DINAS KESEHATAN
UNIT PELAKSANA TEKNIS PUSKESMAS TAMAONA
Jalan Andi BasoMakkumpalle No.10 Tombolo, KodePos 92171, Email :puskesmas.tmo22@gmail.com
Menimbang:
a. bahwa pencegahan dan pengendalian infeksi merupakan
salah satu program pelayanan penigkatan mutu melalui program
ini diharapkan dapat mencegah dan mengendalikan infeksi di
Puskesmas.
b. bahwa untuk meningkatkan mutu pelayanan Puskesmas melalui
preventif dan kuratif maka perlu disusun indikator mutu
pencegahan dan pengendalian infeksi.
c. bahwa untuk melaksanakan maksud point a dan b maka perlu
ditetapkan Keputusan Kepala Puskesmas tentang Indikator Mutu
Pengendalian Infeksi di Puskesmas Tamaona.
Mengingat :
1. Undang - undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
2. Undang – undang Nomor 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga
Kesehatan.
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 46 Tahun 2015 Tentang
Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat Praktik Mandiri
Dokter dan Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi.
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 44 Tahun
2016 Tentang Pedoman Manajemen Puskesmas;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11 Tahun
2017 Tentang Keselamatan Pasien.
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 27 Tahun
2017 Tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 52 Tahun
2018 Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan.
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 25 Tahun
2019 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementrian Kesehatan.
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4 Tahun
2019 Tentang Standar Minimal Bidang Kesehatan
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di :
Pada Tanggal :
Target 85%
Pencapaian
Kriteria: Kriteria Inklusi:
• Semua petugas yang terindikasiharus
melakukan cuci tangan
• Kriteria Eksklusi:
Tidak ada
Formula Jumlah petugas yang melakukan cuci tangan
sesuai indikasi x 100
Jumlah petugas yang diamati dalam melakukan
cuci tangan dlm satu periode tertentu
Desain Concurrent (Survei harian)
Pengumpulan
Data
Sumber Data Sumber data primer yaitu melalui observasi
Instrumen Formulir observasi
Pengambilan
Data
Besar Sampel Sampel dihitung sesuai dengan kaidah statistik
Desain
Pengumpulan Prospectif
Data
Sumber Data Data Primer
f) Abses Gigi
Judul Indikator Abses gigi
Dasar Pemikiran 1. Hasil Riskesdas menyatakan proporsi terbesar
masalah gigi adalah gigi rusak/ berlubang/ sakit
(45,3%), masalah kesehatan mulut yang mayoritas
dialami penduduk Indonesia adalah gusi bengkak
(abses) (14
2. KMK 62 tahun 2015
3. Permenkes 1 1 tahun 2017 tentan Keselamatan Pasien
Dimensi Mutu Keselamatan, efektif dan efisien
Tujuan 1. Melakukan surveilans HAIS pada angka kejadian
infeksi pasca tindakan pelayanan gigi yang terjadi
abses.
2. Menjamin keselamatan pasien yang dilakukan
pelayanan gigi.
Definisi Terbentuknya kantung atau benjolan berisi nanah pada
Operasional gigi, disebabkan oleh infeksi bakteri. Kondisi ini bisa
muncul di sekitar akar gigi maupun di gusi ditandai
dengan demam, gusi bengkak, rasa sakit saat
mengunyah dan mengigit, sakit gigi menyebar ke
telinga, rahang, dan leher, bau mulut, kernerahan dan
pembengkakan pada wajah. Abses gigi menjadi
indikator surveilans pada kasus sesuai kriteria HAIs
(tindakan pelayanan gigi sebelumnya tidak ditemukan
tanda tanda abses).
Jenis Indikator Output
Satuan
Pengukuran