Anda di halaman 1dari 4

ASMA BRONKIAL (ASMA STABIL)

No. Dokumen : SPO/UKP/RJ/


No. Revisi : 00
SOP Tanggal Terbit : / /
Halaman :4

PUSKESMAS Muh.Kaswin, SKM, M.Kes


MANIMPAHOI
NIP.197512311995031005
1. Pengertian Asma adalah penyakit heterogen, selalu dikarakteristikkan dengan
inflamasi kronis di saluran napas.
2. Tujuan Sebagai acuan dalam mengetahui gejala dan tanda, mendiagnosis dan
memberikan pengobatan pada pasien
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No. /2015 tentang pelayanan klinis
4. Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan RI No.5 Tahun 2014, Tentang
Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer
2. Pedoman Praktek Klinis Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer, edisi revisi tahun 2014
5. Prosedur Alat dan Bahan :
1. Alat tulis
2. Stetoskop
3. Tensimeter
4. Tabung oksigen
5. Selang oksigen/sungkup sederhana
6. Masker
7. Nebulizer
6. Langkah- 1. Petugas menyapa pasien dan melakukan identifikasi pasien
langkah 2. Petugas menanyakan keluhan pasien :Gejala khas untuk Asma,
jika ada maka menigkatkan kemungkinan pasien memiliki
Asma, yaitu : 1. Terdapat lebih dari satu gejala ( mengi, sesak,
dada terasa berat) khususnya pada dewasa muda 2. Gejala
sering memburuk di malam hari atau pagi dini hari 3. Gejala
bervariasi waktu dan intensitasnya 4. Gejala dipicu oleh infeksi
virus, latihan, pajanan allergen, perubahan cuaca, tertawa atau
iritan seperti asap kendaraan, rokok atau bau yang sangat
tajam
3. Petugas mencuci tangan sebelum memeriksa pasien
4. Petugas melakukan pemeriksaan fisik : Pemeriksaan fisik pasien
asma biasanya normal. Abnormalitas yang paling sering
ditemukan adalah mengi ekspirasi saat pemeriksaan auskultasi,
tetapi ini bisa saja hanya terdengar saat ekspirasi paksa. Mengi
dapat juga tidak terddengan selama eksaserbasi asma yang
berat karena penurunan aliran napas yang dikenal dengan
“silent chest”.
Pemeriksaan penunjang : -
5. Petugas mencuci tangan
6. Petugas menegakkan diagnosis dan adanya diagnosis banding :
- Diagnosis Klinis : Diagnosis ditegakkan berdasarkan
anamnesis, pemeriksaan fisis

- Diagnosis Banding: Disfungsi pita suara, Hiperventilasi,


Bronkiektasis, Kistik fibrosis, Gagal jantung, Defisiensi
benda asing
7. Petugas melakukan penatalaksanaan komprehensif : 1. Pasien
disarankan untuk mengidentifikasi serta mengendalikan faktor
pencetusnya. 2. Perlu dilakukan perencanaan dan pemberian
pengobatan jangka panjang serta menetapkan pengobatan
pada serangan akut sesuai tabel di bawah ini
8. Petugas mempersilahkan pasien dan keluarganya untuk
bertanya hal-hal yang belum jelas
9. Petugas memberikan resep kepada pasien jika pasien bisa
berobat jalan, dan mengedukasi untuk dirawat jika perlu
perawatan intensif
7. Hal-hal 1. Faktor risiko :
yang perlu
diperhatika
n

2. Komplikasi : Pneumotoraks, Pneumomediastinum, Gagal napas,


Asma resisten terhadap steroid.
3. Konseling dan edukasi : 1. Memberikan informasi kepada
individu dan keluarga mengenai seluk beluk penyakit, sifat
penyakit, perubahan penyakit (apakah membaik atau
memburuk), jenis dan mekanisme kerja obat-obatan dan
mengetahui kapan harus meminta pertolongan dokter. 2.
Kontrol secara teratur antara lain untuk menilai dan monitor
berat asma secara berkala (asthma control test/ ACT) 3. Pola
hidup sehat. 4. Menjelaskan pentingnya melakukan
pencegahan dengan: a) Menghindari setiap pencetus. b)
Menggunakan bronkodilator/steroid inhalasi sebelum
melakukan exercise untuk mencegah exercise induced asthma.
4. Kriteria Rujukan : 1. Bila sering terjadi eksaserbasi. 2. Pada
serangan asma akut sedang dan berat. 3. Asma dengan
komplikasi.
5. Prognosis : Ad sanasionam : bonam, Ad fungsionam : bonam,
Ad vitam : bonam
8. Unit terkait 1. Pendaftaran
2. Poli umum
3. UGD
4. Rawat inap
5. Sarana rujukan
6. Apotek
9. Dokumen 1. Rekam medis
terkait 2. Form rujukan
10. Rekaman
historis No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai
perubahan . Diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai