Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

SERUMEN OBSTURAN

Disusun Oleh

Irvan habibi ( 15360437 )

Kepanitraan Senior Stase THT KL Rumah Sakit Haji Medan

Universitas Malahayati Bandar Lampung Tahun 2016


TINJAUAN PUSTAKA

I. Definisi Serumen Obsturan


Serumen adalah hasil produksi kelenjar seromusinosa yang terdapat di liang
telinga luar, yang berguna untuk melicinan dinding liang telinga, dan mencegah
masuknya serangga kecil ke liang telinga. Serumen adalah sekret kelenjar sebasea
dan apokrin yang terdapat pada bagian kartilaginosa liang telinga. Ada dua tioe
dasar,yaitu basah dan kering. (Elizabeth, 2010). Impaksi serumen adalah gangguan
pendengaran yang timbul akibat penumpukan serumen di liang telinga dan
menyebabkan rasa tertekan yang mengganggu (Bruner & Sudarth, 2002). Impeksi
Serumen adalah penumpukan serumen pada kanalis eksternus dalam jumlah dan
warna yang bervariasi. (Rospa Hetaria, 2011).

II. Etiologi Serumen Obsturan


Faktor yang menyebabkan serumen terkumpul dan mengeras di liang telinga,
sehingga menyumbat antara lain ialah:
1. Dermatitis kronis liang telinga luar
2. Liang telinga sempit
3. Produksi serumen banyak dan kental
4. Adanya benda asing di liang telinga
5. Adanya eksostosis (pertumbuhan jinak dari permukaan tulang) liang telinga
6. Serumen terdorong oleh jari tangan atau ujung handuk setelah mandi, atau
kebiasaan mengorek telinga.

III. Patofisiologi Serumen Obsturan


Kadang-kadang pada kanalis dapat terjadi impaksi, yang dapat menyebabkan
otalgia, rasa penuh dalam telinga dan atau kehilangan pendengaran. Penumpukan
serumen terutama bermakna pada populasi geriatrik sebagai penyebab defisit
pendengaran . usaha membersihkan kanalis auditorius dengan batang korek api, jepit
rambut, atau alat lain bisa berbahaya karena trauma terhadap kulit bisa menyebabkan
infeksi. Anak-anak sering memasukkan benda-benda kecil ke dalam saluran
telinganya, terutama manik-manik, penghapus karet atau kacang-kacangan, serta
berupa air. Masuknya air dingin ke dalam telinga tengah dapat mengakibatkan
vertigo akut dengan cara menginduksi arus konveksi termal dalam kanalis
semisirkularis.

IV. Manifestasi Klinis Serumen Obsturan


Gejala yang timbul akibat sumbatan serumen dapat berupa rasa telinga
tersumbat, sehingga pendengaran berkurang. Rasa nyeri dapat timbul apabila
serumen keras membatu, dan menekan dinding liang telinga. Telinga berdengung
(tinitus) dan pusing dapat timbulapabila serumen telah menekan membran timpani,
terkadang dapat disertai batuk, oleh karena rangsangan nervus vagus melalui cabang
aurikuler.

V. Pemeriksaan Penunjang Serumen Obsturan


a. Ketajaman Auditorius.
Perkiraan umum pendengaran pasien dapat disaring secara efektif dengan
mengkaji kemampuan pasien mendengarkan, bisikan kata atau detakan jam
tangan, bisikan lembut dilakukan oleh pemeriksa, yang sebelumnya telah
melakukan ekshalasi penuh. Masing-masing telinga diperiksa bergantian. Agar
telinga yang satunya tak mendengar,pemeriksa menutup telinga yang tak
diperiksa dengan telapak tangan.Dari jarak 1 sampai 2 kaki dari telinga yang tak
tertutup dan di luar batas penglihatan, pasien dengan ketajaman normal dapat
menirukan dengan tepat apa yang dibisikkan. Bila yang digunakan detak jam
tangan, pemeriksa memegang jam tangan sejauh 3 inci dari telinganya sendiri
(dengan asumsi pemeriksa mempunyai pendengaran normal) dan kemudian
memegang jam tangan pada jarak yang sama dari aurikulus pasien. Karena jam
tangan menghasilkan suara dengan nada yang lebih tinggi daripada suara bisikan,
maka kurang dapat dipercaya dan tidak dapat dipakai sebagai satu-satunya cara
mengkaji ketajaman auditorius.
b. Uji Weber
Memanfaatkan konduksi tulang untuk menguji adanya lateralisasi suara.
Sebuah garpu tala dipegang erat pada gagangnya dan pukulkan pada lutut atau
pergelangan tangan pemeriksa. Kemudian diletakkan pada dahi atau gigi pasien.
Pasien ditanya apakah suara terdengar di tengah kepala, di telinga kanan atau
telinga kiri. Individu dengan pendengaran normal akan mendengar suara
seimbang pada kedua telinga atau menjelaskan bahwa suara terpusat di tengah
kepala. Bila ada kehilangan pendengaran konduktif (otosklerosis, otitis media),
suara akan lebih jelas terdengar pada sisi yang sakit. Ini disebabkan karena
obstruksi akan menghambat ruang suara, sehingga akan terjadi peningkatan
konduksi tulang. Bila terjadi kehilangan sensorineural, suara akan meng-alami
lateralisasi ke telinga yang pendengarannya lebih baik. Uji Weber berguna untuk
kasus kehilangan pendengaran unilateral.
c. Uji Rinne
Gagang garpu tala yang bergetar ditempatkan di belakang aurikula pada
tulang mastoid (konduksi tulang) sampai pasien tak mampu lagi mendengar
suara. Kemudian garpu tala dipindahkan pada jarak 1 inci dari meatus kanalis
auditorius eksternus (konduksi udara). Pada keadaan normal pasien dapat terus
mendengarkan suara, menunjukkan bahwa konduksi udara berlang-sung lebih
lama dari konduksi tulang. Pada kehilangan pendengaran konduktif, konduksi
tulang akan melebihi konduksi udara begitu konduksi tulang melalui tulang
temporal telah menghilang, pasien sudah tak mampu lagi mendengar garpu tala
melalui mekanisme konduktif yang biasa. Sebaliknya kehilangan pendengaran
sensorineural memungkinkan suara yang dihantarkan melalui udara lebih baik
dari tulang, meskipun keduanya merupakan konduktor, yang buruk dan segala
suara diterima seperti sangat jauh dan lemah.

VI. Penatalaksanaan Serumen Obsturan


1. Serumen yang masih lunak, dapat dibersihkan dengan kapas yang dililitkan
oleh aplikator (pelilit).
2. Serumen yang sudah agak mengeras dikait dan dibersihkan dengan alat
pengait.
3. Serumen yang lembek dan letaknya terlalu dalam, sehingga mendekati mebran
timpani, dapat dikeluarkan dengan mengirigasi liang telinga (spooling).
4. Tetesi telinga pasien dengan H2O2 3 % (jika masih ada yang keras), tunggu
sampai kotoran hancur atau larut kira-kira 10 15 menit. Kemudian
dibersihkan dengan menggunakan pengait atau irigasi liang telinga.

Teknik Irigasi Liang Telinga

Dalam melakukan tindakan irigasi liang telinga (spooling) ada beberapa hal yang
harus diketahui dan diperhatikan oleh tenaga medis sebelum melakukan tindakan
tersebut, antara lain :

1. Pasien tidak mempunyai riwayat sakit telinga yang menyebabkan rupture


gendang telinga, seperti riwayat congekan (OMSK), maupun riwayat trauma
gendang telinga.
2. Pasien tidak sedang mengalami sakit telinga luar (otitis eksterna).

Prosedur Tindakan Spooling (Irigasi) telinga adalah :

A. Persiapan Alat :
Alat Spooling atau Spuit 20 cc.
Kom berisi air hangat kuku secukupnya.
Bak Bengkok untuk menampung kotoran telinga.
Handuk sebagai alas pelindung .
Sarung tangan disposable.
Otoscope
Cotton bud secukupnya.
Cairan NaCl hangat atau air hangat.
Cairan H2O2 3 % dalam tempatnya
Daftar Pustaka

1. Iskandar, H. Nurbaiti. Sumbatan Seruman. Dalam: Soepardi, dr. Efiaty Arsyad;


Hadjzt,
2. dr. Fachri; Iskandar, prof. dr. Nurbaiti (editor). Penatalaksanaan penyakit dan
kelainan Telinga Hidung Tenggorok. Edisi ketiga. Jakarta, Balai penerbit FKUI,
2003: 33-34.

Anda mungkin juga menyukai