A. Pengertian
2. Faktorgenetik
4. Virus tertentu
5. Defisiensiimunologi
6. Congenital
B. PATOFISIOLOGI
Hidrosefalus
Pada fase awal, abses otak ditandai dengan edema local, hyperemia,
infiltrasileukosit / melunaknya parenkim trombosis sepsis dan edema, beberapa hari
atau minggu dari fase awal terjadi proses uque fraction atau dinding kista berisi pus.
Kemudian rupture maka infeksi akan meluas keseluruh otak dan bisa timbul
meningitis.
Tumor otak menyebabkan gangguan neurolagis.Gejala-gejala terjadi
berurutan. Hal ini menekankan pentingnya anamnesis dalam pemeriksaan klien.
Gejala neurologic pada tumor otak biasanya dianggap disebabkan oleh tumor dan
tekanan intrakranial. Gangguan vocal terjadi apabila penekanan pada jaringan otak
dan infiltrasi / inovasi langsung pada parenkim otak dengan kerusakan jaringan
neuron.
Perubahan suplai darah akibat tekanan yang ditimbulkan tumor yang tumbuh
menyebabkan nekrosis jaringan otak. Gangguan suplai darah arteri pada umumnya
bermanifestasi sebagai kehilangan fungsi secara akut dan mungkin dapat dikacaukan
dengan gangguan cerebrovaskuler primer. Serangan kejang sebagai manifestasi
perubahan kepekaan neuro dihubungkan dengan kompersi invasi dan perubahan
suplai darah kejaringan otak.
Peningkatan intracranial dapat diakibatakan oleh beberapa factor :
bertambahnya masa dalam tengkorak , terbentuknya oedema sekitar tumor dan
perubahan sirkulasi serebrospinal. Pertumbuhan tumor akan menyebabkan
bertambahnya massa karena tumor akan mengambilkan ruang yang relative dari
ruang tengkorak yang kaku.
Tumor ganas menimbulkan odem dalam jaringan otak. Mekanisme belum
sepenuhnya dipahami namun diduga disebabkan selisih osmotik yang menyebabkan
pendarahan. Obstruksi vena oedema yang disebabkan kerusakan sawar darah otak
semuanya menimbulkan kenaikan volume inntrakranial. Observasi sirkulasi cairan
serebrospinal dari vantrikel laseral keruang sub arakhnoid menimbulkan
hidrosephalus.
Peningkatan intracranial akan membahayakan jiwa bila terjadi secara cepat
akibat salah satu penyebab yang telah dibicaraknan sebelumnya. Mekanis
mekompensasi memerlukan waktu berhari-hari / berbulan-bulan untuk menjadi
efektif dan oleh karena itu tidak berguna apabila tekanan intracranial timbul cepat.
Mekanisme kompensasi ini bekerja menurunkan volume darah intrakranial,
volume cairan cerborspinal, kandungan cairan intrasel dan mengurangi sel-sel
parenkim.Kenaikan tekanan yang tidak diobati
mengakibatkan herniasiulkus/ serebulum. Herniasi timbul bila girus medalis lobus
temporalis bergeser ke interior melalui insisuratentorial oleh massa dalam hemis
terotak. Herniasi menekan ensefalon menyebabkan kehilangan kesadaran dan
menekan saraf ketiga. Pada herniasi serebulum tonsil sebelum bergeser kebawah
melalui foramen magnum oleh suatu massa posterior
PATHWAY
Idiopatik
Tumor otak
Penekananjaringanotak Bertambahnyamassa
Obs. Hentinafa
Aspirasise Resti.Cidera Perubahan proses pikir
s
Jlnnafas
kresi Dispnea Perubahan
Gang.Pertuka
ran gas
Bradikardiprogresif,
Bicaraterganggu, Hernialisulk
hipertensisitemik,
afasia us
gang.pernafasan
Cemas Gang.ke
Mual, muntah, sadaran
Gang. Rasa papileodema,
nyaman
pandangankabur,
penurunanfungsipendeng
aran, nyerikepala
C. MANIFESTASI KLINIS
a. Nyeri kepala
Nyeri bersifat dalam, terus – menerus, tumpul dan kadang – kadang bersifat
hebat sekali, biasanya paling hebat pada pagi hari dan diperberat saat beraktivitas
yang menyebabkan peningkatan TIK, yaitu batuk, membungkuk dan mengejan.
b. Nausea dan muntah
c. Papil edema
D.KLASIFIKASI
Jinak
Acoustic neuroma
Meningioma
Pituitary adenoma
Astrocytoma ( grade I )
Malignant
Oligodendroglioma
Apendymoma
Tumor intradural
Ekstramedular
Cleurofibroma
Meningioma intramedural
Apendimoma
Astrocytoma
Oligodendroglioma
Hemangioblastoma
Tumor ekstradural
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
F. PENATALAKSANAAN
1. Pembedahan
1.500 cc / hari.
e. Pasien dapat dibantu untuk alih posisi, batuk dan napas dalam setiap 2 jam.
f. Posisi kepala dapat ditinggikan 30 -35 derajat untuk meningkatkan aliran
balik dari kepala. Hindari fleksi posisi panggul dan leher.
g. Cek sesering mungkin balutan kepala dan drainage cairan yang keluar.
2. Radioterapi
Biasanya merupakan kombinasi dari terapi lainnya tapi tidak jarang pula
merupakan therapi tunggal. Adapun efek samping : kerusakan kulit di sekitarnya,
kelelahan, nyeri karena inflamasi pada nervus atau otot pectoralis, radang
tenggorkan.
3. Chemoterapi
Biasanya dengan obat golongan tamoxifen untuk tumor yang sudah bermetastase.
5. Terapi Steroid
G. KOMPLIKASI
4. Disfungsi seksual
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN SOL
A. Pengkajian
1. Anamnesis
- Keadaan umum
a. Aktivitas / istirahat
Gejala : malaise
Tanda : Ataksia, masalah berjalan, kelumpuhan, gerakan involunter.
b. Sirkulasi
Gejala : -
d. Nutrisi
Gejala : -
h. Pernapasan
Dengan pengeluaran melalui saluran kencing, usus, kulit dan paru maka tubuh
dibersihkan dari bahan – bahan yang melebihi kebutuhan dan dari produk
buangan.
4. Pola Aktivitas dan Latihan
Pada pasien pola istirahat dan tidur tidak dapat dikaji karena mengalami
penurunan kesadaran.
7. Konsep Diri dan Persepsi Diri
Menjelaskan konsep diri dan persepsi diri misalnya body image, body comfort.
8. Peran dan Pola Hubungan
Bertujuan untuk mengetahui peran dan hubungan sebelum dan sesudah sakit.
Perubahan pola biasa dalam tanggungjawab atau perubahan kapasitas fisik
untuk melaksanakan peran (Doenges,1993).
9. Pola Reproduktif dan Sexual
NO Diagnosa NO NI
C C
1 Gangguan perfusi Status Neurologis : Kesadaran Aktivitas :
jaringan cerebral tidak Indikator : 1. Pantau status neurologis dengan teratur dan
efektif b.d penghentian 1. Buka mata terhadap stimulus bandingkan dengan keadaan normalnya seperti GCS
aliran darah eksternal 2. Pantau frekuensi dan irama jantung
2. Orientasi kognitif 3. Pantau suhu juga atur suhu lingkungan sesuai
3. Kemunikasi yang tepat kebutuhan. Batasi penggunaan selimut dan lakukan
dengan situasi kompres hangat jika terjadi demam
4. Mematuhi perintah 4. Pantau masukan dan pengeluaran, catat karakteristik
5. Aktivitas kejang tidak ada urin, tugor kulit dan keadaan membrane mukosa
6. Fleksi normal 5. Gunakan selimut hipotermia
Intake makanan cukup Tentukan apakah klien butuh alat bantu makan
5. Evaluasi
Evaluasi sumatif disesuaikan dengan tujuan dan kriteria hasil yang telah disusun
di dalam intervensi untuk mengetahui masalah pasien telah teratasi ataupun tidak,
sehingga dapat ditentukan rencana selanjutnya.
DAFTAR
PUSTAKA