Anda di halaman 1dari 3

PENATALAKSANAAN DELIRIUM YANG

DIINDUKSI DAN TIDAK DIINDUKSI OLEH


ALKOHOL ATAU ZAT PSIKOAKTIF LAINNYA

No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

UPT PUSKESMAS
dr. Hj. Wasilah Dinijati, M.H.
JAGASATRU NIP.19710724 200604 2 011

1. Definisi Delirium adalah gangguan kesadaran yang ditandai dengan berkurangnya


kemampuan memfokuskan, mempertahankan dan mengalihkan perhatian.
2. Tujuan Sebagai pedoman kerja bagi petugas medis/paramedis dalam
melaksanakan pemeriksaan di fasilitas pelayanan kesehatan primer
khususnya dalam penatalaksanaan delirium yang diinduksi dan tidak
diinduksi oleh alkohol atau zat psikoaktif lainnya
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No.

4. Referensi 1. Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan


Primer. Edisi 1. Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia. Jakarta. 2017.
2. Panduan Praktik Klinis UPT Puskesmas Jagasatru. Cirebon. 2017
5. Alat-alat Lampu

6. Prosedur 1. Petugas menerima pasien dengan penurunan kesadaran, ditandai


dengan;
a. Berkurangnya atensi
b. Gangguan psikomotor
c. Gangguan emosi
d. Arus dan isi pikir yang kacau
e. Gangguan siklus bangun tidur
f. Gejala diatas terjadi dalam jangka waktu yang pendek dan
cenderung berfluktuasi dalam sehari
2. Petugas melakukan autoanamnesa:
a. Pasien tidak mampu menjawab pertanyaan dokter sesuai dengan
apa yang diharapkan,ditanyakan.
b. Adanya perilaku yang tidak terkendali.
3. Petugas melakukan alloanamnesa, yaitu
a. adanya gangguan medik lain yang mendahului terjadinya gejala
delirium, misalnya gangguan medik umum, atau penyalahgunaan
zat.
b. Memiliki factor risiko adanya gangguan medik umum, seperti:
Penyakit SSP (trauma kepala, tumor, pendarahan, TIA), Penyakit
sistemik, seperti: infeksi, gangguan metabolik, penyakit jantung,
COPD, gangguan ginjal, gangguan hepar, dan Penyalahgunaan zat
4. Petugas mencuci tangan
5. Petugas melakukan pemeriksaan fisik:
Tanda-tanda vital dan pemeriksaan fisik generalis terutama sesuai
penyakit utama.
6. Petugas menegakkan diagnosa berdasarkan anamnesis, dan
pemeriksaan fisik.
7. Petugas melakukan pemeriksaan penunjang untuk di rujuk dengan
dilakukan Mini-mental State Examination (MMSE), Pemeriksaan
laboratorium (Hemoglobin, hematokrit, leukosit, trombosit, gula darah,
elektrolit (terutama natrium), SGOT, SGPT, ureum, kreatinin, urinalisis,
analisis gas darah, foto toraks, elektrokardiografi, dan CT Scan kepala,
jika diperlukan. )

8. Pada delirium yang diinduksi dan tidak diinduksi oleh alkohol atau zat
psikoaktif lainnya dibutuhkan tatalaksana untuk dirujuk dengan tujuan
terapi yaitu,
a. Mencari dan mengobati penyebab delirium
b. Memastikan keamanan pasien
c. Mengobati gangguan perilaku terkait delirium, misalnya agitasi
psikomotor
9. Kriteria rujukan adalah apabila gejala agitasi telah terkendali, pasien
dapat segera dirujuk ke fasilitas pelayanan rujukan sekunder untuk
memperbaiki penyakit utamanya.
7. Bagan Alir
Menerima Anamnesa
pasien

Cuci tangan

Pemeriksaan fisik

Penegakkan
diagnosis

Segera dirujuk untuk dilakukan Mini-


mental State Examination (MMSE), Cuci
Pemeriksaan laboratorium. tangan

8. Unit terkait Instalasi Gawat Darurat di fasilitas pelayanan kesehatan primer, Unit
Kesehatan Pelayanan

Anda mungkin juga menyukai