Anda di halaman 1dari 2

PENATALAKSANAAN BRONKITIS AKUT

No. Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP Halaman :

UPT PUSKESMAS
dr. Hj. Wasilah Dinijati, M.H.
JAGASATRU NIP.19710724 200604 2 011

1. Definisi Bronkitis akut adalah peradangan berupa hipersekresi mucus dan batuk
produktif kronis berulang minimal selama 3 bulan pertahun atau paling
sedikit dalam 2 tahun berturu-turut pada pasien yang diketahui tidak
terdapat penyebab lain. Penyebab bronchitis antara lain: infeksi, rokok,
paparan bahan iritatif, bahan yang mengeluarkan polusi, GERD, dan
okupasi yang terpapar debu/asap.
2. Tujuan Sebagai pedoman kerja bagi petugas medis/paramedis dalam
melaksanakan pemeriksaan di fasilitas pelayanan kesehatan primer
khususnya dalam penatalaksanaan bronchitis akut
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No.

4. Referensi 1. Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan


Primer. Edisi 1. Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia. Jakarta. 2017.
2. Panduan Praktik Klinis UPT Puskesmas Jagasatru. Cirebon. 2017
5. Alat-alat Stetoskop

6. Prosedur 1. Petugas menerima pasien dengan ramah


2. Petugas melakukan anamnesa
a. Batuk selama 2-3 minggu
b. Demam
c. Rasa berat dan tidak nyaman di dada
d. Sesak nafas
e. Sering ditemukan bunyi nafas mengi, terutama setelah batuk
f. Bila terjadi iritasi, dapat terjadi batuk darah
3. Petugas mencuci tangan
4. Petugas melakukan pemeriksaan fisik
a. Inspeksi: tampak kurus dengan barrel shape chest
b. Palpasi: fremitus taktil dada normal
c. Perkusi: sonor, peranjakan hati mengecil, batas paru hati lebih rendah
d. Auskultasi: suara nafas vesikuler atau bronkovesikuler, ekspirasi
memanjang (+), ronki basah kasar (+), wheezing (+), dan krepitasi
5. Petugas menegakkan diagnosa berdasarkan anamnesis dan
pemeriksaan fisik
6. Petugas melakukan edukasi kepada pasien mengenai
a. Mendukung perbaikan kemampuan penderita dalam menjalani
aktivitas sehari-hari
b. Memotivasi pasien untuk menghindari merokok dan iritan lainnya
c. Mengidentifikasi efek samping obat
7. Pada bronchitis akut dibutuhkan pengobatan Non-Medikamentosa yaitu,
a. Oksigenasi pasien harus memadai
b. Istirahat yang cukup
c. Pasien diminta kontrol kembali setelah obat habis untuk evaluasi
terapi dan modifikasi gaya hidup.
Sementara itu pengobatan Medikamentosa
a. Obat antitusif: Kodein 10 mg 3 kali/hari
b. Ekspektoran: GG, Bromheksin, Ambroxol, dll.
c. Antipiretik
d. Bronkodilator: Salbutamol, Terbutalin Sulfat, Teofilin, Aminofilin,
dll.
e. Antibiotik (bila ada tanda infeksi bakteri): Ampisilin, Eritromisin,
atau Spiramisin 3 x 500 mg/hari
8. Kriteria rujukan pada pasien apabila keadaan umum buruk, perlu dirujuk
untuk monitor intensif dan konsultasi ke spesialis terkait
7. Bagan Alir

Menerima Anamnesa
pasien

Cuci tangan

Pemeriksaan fisik

Penegakkan
diagnosis

Tatalaksana :
1. Non-Medikamentosa: Oksigenasi,
istirahat cukup, kontrol kembali
setelah obat habis Cuci
2. Medikamentosa: antitusif, tangan
ekspektoran, antipiretik,
bronkodilator, antibiotik

8. Unit terkait Instalasi Gawat Darurat di fasilitas pelayanan kesehatan primer, Unit
Pelayanan BP Dewasa dan BP Anak

Anda mungkin juga menyukai