Anda di halaman 1dari 11

ABSTRAK

Tujuan
• Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai prevalensi dan faktor
terkait pterygium pada dewasa yang tinggal di kota Gondar, Barat Laut
Ethiopia.
Metode
• Sebuah studi desain cross sectional dilakukan pada 390 peserta di
kota Gondar dari 15 April hingga 7 Mei 2016. Pemeriksaan mata dasar
dilakukan dengan menggunakan slit-lamp portabel, kaca pembesar
3,5x dan kuesioner pretest yang terstruktur lengkap. Data mentah
kemudian dimasukkan ke dalam EPI INFO 3.5.1 dan dianalisis dengan
SPSS versi 20. Statistik deskriptif dirangkum dalam data deskriptif.
Regresi logistik digunakan untuk memprediksi pterigium. Variabel
dengan p-value kurang dari 0,05 dianggap sebagai risiko signifikan
pterygium.
Hasil
• Prevalensi pterigium pada peserta penelitian adalah 151 orang
(38,7%). Terbagi menjadi, 149 orang (98,7%) pterygium yang timbul
pada celah bagian nasal dan 15 orang (9,9%) pada bagian temporal
mata dan 13 orang (8,6%) memiliki keduanya. Usia antara 41-60
tahun dan 61-86 tahun, jenis kelamin laki-laki, area kerja di luar
ruangan, penggunaan obat mata tradisional, dan riwayat keluarga
pterygium berhubungan dengan timbulnya pterygium. Sedangkan
penggunaan kaca mata / topi tidak berhubungan.
Kesimpulan
• Terdapat prevalensi pterygium yang tinggi di kota Gondar, Ethiopia
barat laut. Usia tua, jenis kelamin laki-laki, area kerja di luar ruangan,
pemanfaatan obat mata tradisional dan riwayat keluarga pterygium
adalah faktor risiko yang signifikan untuk pterigium. Penggunaan
kacamata / topi adalah pelindung terhadap pterygium.
Pendahuluan
• Pterygium adalah pertumbuhan jaringan fibrovaskular berbentuk
sayap yang terletak pada celah bagian nasal atau temporal
konjungtiva yang meluas ke kornea. Ini terjadi di daerah fisura
palpebra, dan lebih sering terjadi pada celah bagian nasal daripada
temporal, meskipun pada daerah keduanya dapat terjadi.1 Hal ini
dapat menyebabkan astigmatisme yang signifikan dan menyebabkan
gangguan penglihatan. Pterygium sering didahului oleh kondisi yang
disebut pinguekula. Presentasi klinis utamanya adalah kemerahan,
iritasi, penurunan penglihatan dan ketidaknyamanan pada mata. Dan
mungkin juga tanpa gejala.2,3
• Jika pterigium dibiarkan tidak diobati dan faktor-faktor risikonya yang
terkait tidak dihindari atau dikurangi, dapat menyebabkan gangguan
penglihatan atau kebutaan karena cakupan fibrovaskular konjungtiva
melalui sudut visual dari kornea.4,5 Ini adalah penyakit mata bagian
luar yang umum dengan prevalensi berkisar antara 0,3% dan 36,6%.
• Tingkat prevalensi pterigium sangat bervariasi dengan variasi usia,
jenis kelamin, pekerjaan dan status sosial ekonomi. Tingkat prevalensi
3,0% di antara pasien yang menghadiri klinik mata di Ankara, Turki,
12,5% di antara pengendara sepeda motor di kota Benin, Nigeria dan
8,8% di distrik Meskan di Ethiopia Selatan.6,8
• Meskipun etiologi pterygium tidak terdefinisi dengan jelas, ada
beberapa faktor yang terkait dengan pembentukan pterigium seperti
lingkungan kerja di luar ruangan, usia tua, jenis kelamin laki-laki,
tinggal di daerah dengan paparan radiasi ultraviolet yang lebih tinggi,
iklim kering dan berangin.9,11 Penelitian yang dilakukan di Blue
Mountain, Australia, mendapatkan hubungan yang signifikan antara
pterygium dan peningkatan pigmentasi (warna kulit dan rambut),
penurunan sensitivitas kulit matahari dan kerusakan kulit akibat sinar
matahari.12
• Daerah penelitian terletak di daerah tropis, di mana prevalensi
pterygium tidak dipelajari dengan baik sebelumnya terutama faktor-
faktor terkait pterygium. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan
untuk menentukan besarnya pterigium dan faktor-faktor yang terkait
pada orang dewasa sehingga dapat meningkatkan kepedulian
terhadap faktor risiko, program penjaringan untuk pencegahan dan
intervensi dini akan direncanakan dan diimplementasikan.

Anda mungkin juga menyukai