PENDAHULUAN
masalah
penglihatan
sedini
mungkin.
Skriningdan
pemeriksaan mata anak sebaiknya dilakukan pada saat baru lahir, usia 6
bulan, usia3-4 tahun, dan dilanjutkan pemeriksaan rutin pada usia 5 tahun
ke atas. Setidaknya anak diperiksakan ke dokter mata setiap 2 tahun dan
harus lebih sering apabila telahditemukan masalah spesifik atau terdapat
faktor risiko.
1.2 Tujuan
a. Tujuan Umum: Mengetahui secara umum mengenai penyakit retini
blastoma serta asuhankeperawatan yang tepat terhadap penyakit
retinoblastoma tersebut.
b. Tujuan khusus :
1. Mengetahui Pengertian dari penyakit retino blastoma
2. Mengetahui etiologi dari penyakit retino blastoma.
3. Mengetahui manifestasi klinis dari penyakit retina blastoma.
4. Mengetahui patofisiologi dari penyakit retino blastoma.
5. Mengetahui penatalaksanaan terhadap pasien retino blastoma.
6. Mengetahui asuhan keperawatan yang tepat pada pasien retino
blastoma
BAB II
PEMBAHASAN RETINOBLASTOMA
1.1 Anatomi dan Fisiologi Retina
a. Anatomi
Retina adalah selembar tipis jaringan saraf yang semitransparan dan
multilapis yang melapisi bagian dalam 2/3 poterior dinding bola mata.
Retina membentang ke depan hampir sama jauhnya dengan corpus sillier,
dan berakhir di tepi ora serrata. Pada orang dewasa, oraserrata berada
disekitar 6,5 mm di belakang garis Schwalbe pada sisi temporal dan 5,7
mm di belakang garis ini pada sisi nasal. Permukaan luar retina sensorik
bertumpuk dengan lapisanepitel pigmen retina sehingga juga bertumpuk
dengan membrane Bruch, khoroid, dan sclera. Disebagian besar tempat,
retina
dan
epithelium
pigmen
retina
mudah
terpisah
hingga
membentuk ruang subretina. tetapi pada discus optikus dan ora serrata,
retina dan epithelium pigmen retinasaling melekat kuat.
Retina menerima asupan darah dari dua sumber : khoriokapilaria yang
berada tepat diluar membrane Bruch yang memperdarahi sepertiga luar
retina, termasuk lapisan pleksiformisluar dan lapisan inti luar fotoreseptor
dan lapisan epitel pigmen retina; serta cabang-cabang dariateria sentralis
retina yang memperdarahi dua pertiga sebelah dalam.Retina terdiri dari
10 lapisan, mulai dari sisi dalam adalah :
1. Membrane limitans interna,
2. Lapisan serat saraf,
3. Lapisan sel ganglion,
4. Lapisan fleksiformis dalam,
5. Lapisan inti dalam,
6. Lapisan fleksiformis luar
7. Lapisan inti luar,
8. Membrane limitan eksterna,
9. Lapisan fotoreseptor (sel batangdan sel kerucut),
10.
Epithelium pigmen retina.
b. Fisiologi
Retina adalah jaringan paling kompleks di mata. Untuk melihat, mata
harus berfungsisebagai suatu alat optis, sebagai suatu reseptor kompleks,
dan sebagai suatu transducens yangefektif. Sel-sel batang dan kerucut di
lapisan fotoreseptor mampu mengubah rangsangan cahayamenjadi suatu
impuls saraf yang dihantarkan oleh lapisan, serta saraf retina melalui
saraf optikusdan akhirnya ke konteks penglihatan.Macula bertanggung
jawab untuk ketajaman penglihatan yang terbaik dan untuk penglihatan
warna, dan sebagian besar selnya adalah sel kerucut. Macula terutama
digunakanuntuk ketajaman sentral dan warna (fotopik) sedangkan bagian
retina lainnya, yang besar terdiridari fotoreseptor batang, digunakan
terutama untuk penglihatan perifer dan malam (skotopik).
1.2 Definisi
Retinoblastoma dalam buku Wong Buku Ajar Keperawatan Pediatrik
vol. 1 adalah tumor intraokuler congenital ganas yang paling umum
terjadi pada masa kanak-kanak, terutama menganai anak berusia kurang
dari 5 tahun ( Wong Buku Ajar Keperawatan Pediatrik vol. 1, 2008).
Retinoblastoma menurut Ardizal R dalam majalah kedokteran Andalas
merupakan tumor ganas primer intra okuler yang berasal dari lapisan
sensoris retina (Ardizal R, 2008), sedangkan menurut jurnal USU
retinoblastoma merupakan keganasan intraokular yang paling sering
terjadi pada bayi dan anak dan merupakan tumor neuroblastik yang
secara biologi mirip dengan Neuroblastoma dan Medulloblastoma.
Retinoblastoma
adalah
suatu
neoplasma
yang
berasal
dari
neuroretina (sel kerucut sel batang) atau sel glia yang bersifat ganas.
Tumor berasal dari jaringan retina embrional. Dapat terjadi unilateral
(70%) dan bilateral (30%). Sebagian besar kasus bilateral bersifat
herediter yang diwariskan melalui kromosom.
Massa tumor diretina dapat tumbuh kedalam vitreus (endofitik) dan
tumbuh menembus keluar (eksofitik). Pada beberapa kasus terjadi
penyembuhan secara spontan. Sering terjadi perubahan degeneratif,
diikuti nekrosis dan kalsifikasi. Pasien yang selamat memiliki kemungkinan
50% menurunkan anak dengan Retinoblastoma. Pewarisan ke saudara
sebesar 4-7%. Kanker bisa menyerang salah satu mata yang bersifat
somatic maupun kedua mata yang merupakan kelainan yang diturunkan
secara autosom dominant. Kanker bisa menyebar ke kantung mata dan ke
otak (melalu saraf penglihatan/nervus optikus).
1.3 Etiologi
Penyebab secara pasti terjadinya kasus Retinoblastoma belum
diketahui. Faktor herediter yang menjadi penyebab Retinoblastoma
dihubungkan dengan penyimpangan kromosom, yaitu kehilangan kedua
kromosom dari satu pasang alel dominan protektif yang berada dalam
pita kromosom 13q14 (kromoson 13 lokus 14) dan kode protein pRB. pRB
yang
berfungsi
sebagai
supresor
pembentuk
tumor,
merupakan
Usia:
Keturunan:
lebih
awal.
Berikut
gambaran
klinis
yang
biasa
terjadi
pada
ditemukan
pada
retinoblastoma:
Leukokoria
Merupakan
gejala
klinis
yang
paling
sering
retinoblastoma inta okuler yang dapat mengenai satu atau dua mata.
Gejala ini sering disebut seperti mata kucing. Hal ini disebabkan oleh
refleks cahaya dari tumor yang berwarna putih disekitar retina. Warna
putih mungkin terlihat pada saat anak melirik atau dengan pencahayaan
-
sistem
syaraf
parasimpatik
Proptosis
Bola mata menonjol kearah luar akibat pembesaran tumor intra dan
-
ekstra okuler
Tanda dan gejala Retinoblastoma berdasarkan usia:
Pasien usia < 5 tahun:
Leukokoria (54%62%)
Strabismus ( 18%22%)
Hypopion
Hyphema
Heterochromia
Spontaneous globe
Pasien
Proptosis
Katarak
Glaucoma
Nystagmus
Tearing
Anissocoria
usia
>
tahun:
Leukokoria(35%)
Penurunan visus (35%)
Strabismus (15%)
Inflamasi (2%-10%)
Floater (4%)
Pain (4%)
perforation
1.6 Klasifikasi
Klasifikasi Reese-Ellsworth:
metode penggolongan ritinoblastoma intraokuler yang paling sering
digunakan, tetapi klasifikasi ini tidak menggolongkan Retinoblastoma
Group II
Group IV
Soliter
lebih
besar
10
diameter
dics
dibelakang equator
Tumor Multipel, beberapa besarnya lebih besar
dari 10 diameter dics
Group V
ukuran <3mm
Group B Besar
ukuran >3mm
Lokasi di makula (< 3mm dari Foveola)
Lokasi di juxtapapillary (<1,5mm dari papil
Dengan cairan sub retina, 3mm dari margin
Group C
Group D
Group E
opaque
akibat
perdarahan
bilik
mata
Retinoblastoma, yang
terdapat dalam Wong Buku Ajar Keperawatan Pediatrik vol 1 tahun 2008\
Kelompok I : Sangat jinak
Tumor tunggal, kurang dari 4disc diameter (DD), pada atau dibelakang
ekuator
Tumor multiple, tidak lebih dari 4 disc diameter (DD), semua pada atau di
belakang ekuator
Kelompok II : Jinak
Tumor tunggal, 4 sampai 10 disc diameter (DD), pada atau dibelakang
ekuator
Tumor multiple , 4 sampai 10 disc diameter (DD), dibelakang ekuator
Kelompok III
: Ganas
Ablasio Retina
Glaukoma
Glaukoma adalah salah satu jenis penyakit mata dengan gejala yang
tidak
langsung,
yang
secara
bertahap
menyebabkan
penglihatan
Kebutaan
hal
tersebut
komplikasi
dari
Retinoblastoma
ini
dapat
menyebabkan
-
karotis
atau
patologis
arteri
Glaukoma.
c. Tonografi
mengkaji intraokuler (TIO) (normal 12-25 mmHg)
d. Gonioskopi
serebral
atau
bilik
mata
depan,
iris,
lensa
dan
Uveitis
h. Pemeriksaan Pupil
Leukokoria (refleks pupil yang berwarna putih) merupakan
keluhan
dan
gejala
diameter
kornea,
tekanan
intra
okuler,
pemeriksaan
Penatalaksanaan
Dalam memutuskan strategi terapi pada pasien retinoblastoma,
kemudian
menyelamatkan
visus.
menyelamatkan
Managemen
mata,
modern
dan
akhirnya
Retinoblastoma
Eksenterasi,
Kemoterapi,
dan Plaque
Radiotherapy.
Terapi retinoblastoma berkembang dalam beberapa tahun dan
sangat berkaitan dengan ukuran tumor. Selain itu dipengaruhi oleh
banyaknya mata yang terkena. Bila terkena bilateral maka akan
dilakukan terapi konservatif (radioterapi), bila unilateral ekstensif
maka dipertimbangkan enukleasi.
dapat
untuk
hal
ini
dihindarkan
mengakibatkan
mengecilkan
tumor
karena
katarak,
dan
radiasi
ditambah
bertujuan
untuk
menghindarkan
enukleasi
atau
kemoterapi saja.
External-Beam Radiation Therapy
Tumor Retinoblastoma respon terhadap radiasi, digunakan teknik
terbaru yang dipusatkan pada terapi radiasi megavoltage, untuk
melepaskan 4000-4500 cGy selama lebih dari 4-6 minggu. Khusus
untuk terapi pada anak Retinoblastoma bilateral yang tidak respon
terhadap Laser atau Krioterapi. Keselamatan bola mata baik, dapat
terapi
lain
seperti
pembedahan,
External
Beam
telah
menunjukkan
bahwa
angka
kesembuhan
kanker
Plaque
terapi
dapat
digunakan
pada
terapi
Fotokoagulasi laser
Fotokoagulasi laser sangat bermanfaat untuk retinoblastoma
stadium sangat dini. Dengan melakukan fotokoagulasi laser
diharapkan pembuluh darah yang menuju ke tumor akan tertutup
sehingga sel tumor akan menjadi mati. Keberhasilan cara ini dapat
dinilai dengan adanya regresi tumor dan terbentuknya jaringan
Dapat
juga
digabungkan
dengan
fotokoagulasi
laser.
dancryoablation untuk
tumor
yang
terletak
lebih
Enukleasi
masih
Retinoblastoma.Walaupun
menjadi
beberapa
terapi
dekade
definitif
terakhir
untuk
terjadi
adalah
pada
tumor
yang
sudah
dilakukan
pada
tumor
ukuran
kecil
dan
sedang
untuk
Retinoblastoma
Study
Group
menganjurkan
penggunaan
Kemotermoterapi,
dimana
setelah
dilakukan
kemoreduksi
I.
Asuhan Keperawatan
PATOFISIOLOGI
Faktor
Herediter/Keturunan
persepsi
terganggu
lapang
an pada malam
bercahaya
mengeluarkan
(penonjola
sekitar
retina
Menekan
Anak
Nyeri
sering
saraf
Tumor
semakin
Kurang
kecemas
Cahaya
Inflamasi
Pot. Gangguan
Malutumor
Citra
Lempar
penampila
tekanan
intra
lekocori
membes
sekunder
nervusMata penglihatan
penerimaan
Resti