Anda di halaman 1dari 5

PENANGANAN OSTEOARTRITIS

No.
Dokumen
No. Revisi
SOP
Tanggal
10 juli 2019
Terbit
Halaman
UPTD
Puskesmas drg. Hafil Muzahid
NIP. 19720324 200212 1 010
Wringin
Bondowoso

1. Pengertian Definisi: Atritis rheumatoid adalah penyakit auto imunyang di tandai


dengan terdapatnyasinovitis erosif simertik yang terutama mengenai
jaringan persendian, sering kali juga melibatkan organ tubuh
lainnya.
2. Tujuan Sebagai dasar penatalaksanakan dan terapi pada pasien athritis reumatoid
di UPT Pskesmas Wringin
3. Kebijakan Keputusan kepala puskesmas wringin nomor :  445/ /430.10.2.7/2017
4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan RI No. HK.02.02/MENKES/514 Tahun
2015 tentang panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Tingkat Pertama
5. Prosedur / A. ANAMNESA
Langkah-
1. Gejala
Langkah
a. Gejala prodromal: Lelah (malaise), anoreksia, seluruh tubuh
terasa lemah yang berlangsung berminggu-mingguatau berbulan-
bulan.

b. Gejala spesifik pada banyak sendi (poliatrikular) secara simetris,


dapat mengenai seluruh sendi terutama sendi PIP (proximal
interphalangeal), sendi MCP (metacarpophalangeal) atau MTP
(metatarsophalangeal), pergelangan tangan, bahu, lutut, dan kaki.
Sendi DIP (distalinterphalangeal) umumnya tidak terkena.

c. Gejala sinovitis pada sendi yang terkena bengkak, nyeri yang di


perburuk dengan gerakan sehingga gerakan menjadi terbatas,
kekakuan pada pagi hari >1 jam.

d. Gejala ekstra artikular mata (episkleritis), kardiovaskular (nyeri


pada perikarditis), hematologi (anemia).

2. Faktor Resiko

a. wanita

b. faktor genetik

c. hormon seks

d. infeksi

e. merokok

B. OBYEKTIF

1. Pemeriksaan Fisik

a. Manifestasi artikular : bengkak/efusi sendi, nyeri tekan sendi,


sendi teraba hangat, deformitas (swan neck,boutonniere, deviasi
ulnar)

b. Manifestasi ekstraartikular :

1). Kulit terdapat nodul rheumatoid pada daerah yang banyak


menerima penekanan, vaskulitis.

2). Soft tissue reumatism, seperticarpal tunel syndrome atau


frozen shoulder.

3). Mata dapat di temukan kerato-konjungtivitis sisca yang


merupakan manifestasi syndrome sjorgen, episkleritis/ skleritis,
konjungtiva tampak anemia akibat penyakit kronik.

4). Sistem respiratorik dapat ditemukan adanya radang sendi


krikoaritenoid, pneumonitis interstitial, efusi pleura, atau fibrosis
paru luas.

5). Sistem kardovaskuler dapat ditemukan perikarditis


konstriktif, disfungsi katup, fenomena embolisasi, gangguan
konduksi, aortritis, kardiomiopati.

2. Pemeriksaan Penunjang

a. Pemeriksaan laju endap darah (LED)

b. Pemeriksaan di pelayanan kesehatan sekunder atau rujukan


horizontal.

1). Faktor reumatoid (RF) serum.

2). Radiologi tangan dan kaki gambaran di ni berupa


pembengkakan jaringan lunak, di ikuti oleh osteoporosis
juxta-artikular dan erosi pada area tulang, keadaan lanjut
terlihat penyempitan celah sendi, osteoporosi difus, erosi
meluas daerah subkondral.

C. ASESMENT

Diagnosa rheumatoid athritis biasanya di dasarkan pada gambaran


klinis dan radiografis.

D. PLAN

1. Penatalaksanaan

a. Pasien diberikan informasi untuk memproteksi sendi, terutama


pada stadium akut.

b. Pemberian obat anti inflamasi non-steroid, seperti: diklofenak


50-100 mg 2x/hari, meloksikom 7,5-15mg/hari.

c. Pemberian golongan steroid, seperti : prednison/


metilprednisolon dosis rendah ( sebagai bridging terapi ).

d. Fisioterapi, tatalaksana okupasi, bila perlu dapat diberikan


ortosis.

2. Kriteria Rujukan

a. Tidak membaik dengan pemberian obat anti inflamasi dan


steroid dosis rendah .

b. Rheumatoid athritis dengan komplikasi

c. Rujukan dengan pembedahan jika terjadi deformitas.

3. Prognosis

Dubia ad bonam sangat tergantung dari perjalanan penyakit dan


penatalaksaan selanjutnya.
6. Diagram Alir
Pasien datang

Anamnesa

Petugas mencuci tangan dan menggunakan APD

Pemeriksaan fisik

Pemberian informasi untuk memproteksi sendi, terutama


pada stadium akut

Pemberian obat anti inflamasi

Pemberian golongan steroid, seperti : prednison/


metilprednisolon dosis rendah ( sebagai bridging terapi ).

Pencatatan
rekam medis
dan register
pasien serta
kelengkapan
administrasi
7. Unit Terkait Poli umum, Poli Lansia, UGD, Apotik, Laboratorium
8. Rekam histori No. Yang Isi Perubahan Tanggal
perubahan dirubah mulai berlaku
1. Kop SOP Perubahan Nama 10 juli 2019
Kepala Puskesmas
Wringin dari dr. Tutik
Kusdarwati menjadi
dr.Hafil Muzahid
2. Format SOP Format SOP awal 10 juli 2019
menggunakan format
Permenpan no 35
tahun 2012 berubah
menjadi format
Pedoman Penyusunan
Dokumen Akreditasi
Kemenkes 2017
3 Isi prosedur Prosedur wajib 10 juli 2019
mencantumkan
penyesuaian juknis
pelayanan puskesmas
pada masa pandemi
Covid 19

Anda mungkin juga menyukai