DINAS KESEHATAN
UPTD. PUSKESMAS SELINDUNG
Jl. Jend. Sudirman Kel. Selindung Kec. Gabek Kota Pangkalpinang
Telp.(0717)4262778Email: puskesmasselindung@gmail.com
Kepada
Yth
KEPALA UPTD PUSKESMAS SELINDUNG
KOTA PANGKALPINANG
Di.
Tempat
A. Latar Belakang
Healthcare Associated Infection selanjutnya di singkat HAIs adalah infeksi yang
terjadi pada pasien selama perawatan di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan
dimana ketika masuk tidak ada infeksi dan tidak dalam masa inkubasi termasuk infeksi
dalam rumah sakit tapi muncul setelah pasien pulang, juga infeksi karena pekerjaan pada
petugas tenaga kesehatan terkait proses pelayanan( PMK RI No.27/2007/PPI).HAIs
merupakan masalah di seluruh dunia baik di negara yang sudah maju maupun yang sedang
berkembang termasuk Indonesia. HAIs sangat merugikan rumah sakit maupun pasien. HAIs
mengakibatkan lama hari rawat ( LOS = Leng Of Stay ) memanjang, meningkatkan angka
kesakitan bahkan kematian, penambahan cost, produktifitas pasien maupun keluarga
menurun sehingga mempengaruhi mutu dan citra rumah sakit /Fasilitas Kesehatan. Kondisi
tersebut sangat mungkin menimbulkan tuntutan hukum bagi fasilitas pelayanan kesehatan.
Dengan demikian program Pencegahan Pengendalian Infeksi ( selanjutnya di singkat PPI)
haruslah menjadi program prioritas bagi penyedia jasa layanan kesehatan. UPTD
Puskesmas Selindung Kota Pangkalpinang dalam memberikan pelayanan pada pasien yang
meliputi 6 sasaran keselamatan pasien, di mana sasaran keselamatan pasien ke 5 adalah
pengurangan resiko kejadian infeksi yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan /
HAIs.
B. Tujuan
1. Umum
Untuk mendapatkan data dasar kejadian HAIs di Puskesmas Selindung.
2. Khusus
a. Memberi gambaran angka kejadian HAIs di Puskesmas Selindung.
b. Menilai Standar Mutu UPTD Puskesmas Selindung
DefinisiOperasional
1. Infeksi Daerah Operasi (IDO) adalah infeksi yang terjadi pada luka operasi atau
organ / ruang yang terjadi dalam waktu 30 sampai 90 hari pasca tindakan
operasi.
1. Plebitis adalah pada daerah lokal tusukan infus ditemukan tanda –
tanda merah seperti terbakar, bengkak, sakit bila ditekan, ulkus
sampai eksudat purulen atau mengeluarkan cairan bila di tekan.
2. Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah jenis infeksi yang terjadi pada
saluran kemih murni ( uretra dan permukaan kandung kemih ) atau
melibatkan bagian yang lebih dalam dari organ – organ pendukung
saluran kemih ( ginjal, ureter, kandung kemih, uretra dan jaringan
sekitar retroperitonial atau rongga perinefrik O, karena penggunaan
kateter urine ≥ 48 jam.
Data kepatuhan petugas melakukan kebersihan tangan /Hand Hygiene yang selanjutnya di singkat
HH di ruangan pada tahun 2021 dilakukan dengan memonitoring pada 5 moment kebersihan tangan ,
yaitu :
1. Sebelum kontak dengan pasien
2. Sebelum melakukan tindakan aseptik
3. Setelah kontak dengan cairan tubuh pasien
4. Setelah kontak dengan pasien
5. Setelah kontak dengan lingkungan sekitar pasien.
a. Tujuan
Tergambarnya tingkat Kepatuhan HH oleh petugas di lingkungan UPTD Puskesmas Selindung Kota
Pangkalpinang.
b. Laporan Data
Monitoring kepatuhan dilakukan kepada : Dokter, perawat, bidan, staf/ petugas kesehatan lainnya.
Dengan mengadopsi formulir HH dari WHO dan di hitung dengan rumus :
JLH Kepatuhan Petugas melaksanakan HH dengan 5 moment
JLH Kepatuhan dan ketidakpatuhan petugas HH dengan 5 moment x 100 %
120
100
80
60 capaian
target
40
20
0
Jan Feb Mar
b.Grafik Angka Kepatuhan Hand hygiene Triwulan II
120
100
80
60 capaian
target
40
20
0
April Mei Juni
120
100
80
60 capaian
target
40
20
0
Juli Agust Sept
2. Material
f. Petugas pelayanan masih memakai perhiasan di tangan ( cincin, gelang ) yang tidak di lepas
pada saat melakukan HH.
g. Kepatuhan petugas untuk segera menggantikan botol handrub ketika sudah kosong masih
kurang.
h. Ketersedian Fasilitas Hand Hygiene masih kurang misalnya wastafel dan air bersih.
AUDIT KEPATUHAN
PEMAKAIAN DAN PENGELOLAAN SARANA APD
Audit kepatuhan dalam pengelolaan APD dilakukan oleh Pj PPI. Adapun monitoring APD ini terdiri
dari :
1. Tersedia APD ruang perawatan / intensif/ tindakan sesuai dengan kebutuhan
2. Tersedia APD sesuai kebutuhan
3. APD tersedia dalam jumlah yang cukup
4. Penyimpanan APD dalam tempat yang sesuai
5. Penggunaan masker sesuai kebutuhan dan rasional
6. Pemakaian handscoon sesuai kebutuhan dan rasional
7. Alas kaki selalu terpakai sesuai SPO
8. Penggunaaan APD lain ( apron,goegle,boot dll yang sesuai )
9. APD yang sekali pakai setelah digunakan di buang di tempat yang sesuai
120
100
80
60 capaian
Target
40
20
0
JAN FEB MAR
100
80
60 capaian
Target
40
20
0
April Mei Juni
120
100
80
60 capaian
Target
40
20
0
Juli Agt Sept
e. Analisa Data
Dari grafik di atas dapat kita lihat rata – rata angka kepatuhan penggunaan dan pengelolaan APD
pada Triwulan I masih di bawah standar kemudian meningkat pada Triwulan II dan Triwulan III
diperkirakan pandemi Global Covid 19 menjadi pemicu kepatuhan pemakaian dan penanganan
APD.
f. Analisa Masalah
1. Material
a. Masih banyak ruangan yang belum memiliki tempat penyimpanan APD
b. Ketersedian APD belum maksimal pada jenis – jenis APD tertentu ( apron, hand scoon )
2.Man
a. Masih ada petugas yang belum berubah pola pikir dan perilakunya terkait pemakaian APD.
b. Belum semua petugas memahami tentang indikasi dan rasional pemakaian APD
c. Masih ada petugas yang membuang sampah APD ketempat yang tidak sesuai.( Misal Hand
scoon di buang ditempat sampah non medis.)
3.Environtment
a. Kondisi lapangan ruangan minim
b. banyaknya kasus Covid menjadi alasan petugas memakai APD yang tidak rasional.
120
100
80
60
Capaian
40 Target
20
0
t
ke UGD gi A g n
KI sLin Imu ma
si li b TB M
Lo Gi r Po La UK
Ke Fa
b. Analisa Data
Dari grafik di atas dapat kita lihat bahwa angka kepatuhan terhadap penerapan Kewaspadaan
standar diruang/bagian puskesmas Selindung sebagian besar masih dibawah standar.
c. Analisa Masalah
1. Man
- Pada unit tertentu beban kerja melebihi kapasitas
- Beban kerja yang belum merata
- Kurang pengetahuan terhadap PPI
2. Material
Sarana dan Prasarana masih terbatas ( sarana air bersih belum terpenuhi,fasilitas Kebersihan
tangan belum terpenuhi,izin incenator belum ada,IPAL tidak berfungsi dll).
3. Environment
Kepedulian semua petugas dalam menerapkan Kewaspadaan Standar masih perlu di tingkatkan.
untuk di TPS.
5. Perbaikan grendel jendela dan kusen pintu yang rusak di semua bagian puskesmas.