PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
fasilitas pelayanan kesehatan tersebut. (Saragih, 2009). Penelitian Noviana,
2014)
0,042, dan sikap dengan nilai ρ = 0,049 ada hubungan dalam pemanfaatan
dan penelitian ternyata perilaku yang didasarkan oleh pengetahuan akan lebih
2
Keluarga merupakan lingkungan terdekat seseorang, dimana sebagian besar pasien
sakit juga berpengaruh dalam hal ini, dimana sesorang mengatahui persepsi
9.754 unit pada tahun 2015. Namun demikian, peningkatan jumlah Puskesmas
dasar dapat dilihat secara umum oleh indikator rasio Puskesmas terhadap
meningkat pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2013, namun menurun pada
tahun 2014 sebesar 1,16% dan tahun 2015 sebesar 1,15%. Provinsi dengan
rasio Puskesmas tertinggi yaitu Papua Barat sebesar 5,20 per 30.000 penduduk,
sedangkan Banten memiliki rasio terendah sebesar 0,58 per 30.000 penduduk.
3
kondisi yang sebenarnya mengenai aksesibilitas masyarakat terhadap
kesehatan yang terdapat di propinsi Jawa Barat Rumah Sakit Umum sebanyak
202 buah, Rumah sakit khusus sebanyak 66, Puskesmas perawatan sebanyak
176, Puskesmas non perawatan sebanyak 874. (Profil Kesehatan Jawa Barat
Jumlah pasien itu cukup tinggi jika dibandingkan dengan jumlah penduduk
Karawang yang mencapai sekitar 2,2 juta. Dengan demikian, hampir separuh
masyarakat Karawang selama tahun 2016 menjadi pasien rawat jalan Puskesma
lebih 100 persen dari jumlah penduduk di daerah tersebut. Kondisi itu terjadi
karena banyak warga yang berasal luar daerah itu menjalani rawat jalan di
berdasarkan data dari Biro Pusat Statistik Kabupaten Karawang tahun 2015
adalah sebanyak 109.353 jiwa, yang terdiri dari 56.097 penduduk laki-laki dan
4
jumlah penduduk sebanyak 109.353 jiwa, kebutuhan dan tuntutan masyarakat
memerlukan penanganan yang lebih serius serta tuntutan profesional dari para
tahun 2015 sebanyak 60.740 yang mengalami penurunan pada tahun 2016
internal maupun faktor eksternal. Salah satu dari faktor internal adalah
pasien. Dari faktor eksternal disebabkan jumlah kunjungan pasien yang sakit
yang dapat diasumsikan seperti konsumen dalam bidang jasa lainnya sehingga
studi perilaku konsumen dalam hal ini perlu dilakukan untuk menunjang
pelayanan kesehatan dapat dilihat pada tindakan pembelian produk atau jasa
(rawat inap dan rawat jalan) yang dilandasi dengan keinginan dan/atau harapan
5
Puskesmas berdasar pada azas kepercayaan yang merupakan salah satu faktor
yaitu harian, mingguan, bulanan dan tahunan serta mengacu pada berbagai
aspek kualitas yaitu aspek klinis atau penampilan profesi, aspek efektif dan
latar belakang dan fenomena di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti
B. Rumusan Masalah
6
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan khusus
Tahun 2017.
7
f. Untuk mengetahui hubungan persepsi sakit dengan perilaku
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Puskesmas.
kota Karawang.
8
kesehatan seperti pekerjaan, pengetahuan, sikap petugas, dukungan
Cikampek Tahun 2017, yang di laksanakan pada bulan Agustus sampai dengan
Square dengan tingkat kepercayaan 95% dan uji regresi logistik. Variabel
dan dukungan keluarga. Data yang di gunakan adalah data primer dengan cara
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
pelayanan kesehatan yang disediakan baik dalam bentuk rawat jalan, rawat
inap, kunjungan rumah oleh petugas atau tenaga kesehatan maupun dalam
kesehatan adalah setiap upaya yang dilaksanakan secara sendiri atau bersama-
Asrul.2010)
kesehatan oleh keluarga yang disebutkan dalam Muzaham yang dikutip oleh
10
Siregar, tergantung pada predisposisi keluarga mencakup karakteristik
dan sikap terhadap perawatan medis, dokter, dan penyakit (termasuk stress
B. Perilaku
atau dengan adanya stimulasi akan memperkuat respons. Oleh karena itu
untuk membentuk perilaku perlu adanya suatu kondisi tertentu yang dapat
organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan. Oleh sebab itu, dari sudut
hakikatnya adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang
11
uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku (manusia) adalah
semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati langsung,
maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar. (Notoatmodjo, 2015)
Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini maka perilaku dapat
sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum
jelas dalam bentuk tindakan atau praktek (practice), yang dengan mudah
1. Pengetahuan, adalah aspek perilaku yang merupakan hasil tahu, dimana ini
2. Sikap, merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang
dan bertanggungjawab.
12
nyata diperlukan faktor pendukung dari pihak lain. Perilaku manusia
yang mana seseorang itu berperilaku tertentu. Apabila kita telusuri lebih
lanjut, gejala kejiwaan yang tercermin dalam perilaku manusia itu adalah
sebagainya.(Notoatmodjo, 2015).
Pengetahuan
Pengalaman Persepsi
Keyakinan
PERILAKU Sikap
Fasilitas Keinginan Perilaku
Sosial Budaya Kehendak
Motivasi
Niat
13
C. Teori Perubahan Perilaku
penting bagi kesehatan dan keberadaan manusia. Hal yang penting dalam
Social Learning dari Bandura perilaku manusia dipengaruhi oleh dua faktor,
yaitu faktor lingkungan dan faktor personal. Faktor lingkungan mengacu pada
sosial dan fisik adalah ukuran ruangan, suhu atau ketersediaan makanan
tindakan orang lain dan hasil dari tindakan tersebut. Terdapat enam konsep
lingkungan.
perilaku maka orang tersebut harus tahu dan memiliki kemampuan untuk
melakukannya.
14
4. Reinforcement (dorongan) merupakan tanggapan terhadap perilaku
2014).
6. Self efficacy (efikasi diri) yang merupakan konsep inti dalam pelaksanaan
Seseorang dengan efikasi diri yang tinggi atau lebih percaya diri terhadap
lebih mantap merespon kegagalan awal daripada orang dengan efikasi diri
(efikasi diri). Efikasi diri atau keyakinan kebiasaan diri itu dapat
15
kombinasi empat sumber yakni Pengalaman menguasai sesuatu prestasi
Teori perilaku keempat menurut Martin Fishbein dan Icek Ajzen yaitu
positif dan bila seseorang itu percaya bahwa orang lain ingin agar dirinya
masa lalunya. Lalu tahapan selanjutnya adalah Action, langkah dimana orang
16
untuk perilaku terakhir. Ketika hasil dari maintenance positif maka akan
mengubah perilaku yang lebih baik dan akan terjadi perhentian atau
pencegahan tergantung secara langsung pada hasil dari dua keyakinan atau
Priyoto (2004) Teori Health Belief Model (HBM) didasarkan atas tiga faktor
esensial, yaitu:
perilaku.
17
Ketiga faktor di atas dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti persepsi,
perilaku yang serupa (Priyoto, 2014). Teori HBM oleh Rosenstock ini
ini dapat dimodifikasi oleh variabel lain berupa karakteristik individu yang
18
perilaku mereka, yakni dapat berupa informasi dari media masa, nasihat
2014).
Kesehatan
3 kelompok.
umur.
19
perbedaan tipe dan frekuensi penyakit, dan mempunyai perbedaan pola
kesehatan.
golongan, yaitu:
yang dibutuhkan.
20
tenaga kesehatan maka tingkat pemanfaatan pelayanan kesehatan
kebutuhan. Penilaian individu ini dapat diperoleh dari dua sumber yaitu:
21
penyakit dan mempunyai perbedaan pola penggunaan pelayanan kesehatan.
E. Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil ‘tahu’, dan ini terjadi setelah orang melakukan
dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan
22
Karena dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasarkan
oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari
tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.
4. Trial, di mana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa
penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses seperti ini, di
mana didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif maka
perilaku tersebut akan bersifat langgeng. Sebaliknya apabila perilaku itu tidak
yakni:
23
1. Tahu (Know)
bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu,
‘tahu’ ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja
untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain :
2. Memahami (Comprehension)
tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi
3. Aplikasi (Application)
telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi di sini
4. Analisis (Analysis)
organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan
24
menggambarkan, membedakan, memisahkan , mengelompokkan, dan
sebagai
5. Sintesis (Synthesis)
baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun
6. Evaluasi (Evaluation)
F. Sikap Petugas
suatu stimulus atau objek. Manifestasi sikap tidak dapat dilihat, tetapi hanya
diri individu untuk berkelakuan dengan pola – pola tertentu, terhadap suatu
(senang, benci dan sedih), kognitif (pengetahuan tentang suatu objek), konatif
25
Sikap tidak dapat dilihat, tetapi dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari
ramah, menjaga sopan santun . Dalam hal ini dokter, perawat dan petugas non
menunjukkan sikap yang baik sehingga tercipta hubungan yang baik dengan
26
Responden yang menilai sikap petugas kesehatan kurang, kurang
seperti pasien BPJS yang harus meminta rujukan di puskesmas. Ada juga
responden yang merasa dokter, perawat, dan petugas non medis lainnya mau
bahwa ada hubungan antara perhatian yang tulus dan bersifat individual
menyatakan bahwa ada hubungan antara perhatian yang tulus dan bersifat
dan paramedis sudah melayani dengan baik ditinjukkan oleh sikap dan
perilaku positif staf yang akan membantu para pengguna pelayanan kesehatan
27
mengatasi keluhan sakitnya. Menurut Riduwan(2004), pengukuran sikap
dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi
mempunyai gradasi dari sangat positif sampai negatif yang dapat berupa kata-
28
Hasil ukur sikap dapat di interpretasikan menjadi:
T = 50 + 10 X – X
Keterangan:
X = Skor responden pada skala sikap yang hendak di ubah menjadi skor
H. Dukungan keluarga
1. Dukungan Pengaharapan
2. Dukungan Nyata
29
uang, menyediakan transportasi dan lain-lain. Dukungan nyata sebagai
3. Dukungan Informasi.
pengarahan, saran atau umpan balik tentang apa yang dilakukan oleh
4. Dukungan Emosional
I. Kepemilikan asuransi
Dalam hidup ini, manusia tidak bisa secara mutlak terhindar dari
bahaya baik itu sakit, kecelakaan, bencana alam, tindakan kriminal bahkan
kesehatan sebagai : “…Plan of risk management that, for a price, offers the
30
insured an opportunity to share the costs of possible economic loss through
ditanggung sendiri (out of pocket) dalam sistim tunai (fee for service).
1994. Hasil yang sama juga diperoleh Szilagyi, et al (2004) bahwa seperti
31
halnya pada penggunaan bivariat, hasil analisis dengan multivariat
kesehatan.
J. Persepsi Sakit
konsep sehat sakit masyarakat berbeda pada tiap kelompok masyarakat. Dua
orang atau lebih secara patologis menderita suatu jenis penyakit yang sama.
Bisa jadi orang kesatu merasa lebih sakit dari yang lain, dan bahkan orang
yang satunya lagi tidak merasa sakit. Hal ini disebabkan karena evaluasi atau
ragam konsep sehat-sakit yang tidak sejalan dan bahkan bertentangan dengan
pengertian penyakit (disease) dan rasa sakit (illness). Dari batasan kedua
32
konsep sehat-sakit yang kemudian akan menimbulkan permasalahan konsep
tubuhnya terganggu fungsinya namun dia tidak merasa sakit atau merasakan
bukti bahwa ia sakit. Hal ini menimbulkan konsep sehat masyarakat, yaitu
bahwa sehat adalah orang yang dapat bekerja atau menjalankan pekerjaannya
yang sudah tidak dapat bangkit dari tempat tidur, dan tidak dapat
(Notoatmodjo, 2015).
33
umur dan jenis kelamin digunakan sebagai indikator fisiologis yang berbeda,
banyak akan berhubungan dengan variabel tersebut. Selain itu, individu yang
didefinisikan sakit juga sangat dipengaruhi oleh sejauh mana gejala ini lazim
Pada saat orang sakit atau anaknya sakit, ada beberapa tindakan atau
1. Didiamkan saja (no action), artinya sakit tersebut diabaikan dan tetap
34
atau self medication). Pengobatan sendiri ini ada 2 cara yakni cara
35
I. Kerangka Teori
J. Kerangka konsep
Variabel Independent
Pengetahuan
Variabel
Sikap petugas Dependent
Dukungan Pemanfaatan
keluarga pelayanan
kesehatan
Kepemilikan
Asuransi
Persepsi Sakit
Gambar 2.3
Kerangka Konsep : Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan
Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan
36
K. Hipotesa
37
Ha : Ada hubungan kepemilikan asuransi dengan perilaku konsumen
L. Penelitian terkait
Kabupaten Tana Toraja yaitu faktor yang berhubungan (p < 0,05) dengan
keluarga sedangkan faktor yang tidak berhubungan (p > 0,05) adalah umur,
persepsi dengan nilai ρ = 0,042, dan sikap dengan nilai ρ = 0,049 ada
38
dilakukan oleh Nanik tentang faktor yang mempengaruhi pemanfaatan
531 were complete and suitable for analysis. Nearly three quarters of the
students visited the dentist more than once during the last 2 years. A bout
75% had their treatment in private dental clinics and 63% made their visits
for routine treatment. The quality of dental care was found to be the most
location of the dental clinics was the most discouraging factor. For those who
factor was the availability of friendly staff (P <0.0001). The high cost of
dental care was the most discouraging factor for utilizing the dental services
for those who visited private clinics (P < 0.0001), while the high quality of
dental care was the most encouraging factor (P < 0.009). Students who made
their visits because of pain highly considered modern clinics and those
they considered the high cost of dental care as discouraging factor for using
39
Fitsum girma1, challi jira and belaineh girma in research health
services utilization and associated factors in jimma zone, south west ethiopia
treatment cost (or=0.15) and distance to the nearest health center or hospital
Conclusions: it has been shown that utilization level was not satisfactory.
accessibility,
40
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
2006)
41
C. Rancangan penelitian
observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time
approach). Artinya tiap subjek penelitian hanya diobservasi sekali saja dan
pengukuran dilakukan terhadap status karakter atau variabel subjek pada saat
2006)
D. Subjek Penelitian
1. Populasi Penelitian
dari data Puskesmas Cikampek pada bulan Mei di ruang balai pengobatan
umum tahun 2017 sebanyak 731 orang. Kriteria inklusi pada penelitian ini
a. Kriteria Inklusi
42
3) Laki laki dan perempuan pasien usia ≥ 15 th
b. Kriteria Eksklusi
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Untuk
Keterangan :
n = jumlah sampel
Melalui rumus diatas, maka jumlah sampel yang akan diambil adalah
n = Z2α.2 P (1- P) N
d2(N-1)+ Z2α.2 P (1- P)
n = 1,962 . 0,5 (1- 0,5) 731
43
0,102(731-1)+ 1,962 . 0,5 (1- 0,5)
n = 702,05
8,26 n = 84,994
Sehingga jumlah sampel yang diperlukan dalam penelitian ini
E. Definisi Operasional
yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel bebas dan variabel
terikat.
44
2. Variabel terikat (Dependent Variable)
Tabel 3.1
Definisi Operasional
45
pelayanan 1=
puskesmas, Pengetahua
cara berobat n baik ( Jika
dipuskesmas, x>mean/me
dan cara dian )
menggunaka
n pelayanan
kesehatan
dipuskesmas.
46
Kepemilikan Kepemilikan Kuesione Wawancar 0= Tidak Ordinal
asuransi jaminan r a ada (Jika
kesehatan x<mean/me
responden dian)
yang dapat 1= ada (Jika
di x>mean/me
manfaatkan dian)
di
Puskesmas
F. Instrumen Penelitian
yang diperoleh dari lembar kuesioner dengan lima variabel penelitian dan
penelitian yaitu:
47
5. Bagian 5 : Kuesioner jarak
harus diuji validitas dan realibenya. Menurut Ghozali (2006) uji validitas
teknik analisis faktor dengan bantuan software SPSS. Teknik uji yang
moment. Skor dari setiap item pertanyaan diuji dengan skor keseluruhan
item. Jika korelasi koofisien itu positif, maka item tersebut valid.
Sedangkan jika negatif maka item tersebut tidak validdan akan dikeluarkan
dengan nilai r tabel dengan dk=n-2 dan taraf sebesar5%, item pertanyaan
kuesioner konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Cara yang digunakan
48
untuk menguji reliabilitas kuesioner dalam penelitian ini adalah uji statistic
1. Pengolahan Data
2. Analisis Data
a. Analisis univariat
b. Analisis bivariat
analisis ini adalah uji statistik Chi Square dengan tingkat kepercayaan
49
digunakan batas kemaknaan 0,05. Artinya jika P value ≤ 0,05 maka
Begitu pula sebaliknya, jika P value > 0,05 maka hasilnya bermakna
c. Analisis multivariat
50
Sugiyono (2008:277), kegunaan regresi berganda oleh peneliti, bila
Keterangan:
Y= variabel dependen
b1;b2; b3= nilai arah sebagai penentu ramalan (prediksi) atau koefisien
prediktor
Hipotesis:
1) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai
2) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai
artinya signifikan.
51