Anda di halaman 1dari 5

PEMERINTAH KABUPATEN CIANJUR

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS RAWAT INAP SINDANGBARANG
Jl. Raya Sindangbarang-Cidaun Km. 01 Kec. Sindangbarang Kab. Cianjur

LAPORAN AUDIT KEPATUHAN CUCI TANGAN


BULAN ........
PUSKESMAS RAWAT INAP SINDANGBARANG

A. LATAR BELAKANG

Puskesmas merupakan health care system yang di dalamnya terdapat


sistem surveilans sebagai upaya pengendalian dan pencegahan yang di
dalamnya Puskesmas mempunyai peran strategis dalam upaya mempercepat
peningkatan kesehatan masyarakat di Indonesia, karena Puskesmas merupakan
fasilitas yang padat karya dan padat teknologi. Peran strategis Puskesmas
sangat diperlukan untuk menghadapi transisi epidemiologi yang terjadi saat ini.

HAIs (Health-care Associated Infections) merupakan kejadian infeksi yang


didapatkan penderita setelah mendapatkan perawatan >48 jam dan pasien tidak
dalam masa inkubasi. Karena HAIs, di identifikasi melalui kegiatan surveilans,
media penularan utama dari sebagian besar bakteri atau virus penyebab infeksi
adalah tangan- tangan pemberi asuhan yang terkontaminasi.

Hand hygiene adalah istilah yang digunakan untuk mencuci tangan


menggunakan antiseptik pencuci tangan. Pada tahun 2009, WHO mencetuskan
global patient safety challenge dengan clean care is safe care, yaitu
merumuskan inovasi strategi penerapan hand hygiene untuk petugas kesehatan
dengan my five moments for hand hygiene yaitu melakukan cuci tangan sebelum
bersentuhan dengan pasien, sebelum melakukan prosedur bersih dan steril,
setelah bersentuhan dengan pasien, setelah bersentuhan dengan cairan tubuh
pasien, setelah bersentuhan dengan pasien, setelah bersentuhan dengan
lingkungan sekitar pasien. Pengetahuan tentang infeksi nosokomial dan
pencegahannya merupakan stimulus sosial yang dapat menimbulkan respon
emosional terhadap upaya universal precaution sehingga akan meningkatkan
peran sertanya dalam upaya pencegahan infeksi nosokomial. Kegagalan
melakukan kebersihan tangan yang baik dan benar dianggap sebagai penyebab
utama infeksi nosokomial atau HAIs dan penyebaran mikroorganisme multi
resisten di fasilitas pelayanan kesehatan dan telah diakui sebagai kontributor
yang penting terhadap timbulnya wabah. Sehingga perlu adanya audit
kepatuhan pelaksanaan hand hygiene untuk evaluasi kegiatan hand hygiene
yang telah dilakukan oleh tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)
Puskesmas Rawat Inap Sindangbarang

B. MAKSUD DAN TUJUAN

1. Maksud :

Meningkatkan pemahaman tentang kebersihan tangan (hand hygiene).

2. Tujuan :

a. Meningkatkan pengetahuan dalam melakukan cuci tangan (hand


hygiene) dengan handrub maupun handwash.
b. Meningkatkan kepatuhan petugas kesehatan dalam kebersihan
tangan (hand hygiene).
c. Meningkatkan perilaku sehat dengan selalu melakukan cuci
tangan (hand hygiene) dengan 6 langkah dalam 5 momen.
d. Mendapatkan data tentang gambaran kepatuhan cuci tangan
dan ketersediaan fasilitas cuci tangan

C. PENGERTIAN

Pencegahan dan pengendalian infeksi mutlak harus dilakukan oleh seluruh


pegawai Puskesmas terutama orang yang terlibat dalam perawatan pasien.
Untuk menanggapi hal ini, Tim PPI melakukan penilaian terhadap kepatuhan
cuci tangan kepada petugas yang bersentuhan langsung dengan pasien yang
dinilai setiap bulan. Penilaian ini berdasarkan dilakukan atau tidaknya cuci
tangan dalam five moments for hand hygiene (lima momen cuci tangan) yang
ditetapkan oleh WHO.

Lima moment tersebut adalah:

1. Sebelum bersentuhan dengan pasien


2. Sebelum melakukan prosedur bersih/steril
3. Setelah bersentuhan dengan cairan tubuh pasien risiko tinggi
4. Setelah bersentuhan dengan pasien
5. Setelah bersentuhan dengan lingkungan sekitar pasien

Jumlah petugas yang dinilai (audit) berasal dari Profesi Pemberi Asuhan (PPA)
dan orang yang bersentuhan langsung dengan pasien untuk dilakukan audit
hand hygiene. Data dikumpulkan dengan cara menggunakan lembar observasi.
Lembar observasi berisi check list untuk melihat praktik hand hygiene yang
dilakukan oleh petugas (PPA), yang terdiri dari penilaian lima momen cuci
tangan dengan membandingkan jumlah nilai Opportunity
dan jumlah Action setiap petugas dalam melakukan tindakan cuci tangan.
Penilaian Fasilitas cuci tangan juga menggunakan lembar Observasi dilakukan
berupa format yang berisi item-item yang perlu diamati menggunakan cheklist.

D. HASIL KEGIATAN

Kepatuhan Hand Hygiene di Puskesmas Rawat Inap Sindangbarang. Audit


hand hygiene merupakan cara yang dilakukan untuk mengobservasi dan
mengukur kepatuhan para petugas kesehatan dalam melakukan hand hygiene
yang merupakan perilaku mendasar dalam upaya mencegah timbulnya infeksi
nosokomial. Dari pelaksanaan audit hand hygiene yang dilaksanakan rutin tiap 3
bulan di Puskesmas berikut ini laporan kepatuhan hand hygiene pada setiap unit
pelayanan kesehatan Puskesmas bulan Juli-September 2021.

KEPATUHAN CUCI TANGAN KETEGORI


PROFESI DI PUSKESMAS BULAN JUNI DAN
SEPTEMBER 2021
80%
70%
60%
50%
PRESENTA

40%
30%
20%
10%
DOKTER PERAWAT ANALIS GIZI BIDAN
0%

JULI 72% 50% 50% 63% 50%


SEPTEMBER 38% 44% 30% 40% 67%

Berdasarkan data pada grafik, menunjukkan bahwa angka kepatuhan Hand


Hygiene bulan Juli-September 2021 di Puskesmas menurut jenis profesi paling
tinggi yaitu profesi Dokter pada bulan juli 72%, dan pada bulan September
kepatuhan cuci tangan tertinggi yaitu profesi Bidan 67%, sedangkan angka
kepatuhan paling rendah yaitu Analis, Perawat, Bidan sebesar 50% pada bulan
Juni dan paling rendah pada bulan September yaitu profesi Analis 30%.
E. ANALISA DAN EVALUASI

1. Berdasarkan hasil laporan diatas terhadap kepatuhan kebersihan tangan


(hand hygiene) petugas bulan Juli-September di Puskesmas Rawat Inap
Sindangbarang masih dibawah standar yaitu rata-rata 70,4%, sedangkan
standar atau target yang diharapkan yaitu ≥75%. Ini menunjukkan masih
minimalnya kepatuhan petugas dalam melakukan cuci tangan.
2. Ada beberapa hal yang menjadi faktor penyebab kurangnya kepatuhan
petugas dalam cuci tangan, antara lain:

a. Kurangnya akses/fasilitas cuci tangan menggunakan sabun dan air


b. .....
c. ........
d. .....

F. UPAYA TINDAK LANJUT

Maka Tim PPI merencanakan peningkatan kepatuhan kebersihan tangan


(hand hygiene) dengan cara:

1. Melakukan reedukasi rutin


2. Membuat stiker cuci tangan, yang nantinya akan diberikan kepada setiap
petugas yang sudah bisa melakukan cuci tangan dengan baik dan benar,
serta dapat menyebutkan 5 momen cuci tangan.
3. Melakukan monitoring sarana dan prasarana untuk cuci tangan.
4. Menempel poster hand hygiene.
5. Membagikan brosur/leaflet hand hygiene
6. Untuk pelaksaaan hand hygiene agar maksimal maka Puskesmas perlu
menyediakan fasilitas cuci tangan yang memadai
7. dst

G. PENUTUP

a. Pemahaman petugas IPCN tentang PPI sudah memadai, dan informasi


tentang PPI juga sudah disampaikan ke petugas ruangan, namun untuk
merubah perilaku petugas kesehatan juga harus didukung oleh ketersediaan
fasilitas cuci tangan untuk kepentingan pasien dan Puskesmas tentunya.
b. Hasil akhir yang diharapkan dari meningkatnya kepatuhan petugas dalam
kebersihan tangan ini adalah tidak terjadinya HAIs pada pasien Puskesmas.
Karena kebersihan tangan merupakan salah satu indicator pacient safety
yang harus dijalankan oleh petugas di Puskesmas, maka meningkatnya
kepatuhan
petugas dalam cuci tangan juga berarti meningkatnya kualitas pelayanan
Puskesmas.

Cianjur, November 2021


Mengetahui Sekretaris Tim PPI
Koordinator PPI

___________________ __________________

Anda mungkin juga menyukai