Anda di halaman 1dari 5

PENANGANAN VULNUS

No.
Dokumen
No. Revisi
SOP
Tanggal
10 juli 2019
Terbit
Halaman
UPTD
Puskesmas drg. Hafil Muzahid
Wringin NIP. 19720324 200212 1
Bondowoso 010

1. Pengertian Vulnus adalah keadaan terjadinya diskontinuitas jaringan, dapat


ditimbulkan oleh berbagai macam akibat trauma, meliputi luka robek
(laserasi) , luka akibat gesekan (abrasi) , luka akibat tarikan (avulsi),
luka tembus (penetransi), gigitan, luka bakar dan pembedahan
2. Tujuan Sebagai acuan langkah-langkah untuk tatalaksana pasien dengan
jenis-jenis vulnus yang berobat di
3. Kebijakan Keputusan kepala puskesmas wringin nomor :  445/ /430.10.2.7/2017
4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 5 tahun 2014
tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer
5. Prosedur / Alat:
Langkah- a. Tensimeter
Langkah b. Stetoskop
c. ATK
d. Minor set
Bahan:
e. Larutan yodium povidon 1%
f. Larutan klorheksidin ½ %
g. Alcohol
h. Cairan Nacl 0,9%
i. Kasa
1. Petugas melakukan anamnesa dan mengalinya berdasarkan
mekanisme trauma, terdiri dari:
a. Vulnus Puctum (luka tusuk)
 Penyebab adalah benda runcung tajam atau sesuatu yang
masuk ke dalam kulit, merupakan luka teerbuka dari luar
tampak kecil tapi didalam mungkin rusak berat, jika yang
mengenai abdomen/thorax disebut vulnus penetrosum (luka
tembus)
b. Vulnus scissum/insivum (luka sayat)
 Penyebab dari luka jenis ini adalah sayatan benda tajam
atau jarum merupakan luka terbuka akibat dariterapi untuk
dilakukan tindakan invasive, tepi luka tajam dan licin.
c. Vulnus schlopetrum (luka Tembak)
 Penyebabnya adalah tembakan, granat. Pada pinggiran luka
tampak kehitam-hitaman, bias tidak teratur kadang
ditemukan corpus alienum.
Vulnus morsum (luka gigitan) Penyebab adalah gigitan
binatang ata manusia, kemungkinan infekasi besar
bentuk luka tergantungg dari bentuk gigi.
e. Vlnus perforatum (luka tembus)
 Jenis luka ini merupakn luka tembus atau luka jebol.
Penyebab oleh Karen apanah, tombak atau oleh proses
infeksi yang meluas hingga melewati selaput serosa/epithel
organ jaringan.
f. Vulnus Amputatum (Luka Terpotong)
 Luka potong, pancung dengan penyebab benda tajam
ukuran besar/berat, gergaji. Luka membentuk lingkaran
sesuai dengan organ yang dipotong. Perdarahan hebat,
resiko infeksi tinggi, terdapat pathom limb

Trauma tumpul yang menyebabkan luka tertutup (vulnus


occlusum), atau uka terbuka (vulnus apeterum), misalnya:
a. Vulnus laceratum (Laserasi/robek)
 Jenis luka ini disebabkan oleh karena benturan dengan
benda tmpul, dengan ciri luka tepi luka tidak rata dan
perdarahan sedikit luka dan meningkatkan resiko infeksi
b. Vulnus Excroriasi (luka lecet)
 Penyebab luka karena kecelakaan atau jatuh yang
menyebabkan lecet pada permukan kulit merupakan luka
terbuka tetapi yang terkena hanya daerah kulit
c. Vulnus Cpntussum (luka Lecet)
 Penyebabnya: benturan benda yang keras. Luka ini
merupakan luka tertutup, akibat dari kerusakan pada soft
tissue dan rupture pada pembuluh darah menyebabkan nyeri
dan berdarah (hematoma) bila kecil maka akan diseraop
oleh jaringan disekitarnya jika organ dalam terbentur dapat
menyebabkan akibat yang serius.

Trauma termal, (vulnus Combustion-luka bakar), yaitu kerusakan


kulit karena suhu yang ekstrim, misalnya air panas, api, sengatan
lisrik,bahan kimia, radiasi atau suhu yang sangat dingin (frostbite)
Jaringan kulit rusak dengan berbagai derajat mulai Dari melepuh
(bula), sampai karbonisasi(hangus). Terdapat sensai nyeri dan atau
anesthesia.

Macam-macam luka menurut tipenya luka dibedakan menjadi 4


tipe luka yaitu :
a. Luka bersih
 Luka bersih adalah luka karena tindakan opretasi dengan
teknik steril, misalnya pada daerah diding perut, dan
jaringan lain yang letaknya lebih dalam (non contaminated
deep tissue), misalnya tiroid, kelenjar, pembuluh darah,
otak dan tulang
b. Luka bersih – kontaminasi
 Merupkan luka yang terjadi karena benda tajam, bersih
danrapih, lingkungan tidak steril atau operasi yang
mengenai daerah usus halus dan brochial
c. Luka kontaminasi
Luka ini tidak rapih, terkontaminasi oleh lingkungan kotor,
opreasi pada saluran terinfeksi (usus besar, rectum, infeksi
bronchial, saluran kemih)
d. Luka infeksi (infected wound)
 Jenis luka ini diikuti oleh adanya infeksi, kerusakan
jaringan, serta kurangnya vaskularisasi pada jaringan luka.
2. Petugas melakukan pemeriksaan fisik, untuk menemukan tanda-
tanda berikut:
a. Inspeksi: adanya kerusakan jaringan didaerah trauma, adanya
perdarahan, edema sekitar area trauma, melepuh, kulit warna
kemerahan sampai kehitaman
b. Palpasi: nyeri tekan, anesthesia
3. Petugas melakukan penegakan diagnosis berdasarkan anamnesis
dan pemeriksaan.
4. Petugas melakukan tatalaksana:
a. Pertama dilakukan anestesi setempat atau umum, tergantung
berat dan letak luka, serta keadaan penderita, luka dan
sekitar luka dibersihkan dengan antiseptic. Bahan yang dapat
dipakai adalah larutan yodium povidon 1% dan larutan
klorheksidin ½ %, laruan yodium 3% atau alcohol 70% hanya
digunakan untuk membersihkan luka disekitar luka
b. Kemudian daerah disekitar lapangan kerja tertutup dengan kain
steril dan secara steril dilakukan kembali pembersihan luka dan
kontaminasi secara mekanis, misalnya pembungan jaringan
mati dengangunting atau pisau dan dibersihkan dengan bilasan
atau guyuran Nacl 0,9%
c. Akhirnya dilakukan penjahitan bila memungkinkan, dan luka
tertutup dengan mengandung vaselin ditambah dengan kassa
penyerap dan dibalut dengan pembalut elastatis.
5. Petugas memberikan konseling dan edukasi kepada pasien dan
keluarganya
a. Control secara teratur
b. Menjaga luka tetap bersih dan hygiene
c. Apabila petugas menganggap luka serius dan
dapat
d. mengancam jiwa maka pasien di edukasi agar segera dirujuk ke
Rumah Sakit
6. Diagram Alir
7. Unit Terkait UGD, Rawat Jalan, Rawat Inap
8. Rekam histori No. Yang Isi Perubahan Tanggal
perubahan dirubah mulai berlaku
1. Kop SOP Perubahan Nama 10 juli 2019
Kepala Puskesmas
Wringin dari dr. Tutik
Kusdarwati menjadi
dr.Hafil Muzahid

2. Format SOP Format SOP awal 10 juli 2019


menggunakan format
Permenpan no 35
tahun 2012 berubah
menjadi format
Pedoman Penyusunan
Dokumen Akreditasi
Kemenkes 2017
3 Isi prosedur Prosedur wajib 10 juli 2019
mencantumkan
penyesuaian juknis
pelayanan puskesmas
pada masa pandemi
Covid 19

Anda mungkin juga menyukai