Anda di halaman 1dari 5

PENANGGULANGAN KEJADIAN

IKUTAN PASCA IMUNISASI (KIPI)


No.Dokumen : 870/ /SOP-UKM
No.Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit : 02 Januari 2022
Halaman : 1/5

UPTD
TB Wahyu Rahayu ,SKM
PUSKESMAS
CAMPAKAMULYA NIP.1970050419901004

1. Pengertian Kejadian Ikutan Pasca Vaksinasi (KIPI) merupakan kejadian medik yang
diduga berhubungan dengan vaksinasi. Kejadian ini dapat berupa reaksi
vaksin, kesalahan prosedur, koinsiden, reaksi kecemasan, atau hubungan
kausal yang tidak dapat ditentukan.
2. Tujuan Mendeteksi dini, merespon kasus KIPI dengan cepat dan tepat,
mengurangi dampak negatif imunisasi untuk kesehatan individu dan pada
program imunisasi dan merupakan indikator kualitas program
3. Kebijakan -
4. Referensi 1. Peraturan Presiden Nomor 99 Tahun 2020 tentang
Pengadaan Vaksin dan Pelaksanaan Vaksinasi dalam rangka
Penanggulangan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-
19)
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 12 Tahun 2017 tentang
Penyelenggaraan Imunisasi
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 84 Tahun 2020 tentang
Pelaksanaan Vaksinasi dalam rangka Penanggulangan Pandemi
Corona Virus Disease 2019 (COVID-19)
4. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/413/2020
tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus
Disease (COVID-19)
5. Keputusan Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Nomor Hk.02.02/4/1 /2021 Tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan
Vaksinasi Dalam Rangka Penanggulangan Pandemi Corona Virus
Disease 2019 (COVID-19)
6. Prosedur 1) Petugas puskesmas menerima laporan kasus dari sasaran yang
Langkah- divaksinasi/ masyarakat/kader
langkah 2) Petugas puskesmas melakukan pelacakan dengan langkah-langkah:
a. Pastikan informasi pada laporan, dengan tindakan
 Dapatkan catatan medik pasien (atau catatan klinis lain)
 Periksa informasi tentang pasien dari catatan medik dan
dokumen lain
 Isi setiap kelengkapan yang kurang dari formulir laporan KIPI
 Tentukan informasi dari kasus lain yang dibutuhkan
untuk melengkapi pelacakan
b. Lacak dan Kumpulkan data
 Tentang pasien
o Kronologis vaksinasi saat ini yang diduga menimbulkan
KIPI
o Riwayat medis sebelumnya, termasuk riwayat Vaksinasi
sebelumnya dengan reaksi yang sama atau reaksi alergi
yang lain
o Riwayat keluarga dengan kejadian yang sama
 Tentang kejadian
o Kronologis, deskripsi klinis dan setiap hasil laboratorium
yang relevan dengan KIPI dan penegakan diagnosis dari
kejadian ikutan
o Tindakan yang didapatkan, apakah dirawat inap/jalan
dan bagaimana hasilnya
 Tentang vaksin yang diduga menimbulkan KIPI:
o Prosedur pengiriman vaksin, kondisi
penyimpanan, dan catatan suhu pada lemari es
 Tentang kondisi sasaran lainnya yang mendapat vaksin yang
sama:
o Adakah sasaran lain yang mendapat Vaksinasi dari
vaksin dengan nomor batch yang sama dan menimbulkan
gejala yang sama
o Evaluasi pelayanan Vaksinasi
3) Petugas puskesmas melakukan pengobatan/perawatan jika diperlukan
sesuai reaksi dan tata laksananya sebagai berikut:
Tatalaksana Kasus KIPI:
Reaksi yang mungkin terjadi setelah imunisasi COVID-19 hampir sama
dengan vaksin yang lain. Beberapa gejala tersebut beserta tata
laksananya adalah:
a. Reaksi lokal
(a). Nyeri pada tempat suntikan; (b) Bengkak pada tempat
suntikan; (c) Kemerahan pada tempat suntikan; (d) Abses pada
tempat suntikan; (e) Limfadenitis; (f) Reaksi lokal lain yang berat
misalnya selulitis
Tata laksana:
Kompres dingin pada lokasi suntikan, Parasetamol
b. Reaksi sistemik

2/5
(a). Demam; (b) Nyeri otot seluruh tubuh (myalgia); (c) Badan
lemah; (d) Pusing; (e) Nafsu makan turun; (f) Mual; (g) Diare
Tata laksana:
Berikan minum yang banyak; Berikan pakaian yang sejuk dan
nyaman; Berikan spons hangat; Parasetamol
c. Reaksi lainnya
(a). Reaksi alergi, urtikaria, dermatitis, oedem, reaksi anafilaksis;
(b) Syok anafilaktik; (c) Sindrom syok toksik (d) Atralgia (e)
Syncope (pingsan)
Tata laksana:
- Syok Anafilaktik
 Tanda dan gejala
o Perjalanan klinis (Cepat, tanda peringatan awal) tanda
dan gejalanya  Gatal pada kulit, kemerahan (rash)
dan bengkak sekitar lokasi suntikan  Pusing, rasa
hangat  Pembengkakan yang tidak sakit pada bagian
tubuh seperti: muka atau mulut.  Muka kemerahan,
kulit gatal, hidung tersumbat, bersin, mata berair. 
Suara serak, mual, muntah  Pembengkakan pada
pada kerongkongan, sulit bernafas, nyeri perut
o Perjalanan klinis (Lambat, gejala mengancam jiwa)
tanda dan gejalanya Nafas berbunyi mengi (wheezing),
nafas berbunyi seperti ngorok, sulit bernafas, pingsan,
tekanan darah rendah, denyut nadi lemah dan tidak
teratur (irregular)

 Alur penanganan
(1) Hilangkan paparan hingga faktor pemicu sedapat
mungkin sebagai contoh hentikan agen intravena
yang diperuntukan untuk diagnotik atau terapi yang
kemungkinan jadi pemicu gejala
(2) Nilai sirkulasi pasien, jalan nafas, pernafasan, status
mental, kulit, dan berat badan (masa)
(3) Panggil bantuan tim
(4) Injeksi epnefrin (adrenalin) intramuscular pada regio
mid-anteorlateral paha, 0,01 mg/kg larutan 1:1000
(1mg/ml), maksimum 0,5 mg (dewasa) atau 0,3 mg
(anak): catata waktu pemberian dosis dan ulangi 5-15
menit jika diperlukan. Kebanyakan pasien respon
terhadap 1-2 dosis.
(5) Letakan pasien terlentang atau pada posisi paling

3/5
nyaman jika terdapat distress pernafasan atau
muntah; elevasi ekstremitas bawah; kejadian fatal
dapat terjadi dalam beberapa detik jika pasien berdiri
atau duduk tiba-tiba
(6) Jika diperlukan, berikan oksigen aliran tinggi (6-8
L/menit) dengan masker atau oropharyngeal airway
(7) Berikan akses intravena menggunakan jarum atau
kateter dengan kanula diameter besar (14-16 G), jika
diperlukan berikan 1-2 liter caiaran NaCl 0,9%
(isotonik) salin dengan cepat (missal 5-10 ml/kg pada
5-10 menit awal pada orang dewasa, 10 ml/kg pada
anak-anak)
(8) Jika diperlukan, lakukan resusitasi kardiopulmoner
dengan kompresi dada secara kontinyu dan amankan
pernafasan
(9) Monitor tekanan darah pasien denyut dan fungsi
jantung status pernafasan dan oksigenasi pasien
sesering mungkin dalam interval regular
(10) Rujuk ke Rumah Sakit terdekat apabila kondsi belum
membaik
4) Petugas puskesmas melaporkan kasus KIPI pada Dinas Kesehatan
sebagai bahan analisis kejadian dengan Pokja KIPI Kabupaten

4/5
7. Bagan Alir
Petugas menerima laporan kasus dari
sasaran yang divaksinasi/
masyarakat/kader

Petugas melakukan pelacakan sesuai


langkah-langkah dan tindakannya

Petugas melakukan pengobatan/perawatan


jika diperlukan sesuai reaksi dan tata
laksananya

Petugas melaporkan kasus KIPI pada Dinas


Kesehatan

8. Unit Terkait 1) Rumah Sakit


2) Dinas Kesehatan
3) Pokja KIPI Kabupaten
9. Dokumen SOP Pelaksanaan Vaksinasi COVID-19

Terkait
10. Histori Tanggal mulai
No Yang Dirubah Isi Perubahan
Perubahan diberlakukan

5/5

Anda mungkin juga menyukai