Anda di halaman 1dari 22

PROPOSAL KIPP 2023

SERBA EMAS
CEGAH TBC
Surveilans Epidemiologi TeRpadu BAru bErbasis MASyarakat untuk
menCEGAH penularan penyakit TBC

1. RINGKASAN
SERBA EMAS CEGAH TBC (Surveilans Epidemiologi Terpadu Baru
berbasis Masyarakat mencegah penularan penyakit TBC) adalah suatu
upaya untuk menurunkan angka kesakitan, kematian serta pencegahan
penularan penyakit TBC. Program ini bertujuan meningkatkan cakupan
penemuan suspect, keberhasilan pengobatan TBC, peningkatan peran
PMO oleh kader dan keluarga serta kemampuan manajemen kesehatan
Puskesmas Bulu Lor dengan berbasis pemberdayaan kader kesehatan,
lintas sektor, jaring jejaring, pihak swasta dan masyarakat.

Dampak inovasi SERBA EMAS CEGAH TBC adalah : 1) Meningkatkan


penemuan kasus TBC baru dari 30% (2018) menjadi 80% (2023), 2)
Menurunkan presentasi pasien mangkir obat, pada tahun 2018 31%
menjadi 1% pada tahun 2023, 3) Meningkatkan angka keikutsertaan kader
dalam PMO yang terlihat pada tahun 2023 tercapai angka 100% dari 30%
pada tahun 2018, 4) Meningkatkan angka keberhasilan pengobatan TBC
terlihat dari data tahun 2023 yang tercapai sebesar 100%.

Inovasi PANGERAN DIPONEGORO masuk dalam kategori 2 yaitu efektifitas


institusi publik untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan
sehingga menjadikan akses aduan didukung platform digital menjadi
mudah di jangkau seluruh lapisan masyarakat dan waktu penyelesaian
aduan sangat cepat, terutama kelompok rentan yaitu bayi baru lahir, orang
sakit, lansia, dan disabilitas.

No Uraian Sebelum Sesudah


1. Penemuan Suspect Tahun 2018 : 30% Tahun 2023 : 80%
TBC oleh Kader
2. Pasien mangkir obat Tahun 2018 : 31% Tahun 2023 : 1%
3. Angka keikutsertaan Tahun 2018 : 30% Tahun 2023 : 100%
kader dalam PMO
4. Angka Keberhasilan Tahun 2018 : 80% Tahun 2023 : 100%
Pengobatan TBC

Dengan tersedianya data yang relevan, akurat, tepat waktu dan sesuai
kebutuhan dalam rangka meningkatkan cakupan penemuan suspect dan
keberhasilan pengobatan TBC untuk meningkatkan sumber daya yang ada
di bidang kesehatan masyarakat secara maksimal melalui pengembangan
suatu sistem surveilans yang efektif dan efisien.
Gagasan inovasi ini dibuat dan dilaksanakan mulai pada bulan Januari
2018, inovasi ini dilatarbelakangi :
a. Data Profil Dinkes Kota Semarang tahun 2019 pasien TBC yang
berobat secara tuntas adalah 1.202 dari 12.349 (9.7%) dan Pasien
mangkir sebesar 417 dari 11.089 (3.7%).
b. Laporan kinerja Puskesmas Bulu Lor penemuan kasus TBC
capaian 30%. TBC mangkir 31%. Penemuan suspect TCM dan
screening belum tercapai.
c. Data SITB dan Semar betul TBC mangkir 31%, Pengobatan tidak
tuntas/Putus Obat 20%.
Data Dukung : sitb.id/sitb/app dengan login
srirochayati68@gmail.com dan
semarbetul119.2.50.170:9093/tb/index.php.login
SK PROGRAM INOVASI SERBA EMAS.doc, PKP Puskesmas Bulu
Lor tahun 2019- 2021.

2. LATAR BELAKANG DAN TUJUAN


Penyakit TBC (Tuberculosis) di Indonesia pada tahun 2020 berada pada
posisi ketiga dengan beban jumlah kasus terbanyak, sehingga tahun 2021
jelas tidak lebih baik. Penderita TBC (semua tipe) pada tahun 2021 di Kota
Semarang berdasarkan data dari Profil Kesehatan Kota Semarang tahun
2021 adalah sejumlah 3.221 kasus, dengan persentase TBC Semua Tipe
yaitu 93,9%, angka ini mengalami kenaikan dari tahun 2020 yaitu sebesar
62,1%.
Laporan kinerja UPTD Puskesmas Bulu Lor tahun 2021 menunjukkan
bahwa capaian penemuan kasus TBC sebanyak 78 kasus dan kasus TBC
mangkir sebanyak 26 kasus serta penemuan suspect TCM dan screening
juga belum tercapai.

Selama ini pencegahan penularan TBC dilakukan oleh tenaga kesehatan


sedangkan masyarakat, kader, lintas sektor, jaring jejaring belum terlibat
terutama dalam hal penemuan suspek dan PMO sehingga cakupan temuan
kasus TBC baru cukup rendah.

Mengatasi masalah di atas dilahirkan inovasi Surveilans Epidemiologi


Terpadu Baru Berbasis Masyarakat Untuk Mencegah Penularan
Penyakit TBC (SERBA EMAS CEGAH TBC). Permasalahan yang ditemui
pada penemuan kasus TBC baru antara lain :
1. Rendahnya kesadaran masyarakat untuk datang ke fasilitas kesehatan
untuk memeriksakan kesehatannya
2. Penemuan dan penanganan kasus TBC hanya dilakukan oleh tenaga
kesehatan
3. Tidak terlibatnya kader kesehatan, jarring jejaring, dan lintas sektor
dalam hal pencegahan TBC

Adanya keterlibatan masyarakat, kader kesehatan, dan lintas sektor akan


sengat membantu peningkatan penemuan kasus TBC baru, peningkatan
angka kesembuhan serta angka keberhasilan obat.

Inovasi ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat agar


turut serta dalam upaya pencegahan TBC serta merangkul para kader,
jejaring dan lintar sektor untuk secara terpadu melakukan upaya
pencegahan TBC.

Capaian penemuan kasus TBC pada tahun 2022 sebesar 123 kasus
menunjukkan peningkatan dari tahun 2021 yaitu 78 kasus. Hal ini sangat
ditentukan oleh adanya intervensi dan inovasi SERBA EMAS CEGAH
TBC. Ketercapaian penemuan kasus TBC baru ini sangat berkontribusi
pada upaya pencapaian tujuan, target, dan indikator SDGs di Kota
Semarang.

3. KEBARUAN / NILAI TAMBAH


Bentuk kebaruan dari inovasi ini adalah terkait keterlibatan masyarakat,
kader kesehatan, jaring jejaring dan lintas sektor dalam upaya
peningkatan penemuan kasus TBC serta percepatan penyelidikan kasus
TB mangkir atau TB putus obat.

Pencapaian penemuan kasus TBC tahun 2022 sebesar 123 kasus yang
mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya yaitu 78 kasus menunjukkan
bahwa, inovasi SERBA EMAS CEGAH TBC ini sangat berdampak dalam
upaya peningkatan penemuan kasus TBC baru. Dengan inovasi ini
masyarakat juga akan semakin sadar akan bahaya penyakit TBC dan
secara bersama-sama bergerak untuk meningkatkan pencegahan terhadap
penyakit TBC.

Inovasi SERBA EMAS CEGAH TBC ini memiliki keunikan sebagai hasil
kreativitas dari Puskesmas Bulu Lor di Dinas Kesehatan Kota Semarang.
Inovasi ini berbasis masyarakat serta keterlibatan kader kesehatan, jaring
jejaring, dan lintas sektor.

Prosedur dari inovasi ini adalah meningkatkan keterlibatan masyarakat,


kader kesehatan , jaring jejaring, dan lintas sektor terhadap upaya
pencegahan TBC melalui :

- Penyuluhan kepada masyarakat (pasien/pengunjung) mengenai


pencegahan TBC
- Pelatihan kader kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Bulu Lor tentang
percepatan penemuan kasus TBC dan penyelidikasn kasus TBC
mangkir dan putus obat
- Penguatan kerjasama dengan jaring-jejaring (klinik swasta, dokter
praktek mandiri) dan lintas sektor (FKK, kelurahan) untuk
meningkatkan penemuan kasus TBC serta mempercepat penyelidikan
kasus TBC

4. IMPLEMENTASI INOVASI
Inovasi SERBA EMAS CEGAH TBC diimplementasikan sejak
diterbitkan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Bulu Lor Nomor
Tahun 2019 Tentang Program Inovasi SERBA EMAS CEGAH TBC.
Implementasi inovasi ini berpedoman pada prosedur yang telah
ditetapkan. Prosedur dari inovasi ini adalah :
- Penyuluhan kepada masyarakat yaitu dilakukan dengan cara
memberikan penyuluhan secara terpadu kepada masyarakat
(pasien/pengunjung) puskesmas Bulu Lor tentang TBC. Masyarakat
diberikan edukasi mengenai pentingnya kesadaran masyarakat dalam
upaya pencegahan TBC dengan memeriksakan dirinya ke fasilitas
kesehatan terdekat jika mengalami gejala-gejala TBC (batuk
berkepanjangan, sesak nafas, demam, berat badan turun) dan
masyarakat juga diberikan edukasi mengenai pengumpulan sampel
dahak yang baik dan benar (dahak purulen, volume cukup) untuk
menunjang keakuratan pemeriksaan laboratorium TB.

- Pelatihan kader kesehatan mengenai pencegahan TBC dan


peningkatan penemuan kasus TBC dilakukan pada saat pertemuan
kader kesehatan di kelurahan wilayah kerja Puskesmas Bulu Lor. Para
kader kesehatan diberikan pelatihan mengenai cara menemukan kasus
TBC baru serta cara melakukan penyelidikan terhadap kasus TBC
mangkir dan putus obat.

- Penguatan Kerjasama dengan jaring jejaring dilakukan dengan cara


menjalin kerjasama dengan klinik swasta dan/atau dokter praktek
mandiri di lingkungan wilayah kerja Puskesmas Bulu Lor untuk
bersama-sama meningkatkan upaya penemuan kasus TBC serta
mempercepat penyelidikan kasus TBC mangkir dan putus obat.

5. SIGNIFIKASI
Setelah dilaksanakan inovasi SERBA EMAS CEGAH TBC telah
memberikan dampak positif dalam hal pencegahan TBC. Inovasi ini
juga berdampak pada pasien TBC yaitu pengobatan secara tuntas
sehingga tidak ada mangkir obat dan tidak ada penularan ke keluarga
maupun lingkungan.

Hal ini ditunjukkan dengan kondisi sebelum (before) dan sesudah


(after) berbasis indikator kinerja sebagai berikut :

No Uraian Sebelum Sesudah


1. Penemuan Suspect Tahun 2018 : 30% Tahun 2023 : 80%
TBC oleh Kader
2. Pasien mangkir obat Tahun 2018 : 31% Tahun 2023 : 1%
3. Angka keikutsertaan Tahun 2018 : 30% Tahun 2023 : 100%
kader dalam PMO
4. Angka Keberhasilan Tahun 2018 : 80% Tahun 2023 : 100%
Pengobatan TBC

Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa peningkatan


pencegahan TBC berhasil melalui inovasi SERBA EMAS CEGAH TBC
dibuktikan dengan meningkatknya penemuan suspect TBC oleh kader
(capaian penemuan suspect tahun 2018 : 30% dan capaian di tahun
2023 : 80%). Kondisi ini membawa manfaat yang sangat baik bagi
masyarakat khusunya pasien TBC agar dapat segera menyelesaikan
pengobatan dan sembuh dari TBC. Dengan meningkatnya kesadaran
masyarakat terhadap pencegahan TBC maka angka pasien mangkir obat
juga menurun drastis (presentase pasien mangkir obat tahun 2018 :
31% dan tahun 2023 : 1%). Hal ini juga berdampak pada peningkatan
angka keberhasilan pengobatan TBC yang naik dari 80% menjadi 100%
pada tahun 2023. Keterlibatan kader kesehatan dalam upaya
pencegahan TBC juga terlihat dengan meningkatnya angka
keikutsertaan kader dalam PMO (tahun 2018 : 30% dan tahun 2023 :
100%). Dengan inovasi SERBA EMAS CEGAH TBC pihak lain yang
mereplikasi program ini dapat menunjang upaya pencegahan TBC di
Kota Semarang.
Dalam rangka menjaga dan meningkatkan inovasi SERBA EMAS
CEGAH TBC, inovasi ini telah dievaluasi dan dinilai oleh berbagai
pihak, baik secara internal maupun secara eksternal. Evaluasi
dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan inovasi SERBA
EMAS CEGAH TBC dalam meningkatkan upaya pencegahan TBC
dengan basis keterlibatan masyarakat.

Metode evaluasi kegiatan inovasi ini dilaksanakan secara berkala setiap


semester oleh Dinas Kesehatan Kota Semarang dan Kecamatan
Semarang Utara. Sampai saat ini dilakukan evaluasi secara internal
(Dinas Kesehatan Kota Semarang) dan eksternal (Pemerintah kecamatan
Semarang Utara) sebanyak empat kali, yang bertujuan untuk
memastikan program inovasi ini tetap berjalan dan bermanfaat serta
berdampak langsung kepada masyarakat dan pasien TBC.

Hasil dari evaluasi pelaksanaan inovasi ini adalah sebagai berikut :

Indikator Target Realisasi Rencana Tindak Lanjut

Pasien 0% 1% Sosialisasi tentang PMO kepada kader


mangkir obat dan dukungan keluarga serta fasilitasi
kemudahan pengambilan obat dengan
kunjungan rumah.

Penemuan 100% 80% Sosialisasi dan monev penguatan kader


Suspect TBC TBC dan pemberian reward kepada
oleh Kader kader

Keikutsertaan 100% 100% Meningkatkan keterlibatan lintas sector


kader dalam terkait untuk dukungan kepada pasien
PMO dan keluarga.

Tingkatkan komunikasi teuraphitic


kepada pasien.
Angka 100% 100% Sudah baik dan harus dipertahankan
Keberhasilan
pengobatan
TBC

Berdasarkan data di atas, inovasi SERBA EMAS CEGAH TBC


menunjukkan manfaat yang besar dalam hal mengatasi permasalahan
penyakit TBC di wilayah Puskesmas Bulu Lor. Masyarakat mendapatkan
manfaat yaitu pengetahuan mengenai penyakit TBC mulai dari
penyebabnya, gejala yang terjadi, cara mengatasi, cara mengumpulkan
dahak yang baik dan benar, serta cara melakukan pengobatan yang
sampai tuntas.

Meningkatnya keterlibatan kader kesehatan dalam penemuan suspect


TBC juga sangat membantu upaya pencegahan TBC di wilayah
Puskesmas Bulu Lor. Kerjasama dengan jaring jejaring (klinik swasta
dan dokter praktek mandiri) juga sangat bermanfaat dalam
meningkatkan penemuan kasus TBC serta dapat menunjang
pemantauan terhadap pasien TBC terutama dalam hal diagnosa dan
pengobatan. Oleh karena itu, inovasi SERBA EMAS CEGAH TBC
dengan berbagai keunggulannya sangat berpotensi untuk diterapkan
di daerah lain dengan persoalan yang sama.

Dengan tercapainya peningkatan penemuan kasus TBC maka ketahanan


Kota Semarang dalam memerangi kasus TBC semakin kuat dan kokoh.

6. ADAPTABILITAS
Inovasi SERBA EMAS CEGAH TBC sangat tepat digunakan untuk
menjawab persoalan dan menjadi solusi percepatan penemuan suspect
TBC yang sangat mungkin untuk direplikasi. Terbukti Puskesmas
Bandarharjo, Puskesmas Tlogosari Kulon, Puskesmas Tambak Aji dan
Puskesmas Miroto di Kota Semarang telah melakukan replikasi terhadap
inovasi SERBA EMAS CEGAH TBC.

Inovasi SERBA EMAS CEGAH TBC sangat mudah diterapkan dan


diadaptasi oleh Kabupaten/Kota lain. Pertama, karena berbasis
pemanfaatan sumber daya lokal yaitu masyarakat dan kader kesehatan
yang nyaris tidak memerlukan banyak biaya untuk melakukan edukasi
pada masyarakat dan pelatihan pada para kader kesehatan. Kedua,
penggunaan aplikasi SIPUT TBC yang muncul dari keinginan para kader
kesehatan untuk memudahkan dalam pencatatan dan pemantauan
pasien TBC dalam penemuan suspect dan pencegahan pasien mangkir
obat dengan biaya murah dapat diakses dengan mudah dan diterapkan
dimana saja. Ketiga, didukung dengan peran lintas sektor dan jaring
jejaring yang merupakan bentuk kolaborasi dengan stakeholder
sehingga memudahkan replikasi di daerah lain.

Masyarakat mendapatkan manfaat yang sangat besar dalam hal


pengetahuan mengenai TBC dan pencegahannya sehingga dapat
mengurangi angka penularan TBC di keluarga dan lingkungan sekitar.
Adanya peran kader kesehatan yang sangat luar biasa dalam menunjang
peningkatan penemuan kasus TBC menunjukan bahwa inovasi SERBA
EMAS CEGAH TBC ini sangat bermanfaat dan sangat
direkomendasikan untuk direplikasi di daerah lain untuk dapat
berkontribusi pada misi penuntasan TBC di Indonesia tahun 2025.
Adanya kerjasama dengan jaring jejaring, klinik swasta dan dokter
praktek mandiri terbukti dapat mendukung peningkatan penemuan
kasus TBC, terlebih lagi mereka dapat mendukung pemantauan pasien
TBC dalam hal diagnosis dan yang terpenting adalah pengobatan hingga
tuntas. Pasien TBC dapat dengan mudah mengunjungi klinik atau
dokter terdekat dari rumahnya untuk segera mendapatkan pengobatan
dan pemantauan yang baik dan benar dar tenaga kesehatan yang
professional.

Inovasi SERBA EMAS CEGAH TBC dengan berbagai keunggulannya


sangat berpotensi untuk diterapkan dan direplikasi di daerah lain
dengan persoalan yang sama.

7. SUMBER DAYA
Berikut disampaikan kondisi sumber daya yang mendukung berjalannya
inovasi SERBA EMAS CEGAH TBC di Puskesmas Bulu Lor yaitu :
 Man : Walikota sebagai Pembina, Kepala Dinas Kesehatan Kota
Semarang, Kepala Puskesmas Bulu Lor sebagai pemimpin
puskesmas yang mendukung penuh inovasi ini, Camat, Lurah,
Ketua RW, Ketua RT, Kader Kesehatan, Petugas Sosial
Masyarakat Forum Kesehatan Kelurahan, Dokter pemeriksa
sebagai tenaga kesehatan professional yang melakukan diagnosa
dan pengobatan terhadap pasien TBC. Penyuluh kesehatan
sebagai penyedia pengetahuan dan edukasi kepada masyarakat
tentang TBC. Masyarakat di wilayah kerja puskesmas Bulu Lor.
 Money : penganggaran berasal dari dana Anggaran Pendapatan
Belanja Daerah (APBD), dana BLUD Puskesmas Bulu Lor, dana
BOK (Bantuan Operasional Kesehatan) dan keterlibatan CSR,
pihak swasta serta swadaya dari masyarakat
 Machine : Ruang Konseling Puskesmas Bulu Lor, Laboratorium
Puskesmas Bulu Lor, Ruang Pertemuan Kelurahan di wilayah
kerja Puskesmas Bulu Lor, Balai RW setempat.
 Material : Komputer, Printer, HP Android masing-masing kader,
pot dahak steril, Form penemuan dan pelaporan kasus TBC,
Logistik, AC, ATK, Aplikasi SIPUT TBC, Plastik klip, Ice pack,
container, kendaraan.
 Method : Pelaksanaan kunjungan, pendampingan, pemeriksaan,
dan penyuluhan/konseling pada pasien/masyarakat berdasarkan
dengan budaya gotong royong dan empati terhadap sesama.
Strategi pendekatan lintas sektoral dan musyawarah rencana
pembangunan desa di tingkat kelurahan.

8. STRATEGI KEBERLANJUTAN
Dalam rangka untuk menjamin keberlanjutan inovasi SERBA EMAS
CEGAH TBC dilaksanakan beberapa strategi sebagai berikut :

 Strategi institusional dengan penetapan regulasi Peraturan


Presiden Nomor 67 Tahun 2021 tentang Gerakan Nasional
Penanggulangan TBC. Surat Keputusan Camat Nomor 14 Tahun
2019 tentang Tim Pencegahan Penularan TBC dan Penguatan
Kader TBC pada UPTD Puskesmas Bulu Lor. Surat Keputusan
Nomor 35 tahun 2021 tentang Pembentukan Inovasi SERBA
EMAS CEGAH TBC dari Kepala Puskesmas Bulu Lor serta Surat
Keputusan Nomor 56 tahun 2021 tentang pembentukan kader
TBC Kelurahan untuk mendukung berjalannya inovasi ini.
 Strategi Sosial melalui pengembangan dan kolaborasi dengan
masyarakat, kader kesehatan, jaring jejaring serta lintas sektor
dengan mengadakan beberapa kegiatan diantaranya yaitu :
a. Pertemuan Lintas Sektor Tingkat Kecamatan yang
dilaksanakan 3 bulan sekali
b. Advokasi lintas program, lintas sektor tingkat kelurahan
bidang kesehatan yang dilaksanakan satu kali (pra
musrenbangkel)
c. Petemuan Kader TBC yang dilakukan setiap bulan
d. Pendampingan pasien TBC dilaksanakan setiap hari dan
jika ada kasus
e. Konseling pasien TBC dilaksanakan setiap hari Rabu
f. Penyuluhan pada kader posyandu yang dilakukan setiap
bulan
g. Kunjungan rumah pasien TBC dilakukan setiap ada kasus
h. Pencarian suspect screening TBC dilaksanakan setiap hari

 Strategi manajerial yaitu peningkatan mutu pelayanan dengan


kegiatan bimbingan teknis kader kesehatan, pelatihan bagi
petugas programmer TBC, serta pelatihan bagi kader TBC
tentang Aplikasi SIPUT TBC. Ketiga kegiatan tersebut dilakukan
sekali dalam setahun. Kemudian dilaksanakan monitoring dan
evaluasi oleh pihak internal dan eksternal sebanyak dua kali
dalam setahun.

SERBA EMAS CEGAH TBC dapat terus berlanjut karena dirancang


berbasis masyarakat dan keterlibatan lintas sektor dalam upaya
pencegahan di lingkungan kerja Puskesmas Bulu Lor. Keberhasilan
inovasi ini tidak lepas dari keterlibatan aktif pemangku kepentingan
mulai dari merancang, melaksanakan, mengevaluasi, dan memastikan
keberlanjutan program inovasi.
Pemangku kepentingan internal yang terlibat adalah :

 Walikota. Penentu arah kebijakan, melakukan pendekatan secara intensif


dan menggerakan stakeholder terkait upaya pencegahan TBC
 Dinas Kesehatan Kota Semarang. Merumuskan strategi. Merencanakan
program, kegiatan, dan anggaran serta melakukan evaluasi program
pencegahan TBC.
 Puskesmas. Melakukan penyelidikan kasus TBC, pemberi layanan
kesehatan pada pasien TBC, pemberi penyuluhan dan konseling pada
masyarakat tentang upaya pencegahan TBC.
 Camat, Lurah. Memberikan dukungan segala aspek di wilayah setempat.
 RW, RT, LPMK Memberikan sosialisasi kepada masyarakat.

Pemangku Kepentingan Eksternal yang terlibat :


 Fasilitas Kesehatan (Klinik dan Dokter Praktek Swasta) Mendukung
untuk memberikan akses pelayanan kesehatan terutama dalam diagnosa
dan pengobat penyakit TBC
 Kader Kesehatan. Memastikan berjalannya penyelidikan kasus TBC dan
penemuan kasus TBC baru serta melakukan sosialisasi pada masyarakat
tentang upaya pencegahan TBC
 Organisasi Profesi bidang Kesehatan. Mendukung peningkatkan
kompetensi tenaga kesehatan agar dapat memberikan pelayanan bermutu
 Pasien sebagai objek inovasi agar mendukung untuk memberikan
konstibusi dalam penuntasan kasus TBC.

Perkembangan teknologi informasi yang ada saat ini sangat


memudahkan masyarakat untuk mendapatkan informasi tentang
pencegahan penyakit TBC. Maka dari itu, inovasi SERBA EMAS CEGAH
TBC telah memanfaatkan teknologi digitalisasi seperti penggunaan
aplikasi SIPUT TBC, dimana setiap orang dapat dengan mudah
mengakses informasi, mendapatkan pelayanan kesehatan dengan cepat
dan baik sehingga upaya pencegahan penyakit TBC dapat ditingkatkan.
Dengan begitu, inovasi ini juga mendukung upaya penuntasan kasus
TBC di Indonesia.

Perkembangan teknologi informasi, yang saat ini sangat memudahkan


masyarakat untuk mendapatkan informasi seputar Program UHC.
Harapan masyarakat akan akses pelayanan kesehatan yang mudah
sebagai penguat bahwa PANGERAN DIPONEGORO dibutuhkan dalam
memberikan akses pelayanan yang cepat, mudah dan terintegrasi.
Dengan berbagai aplikasi Program UHC yang tersedia saat ini : MOBILE
JKN membantu masyarakat saat mendaftar JKN. CHIKA, PANDAWA,
HOTLINE UHC membantu masyarakat mendapatkan informasi
kepesertaan JKN. Ke depan, segala kegiatan dilakukan dengan
digitalisasi, dimana setiap orang dengan mudah mengakses informasi,
mendapatkan pelayanan cepat dan manajemen pelayanan kesehatan
yang baik. Harapan ini telah tertangkap dan terealisasi dalam
PANGERAN DIPONEGORO

No Merancang Pelaksana Mengevaluasi Memastikan


Keberlanjutan
Program Inovasi

1 Walikota Kader kesehatan Kecamatan Puskesmas

2 Camat Masyarakat Dinas Kecamatan


Kesehatan

3 Puskesmas Tenaga Kader, masyarakat


kesehatan dan lintas sektor

4 Jaring jejaring

Lintas sektor
No Kegiatan Waktu/
tahun

1. Bimbingan teknis kader kesehatan sekali

2. Pelatihan bagi petugas Programer TBC

3. Pelatihan bagi kader TBC tentang Aplikasi SIPUT TBC

4. Dilaksanakan monitoring dan evaluasi oleh internal dua kali


dan eksternal

No. Kegiatan Waktu Kegiatan

1. Pertemuan Lintas Sektor tingkat Tiga bulan sekali


kecamatan

2. Advokasi lintas program, lintas sektor Satu kali (Pra


tingkat kelurahan bidang kesehatan Musrenbangkel)

3. Pertemuan Kader TBC Setiap bulan

4. Pendampingan pasien TBC Setiap hari dan


ada kasus

5. Konseling pasien TBC Setiap hari Rabu

6. Penyuluhan kader posyandu Setiap bulan

7. Kunjungan rumah pasien TBC Saat ada kasus

8. Pencarian Suspect screening TBC Setiap Hari


Pada tahun 2019 kasus TBC terjadi di 16 kecamatan di Kota Semarang
dengan angka berkisar 0,5% sampai dengan 9,2%. Dengan jumlah
pasien mangkir tahun 2019 sebesar 846 atau 6,9%.
SERBA EMAS CEGAH TBC telah direplikasi oleh Puskesmas
Bandarharjo, Puskesmas Tlogosari Kulon, Puskesmas Tambak Aji dan
Puskesmas Miroto di Kota Semarang. Surat Pernyataan Replikasi Inovasi
Bandarhardjo.docx

SERBA EMAS CEGAH TBC sangat mudah direplikasi oleh daerah lain
karena memanfaatkan potensi sumber daya lokal. Penggunaan
APLIKASI SIPUT TBC berawal dari keinginan kader kesehatan untuk
memudahkan dalam pencatatan dan pemantauan pasien TBC dalam
penemuan suspect dan pencegahan pasien mangkir obat dengan biaya
murah, kegiatan mudah, serta tidak memerlukan pelaporan yang rumit,
sehingga dapat dikembangkan di daerah lain.
Pada tahun 2019 kasus TBC terjadi di 16 kecamatan di Kota Semarang
dengan angka berkisar 0,5% sampai dengan 9,2%. Dengan jumlah
pasien mangkir tahun 2019 sebesar 846 atau 6,9%.
SERBA EMAS CEGAH TBC telah direplikasi oleh Puskesmas
Bandarharjo, Puskesmas Tlogosari Kulon, Puskesmas Tambak Aji dan
Puskesmas Miroto di Kota Semarang. Surat Pernyataan Replikasi Inovasi
Bandarhardjo.docx

9. KONTRIBUSI TERHADAP CAPAIAN TBP


Inovasi SERBA EMAS CEGAH TBC mampu memberikan kontribusi pada
SDG’s pada Tujuan ketiga, yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan
mendorong kesejahteraan bagi semua orang di segala usia dengan sasaran
diantaranya pengendalian penyakit TBC. Target SDG’s Pelayanan
kesehatan yang dilakukan dan diarahkan untuk peningkatan Akses dan
mutu pelayanan. Dalam hal pelayanan kesehatan primer diarahkan untuk
upaya pelayanan promotif dan preventif, melalui pendekatan continum of
care dan intervensi berbasis risiko kesehatan baik dalam tatanan tata
kelola klinis, tata kelola manajemen dan tata kelola program. Dalam hal ini
pemberian pelayanan kesehatan pasien TBC secara tuntas dan
komperenshif.
Inovasi SERBA EMAS CEGAH TBC turut memberikan kontribusi
pencapaian tujuan ketiga SDG’s, melalui upaya perbaikan indikator
sebagai berikut: (1) penurunan pasien mangkir berobat (dari 31% menjadi
5%); (2) peningkatan penemuan suspect TBC oleh kader kesehatan (dari
65% menjadi 80%); (3) meningkatnya peran kader dalam PMO (dari 30%
menjadi 100%); (4) meningkatnya angka penemuan kasus baru TBC dan di
obati dengan lengkap sampai tuntas (dari 80% menjadi 100%), yang secara
keseluruhan diarahkan untuk dapat menurunkan kematian penyakit TBC.
Inovasi SERBA EMAS CEGAH TBC juga sangat berdampak pada pasien
TBC yaitu pengobatan secara tuntas sehingga tidak ada mangkir obat dan
tidak ada penularan ke keluarga maupun lingkungan.

10. ADAPTABILITAS
SERBA EMAS CEGAH TBC sangat mudah direplikasi oleh daerah
lain karena memanfaatkan potensi sumber daya lokal. Penggunaan
APLIKASI SIPUT TBC berawal dari keinginan kader kesehatan untuk
memudahkan dalam pencatatan dan pemantauan pasien TBC dalam
penemuan suspect dan pencegahan pasien mangkir obat dengan biaya
murah, kegiatan mudah, serta tidak memerlukan pelaporan yang rumit,
sehingga dapat dikembangkan di daerah lain.
Pada tahun 2019 kasus TBC terjadi di 16 kecamatan di Kota Semarang
dengan angka berkisar 0,5% sampai dengan 9,2%. Dengan jumlah
pasien mangkir tahun 2019 sebesar 846 atau 6,9%.
SERBA EMAS CEGAH TBC telah direplikasi oleh Puskesmas
Bandarharjo, Puskesmas Tlogosari Kulon, Puskesmas Tambak Aji dan
Puskesmas Miroto di Kota Semarang. Surat Pernyataan Replikasi Inovasi
Bandarhardjo.docx

11. KEBERLANJUTAN
Sumber daya yang digunakan untuk membuat inovasi SERBA EMAS
CEGAH TBC dari masyarakat. Tabel sebagai berikut: 
NO JENIS JUMLAH FUNGSI KONDISI
.

1. Sumber  1 ORANG  Walikota Semarang  Dukungan dan


Daya Sebagai Pembina arahan oleh
Manusia Walikota Kota
 Dokter pemeriksa Semarang
 19 orang

 Pelaksana  Tersedianya dokter


penyuluhan dan disetiap kecamatan
pendampingan dan kelurahan
 25 Orang
 Tersedianya
 DPM dan Klinik Koordinator Kader
jejaring kesehatan/ kader
TBC disetiap
 CSR Aisyiah dan kecamatan
 12 Mentari  Tersedianya kader
TBC disetiap
Kelurahan
 Tersedianya kader
2
TBC disetiap dawis
 Adanya Jejaring
disetiap kecamatan
 Adanya pemerhati
dari sector swasta
kepada pasien dan
kader

2. Metode   Kunjungan  Budaya gotong


royong
 Pendampingan
 Budaya empati
 Pemeriksaan
terhadap
 Penyuluhan/ sesama
Konseling
 Loka Karya Mini
Lintas Sektoral
di Puskesmas
 Musyawarah
Rencana
Pembangunan
Desa di tingkat
desa/kalurahan

3. Dana  Insidental  CSR  Pemberian PMT


(Money) untuk pasien TBC
 Dana desa
 Pembedahan
rumah pasien TBC
 Dana sponsor dari yang kurang layak
dunia usaha
 Pemberian PMT
 Dana Swadaya untuk pasien TBC
Masyarakat
 Pemberian reward
untuk kader TBC
 Dana BOK  Monev kader TBC

 Pelaksanaan
Deklarasi dan
gerebek TUNTAS
TBC

4. Sarana  25  HP android masing


Prasarana masing kader
 Pot dahak sputum

 Form penemuan
dan pelaporan
kasus TBC
 Aplikasi Siput TBC

Dalam rangka menggerakkan dan mengoptimalkan sumber daya telah


dilakukan kerjasama dan kolaborasi pemangku kepentingan lintas sector.
Ditetapkan regulasi seperti perencanaan, penganggaran, pegawai dan
sarpras untuk menjamin keberlanjutan dukungan sumber daya bagi
pelaksanaan inovasi SERBA EMAS CEGAH TBC.

12. KOLABORASI PEMANGKU KEPENTINGAN


Keberhasilan inovasi ini tidak lepas dari keterlibatan aktif pemangku
kepentingan mulai dari merancang, melaksanakan, mengevaluasi, dan
memastikan keberlanjutan program inovasi.
Peran masing-masing pemangku kepentingan diperoleh dari pertemuan
lintas sektoral yang dipimpin langsung oleh Camat Semarang Utara, yang
dapat diuraikan sebagai berikut:

No Merancang Pelaksana Mengevaluasi Memastikan


Keberlanjutan
Program Inovasi

1 Walikota Kader kesehatan Kecamatan Puskesmas

2 Camat Masyarakat Dinas Kecamatan


Kesehatan
3 Puskesmas Tenaga Kader, masyarakat
kesehatan dan lintas sektor

4 Jaring jejaring

Lintas sektor

1. Strategi Institusional, penetapan regulasi:


a. Peraturan Presiden No 67 Tahun 2021 tentang Gerakan Nasional
Penanggulangan TBC
b. Surat Keputusan Camat No 14 Tahun 2019 tentang Tim Pencegahan
penularan TBC dan penguatan Kader TBC pada UPTD Puskesmas Bulu
Lor
c. Surat Keputusan no.35 tahun 2021 tentang Inovasi TBC dari Kepala
puskesmas Bulu Lor
d. Surat Keputusan no.56 tahun 2021 tentang pembentukan kader TBC
Kelurahan.

2. Strategi Sosial, pengembangan kerjasama dan kolaborasi:

No. Kegiatan Waktu Kegiatan

1. Pertemuan Lintas Sektor tingkat kecamatan Tiga bulan sekali

2. Advokasi lintas program, lintas sektor Satu kali (Pra


tingkat kelurahan bidang kesehatan Musrenbangkel)

3. Pertemuan Kader TBC Setiap bulan

4. Pendampingan pasien TBC Setiap hari dan ada


kasus

5. Konseling pasien TBC Setiap hari Rabu

6. Penyuluhan kader posyandu Setiap bulan

7. Kunjungan rumah pasien TBC Saat ada kasus

8. Pencarian Suspect screening TBC Setiap Hari

3. Strategi Managerial, dilaksanakan dengan perbaikan kualitas pengelolaan,


melalui:

No Kegiatan Waktu/
tahun

1. Bimbingan teknis kader kesehatan sekali

2. Pelatihan bagi petugas Programer TBC

3. Pelatihan bagi kader TBC tentang Aplikasi SIPUT TBC

4. Dilaksanakan monitoring dan evaluasi oleh internal dua kali


dan eksternal

view.htm

Anda mungkin juga menyukai