Anda di halaman 1dari 9

BAB II

NILAI – NILAI DASAR PROFESI APARATUR SIPIL NEGARA

Dalam melaksanakan tugasnya sebagai abdi negara, ada beberapa nilai-nilai dasar
yang harus dimiliki oleh Aparatus Sipil Negara (ASN) diantaranya;
A. Akuntabilitas
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi
untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Amanah seorang PNS adalah
menjamin terwujudnya nilai-nilai publik. Nilai-nilai publik tersebut atara lain adalah:
a. Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik kepentingan,
antara kepentingan publik dengan kepentingan sektor, kelompok, dan pribadi;
b. Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan mencegah keterlibatan
PNS dalam politik praktis;
c. Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam penyelenggaraan
pemerintahan dan pelayanan publik;
d. Menunjukkan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat diandalkan sebagai
penyelenggara pemerintah.
Untuk memenuhi terwujudnya organisasi sektor publik yang akuntabel, maka
mekanisme akuntabilitas harus mengandung dimensi akuntabilitas kejujuran dan hukum,
akuntabilitas proses, akuntabilitas program, dan akuntabilitas kebijakan.

Tingkatan akuntabilitas terdiri dari 5 tingkatan sebagai berikut:


1) Akuntabilitas Personal
Akuntabilitas personal mengacu pada nilai-nilai yang ada pada diri seseorang
seperti kejujuran, integritas, moral dan etika. Pertanyaan yang digunakan untuk
mengidentifikasi apakah seseorang memiliki akuntabilitas personal antara lain ''Apa yang
dapat saya lakukan untuk memperbaiki situasi dan membuat perbedaan?". Pribadi yang
akuntabel adalah yang menjadikan dirinya sebagai bagian dari solusi dan bukan masalah.
2) Akuntabilitas Individu
Akuntabilitas individu mengacu pada hubungan antara individu dan lingkungan
kerjanya, yaitu antara PNS dengan instansinya sebagai pemberi kewenangan. Pemberi
kewenangan bertanggung jawab untuk memberikan arahan yang memadai, bimbingan,
dan sumber daya serta menghilangkan hambatan kinerja, sedangkan PNS sebagai
aparatur negara bertanggung jawab untuk memenuhi tanggung jawabnya. Pertanyaan
penting yang digunakan untuk melihat tingkat akuntabilitas individu seorang PNS adalah
apakah individu mampu untuk mengatakan "Ini adalah tindakan yang telah saya lakukan,
dan ini adalah apa yang akan saya lakukan untuk membuatnya menjadi lebih baik.
3) Akuntabilitas Kelompok
Kinerja sebuah institusi biasanya dilakukan atas kerjasama ketompok. Dalam hal
ini tidak ada istilah "Saya", tetapi yang ada adalah "Kami". Dalam kaitannya dengan
akuntabilitas kelompok, maka pembagian kewenangan dan semangat kerjasama yang
tinggi antar berbagai kelompok yang ada dalam sebuah institusi memainkan peranan yang
penting dalam tercapainya kinerja organisasi yang diharapkan.
4) Akuntabilitas Organisasi
Akuntabilitas organisasi mengacu pada hasil pelaporan kinerja yang telah dicapai,
baik pelaporan yang dilakukan oleh individu terhadap organisasi / institusi maupun
kinerja organisasi kepada stakeholders lainnya.
5) Akuntabilitas Stakeholder
Stakeholder yang dimaksud adalah masyarakat umum, pengguna layanan, dan
pembayar pajak yang memberikan masukan, saran, dan kritik terhadap kinerjanya. Jadi
akuntabilitas stakehoider adalah tanggung jawab organisasi pemerintah untuk
mewujudkan pelayanan dan kinerja yang adil, responsif bermartabat.
Akuntabilitas tidak akan terwujud apabila tidak ada alat akuntabilitas berupa :
Perencanaan Strategis, Kontrak Kinerja, dan Laporan Kinerja. Dalam menciptakan
lingkungan kerja yang akuntabel, ada beberapa indikator dari nilai-nilai dasar
akuntabilitas yang harus diperhatikan, yaitu :
a) Kepemimpinan, lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah dimana
pimpinan memainkan peranan yang penting dalam menciptakan lingkungannya.
b) Transparansi, keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan yang dilakukan oleh
individu maupun kelompok/instansi.
c) Integritas adalah konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan dalam
menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan.
d) Tanggung Jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya
yang di sengaja maupun yang tidak di sengaja.tanggung jawab juga berarti berbuat
sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban.
e) Keadilan adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal, baik
menyangkut benda atau orang.
f) Kepercayaan rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan. Kepercayaan
ini yang akan melahirkan akuntabilitas.
g) Keseimbangan untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja, maka
diperlukan keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan dan
kapasitas.
h) Kejelasan pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab harus memiliki gambaran
yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan dan hasil yang diharapkan.
i) Konsistensi adalah sebuah usaha untuk terus dan terus melakukan sesuatu sampai
pada tercapai tujuan akhir.
B. Nasionalisme
Nasionalisme sangat penting dimiliki oleh setiap pegawai ASN. Bahkan tidak
hanya sekedar wawasan saja tetapi kemampuan mengaktualisasikan nasionalisme dalam
menjalankan fungsi dan tugasnya merupakan hal yang lebih penting. Diharapkan
dengan nasionalisme yang kuat, maka setiap pegawai ASN memiliki orientasi berpikir
mementingkan kepentingan publik, bangsa, dan negara. Nilai-nilai yang berorientasi
pada kepentingan publik menjadi nilai dasar yang harus dimiliki oleh setiap pegawai
ASN. Pegawai ASN dapat mempelajari bagaimana aktualisasi sila demi sila dalam
Pancasila agar memiliki karakter yang kuat dengan nasionalisme dan wawasan
kebangsaannya. Nasionalisme Pancasila merupakan pandangan atau paham kecintaan
manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai-nilai
Pancasila. Indikator dari nilai-nilai dasar nasionalisme yang harus diperhatikan, yaitu :
a. Nilai Ketuhanan Yang Maha Esa, bertakwa merupakan indikator yang
mencerminkan perwujudan sila pertama Pancasila yang menitikberatkan pada
ketaatan umat beragama dalam menjalankan segala perintah dan menjauhi
segala larangan dalam agamanya. Melakukan segala sesuatu disandarkan
kepada Tuhan Yang Maha Esa, khususnya dalam melaksanakan sebagai ASN
agar meningkatkan etos kerja.
b. Nilai-nilai kemanusiaan dalam masyarakat Indonesia, perlakuan yang adil,
mempersamakan martabat manusia tanpa membeda-bedakan, saling
menghargai dan menghormati. Sebagai ASN memberikan pelayanan kepada
masyarakat tanpa membeda-bedakan.
c. Nilai persatuan Indonesia, semangat gotong-royong, kebersamaan, senasib
dan sepenanggungan.
d. Nilai Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan, dalam
Permusyawaratan PerwakilanMemutuskan sesuatu melalui jalan musyawarah
untuk mendapatkan kemufakatan tanpa ada pemaksaan dalam menerima
pendapat.
e. Nilai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, sikap memperlakukan
publik secara adil tanpa memandang status sosial, agama, ras, etnik dan
sebagainya.
f. Kerja keras, artinya pantang menyerah, gigih dan selalu mengerahkan segala
macam bentuk daya dan upaya dalam melakukan sesuatu.
g. Disiplin, berarti taat atau patuh terhadap tata tertib atau peraturan yang
berlaku.
h. Tidak diskriminatif, tidak membatasi, tidak melecehkan, atau tidak
mengucilkan orang lain berdasarkan pada pembedaan manusia atas dasar
agama, suku, ras, etnik, kelompok, golongan, status sosial, status ekonomi,
jenis kelamin, bahasa dan keyakinan politik.
i. Cinta tanah air, perasaan yang kuat akan rasa memiliki tanah dan seluruh
tumpah darah Indonesia.
j. Rela berkorban, sikap yang mencerminkan adanya kesediaan memberikan
sesuatu yang dimiliki untuk orang lain atau suatu kelompok kerja, walaupun
akan menimbulkan kehilangan atau penderitaan terhadap diri sendiri.
C. Etika Publik

Etika dapat dipahami sebagai sistem penilaian perilaku serta keyakinan untuk
menentukan perbuatan yang pantas guna menjamin adanya perlindungan hak-hak
individu, mencakup cara-cara pengambilan keputusan untuk membantu membedakan hal-
hal yang baik dan buruk serta mengarahkan apa yang seharusnya dilakukan sesuai nila-
nilai yang dianut (Catalano, 1991 dalam Kumorotomo et. al, 2015).
Kode etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku dalam suatu
kelompok khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan pada hal-hal prinsip dalam bentuk
ketentuan tertulis. Kode etik profesi dimaksudkan untuk mengatur tingkah laku / etika
suatu kelompok khusus dalam masyarakat melalui ketentuan-ketentuan tertulis yang
diharapkan dapat dipegang teguh oleh sekelompok profesional tertentu.
Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam undang-undang ASN,
memiliki indikator sebagai berikut :
a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila.
b. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik
Indonesia 1945.
c. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.
d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
e. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
f. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
g. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik.
h. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program pemerintah.
i. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat,
berdaya guna, berhasil guna, dan santun.
j. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
k. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.
m. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
n. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai
perangkat sistem karir.
D. Komitmen Mutu
Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada orang lain yang tercermin
dalam tindakan kita untuk menjaga mutu kinerja pegawai. Bidang apapun yang menjadi
tanggung jawab pegawai negeri sipil semua mesti dilaksanakan secara optimal agar
dapat memberi kepuasan kepada stakeholder. Komitmen mutu merupakan tindakan
untuk menghargai efektivitas, efisiensi, inovasi dan kinerja yang berorientasi mutu
dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik. Ada empat indikator dari
nilai-nilai dasar komitmen mutu yang harus diperhatikan, yaitu :
a. Efektif
Efektif adalah berhasil guna, dapat mencapai hasil sesuai dengan target.
Sedangkan efektivitas menunjukkan tingkat ketercapaian target yang telah
direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja.
b. Efisien
Efisien adalah berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan mencapai hasil tanpa
menimbulkan keborosan. Sedangkan efisiensi merupakan tingkat ketepatan
realiasi penggunaan sumberdaya dan bagaimana pekerjaan dilaksanakan sehingga
dapat diketahui ada tidaknya pemborosan sumber daya, penyalahgunaan alokasi,
penyimpangan prosedur dan mekanisme yang ke luar alur.
c. Inovasi
Inovasi Pelayanan Publik adalah hasil pemikiran baru yang konstruktif, sehingga
akan memotivasi setiap individu untuk membangun karakter sebagai aparatur
yang diwujudkan dalam bentuk profesionalisme layanan publik yang berbeda dari
sebelumnya, bukan sekedar menjalankan atau menggugurkan tugas rutin.
d. Mutu
Mutu merupakan suatu kondisi dinamis berkaitan dengan produk, jasa, manusia,
proses dan lingkungan yang sesuai atau bahkan melebihi harapan konsumen.
Mutu mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa yang diberikan kepada
pelanggan sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya, bahkan melampaui
harapannya. Mutu merupakan salah satu standar yang menjadi dasar untuk
mengukur capaian hasil kerja..
E. Anti Korupsi
Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu corruptio yang artinya kerusakan,
kebobrokan dan kebusukan. Korupsi sering dikatakan sebagai kejahatan luar biasa,
karena dampaknya yang luar biasa, menyebabkan kerusakan baik dalam ruang lingkup
pribadi, keluarga, masyarakat dan kehidupan yang lebih luas. Kerusakan tidak hanya
terjadi dalam kurun waktu yang pendek, namun dapat berdampak secara jangka panjang.
Ada 9 (sembilan) indikator dari nilai-nilai dasar anti korupsi yang harus diperhatikan,
yaitu :
a. Jujur
Kejujuran merupakan nilai dasar yang menjadi landasan utama bagi penegakan
integritas diri seseorang. Tanpa adanya kejujuran mustahil seseorang bisa menjadi
pribadi yang berintegritas. Seseorang dituntut untuk bisa berkata jujur dan
transparan serta tidak berdusta baik terhadap diri sendiri maupun orang lain,
sehingga dapat membentengi diri terhadap godaan untuk berbuat curang.
b. Peduli
Kepedulian sosial kepada sesama menjadikan seseorang memiliki sifat kasih
sayang. Individu yang memiliki jiwa sosial tinggi akan memperhatikan lingkungan
sekelilingnya di mana masih terdapat banyak orang yang tidak mampu, menderita,
dan membutuhkan uluran tangan.
c. Mandiri
Kemandirian membentuk karakter yang kuat pada diri seseorang menjadi tidak
bergantung terlalu banyak pada orang lain. Mentalitas kemandirian yang dimiliki
seseorang memungkinkannya untuk mengoptimalkan daya pikirnya guna bekerja
secara efektif. Pribadi yang mandiri tidak akan menjalin hubungan dengan pihak-
pihak yang tidak bertanggungjawab demi mencapai keuntungan sesaat.
d. Disiplin
Disiplin adalah kunci keberhasilan semua orang. Ketekunan dan konsistensi untuk
terus mengembangkan potensi diri membuat seseorang akan selalu mampu
memberdayakan dirinya dalam menjalani tugasnya. Kepatuhan pada prinsip
kebaikan dan kebenaran menjadi pegangan utama dalam bekerja.
e. Tanggung Jawab
Pribadi yang utuh dan mengenal diri dengan baik akan menyadari bahwa
keberadaan dirinya di muka bumi adalah untuk melakukan perbuatan baik demi
kemaslahatan sesama manusia. Segala tindak tanduk dan kegiatan yang
dilakukannya akan dipertanggungjawabkan sepenuhnya kepada Tuhan Yang Maha
Esa, masyarakat, negara, dan bangsanya.
f. Kerja Keras
Individu beretos kerja akan selalu berupaya meningkatkan kualitas hasil kerjanya
demi terwujudnya kemanfaatan publik yang sebesar-besarnya. Mencurahkan daya
pikir dan kemampuannya untuk melaksanakan tugas dan berkarya dengan sebaik-
baiknya.
g. Sederhana
Pribadi yang berintegritas tinggi adalah seseorang yang menyadari kebutuhannya
dan berupaya memenuhi kebutuhannya dengan semestinya tanpa berlebih-lebihan.
Kekayaan utama yang menjadi modal kehidupannya adalah ilmu pengetahuan.
Sadar bahwa mengejar harta tidak akan pernah ada habisnya karena hawa nafsu
keserakahan akan selalu memacu untuk mencari harta sebanyak-banyaknya.
h. Berani
Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki keberanian untuk
menyatakan kebenaran dan menolak kebathilan. Tidak akan mentolerir adanya
penyimpangan dan berani menyatakan penyangkalan secara tegas. Berani berdiri
sendirian dalam kebenaran walaupun semua kolega dan teman-teman sejawatnya
melakukan perbuatan yang menyimpang dari hal yang semestinya.
i. Adil
Pribadi dengan karakter yang baik akan menyadari bahwa apa yang dia terima
sesuai dengan jerih payahnya. Tidak menuntut untuk mendapatkan lebih dari apa
yang sudah upayakan. Seorang pimpinan memberi kompensasi yang adil kepada
bawahannya sesuai dengan kinerjanya. Berusaha mewujudkan keadilan dan
kemakmuran bagi masyarakat dan bangsanya.
F. Peran ASN dalam NKRI
1. Whole of government
Whole of Government (WoG) menjelaskan bagaimana instansi pelayanan publik
bekerja lintas batas atau lintas sektor guna mencapai tujuan bersama dan sebagai respon
terpadu pemerintah terhadap isu-isu tertentu. WoG merupakan pendekatan yang
menekankan aspek kebersamaan dan menghilangkan sekat-sekat sektor yang selama ini
terbangun. Prinsip-prinsip whole of government (WoG) adalah kolaborasi, kordinasi,
kebersamaan, persatuan, tujuan bersama dan mencakup keseluruhan aktor diseluruh
sektor dalam pemerintahan.
2. Pelayanan publik
Pelayanan publik adalah segala bentuk jasa pelayanan, baik dalam bentuk barang
publik maupun jasa publik yang pada prinsipnya menjadi tanggung jawab dan
dilaksanakan oleh Instansi Pemerintah di Pusat, di Daerah, dan di lingkungan Badan
Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah, dalam rangka upaya pemenuhan
kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Prinsip prinsip pelayanan publik adalah kesederhanaan, kejelasan, kepastian
hokum, akurasi produk pelayanan publik, keamanan, tanggungjawab, kelengkapan sarana
dan prasarana, kemudahan akses, kedisiplinan, kesopanan, keramahan, kenyamanan.
3. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN
yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih
dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Sistim merit merupakan prinsip utama dalam
UU ASN yang mencakup transparansi, akuntabilitas, obyektifitas dan keadilan.

Anda mungkin juga menyukai