PROSEDUR
SYOK
Dinas Kesehatan Public Safety Center
Kab. Tojo Una-Una (PSC) 119
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
00 1/3
Standar Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh :
Operasional Kepala Dinas Kesehatan
Prosedur 03 Januari 2019 Kab. Tojo Una-Una,
B. Fase Kerja
1. Petugas melakukan anamnesis
1) Keluhan yang sering dirasakan yaitu lemas atau
dapat tidak sadarkan diri. Gejala klinis juga
tergantung etiologi penyebabnya, yang seringterjadi
adalah tromboemboli paru, tamponade jantung,
obstruksiarterioventrikuler, tension pneumothorax.
2) Untuk identifikasi penyebab, perlu ditanyakan
faktor predisposisi seperti karena infark miokard
antara lain: umur, diabetes melitus, riwayat angina,
gagal jantung kongestif, infarkanterior. Tanda awal
iskemi jantung akut yaitu nyeri dada, sesak nafas,
diaforesis, gelisah dan ketakutan, nausea dan
vomiting dan gangguan sirkulasilanjut
menimbulkan berbagai disfungsi end organ.
Riwayat trauma untuk syok karena perdarahan atau
syok neurogenik pada trauma servikal atau high
thoracic spinal cord injury. Demam dan riwayat
infeksi untuk syok septik. Gejala klinis yang timbul
setelah kontak dengan antigen pada syok
anafilaktik.
2. Petugas melakukan pemeriksaan fisik
1) Pemeriksaan awal dimulai dengan penilaian kondisi
jalan nafas, pernafasan dan sirkulasi darah
(ABCDE).
2) Pengukuran tanda-tanda vital yang meliputi tekanan
darah, frekuensi nadi, frekuensi pernapasan, dan
suhu tubuh.
3) Pemeriksaan fisik terdapat Hipotensi dan
penyempitan tekanan denyutan (adalah tanda
hilangnya cairan yang berat dan syok).
Hiperthermia, Detak jantung naik, frekuensi nafas
naik, kesadaran turun, produksi urine turun
3. Petugas melakukan penegakan diagnose
Diagnosis sementara ditegakkan berdasarkan anamnesis
dan pemeriksaan fisik
4. Petugas melakukan penanganan awal prafasilitas
pelayanan kesehatan ( Rumah Sakit)
1) Pengobatan syok sebelumnya didahului dengan
penegakan diagnosis etiologi. Diagnosis awal
etiologi syok adalah esensial, kemudian terapi
selanjutnya tergantung etiologinya.
2) Pengenalan dan restorasi yang cepat dari perfusi
adalah kunci pencegahan disfungsi organ-multipel
dan kematian.
3) Pada semua bentuk syok, manajemen jalan nafas
dan pernafasan untuk memastikan oksigenasi pasien
baik, kemudian restorasi cepat dengan infus cairan.
4) Pilihan pertama adalah kristaloid (Ringer
laktat/Ringer asetat) disusul darah pada syok
perdarahan. Keadaan hipovolemi diatasi dengan
cairan koloid atau kristaloid sekaligus memperbaiki
keadaan asidosis.
5) Tindakan invasif seperti intubasi endotrakeal dan
cricothyroidotomy atau tracheostomy dapat
dilakukan hanya untuk life saving.
6) Konseling dan Edukasi
Keluarga perlu diberitahukan mengenai
kemungkinan terburuk yang dapat terjadi pada
pasien dan pencegahan terjadinya kondisi serupa.
5. Kriteria Rujukan
Setelah kegawatan pasien ditangani, pasien dirujuk ke
layanan sekunder.
C. Fase Terminasi
1. Bila sudah selesai, buka sarung tangan
2. Rapikan pasien dan alat
3. Perawatan cuci tangan
4. Dokumentasi respon, prosedur dan kondisi pasien
Unit Pelaksana Dokter dan perawat PSC 119 Dinkes Tojo Una-Una