegiatan Output/Hasil Kegiatan terhadap
Dengan Nilai-Nilai
Visi Misi
ANEKA Organisasi
Organisasi
1. Pembuatan 1. Melakukan Dengan melakukan Nasionalisme Kegiatan Dengan
SPO (Standar bimbingan dan bimbingan dan konsultasi Pancasila sila pembuatan SPO pembuatan SPO
Prosedur konsultasi dengan atasan dan ke-4, butir ke- 2 (Standar Prosedur (Standar
Operasional) kepada atasan koordinator maka saya dan ke-3 Operasional) Prosedur
untuk setiap dan koordinator telah menerapkan prinsip sebagai pedoman Operasional)
alat yang 2. Membentuk tim musyawarah untuk dalam yang sesuai
tersedia di teknis mencapai mufakat dalam mengoperasikan dengan standar
laboratorium pembuatan SPO penentuan dasar alat dan melakukan akreditasi, maka
klnik (Standar pembuatan SPO pemeriksaan nilai bermutu
Prosedur pemeriksaan laboratorium mendukung visi (salah satu nilai
(penugasan Operasional) yang, serta dalam UPTD UPTD
atasan) 3. Merancang penyusunan rancangan Laboratorium Laboratorium
model SPO SPO saya harus Etika Publik Kesehatan yaitu Kesehatan) dapat
(Standar membentuk sebuah tim menjadi diperkuat.
Prosedur teknis berasaskan Laboratorium
Operasional) kebersamaan yang Kesehatan yang
yang akan berfungsi untuk lebih bermutu
dibuat sesuai menyelesaikan dalam pelayanan
standar pembuatan SPO sesuai kesehatan tahun
dengan jadwal yang telah Komitmen 2021. Dengan
ditentukan sehingga Mutu melakukan
4. Mengumpulkan pelaksanaan kegiatan ini pemeriksaan
dokumen dapat berjalan secara sesuai SPO yang
penunjang efektif dan efisien. ada maka salah
sebagai Selain itu, saya beserta satu misi UPTD
referensi tim teknis pembuatan Laboratorium
pembuatan SPO SPO akan memberikan Kesehatan dalam
(Standar pertanggung jawaban memberikan
Prosedur pelaksanaan kegiatan ini pelayanan

50
Kontribusi
Keterkaitan Penguatan
No Kegiatan Tahap Kegiatan Output/Hasil Kegiatan terhadap
Dengan Nilai-Nilai
Visi Misi
ANEKA Organisasi
Organisasi
Operasional) dengan mencetak SPO Laboratorium
yang sudah dibuat dan Kesehatan yang
dievaluasi bersama informatif,cepat,tep
dengan tim untuk at, dan terjangkau
perbaikan kelanjutan dapat tercapai.
dari kesalahan yang
sekiranya ditemukan.
Terakhir, dengan Akuntabilitas
terkumpulnya dokumen
penunjang untuk
pembuatan SPO maka
SPO yang dibuat tidak
bersifat subyektif namun
memiliki referensi yang
valid bersifat transparan,
jelas, dan konsisten.

2. Melakukan 1. Melakukan Dengan melakukan Dengan Kegiatan


pemantapan bimbingan dan bimbingan dan konsultasi melaksanakan pemantapan mutu
mutu internal konsultasi dengan atasan dan pemantapan mutu internal dapat
(Quality kepada atasan koordinator maka saya internal secara mendukung dan

51
Kontribusi
Keterkaitan Penguatan
No Kegiatan Tahap Kegiatan Output/Hasil Kegiatan terhadap
Dengan Nilai-Nilai
Visi Misi
ANEKA Organisasi
Organisasi
Control) dan koordinator telah menerapkan prinsip Nasionalisme berkala sesuai memperkuat nilai
secara rutin 2. Membentuk tim musyawarah untuk Pancasila sila dengan jadwal UPTD
sesuai teknis mencapai mufakat dalam ke-4 yang telah Laboratorium
dengan pemantapan perancangan jadwal ditentukan, maka Kesehatan yaitu
standar yang mutu internal pelaksanaan pemantapan visi UPTD tepat dan
berlaku. (Quality Control) mutu internal secara rutin, Etika Publik Laboratorium bermutu.
3. Merancang serta pembentukan tim Kesehatan untuk
(sasaran jadwal teknis berdasarkan nilai menjadi
kinerja pelaksanaan kedewasaan yang Laboratorium
pegawai) pemantapan berfungsi untuk Kesehatan yang
mutu internal melaksanakan lebih bermutu
untuk setiap pemantapan mutu internal Komitmen dapat terwujud
parameter sesuai dengan jadwal Mutu karena
pemeriksaan yang telah ditentukan terlaksananya
yang ada di sehingga pelaksanaan pengendelaian
laboratorium kegiatan ini dapat mutu internal
klinik mendukung optimalisasi secara berkala.
mutu pemeriksaan
4. Pelaksanaan laboratorium. Selain itu, Akuntabilitas
pemantapan saya beserta tim teknis
mutu internal pemantapan mutu internal
sesuai jadwal akan memberikan
dan evaluasi pertanggung jawaban
penyimpangan pelaksanaan kegiatan ini
hasil QC (Quality dengan membuat catatan
Control) Quality Control harian
5. Membuat beserta evaluasi
laporan penyimpangannyang
pelaksanaan disertai laporan

52
Kontribusi
Keterkaitan Penguatan
No Kegiatan Tahap Kegiatan Output/Hasil Kegiatan terhadap
Dengan Nilai-Nilai
Visi Misi
ANEKA Organisasi
Organisasi
pemantapan pelaksanaan pemantapan
mutu internal mutu internal dengan
secara rutin penyajian menggunakan
tabel Levey-Jennings.
Terakhir, dengan
terkumpulnya catatan
Quality Control dan
laporan tersebut maka
kegiatan ini bersifat
transparan, jelas, dan
konsisten

3. Pengusulan 1. Melakukan Prinsip musyawarah Nasionalisme Dengan Salah satu nilai


penyediaan bimbingan dan untuk mencapai mufakat Pancasila sila tersedianya ruang UPTD
ruang konsultasi diterapkan dengan ke-4 sampling Laboratorium
kepada atasan melakukan bimbingan dan sementara ini Kesehatan yaitu
sampling /
dan koordinator konsultasi pada atasan setidaknya dapat cepat dalam
pengambilan 2. Membentuk tim dan koordinator , memberikan memberikan
darah teknis pembentukan tim teknis kenyamanan bagi pelayanan dapat
sementara penyediaan yang bertujuan untuk pasien dan diperkuat dengan
untuk tindakan ruang sampling menyediakan ruang efesiensi waktu terlaksananya
phlebotomy sementara sampling sementara dalam proses kegiatan ini.
pasien. 3. Membuat desain dibentuk berdasarkan nilai Etika Publik phlebotomy. Hal ini
ruang sampling / kebersamaan. Di sisi lain, mendukung misi
(inovasi)
pengambilan inovasi yang dilakukan UPTD
darah sementara dengan menyediakan Laboratorium
ruang sampling Kesehatan
4. Meletakkan kursi sementara yag memiliki diantaranya
dan tempat tidur fasilitas kursi dan tempat Nasionalisme memberikan

53
Kontribusi
Keterkaitan Penguatan
No Kegiatan Tahap Kegiatan Output/Hasil Kegiatan terhadap
Dengan Nilai-Nilai
Visi Misi
ANEKA Organisasi
Organisasi
sampling di tidur sampling, maka nilai Pancasila sila ke pelayanan yang
ruangan yang kepedulian dan -2 informatif, cepat,
telah disediakan tenggang rasa dapat tepat, dan
diwujudkan.Terakhir,deng terjangkau, serta
an tersedianya ruang meningkatkan
5. Menata sampling sementara, Komitmen kualitas sumber
peralatan maka pelayanan pra Mutu daya Laboratorium
phlebotomy di analitik laboratorium klinik . Kesehatan
ruang sampling akan menjadi lebih efektif
sementara yang dan efisien.
telah dibuat

4. Menyelenggar 1. Melakukan Kegiatan diskusi dan Dalam rangka Dengan


akan diskusi bimbingan dan sosialisasi tentang mewujudkan visi menyelenggarakn
dan sosialisasi konsultasi persiapan pemantapan Nasionalisme UPTD diskusi dan
kepada atasan mutu eksternal Pancasila sila Laboratorium sosialisasi
dengan
dan koordinator menerapkan prinsip ke-4, butir ke-3 kesehatan yang tentang
sesama musyawarah untuk dan ke-7 lebih bermutu pemantapan mutu
pranata mencapai mufakat serta tahun 2021, maka eksternal, maka
laboratorium pembentukan tim teknis pelaksanaan salah satu nilai
kesehatan 2. Membentuk tim yang bertujuan untuk pemantapan mutu UPTD
tentang teknis penyelenggaraan diskusi eksternal harus Laboratorium
persiapan sosialisasi ini dibentuk berdasarkan Etika Publik dapat dilakukan Kesehatan yaitu
persiapan nilai kebersamaan dan dengan baik untuk bermutu dan tepat
pemantapan
pemantapan kedewasaan. Selain itu, Komitmen mencapai hasil dalam

54
Kontribusi
Keterkaitan Penguatan
No Kegiatan Tahap Kegiatan Output/Hasil Kegiatan terhadap
Dengan Nilai-Nilai
Visi Misi
ANEKA Organisasi
Organisasi
mutu eksternal mutu internal inovasi dan perbaikan Mutu yang maksimal memberikan
laboratorium 3. Membuat surat kelanjutan dapat oleh karena itu pelayanan dapat
klinik. edaran tentang diwujudkan melalui pelaksanaan diperkuat.
undangan kegiatan ini agar kegiatan diskusi
(inovasi) diskusi dan pemantapan mutu dan sosialisasi
sosialisasi eksternal yang akan tentang
tentang dilakukan di kemudian pelaksanaan
persiapan hari dapat mencapai hasil pemantapan mutu
pemantapan yang memuaskan. eksternal ini dapat
mutu eksternal Terakhir, laporan hasil mendunkung visi
laboratorium diskusi tersebut dibuat Akuntabilitas UPTD
4. Melaksanakan sebagai perwujudan nilai Laboratorium
diskusi dan responsibilitas dan Kesehatan.
sosialisasi kejelasan kepada atasan
tentang mengenai kegiatan yang
persiapan telah dilakukan.
pemantapan
mutu eksternal
laboratorium
serta
penyusunan
laporan diskusi
tersebut

55
Kontribusi
Keterkaitan Penguatan
No Kegiatan Tahap Kegiatan Output/Hasil Kegiatan terhadap
Dengan Nilai-Nilai
Visi Misi
ANEKA Organisasi
Organisasi
5. Menyelenggar 1. Melakukan Bimbingan dan konsultasi Nasionalisme Kegiatan self Nilai UPTD
akan self bimbingan dan yang dilakukan dengan Pancasila, sila assessment Laboratorium
assesment konsultasi atasan dan koordinator ke-4 butir ke-3, berperan sebagai Kesehatan yaitu
hanya dalam kepada atasan dengan menerapkan ke-7 pengendali tepat dan bermutu
lingkup dan koordinator prinsip musyawarah perkembangan dapat diperkuat
laboratorium 2. Membentuk tim untuk mencapai mufakat mutu di dengan
klinik teknis self untuk mendapatkan laboratorium klinis. terlaksananya
assessment persetujuan dari atasan Hal ini mendukung kegiatan self
(inovasi) laboratorium mengenai kegiatan self visi UPTD assessment yang
klinik assessment . Dalam Laboratorium bertujuan untuk
3. Meminta rangka Kesehatan yaitu mengoptimalkan
persetujuan menyelenggarakan menjadi mutu pelayanan
atasan untuk kegiatan tersebut, maka Laboratorium laboratorium
jadwal kegiatan perlu dibentuk sebuah tim Kesehatan yang klinik.
self assesment teknis yang berdasarkan Etika Publik lebih bermutu
laboratorium nilai kebersamaan dan Anti Korupsi dalam pelayanan
klinik mandiri. Selain itu, kesehatan tahun
kegiatan ini merupakan 2021, serta salah
inovasi dan bertujuan Komitmen satu misinya yaitu
untuk perbaikan Mutu memberikan
kelanjutan dalam pelayanan yang
optimalisasi mutu informarif, cepat,
4. Melakukan self pelayanan laboratorium tepat, dan
assesment klinis. Terakhir, laporan terjangkau.
sesuai dengan hasil temuan dari
jadwal yang kegiatan ini merupakan Akuntabilitas
telah disetujui wujud nilai
oleh atasan responsibilitas dan
integritas tim dalam

56
Kontribusi
Keterkaitan Penguatan
No Kegiatan Tahap Kegiatan Output/Hasil Kegiatan terhadap
Dengan Nilai-Nilai
Visi Misi
ANEKA Organisasi
Organisasi
melaksanakan kegiatan
5. Membuat self assessment ini.
laporan kegiatan
self assesment
dan melakukan
perbaikan atas
temuan-temuan
yang
didapatkan.
6. Membuat 1. Melakukan Prinsip mengutamakan Nasionalisme Visi UPTD Prinsi Dengan
blanko catatan bimbingan dan musyawarah diterapkan Pancasila, sila Laboratorium melaksanakan
suhu dan konsultasi dalam melakukan ke-4 butir ke-3 Kesehatan untuk kegiatan
melakukan kepada atasan bimbingan dan konsultasi menjadi laborarium pencatatan suhu
pencatatan dan koordinator untuk mendapatkan kesehatan yang ini, maka mutu
suhu dan 2. Membentuk tim persetujuan dan arahan lebih bermutu pelayanan
kelembaban teknis mengenai kegiatan tahun 2021 dapat laboratorium
ruang, suhu pencatatan pencatatan suhu. Nilai terwujud dengan dapat lebih
kulkas dan suhu dan kebersamaan dan Etika Publik didukung oleh dioptimalkan
freezer secara kelembaban kedewasaan dalam salah satu kegiatan sehingga nilai
rutin. ruang, suhu pembentukan sebuah tim yang menjadi UPTD
kulkas dan teknis untuk kegiatan ini. perhatian dalam Laboratorium
freezer Selain itu, kegiatan ini pelaksanaan Kesehatan yaitu
3. Pembuatan bertujuan untuk akreditasi yaitu bermutu dapat
(penugasan blanko perbaikan kelanjutan Komitmen pencatatan suhu lebih diperkuat.
atasan) pencatatan dan konsistensi dalam mutu ruang, kulkas, dan
suhu sesuai optimalisasi pencatatan freezer. Selain itu,
dengan standar suhu ruang,kulkas, dan Akuntabilitas dengan kegiatan
yang berlaku freezer. Terakhir, tersebut salah satu
tersedianya catatan suhu misi UPTD

57
Kontribusi
Keterkaitan Penguatan
No Kegiatan Tahap Kegiatan Output/Hasil Kegiatan terhadap
Dengan Nilai-Nilai
Visi Misi
ANEKA Organisasi
Organisasi
4. Mencetak dan dan kelembaban ruang, Laboratorium Nilai
menempelkan suhu kulkas, dan freezer Kesehatan yaitu
blanko merupakan wujud meningkatkan
pencatatan suhu kejujuran tim dalam Anti Korupsi kualitas Sumber
di ruangan melaksanakan kegiatan Daya Laboratorium
laboratorium, ini. Kesehatan dapat
kulkas, dan tercapai.
freezer

5. Melakukan
pencatatatan
suhu dan
kelembaban
ruang, suhu
kulkas dan
freezer secara
rutin.

7. Melakukan 1. Melakukan Rasa tanggung jawab Nasionalisme Visi UPTD Kegiatan kalibrasi
kalibrasi bimbingan dan menerima dan Pancasila Laboratorium internal ini
internal alat konsultasi melaksanakan hasil sila ke-4, butir Kesehatan untuk bertujuan untuk
baru kepada atasan keputusan musyawarah ke-6 menjadi laborarium mengoptimalkan
STARDUST dan koordinator diterapkan dalam kesehatan yang mutu
MC 15 melakukan bimbingan dan lebih bermutu pemeriksaan
2. Membentuk tim konsultasi kepada atasan tahun 2021 dan laboratorium yang
(inovasi) teknis kalibrasi dan koordinator untuk salah satu misinya dihasilkan
internal alat mendapatkan persetujuan yaitu meningkatkan sehingga kegiatan

58
Kontribusi
Keterkaitan Penguatan
No Kegiatan Tahap Kegiatan Output/Hasil Kegiatan terhadap
Dengan Nilai-Nilai
Visi Misi
ANEKA Organisasi
Organisasi
baru dan arahan mengenai kualitas Sumber ini dapat
STARDUST MC kegiatan kalibrasi internal Daya Laboratorium memperkuat nilai
15 alat baru STARDUST MC Kesehatan dapat UPTD
15. Kegiatan ini tercapai dengan Laboratorium
3. Melakukan merupakan inovasi yang Komitmen kegiatan kalibrasi Kesehatan yaitu
kalibrasi internal dilakukan untuk Mutu internal alat baru tepat dan
alat STARDUST mengoptimalikan mutu STARDUST MC 15 bermutu.
MC 15 secara pemeriksaan yang dilakukan
rutin laboratorium, namun secara rutin.
kegiatan ini tidak dapat
4. Membuat berjalan dengan baik
laporan tanpa adanya tim teknis
pelaksanaan yang dibentuk
kalibrasi internal berdasarkan nilai Etika Publik
alat STARDUST kebersamaan dan
MC 15 keluwesan.

Selanjutnya, konsistensi
dan integritas ditunjukan Akuntabilitas
dengan disusunnya
laporan pelaksaan
kalibrasi internal alat
STARDUST MC 15 ini.

8 Penataan 1. Melakukan Musyawarah untuk Nasionalisme Kegiatan penataan Dengan

59
Kontribusi
Keterkaitan Penguatan
No Kegiatan Tahap Kegiatan Output/Hasil Kegiatan terhadap
Dengan Nilai-Nilai
Visi Misi
ANEKA Organisasi
Organisasi
ulang reagen bimbingan dan mencapai mufakat Pancasila, sila- reagen melaksanakan
yang disimpan konsultasi diterapkan dalam 4, butir ke-3 berdasarkan kegiatan
di dalam kepada atasan menerima bimbingan dan tanggal pemakaian penataan ulang
kulkas sesuai dan koordinator melaukan konsultasi dan tanggal reagen sesuai
dengan kepada atasan dan kadaluarsa dengan tanggal
tanggal 2. Membentuk tim koordinator untuk merupakan salah kadaluarsa dan
kadaluarsa teknis untuk mendapatkan persetujuan satu kondisi yang tanggal
dan tanggal penataan ulang dan arahan mengenai dinilai oleh tim pemakaian, maka
pemakaiannya reagen yang kegiatan penataan ulang akreditasi oleh stabilitas reagen
disimpan di reagen sesuai dengan karena itu kegiatan dapat lebih
(penugasan dalam kulkas tanggal kadaluarsa dan ini sangat penting terjaga sehingga
atasan) sesuai dengan pemakaian. Kegiatan Komitmen untuk dilakukan mutu
standar yang berorientasi mutu Mutu untuk menjaga pemeriksaan
akreditasi ini merupakan penugasan stabilitas reagen laboratorium
dari atasan yang . dan mutu dapat
dilakukan untuk menjaga pemeriksaan dioptimalkan, oleh
stabilitas reagen sehingga laboratorium klinik. karena itu dengan
mutu pemeriksaan dapat Hal ini mendukung kegiatan ini nilai
3. Merancang terkendali.Pembentukan terwujudnya visi UPTD
desain tim teknis yang UPTD Laboratorium
penataan berdasarkan nilai Laboratorium Kesehatan yaitu
reagen kebersamaan sangat Etika Publik Kesehatan untuk tepat dan bermutu
berdasarkan diperlukan dalam , menjadi laborarium dapat lebih
tanggal pelaksanaan kegiatan ini. kesehatan yang diperkuat.
pemakaian dan Selanjutnya, nilai kearifan lebih bermutu
tanggal dan tanggung jawab Anti Korupsi tahun 2021 dan
kadaluarsa diwujudkan dalam salah satu misinya
penataan dan pelaporan yaitu meningkatkan
4. Menata ulang stock reagen secara rutin. kualitas Sumber

60
Kontribusi
Keterkaitan Penguatan
No Kegiatan Tahap Kegiatan Output/Hasil Kegiatan terhadap
Dengan Nilai-Nilai
Visi Misi
ANEKA Organisasi
Organisasi
reagen Daya Laboratorium
berdasarkan Kesehatan
frekuensi
pemakaian dan
tanggal
kadaluarsa

5. Melakukan
pengecakan
secara rutin
penataan reagen
di dalam kulkas

B. Rancangan Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi

Tabel 4.2 Rancangan Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi

61
April Mei Rencana Bukti Kegiatan
No Kegiatan
III IV I II III

Pembuatan SPO (Standar Prosedur Operasional) Foto kegiatan, Standar Prosedur Operasional
1
untuk setiap alat yang tersedia di laboratorium klnik (SPO) alat dan pemeriksaan manual
Melakukan pemantapan mutu internal (Quality Foto kegiatan, catatan harian Quality Control,
2 Control ) secara berkala sesuai dengan standar laporan pemantapan mutu internal (Quality
yang berlaku. Control)
Pengusulan penyediaan ruang sampling /
3. pengambilan darah sementara untuk tindakan Foto kegiatan, video kegiatan
phlebotomy pasien.
Menyelenggarakan diskusi dan sosialisasi dengan
sesame pranata laboratorium kesehatan tentang Foto kegiatan, video kegiatan, jadwal kegiatan,
4. persiapan pemantapan mutu eksternal laboratorium surat undangan sosialisasi, daftar hadir,
klinik. laporan hasil diskusi

Menyelenggarakan self assessment dalam lingkup Foto kegiatan , jadwal kegiatan, laporan hasil
5. laboratorium klinik. temuan dan evaluasi
Membuat blanko catatan suhu dan melakukan
pencatatan suhu dan kelembaban ruang, suhu Foto kegiatan, catatan suhu ruang, kulkas, dan
6.
kulkas dan freezer. freezer

Foto kegiatan, video kegiatan, jadwal kegiatan


Melakukan kalibrasi internal alat baru STARDUST
7. kalibrasi internal, laporan pelaksanaan kalibrasi
MC 15
internal
Penataan ulang reagen yang disimpan di dalam
Foto kegiatan, jadwal kegiatan penataan
8. kulkas sesuai dengan tanggal kadaluarsa dan
reagen, catatan harian stok reagen
tanggal pemakaiannya

62
C. Rancangan Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala

63
Tabel 4.3 Rancangan Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala

No Kegiatan Kendala yang Mungkin Terjadi Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala

Kesulitan dalam membuat SPO


Pembuatan SPO (Standar Prosedur Berkonsultasi dengan penyedia alat (vendor) untuk dapat
(Standar Prosedur Operasional)
1 Operasional) untuk setiap alat yang menjelaskan penggunaan alat sesuai dengan prosedur dari
beberapa alat baru yang belum
tersedia di laboratorium klnik penyedia alat
pernah digunakan
Melakukan pemantapan mutu internal
Penyimpangan hasil Quality Melakukan kalibrasi dan pengecekan stabilitas reagen kemud
2 (Quality Control )secara rutin sesuai
Control yang berkelanjutan melakukan Quality Control ulang di hari yang sama
dengan standar yang berlaku.
Pengusulan penyediaan ruang sampling /
Ruang sampling sementara terlalu Mencari alternatif lokasi lain untuk dijadikan ruang sampling
3. pengambilan darah sementara untuk
sempit sementara pasien.
tindakan phlebotomy pasien.
4. Menyelenggarakan diskusi dan Pelaksanaan diskusi tidak sesuai Mengatur ulang jadwal pelaksanaan diskusi dan sosialisasi,
sosialisasi dengan sesame pranata jadwal dikarenakan adanya agenda menyesuaikan dengan agenda lain yang lebih mendesak dari
laboratorium kesehatan tentang lain dari atasan yang lebih atasan.
mendesak
persiapan pemantapan mutu eksternal

64
No Kegiatan Kendala yang Mungkin Terjadi Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala

Kesulitan dalam membuat SPO


Pembuatan SPO (Standar Prosedur Berkonsultasi dengan penyedia alat (vendor) untuk dapat
(Standar Prosedur Operasional)
1 Operasional) untuk setiap alat yang menjelaskan penggunaan alat sesuai dengan prosedur dari
beberapa alat baru yang belum
tersedia di laboratorium klnik penyedia alat
pernah digunakan

laboratorium klinik.

Pelaksanaan self assessment


Menyelenggarakan self assessment yang tidak sesuai dengan jadwal Mengatur ulang jadwal pelaksanaan self assessment
5. hanya dalam lingkup laboratorium klinik. yang telah ditentukan karena menyesuaikan dengan agenda lain yang lebih mendesak dari
adanya agenda lain yang lebih atasan.
mendesak

No Kegiatan Kendala yang Mungkin Terjadi Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala

Membuat blanko catatan suhu dan Catatan suhu yang sudah


melakukan pencatatan suhu dan ditempelkan di dinding ruangan Jika rusak, menulis ulang suhu di blanko catatan suhu yang b
6. kelembaban ruang, suhu kulkas dan dan disamping kanan kulkas dan Jika hilang, pencatatan suhu diulang dari awal
freezer. freezer rusak/hilang

Tidak tercapainya angka sampel Melakukan aliquot/pembagian satu sampel menjadi beberapa
Melakukan kalibrasi internal alat baru
7. yang dibutuhkan dalam 1 kali siklus sampel untuk memenuhi angka sampel yang dibutuhkan untu
STARDUST MC 15
kalibrasi internal kalibrasi

65
No Kegiatan Kendala yang Mungkin Terjadi Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala

Kesulitan dalam membuat SPO


Pembuatan SPO (Standar Prosedur Berkonsultasi dengan penyedia alat (vendor) untuk dapat
(Standar Prosedur Operasional)
1 Operasional) untuk setiap alat yang menjelaskan penggunaan alat sesuai dengan prosedur dari
beberapa alat baru yang belum
tersedia di laboratorium klnik penyedia alat
pernah digunakan
Penataan ulang reagen yang disimpan di
Berinovasi dengan menggunakan sekat yang dapat dipindahk
dalam kulkas sesuai dengan tanggal Tidak cukup ruang di dalam kulkas
8. sehingga semua reagen dapat tersimpan dengan rapi dan se
kadaluarsa dan tanggal pemakaiannya untuk menyimpan reagen
kriteria penyimpanan

66
BAB V

PENUTUP

A. Simpulan
Rancangan kegiatan aktualisasi ini disusun untuk
diaktualisasikan dan dihabituasi di UPTD Laboratorium Kesehatan
Kota Semarang dimana kegiatan – kegiatan pada rancangan
aktualisasi ini dilakukan untuk mengoptimalkan mutu pelayanan
laboratorium klinik di UPTD Laboratorium Kesehatan yang saat ini
masih kurang optimal. Rancangan aktualisasi ini merupakan salah
satu cara untuk mewujudkan nilai-nilai dasar profesi PNS yaitu
ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu,
dan Anti Korupsi) yang diperoleh penulis selama kegiatan Latsar
CPNS Golongan II Angkatan I. Kegiatan aktualisasi dan habituasi
yang dilakukan selama 30 hari kerja yaitu mulai 12 April – 20 Mei
2019, yaitu :

1. Pembuatan SPO (Standar Prosedur Operasional) untuk setiap


alat yang tersedia di laboratorium klnik.

2. Melakukan pemantapan mutu internal (Quality Control)


secara rutin sesuai dengan standar yang berlaku

3. Pengusulan penyediaan ruang sampling / pengambilan darah


sementara untuk tindakan phlebotomy pasien.

4. Menyelenggarakan diskusi dan sosialisasi dengan sesama


pranata laboratorium kesehatan tentang persiapan
pemantapan mutu eksternal laboratorium klinik.

5. Menyelenggarakan self assesment hanya dalam lingkup


laboratorium klinik

6. Membuat blanko catatan suhu dan melakukan pencatatan


suhu dan kelembaban ruang, suhu kulkas dan freezer secara
rutin.

66
7. Melakukan kalibrasi internal alat baru STARDUST MC 15

8. Penataan ulang reagen yang disimpan di dalam kulkas sesuai


dengan tanggal kadaluarsa dan tanggal pemakaiannya

67
DAFTAR PUSTAKA

1.Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 tentang


Aparatur Sipil Negara 2014.

2.Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor. 411 tahun 2010


tentang Laboratorium Klinik

3.Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


298/MENKES/SK/III/2008 tentang Akreditasi Laboratorium Kesehatan

4.Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 47 tahun 2016


tentang Fasilitas Pelayanan Kesehatan

5.Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 1 Tahun 2017 tentang Retribusi


Jasa Umum Di Kota Semarang.
6.Lembaga Administrasi Negara. 2015. Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar
Profesi Pegawai Negeri Sipil. Modul Penyelenggaraan Perdana
Pendidikan dan Pelatihan Calon Pegawai Negeri Sipil Prajabatan
Golongan II. Jakarta; Lembaga Administrasi Negara

7.Lembaga Administrasi Negara. 2017. Akuntabilitas. Modul


Penyelenggaraan Perdana Pendidikan dan Pelatihan Calon Pegawai
Negeri Sipil Prajabatan Golongan II. Jakarta; Lembaga Administrasi
Negara

8.Lembaga Administrasi Negara. 2017. Nasionalisme. Modul


Penyelenggaraan Perdana Pendidikan dan Pelatihan Calon Pegawai
Negeri Sipil Prajabatan Golongan II. Jakarta; Lembaga Administrasi
Negara

9.Lembaga Administrasi Negara. 2017. Etika Publik. Modul


Penyelenggaraan Perdana Pendidikan dan Pelatihan Calon Pegawai
Negeri Sipil Prajabatan Golongan II. Jakarta; Lembaga Administrasi
Negara

10. Lembaga Administrasi Negara. 2017. Komitmen Mutu. Modul


Penyelenggaraan Perdana Pendidikan dan Pelatihan Calon Pegawai
Negeri Sipil Prajabatan Golongan II. Jakarta; Lembaga Administrasi
Negara

11. Lembaga Administrasi Negara. 2017. Anti Korupsi. Modul


Penyelenggaraan Perdana Pendidikan dan Pelatihan Calon Pegawai
Negeri Sipil Prajabatan Golongan II. Jakarta; Lembaga Administrasi
Negara

12. Lembaga Administrasi Negara. 2017. Pelayanan Publik. Modul


Penyelenggaraan Perdana Pendidikan dan Pelatihan Calon Pegawai
Negeri Sipil Prajabatan Golongan II. Jakarta; Lembaga Administrasi
Negara

68
13. Lembaga Administrasi Negara. 2017. Whole of Government. Modul
Penyelenggaraan Perdana Pendidikan dan Pelatihan Calon Pegawai
Negeri Sipil Prajabatan Golongan II. Jakarta; Lembaga Administrasi
Negara

14. Lembaga Administrasi Negara. 2017. Manajemen Aparatur Sipil


Negara. Modul Penyelenggaraan Perdana Pendidikan dan Pelatihan
Calon Pegawai Negeri Sipil Prajabatan Golongan II. Jakarta; Lembaga
Administrasi Negara

69
BIODATA PENULIS

A. Identitas Diri
Nama Agnes Mia Soeryadi
Jenis Kelamin Perempuan
Tempat, tanggal lahir Semarang, 26 Februari 2019
Kewarganegaraan Indonesia
Status Perkawinan Belum menikah
Tinggi, berat badan 150 cm, 43 kg
Kesehatan Baik
Agama Kristen Protestan
Jl. Tambak Mas XVI / 396, RT 009/RW
Alamat Lengkap 005, Panggung Lor, Semarang Utara,
Semarang
Telepon / HP 083844082389
E-mail agnez.mia93@gmail.com

B. Riwayat Pendidikan
1999 – 2005 SD Kristen 3 YSKI Semarang
2005 – 2008 SMP Kristen YSKI Semarang
2015 – 2017 PKBM Anugrah Bangsa
2011 – 2014 Nilai University Malaysia

70
71

Anda mungkin juga menyukai