Anda di halaman 1dari 3

KEKERASAN TUMPUL

No. : 221/SOP/2017
Dokumen
No. Revisi : 00
SOP Tanggal : ?
Terbit
Halaman : 1/2

UPTD PUSKESMAS
Supriyanto,A.Md.Kep.SKM
PADANG PENGRAPAT
NIP.19660407 198612 1 002

1 Pengertian : Kekerasan tumpul adalah suatu trauma yang mengenai


tubuh yang bisa disebabkan oleh trauma mekanis dari
benda tumpul. Trauma tumpul yang menyebabkan luka
tertutup (vulnus occlusum), atau luka terbuka (vulnus
apertum), misalnya :
1. Vulnus Laceratum (Laserasi/Robek)
Jenis luka ini disebabkan oleh karena benturan dengan
benda tumpul, dengan ciri luka tepi luka tidak rata dan
perdarahan sedikit luka dan meningkatkan resiko
infeksi.
2. Vulnus Excoriasi (Luka Lecet)
Penyebab luka karena kecelakaan atau jatuh yang
menyebabkan lecet pada permukaan kulit merupakan
luka terbuka tetapi yang terkena hanya daerah kulit.
3. Vulnus Contussum (Luka Kontusio)
Penyebab: benturan benda yang keras. Luka ini
merupakan luka tertutup, akibat dari kerusakan pada
soft tissue dan ruptur pada pembuluh darah
menyebabkan nyeri dan berdarah (hematoma) bila kecil
maka akan diserap oleh jaringan di sekitarnya jika
organ dalam terbentur dapat menyebabkan akibat yang
serius.

2 Tujuan : Sebagai acuan dalam penatalaksanaan kekerasan tumpul di


Puskesmas Padang Pengrapat

3 Kebijakan : Surat Keputusan Kepala UPT Puskesmas Padang


Pengrapat Nomor : 440/ 045 /PKM-BK/III/2018 tentang
Penanganan Pasien Gawat Darurat

4 Referensi : 1. Panduan Praktik klinis Puskesmas Bagi Dokter Di


Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
2. Pedoman Pengobatan Dasar Puskesmas 2007

5 Prosedur/ : 1. Petugas melakukan autoanamnesis / alloanamnesis


langkah- secara kesinambungan sambil memeriksa pasien
langkah – Terjadi trauma
– Ada jejas
– Memar
– Bengkak
– Nyeri

1/2
– Rasa panas didaerah trauma
2. Petugas melakukan cuci tangan sebelum melakukan
pemeriksaan.
3. Petugas memeriksa GCS dan vital sign kemudian
mengelompokkan sesuai derajat triase
4. Petugas melakukan pemeriksaan
Pemeriksaan Fisik
– Inspeksi: adanya kerusakan jaringan didaerah
trauma, ada perdarahan, edema sekitar area
trauma, melepuh, kulit warna kemerahan
sampai kehitaman.
– Palpasi: nyeri tekan, atau anestesi.
Pemeriksaan Penunjang: Bila diperlukan
5. Petugas melakukan cuci tangan setelah pemeriksaan
6. Petugas mendiagnosis pasien berdasarkan anamnesis
dan pemeriksaan fisik.
Komplikasi
1. Penyulit dini seperti : hematoma, seroma, infeksi
2. Penyulit lanjut seperti : keloid dan parut hipertrofik
dan kontraktur
7. Petugas melakukan edukasi alternative tindakan yang
akan dilakukan, kemudian memberikan inform
consent, jika pasien dan/atau keluarga setuju maka
dilakukan tatalaksana
Penatalaksanaan juga disesuaikan dengan jenis
vulnus, luas dan kedalaman luka. Vulnus ekskoriasi
biasnya hanya dilakukan pembersihan luka dengan
melakukan wound toilet atau dicuci dengan cairan
fisiologis, kemudian diberikan salep antibiotic jika luka
lecet lebar atau bioplacenton gell. Pada vulnus
kontusio biasanya juga hanya dilakukan pembersihan
namun jika organ dalam yang terbentur dan dapat
menyebabkan kondisi serius maka perlu dilakukan
penatalaksanaan lebih lanjut. Untuk vulnus laceratum
maka dilakukan :
Persiapan :
– Peralatan alat bedah minor : gunting jaringan,
pinset anatomis, pinset sirurgis, gunting benang,
needle holder, klem arteri, scalpel blade & handle.
Tindakan :
1. Pertama dilakukan desinfeksi sebelum dilakukan
anestesi setempat, tergantung berat dan letak
luka, serta keadaan penderita, luka dan sekitar luka
dibersihkan dengan antiseptik. Bahan yang dapat
dipakai adalah larutan yodium povidon 1% dan
larutan klorheksidin ½%, larutan yodium 3% atau
alkohol 70% hanya digunakan untuk membersih
kulit disekitar luka.
2. Kemudian daerah disekitar lapangan kerja ditutup
dengan kain steril dan secara steril dilakukan

2/2
kembali pembersihan luka dari kontaminasi secara
mekanis, misalnya pembuangan jaringan mati
dengan gunting atau pisau dan dibersihkan dengan
bilasan, atau guyuran NaCl.
3. Akhirnya dilakukan penjahitan bila memungkinkan,
dan luka ditutup dengan bahan yang dapat
mencegah lengketnya kasa, misalnya kasa yang
mengandung vaselin ditambah dengan kasa
penyerap dan dibalut dengan pembalut elastis.
8. Petugas memberikan edukasi perawatan luka di
rumah dan jadwal kontrol ke puskesmas
9. Petugas mempertimbangkan merujuk ke fasilitas
kesehatan tingkat lanjut apabila luka terlampau besar,
terdapat bone ekspose, keadaan umum pasien tidak
memungkinkan untuk dilakukan bius lokal di
puskesmas, sehingga memerlukan tindakan di ruang
operasi, atau kurangnya sarana dan prasarana di
puskesmas.
10. Petugas menyerahkan resep kepada pasien atau
keluarga pasien.
11. Petugas mencuci tangan sebelum dan setelah
tindakan.
12. Petugas menulis hasil anamnesis, pemeriksaan fisik,
diagnosa dan terapi kedalam rekam medik
13. Petugas menandatangani rekam medik.

6 Bagan alir :
7 Hal-hal yang :
perlu
diperhatikan
8 Unit terkait : 1. UGD
2. Poli Umum
3. Pustu/Polindes

9 Dokumen : 1. Rekam medis


terkait 2. register UGD

10 Rekaman
historis Yang Tanggal mulai
perubahan No. Isi perubahan
diubah diberlakukan

3/2

Anda mungkin juga menyukai