Anda di halaman 1dari 4

VULNUS

No. Dokumen : 442/122/SOP/PUSK BA


I/2023

SOP No. Revisi : 01

Tanggal Terbit : 19/01/2023

Halaman : 1/3

UPTD.PUSKESMAS dr. I WayanAgusArisnawan


BANJARANGKAN I NIP. 198608142011011009

1. Pengertian Vulnus (T14.1) adalah keadaan terjadinya diskontinuitas jaringan kulit,


dapat ditimbulkan oleh berbagai macam akibat yaitu trauma, meliputi
luka robek (laserasi), luka akibat gesekan (abrasi), luka akibat tarikan
(avulsi), luka tembus (penetrasi), gigitan, luka bakar, dan pembedahan.
Berdasarkan etiologi mekanisme trauma terdiri dari :
1. Trauma tajam
a. Vulnus punctum (luka tusuk)
b. Vulnus scissum / insivum (luka sayat)
c. Vulnus schlepetorum (luka tembak)
d. Vulnus morsum (luka gigitan)
e. Vulnus perforatum (luka tembus)
f. Vulnus amputatum ( luka terpotong)
2. Trauma tumpul
a. Vulnus laceratum (laserasi/robek)
b. Vulnus excoriasi (luka lecet)
c. Vulnus contussum (luka kontusio)
3. Trauma termal (vulnus combustion-luka bakar) yaitu kerusakan kulit
karena suhu yang ekstrim, misalnya air panas, api, sengatan listrik,
bahan kimia, radiasi atau suhu yang sangan dingin (frostbite). Jaringan
kulit rusak dengan berbagai derajat mulai dari lepuh (bula), sampai
karbonisasi (hangus). Terdapat sensasi nyeri atau anesthesia.
Menurut tipenya luka dibedakan menjadi 4 tipe luka yaitu :
1. Luka bersih (clean wound)
2. Luka bersih-kontaminasi (clean contaminated – wound)
3. Luka kontaminasi (contaminated wound)
4. Luka infeksi (infected wound)
4. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk pengobatan vulnus.
5. Kebijakan 1. SK Kepala UPTD Puskesmas Banjarangkan I Nomor 22 Tahun 2023
tentang Pedoman Pelayanan Klinis Upaya Kesehatan Perorangan
(UKP) di UPTD Puskesmas Banjarangkan I.
6. Referensi 1. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Nomor
HK.01.07/MENKES/1186/2022, tentang Panduan Praktek Klinis
Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama;
7. Prosedur 1. Alat :
a. Tensimeter
b. Termometer
c. Stetoskop
d. Gunting jaringan
e. Pinset anatomis
f. Pinset sirurgis
g. Gunting benang
h. Needle holder
i. Klem arteri
j. Scalpel blade & handle

2. Bahan :
a. Gaasa steril
b. Betadine
8. Langkah- 1. Mengidentifikasi pasien.
Langkah 2. Melakukan anamnesa (Subjective) :
a. Keluhan : terjadi trauma, ada jejas, memar, bengkak, nyeri, rasa
panas di daerah trauma.
3. Melakukan pemeriksaan (Objective) :
a. Pemeriksaan fisik :
1) Inspeksi : adanya kerusakan jaringan di daerah trauma, ada
perdarahan, edema sekitar area trauma, melepuh, kulit warna
kemerahan sampai kehitaman.
2) Palpasi : nyeri tekan, atau anestesi.
b. Pemeriksaan penunjang : tidak diperlukan.
4. Menegakkan diagnosis (Assessment) :
Pada kasus vulnus diagnosis pertama dilakukan secara teliti untuk
memastikan apakah ada pendarahan yang harus dihentikan.
Kemudian ditentukan jenis trauma apakah trauma tajam atau
trauma tumpul, banyaknya kematian jaringan, besarnya
kontaminasi dan berat jaringan luka.
a. Diagnosis klinis
1. Gejala Lokal
a. Nyeri terjadi karena kerusakan ujung-ujung saraf sensoris.
b. Perdarahan, hebatnya perdarahan tergantung pada lokasi
luka, jenis pembuluh darah yang rusak.
c. Diastase yaitu luka yang menganga atau tepinya saling
melebar.
d. Gangguan fungsi, fungsi anggota badan akan terganggu
baik oleh karena rasa nyeri atau kerusakan tendon.
2. Gejala Umum
Gejala/tanda umum pada perlukaan dapat terjadi akibat
penyulit/komplikasi yang terjadi seperti syok akibat nyeri dan
atau perdarahan yang hebat.
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik,
dan pemeriksaan penunjang bila diperlukan.
5. Merencanakan tatalaksana (Planning) :
a. Penatalaksanaan komprehensif
1) Pertama dilakukan anestesi setempat atau umum, tergantung
berat dan letak luka, serta keadaan penderita, luka dan sekitar
luka dibersihkan dengan antiseptik. Bahan yang dapat dipakai
adalah larutan yodium povidon 1% dan larutan klorheksidin
½%, larutan yodium 3% atau alkohol 70% hanya digunakan
untuk membersih kulit disekitar luka.
2) Kemudian daerah disekitar lapangan kerja ditutup dengan
kain steril dan secara steril dilakukan kembali pembersihan
luka dari kontaminasi secara mekanis, misalnya pembuangan
jaringan mati dengan gunting atau pisau dan dibersihkan
dengan bilasan, atau guyuran NaCl.
3) Akhirnya dilakukan penjahitan bila memungkinkan, dan luka
ditutup dengan bahan yang dapat mencegah lengketnya kasa,
misalnya kasa yang mengandung vaselin ditambah dengan
kasa penyerap dan dibalut dengan pembalut elastis.
9. Bagan Alir
Identifikasi Pasien

Melakukan anamnesa (S)

Melakukan pemeriksaan (O)

Menegakkan diagnosis (A)

Merencanakan
tatalaksana (P)

10. Hal-hal yang 1. Komplikasi Luka :


perlu a. Penyulit dini seperti : hematoma, seroma, infeksi.
diperhatikan b. Penyulit lanjut seperti : keloid, dan parut hipertrofik dan
kontraktur.
2. Prognosis : tergantung dari luas, kedalaman dan penyebab dari
trauma.
11. Unit terkait 1. Ruang Tindakan dan Gawat Darurat
12. Dokumen -
terkait
13. Rekaman No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai
histori diberlakukan
perubahan
1 Kebijakan Menyesuaikan dengan SK 19 Januari
terbaru : SK Kepala UPTD 2023
Puskesmas Banjarangkan I
Nomor 22 Tahun 2023 tentang
Pedoman Pelayanan Klinis
Upaya Kesehatan Perorangan
(UKP) di UPTD Puskesmas
Banjarangkan I.
2 Referensi Menyesuaikan dengan referensi 19 Januari
terbaru : Keputusan Menteri 2023
Kesehatan Republik Indonesia,
Nomor
HK.01.07/MENKES/1186/2022,
tentang Panduan Praktek Klinis
Bagi Dokter di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Tingkat
Pertama;
3 Unit Terkait Penghapusan Ruang 19 Januari
pemeriksaan ISPA 2023
VULNUS
No. : 442/122/DT/PUSK
Dokumen BA I/2023
DAFTAR No. Revisi : 01
TILIK
TanggalTerbit : 19/01/2023
Halaman : 1/1

UPTD.
PUSKESMAS dr. I WayanAgusArisnawan
NIP. 198608142011011009
BANJARANGKAN I

TIDAK
NO KEGIATAN YA TIDAK
BERLAKU
1. Mengidentifikasi pasien
2. Melakukan anamnesa (Subjective) :
a. Keluhan
3. Melakukan pemeriksaan (Objective) :
a. Pemeriksaan fisik
4. Menegakkan diagnosis (Assessment) :
a. Diagnosis klinis
5. Merencanakan tatalaksana (Planning) :
a. Penatalaksanaan komprehensif

R = (Ya/(Ya + Tidak)) x 100 % =…………

Anda mungkin juga menyukai