Anda di halaman 1dari 3

STANDAR OPERASIONAL

PROSEDUR

SYOK
Dinas Kesehatan Public Safety Center
Kab. Tojo Una-Una (PSC) 119
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
00 1/3
Standar Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh :
Operasional Kepala Dinas Kesehatan
Prosedur 03 Januari 2019 Kab. Tojo Una-Una,

Dra. Jafanet Alfari, MAP., M.Kes


NIP. 19650115 199303 2 003
Pengertian Syok merupakan salah satu sindroma kegawatan yang
memerlukan penanganan intensif dan agresif. Syok adalah
suatu sindroma multifaktorial yang menuju hipoperfusi jaringan
lokal atau sistemis dan mengakibatkan hipoksia sel dan
disfungsi multipel organ. Kegagalan perfusi jaringan dan
hantaran nutrisi dan oksigensistemik yang tidak adekuat tak
mampu memenuhi kebutuhan metabolisme sel.
Sebagai acuan petugas dalam melakukan penanganan pada
Tujuan
pasien yang mengalami keracunan makanan.
Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una-
Kebijakan
Una Nomor : 188.45/01.60/DINKES Tentang Pelayanan
Kesehatan Dan Jenis-Jenis Penyakit Yang Bisa Ditangani
Public Safety Center (PSC) 119 Sivia Patuju Dinas Kesehatan
Kabupaten Tojo Una-Una
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
Referensi
Tentang Kesehatan
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 5
Tahun 2014 Tentang Panduan Praktek Klinis Bagi Dokter
Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 19
Tahun 2016 Tentang Sistem Penanggulangan Gawat Darurat
Terpadu (SPGDT)
1. Tensimeter
Alat dan Bahan
2. Stetoskop
3. Thermometer
4. Oksimetri
5. Hanscrub
6. Oksigen
7. Sarung tangan
8. Obat-obatan emergency
9. Infus set
10. Cairan rehidrasi (NaCl 0,9%, RL)
Prosedur A. Fase Persiapan
1. Siapkan dan dekatkan alat
2. Perawat cuci tangan dan pakai sarung tangan bersih.

B. Fase Kerja
1. Petugas melakukan anamnesis
1) Keluhan yang sering dirasakan yaitu lemas atau
dapat tidak sadarkan diri. Gejala klinis juga
tergantung etiologi penyebabnya, yang seringterjadi
adalah tromboemboli paru, tamponade jantung,
obstruksiarterioventrikuler, tension pneumothorax.
2) Untuk identifikasi penyebab, perlu ditanyakan
faktor predisposisi seperti karena infark miokard
antara lain: umur, diabetes melitus, riwayat angina,
gagal jantung kongestif, infarkanterior. Tanda awal
iskemi jantung akut yaitu nyeri dada, sesak nafas,
diaforesis, gelisah dan ketakutan, nausea dan
vomiting dan gangguan sirkulasilanjut
menimbulkan berbagai disfungsi end organ.
Riwayat trauma untuk syok karena perdarahan atau
syok neurogenik pada trauma servikal atau high
thoracic spinal cord injury. Demam dan riwayat
infeksi untuk syok septik. Gejala klinis yang timbul
setelah kontak dengan antigen pada syok
anafilaktik.
2. Petugas melakukan pemeriksaan fisik
1) Pemeriksaan awal dimulai dengan penilaian kondisi
jalan nafas, pernafasan dan sirkulasi darah
(ABCDE).
2) Pengukuran tanda-tanda vital yang meliputi tekanan
darah, frekuensi nadi, frekuensi pernapasan, dan
suhu tubuh.
3) Pemeriksaan fisik terdapat Hipotensi dan
penyempitan tekanan denyutan (adalah tanda
hilangnya cairan yang berat dan syok).
Hiperthermia, Detak jantung naik, frekuensi nafas
naik, kesadaran turun, produksi urine turun
3. Petugas melakukan penegakan diagnose
Diagnosis sementara ditegakkan berdasarkan anamnesis
dan pemeriksaan fisik
4. Petugas melakukan penanganan awal prafasilitas
pelayanan kesehatan ( Rumah Sakit)
1) Pengobatan syok sebelumnya didahului dengan
penegakan diagnosis etiologi. Diagnosis awal
etiologi syok adalah esensial, kemudian terapi
selanjutnya tergantung etiologinya.
2) Pengenalan dan restorasi yang cepat dari perfusi
adalah kunci pencegahan disfungsi organ-multipel
dan kematian.
3) Pada semua bentuk syok, manajemen jalan nafas
dan pernafasan untuk memastikan oksigenasi pasien
baik, kemudian restorasi cepat dengan infus cairan.
4) Pilihan pertama adalah kristaloid (Ringer
laktat/Ringer asetat) disusul darah pada syok
perdarahan. Keadaan hipovolemi diatasi dengan
cairan koloid atau kristaloid sekaligus memperbaiki
keadaan asidosis.
5) Tindakan invasif seperti intubasi endotrakeal dan
cricothyroidotomy atau tracheostomy dapat
dilakukan hanya untuk life saving.
6) Konseling dan Edukasi
Keluarga perlu diberitahukan mengenai
kemungkinan terburuk yang dapat terjadi pada
pasien dan pencegahan terjadinya kondisi serupa.
5. Kriteria Rujukan
Setelah kegawatan pasien ditangani, pasien dirujuk ke
layanan sekunder.

C. Fase Terminasi
1. Bila sudah selesai, buka sarung tangan
2. Rapikan pasien dan alat
3. Perawatan cuci tangan
4. Dokumentasi respon, prosedur dan kondisi pasien
Unit Pelaksana Dokter dan perawat PSC 119 Dinkes Tojo Una-Una

Rekaman Histori Perubahan

No Yang Diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai


. Diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai