Anda di halaman 1dari 3

SERUMEN PROP

No. : /PUSK.SCA
Dokumen /SOP/  /2022
No. :1
SOP Revisi
Tanggal : 21Februari 2022
Terbit
Halaman : 1/3
UPTD Canggima Simbolon,SKM
Puskesmas NIP.19890530 201101 1003
Siantar CA
1. Pengertian Adalah sekret kelenjar sebasea, kelenjar seruminosa, epitel kulit yang
terlepas, dan partikel debu yang terdapat pada bagian kartilaginosa liang
telinga, Bila serumen ini berlebihan maka dapat membentuk gumpalan
yang menumpuk di liang telinga, dikenal dengan serumen prop.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melakukan
penatalaksanaan serumen prop.
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Nomor: /PUSK.SCA/SK/II/2022 tentang
Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Perorangan Dan Penunjang UPTD
Puskesmas Siantar CA.
4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 514 Tahun
2015
5. Alat dan 1.Alat :
Bahan a. Alat tulis
b. Lampu kepala
c. Spekulum telinga
d. Otoskop
e. Suction
f. Irigator telinga (spuit 20 - 50 cc )
2.bahan:
a. Aplikator kapas
b. Kapas
c. Cairan irigasi telinga (NaCL)
d. Suction
g. Wadah ginjal (nierbekken)
6. Prosedur / 1. Dokter memperkenalkan diri dan memberi salam
Langkah- 2. Dokter melakukan anamnesis kepada pasien. Hasil Anamnesis
langkah (Subjective) yaitu:
a. Rasa penuh pada telinga
b. Pendengaran berkurang
c. Rasa nyeri pada telinga
d. Keluhan semakin memberat bila telinga kemasukan air (sewaktu
mandi atau berenang)
e. Beberapa pasien juga mengeluhkan adanya vertigo atau tinitus
3. Dokter mencuci tangan
4. Dokter melakukan pemeriksaan fisik pada pasien.
a. Pada saat pemeriksaan, luka gigitan mungkin sudah sembuh
bahkan mungkin telah dilupakan.
b. Pada pemeriksaan dapat ditemukan gatal dan parestesia pada
luka bekas gigitan yang sudah sembuh (50%), mioedema
(menetap selama perjalanan penyakit).
c. Jika sudah terjadi disfungsi batang otak maka terdapat:
hiperventilasi, hipoksia, hipersalivasi, kejang, disfungsi saraf
otonom, sindroma abnormalitas ADH, paralitik/paralisis flaksid.
d. Pada stadium lanjut dapat berakibat koma dan kematian.
e. Tanda patognomonis Encephalitis Rabies: agitasi, kesadaran
2/3

fluktuatif, demam tinggi yang persisten, nyeri pada faring


terkadang seperti rasa tercekik (inspiratoris spasme), hipersalivasi,
kejang, hidrofobia dan aerofobia
5. Dokter menegakkan diagnosis berdasarkan anamnesis dan
pemeriksaan fisik
6. Dokter memberikan penatalaksanaan yaitu:
a. Non-medikamentosa: Evakuasi serumen 1) Bila serumen lunak,
dibersihkan dengan kapas yang dililitkan pada pelilit kapas. 2) Bila
serumen keras, dikeluarkan dengan pengait atau kuret. Apabila
dengan cara ini serumen tidak dapat dikeluarkan, maka serumen
harus dilunakkan lebih dahulu dengan tetes Karbogliserin 10%
atau H2O2 3% selama 3 hari. 3) Serumen yang sudah terlalu jauh
terdorong kedalam liang telinga sehingga dikuatirkan menimbulkan
trauma pada membran timpani sewaktu mengeluarkannya,
dikeluarkan dengan mengalirkan (irigasi) air hangat yang suhunya
disesuaikan dengan suhu tubuh
b. Medikamentosa Tetes telinga Karbogliserin 10% atau H2O2 3%
selama 3 hari untuk melunakkan serumen
7. Dokter mencuci tangan
8. Dokter memberikan edukasi
a. Menganjurkan pasien untuk tidak membersihkan telinga secara
berlebihan, baik dengan cotton bud atau alat lainnya
b. Menganjurkan pasien untuk menghindari memasukkan air atau
apapun ke dalam telinga
9. Dokter mencatat rekam medik
7. Bagan Alir FLOW CHART

Dokter memperkenalkan diri dan memberi salam

Dokter melakukan anamnesis kepada pasien

Dokter mencuci tangan

Dokter melakukan pemeriksaan fisik pada pasien

Dokter menegakkan diagnosis

Dokter memberikan penatalaksanaan

Dokter mencuci tangan


3/3

Dokter memberikan edukasi

8. Hal-hal Mengetahui kriteria rujukan Bila Bila terjadi komplikasi akibat tindakan
yang perlu pengeluaran serumen.
diperhatikan
9. Unit Terkait 1. Pelayanan Pemeriksaan umum
2. Apotek
10. Dokumen 1. Rekam Medis
Terkait 2. Catatan Tindakan
11. Rekam No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai
historis dilakukan
perubahan 1.
2.

Anda mungkin juga menyukai