Anda di halaman 1dari 22

MANAJEMEN KIPI (KEJADIAN IKUTAN

PASCA IMUNISASI) VAKSINASI


COVID-19
No.Dokumen :445.4/SOP/UKP/129/CBR/2021
No. Revisi 01

SOP Tanggal Terbit


Halaman' • 1 /6

UPTD Titin Hajari, drg


PUSKESMAS NIP:197711222003122006
CIBEUREUM
1. Pengertian Kejadian medik yang diduga berhubungan dengan vaksinasi. Kejadian ini dapat berupa reaksi
vaksr kesalahan prosedur, koinsiden, reaksi kecemasan, atau hubungan kausal yang tidak dapat
ditentukan
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah bagi petugas dalam melakukan penemuan,
pemantauan pelaporan dan pelacakan KIPI selama pelaksanaan Vaksinasi COVID-19
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Cibeureum Nomor : 445.4/Kep.156/CBR/2021 tentang
Manajemen KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) Vaksinasi COVID-19
4. Referensi 1. SK Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, No.HK02.02/4/1/2021 tentang Petunjuk
Teknis Pelaksanaan Vaksinasi Dalam Rangka Penanggulangan Pandemi Corona Virus
Disease 2019 (COVID-19).

1. Prosedur / 1. Persiapan Alat & Bahan •


Langkah — 1. Format pelaporan KIPI non serius,
langkah 2. Format pelaporan KIPI serius,
3. Format investigasi
4. Panduan penggunaan web keamanan vaksin
5. Anafilaktik Kit

2. Petugas yang Melaksanakan •


1. Petugas / team KIPI Puskesmas Cibeureum (Team Vaksinasi Covid-19)

3. Langkah- Langkah
A. Pelaporan KIPI
1. Petugas dari Fasyankes menetapkan contact person yang dapat dihubungi apabila ada
keluhan dari penerima vaksin (bu Endah Kuswati 082118502662) sesuai tertera pada
Kartu Vaksinasi COVID-19 setelah selesai melakukan vaksin (di Meja4).
2. Petugas menjelaskan pada penerima Vaksin yang mengalami KIPI dapat
menghubungi
Contact Person tersebut jika terjadi keluhan pasca Vaksinasi Covid-19
3. Petugas Fasyankesyang menerima laporan dari penerima Vaksin yg diduga mengalami
KIPI pasca mendapatkan VaksinCOVlD-19 selanjutnya mengumpulkan Informasi di
Puskesmas yang akan diteruskan untuk dilaporkan ke Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota (24 jam dari saat penemuan kasus).
4. Untuk Kejadian KIPI Serius •
Petugas KIPI dari Puskesmas melaporkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota,
selanjutnya Petugas KIPI dan Dinas Kesehatan Kabupeten/Kota melakukan
korffjrrnasl kebenaran yang diduga KIPI serius yang berkoordinasi dengan Pokja
KIPl/Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau dengan Komda PP-KIPI Dinas
Kesehatan Provinsi. Bila Perlu dilakukan Investigasi maka Dinas Kesehatan Provinsi
akan berkoordinasi dengan Komda PP-KIPI dan Balai Besar POM Provinsi serta
melaporkan ke dalam website keamanan vaksin untuk dilakukan kajian oleh Komite
independen (Komnas dan/atau Komda PP-KIPI).
5. Petugas melakukan pencatatan sesuai dengan format KIPI (Format KIPI non Serius, Format
KIPI Serius)
6. Petugas (team KIPI Puskesmas Cibeureum) menemukan penerima Vaksin COVID-19 yang
diduga mengalami KIPI kemudian diberikan pengobatan dan perawatan selama proses
investigasi dan pengkajian kausalitas KIPI berlangsung.

B. Pelacakan
1. Petugas KIPI Puskesmas memastikan informasi pada Laporan
I. Dapatkan catatan medik pasien (atau catatan klinis lain)
2. Periksa informasi tentang pasien dari catatan medik dan dokumen lain
3. Isi setiap kelengkapan yang kurang dari formulir laporan KIPI
4. Tentukan informasi dari kasus lain yang dibutuhkan untuk melengkapi pelacakan

2. Petugas KIPI Puskesmas melakukan pelacakan dan Pengumpulan data


1. Kronologis vaksinasi saat ini yang diduga menimbulkan KIPI
2. Riwayat medis sebelumnya, termasuk riwayat Vaksinasi sebelumnya dengan
reaksi yang sama atau reaksi alergi yang lain
3. Riwayat keluarga dengan kejadian yang sama
4. Tentang kejadian
I. Kronologis, deskripsi klinis dan setiap hasil laboratonum yang relevan dengan
KIPI dan penegakan diagnosis dari kejadian ikutan
2. Tindakan yang didapatkan, apakah dirawat inapfialan dan bagaimana hasilnya
5. Tentang vaksin yang diduga menimbulkan KIPI:
I. Prosedur pengiriman vaksin, kondisi penyimpanan, dan catatan suhu pada
lemari es
6. Tentang kondisi sasaran lainnya yang mendapat vaksin yang sama:
I. Adakah sasaran lain yang mendapat Vaksinasi dari vaksin dengan nomor
batch yang sama dan menimbulkan gejala yang sama
7. Evaluasi pelayanan Vaksinasi

C. Pengenalan dan Penanganan Anafilaktik (KIPI serius) :


Ť. Pengena/an tanda dan gejala Anfilaktlk :
Petugas mengenali tanda dan gejala anfilaktik syok (umum nya 5-30 menit sesudah
suntikan)
1. Kriteria I
1. Gejala muncul tiba-tiba dalam menit sampai jam, melibatkan kulit,
jaringan mukosa, atau keduanya ( mis: bercak merah di seluruh tubuh,
terasa gatal dan panas, bibir, lidah, dan uvula, bengkak)
2. Ditambah sedikitnya satu dari Keadaan berikut
• Gejala pada pemafasan (mis: sesak napas, mengi, batuk,stridor,
hipoksemia)
• Tekanan darah menurun mendadak atau timbulnya gejala disfungsi
organ seperti hipotonia (kolaps), inkontinensia.
2. Kriteria 2 :
1. Dua atau lebih dari keadaan berikut yang muncul mendadak setelah
pajanan alergen atau pemicu Iainnya

• Gejala muncul tiba-tiba dalam hitungan menit sampai jam,


melibatkan kulit, jaringan mukosa, atau keduanya ( mis: bercak merah
di seluruh tubuh, terasa gatal dan panas, bibir, lidah, dan uvula,
bengkak)

• Gejala pada pernafasan (mis: sesak napas, mengi, batuk, stridor,


hipoksemia)

• Tekanan darah menurun mendadak atau timbulnya gejala disfungsi


organ seperti hipotonia (kolaps), inkontinensia

• Gejala pencemaan yang timbul mendadak ( mis: nyen perut sampai


kram,muntah)
3. Kriteria 3 .
1. Tekanan darah berkurang setelah pajanan diketahui untuk
pasien (dalam hitungan menit sampai jam) •

• Bayi dan anak-anak: Tekanan darah sistolik rendah (spesifik usia) atau
pengurangan tekanan darah sistolik yang lebih besar dari 30%
• Dewasa: tekanan darah sistolik kurang dari 90 mmhg atau lebih besar
pengurangan tekanan darah sampai 30% dari batas bawah garis pasien
tersebut.
Hnamaktik

l . Nilai sirkulasi pasien, jalan nafas, pernafasan, status mental, kulit, dan berat
badan (massa).
2. Baringkan pasien dengan posisi kaki lebih tinggi.
3. Berikan epinefrin (adrenalin) intramuskular pada regio mid- anterolateral
paha, 0,01 mg/kg larutan I: 1000 (Img/ml), maksimum 0,5 mg (dewasa)•.
catat waktu pemberian dosis dan ulangi 5-15 menit jika diperlukan.
Kebanyakan pasien respon terhadap 1-2 dosis.
4. Letakkan pasien telentang atau pada posisi paling nyaman jika terdapat
distres pernafasan atau muntah; elevasi ekstremitas bawah; kejadian fatal
dapat terjadi dalam beberapa detik jika pasien berdiri atau duduk tiba-tiba.
5. Jika diperlukan, berikan oksigen aliran tinggi (6-8L/menit) dengan masker atau
oropharyngeal airway.
6. Berikan akses intravena menggunakan jarum atau kateter dengan kanula
diameter besar(14-16 G), Jika diperlukan, berikan 1-2 liter cairan NaCI 0,9%
(isotonik) salin dengan cepat (mis: 5-10 ml/kg pada 5-10 menit awal pada
orang dewasa).
7. Jika diperlukan, lakukan resusitasi kardiopulmoner dengan kompresi dada
secara kontinyu dan amankan pernafasan.
8. Monitor tekanan darah pasien, denyut dan fungsi jantung, status pernafasan
dan oksigenasi pasien sesering mungkin dalam interval regular.
9. Monitor tekanan darah pasien, denyut dan fungsi jantung, status pernafasan
dan oksigenasi pasien sesering mungkin dalam interval regular.
10. Catat tanda-tanda vital (kesadaran, frekuensi denyut jantung, frekuensi
pernafasan, denyut nadi) setiap waktu dan catat dosis setiap pengobatan yang
diberikan. Yakinkan catatan detail tersebut juga dibawa bersama pasien ketika
dirujuk.
11. Tandai catatan/kartu vaksinasi dengan jelas, sehingga pasien tersebut tidak
boleh lagi mendapatkan jenis vaksin tersebut.

D. Rujukan KIPI
1. Petugas KIPI puskesmas mendapatkan penerima Vaksin COVID-19 terduga
KIPI
2. Petugas mengidentifikasi apakah keluhan tersebut benar KIPI atau tidak, da
mengidentifikasi KIPI serius atau non serius.
3. Petugas melakukan penanganan awal sesuai kondisi dan keluhan penerim
Vaksin COVID-19 terduga KIPI, dan melakukan pencatatan, pelaporan sesua
format KIPI
4. Untuk KIPI serius petugas melaporkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota da
2. Penanganan Anafilaktik

1. Nilai sirkulasi pasien, jalan nafas, pemafasan, status mental, kulit, dan berat
badan (massa).
2. Baringkan pasien dengan posisi kaki lebih tinggi.
3. Berikan epinefrin (adrenalin) intramuskular pada regio mid- anterolateral paha, 0,01
mg/kg larutan 1:1000 (Img/ml), maksimum mg (dewasa): catat waktu pemberian
dosis dan ulangi 5-15 menit jika diperlukan. Kebanyakan pasien respon terhadap I -
2 dosis.
4. Letakkan pasien telentang atau pada posisi paling nyaman jika terdapat
distres pemafasan atau muntah; elevasi ekstremitas bawah; kejadian fatal
dapat terjadi dalam beberapa detik jika pasien berdiri atau duduk tiba-tiba.
5. Jika diperlukan, berikan oksigen aliran tinggi (6-8LJmenit) dengan masker atau
oropharyngeal airway.
6. Berikan akses intravena menggunakan jarum atau kateter dengan kanula
diameter besar(14-16 G), Jika diperlukan, berikan 1-2 liter cairan NaCl 0.9%
(isotonik) salin dengan cepat (mis: 5-10 ml/kg pada 5-10 menit awal pada
orang dewasa).
7. Jika diperlukan, lakukan resusitasi kardiopulmoner dengan kompresi dada
secara kontinyu dan amankan pemafasan.
8. Monitor tekanan darah pasien, denyut dan fungsi jantung, status pernafasan
dan oksigenasi pasien sesering mungkin dalam interval regular.
9. Monitor tekanan darah pasien, denyut dan fungsi jantung, status pemafasan
dan oksigenasi pasien sesering mungkin dalam interval regular.
10. Catat tanda-tanda vital (kesadaran, frekuensi denyut jantung, frekuensi
pemafasan, denyut nadi) setiap waktu dan catat dosis setiap pengobatan yang
diberikan. Yakinkan catatan detail tersebut juga dibawa bersama pasien
ketika dirujuk.
I l. Tandai catatan/kartu vaksinasi dengan jelas, sehingga pasien tersebut tidak
boleh lagi mendapatkan jenis vaksin tersebut

D. Rujukan KIPI

I. Petugas KIPI puskesmas mendapatkan penerima Vaksin COVID-19 terduga KIPI


2. Petugas mengidentifikasi apakah keluhan tersebut benar KIPI atau tidak, da
mengidentifikasi KIP! serius atau non serius.
3. Petugas melakukan penanganan awal sesuai kondisi dan keluhan penerim
Vaksin COVID-19 terduga KIPI, dan melakukan pencatatan, pelaporan sesu
format KIPI
4. Untuk KIPI serius petugas melaporkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
Diagram r Pcnemuan I-apornn 24 jam Inforrnasi pe Keschatandari
Masy

Pengobatan/ Perawatan "ka dlpcrluka"


2 Pelaporan. Pclacaknn/lnvcstlgasi
Konfirmasl : Positif atau Negatif
Identifikasi Kasus
- Vaksin
Puskesmas
Pctugas Kabupatcn/Koto, prov.nst
- Tata Laksann
- Sikap Masyarakot
Tunggal/bcrkelornpok
Apakah ada kasus lain yang scrupa

Anal.sts Scmentara Pcnycbab dan pokja KIP'


Klas.fikasi KIPI mclengkapi Investigast

Tindak Lanjut Pengobatan


Kornunikasi
Dinas Kes Kabupaten
Pcrbaiknn Mutu Pclavanan

Website Kearnanan Vaksin KomDa KomNai


Kajtan Lnporan PP.KIPI pp-KIP1
Etiologi I—apangan
Kausalitas Subdit Irnunisa•i
BPOM

ALUR PENANGANAN SYOK


ANAFILAKSIS pwøt y" tuuis
ma—gun.
d'—untuUn at•u tenpi pd.

pn p.mOsan. stn-ß

6m RS) abu Vn me&s

rna*sirnwn 0.5 mg Ou 0.3 (YW): cu •n SIS rzpm 1-2


abu Way

urik.n ak•ses rnM9•gunakm •ruÄ IS G).


1-2 cann NaCl 0.9% SIO
10 .nü. aruk)
rEusn•Q

t.k.nM &rah d«m.n dan dan


dalam

3. Hal-Hal yang Petugas vaksinator memahami langkah manajemen KIPI Vaksinasi COVID-19
perlu di Petugas melakukan koordinasi saat mendapati laporan KIPI perhatikan Petugas
melakukan penemuan, penanganan, pencatatan, pelaporan KIPI
. unit I . Petugas (Team Vaksinasi COVID19) KIPI Puskesmas Cibeureum
Dokumen 1 . Format pelaporan KIP! non serius,
terkait 2. Format pelaporan KIP! serius,
3. Format investigasi
4. Panduan penggunaan web keamanan vaksin
6. Rekaman
Hal Yang di Tanggal mulai di
Histori No Isi Perubahan berlakukan
IJbah
Perubahan

Anda mungkin juga menyukai