Anda di halaman 1dari 3

ARTRITIS REUMATOID

No. : /PUSK.SCA
Dokumen /SOP/  /2022
No. :1
SOP Revisi
Tanggal : 21Februari 2022
Terbit
Halaman : 1/3
UPTD Canggima Simbolon,SKM
Puskesmas NIP.19890530 201101 1003
Siantar CA
1. Pengertian Adalah penyakit autoimun yang ditandai dengan terdapatnya sinovitis
erosif simetrik yang walaupun terutama mengenai jaringan persendian,
seringkali juga melibatkan organ tubuh lainnya
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langklah untuk mengobati artritis
rheumatoid dan mengetahui kapan merujuk pasien
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Nomor: /PUSK.SCA/SK/II/2022 tentang
Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Perorangan Dan Penunjang UPTD
Puskesmas Siantar CA.
4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 514 Tahun
2015
5. Alat dan .Alat :
Bahan a. Alat tulis
b. Tensimeter
c. Termometer
d. Stetoskop
6. Prosedur / 1. Dokter memperkenalkan diri dan memberi salam
Langkah- 2. Dokter melakukan anamnesis kepada pasien. Gejala pada awal
langkah onset Gejala prodromal: lelah (malaise), anoreksia, seluruh tubuh
terasa lemah yang berlangsung berminggu-minggu atau berbulan-
bulan. Gejala spesifik pada banyak sendi (poliartrikular) secara
simetris, dapat mengenai seluruh sendi terutama sendi PIP (proximal
interphalangeal), sendi MCP (metacarpophalangeal) atau MTP
(metatarsophalangeal), pergelangan tangan, bahu, lutut, dan kaki.
Sendi DIP (distal interphalangeal) umumnya tidak terkena. Gejala
sinovitis pada sendi yang terkena: bengkak, nyeri yang diperburuk
dengan gerakan sehingga gerakan menjadi terbatas, kekakuan pada
pagi hari > 1 jam. Gejala ekstraartikular: mata (episkleritis),
kardiovaskular (nyeri dada pada perikarditis), hematologi (anemia).
3. Dokter mencuci tangan
4. Dokter melakukan pemeriksaan fisik pada pasien. Melakukan
Pemeriksaan Fisik yaitu:
a) Manifestasi artikular: Bengkak/efusi sendi, nyeri tekan sendi, sendi
teraba hangat, deformotas (swan neck, boutonniere, deviasi ulnar)
b) Manifestasi ekstraartikular:
 Kulit: terdapat nodul rheumatoid pada daerah yg banyak
menerima penekanan, vaskulitis
 Soft tissue rheumatism, seperti carpal tunnel syndrome atau
frozen shoulder
 Mata dapat ditemukan kerato-konjungtivitis sicca yang
merupakan manifestasi sindrom Sjorgen, episkleritis/ skleritis.
Konjungtiva tampak anemia akibat penyakit kronik
5. Dokter mencuci tangan
6. Dokter memberikan penatalaksanaan. Penatalaksanaan komprehensif
(Plan) yaitu:
a. Pasien diberikan informasi untuk memproteksi sendi,
2/3

b. Pemberian obat anti inflamasi non-steroid, seperti: diklofenak 50-


100 mg 2x/hari, meloksikam 7,5–15 mg/hari, celecoxib 200-400
mg/sehari
c. Pemberian golongan steroid, seperti: prednison atau metil
prednisolon dosis rendah (sebagai bridging therapy)
7. Konsultasi dan edukasi keluarga bahwa penyakit ini mungkin
menimbulkan gangguan dalam aktivitas penderita
8. Dokter mencatat dalam rekam medis

7. Bagan Alir
Dokter memperkenalkan diri dan memberi salam

Dokter melakukan anamnesis kepada pasien

Dokter mencuci tangan

Dokter melakukan pemeriksaan fisik pada pasien

Dokter mencuci tangan

Dokter memberikan penatalaksanaan

Konsultasi dan edukasi keluarga bahwa penyakit


ini mungkin menimbulkan gangguan dalam
aktivitas penderita

Dokter mencatat dalam rekam medis

8. Hal-hal Kriteria rujukan


yang perlu 1) Tidak membaik dengan pemberian obat anti inflamasi dan steroid
diperhatikan dosis rendah.
2) RA dengan komplikasi.
3) Rujukan pembedahan jika terjadi deformitas
9. Unit Terkait 1. Pelayanan Pemeriksaan Umum
2. Apotek
10. Dokumen 1. Rekam Medis
Terkait 2. Catatan tindakan.
3/3

11. Rekam No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai


historis dilakukan
perubahan 1.
2.

Anda mungkin juga menyukai