Anda di halaman 1dari 8

PERSEPSI PASIEN TENTANG MUTU PELAYANAN KESEHATAN

DI PUSKESMAS TOMINI KECAMATAN TOMINI


KABUPATEN PARIGI MOUTONG

Ahmad Fahrizal1, Imelda Kantohe2

Program Studi Kesehatan Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Jaya Palu

Abstrak

Mutu pelayanan kesehatan di Pukesmas akan menimbulkan persepsi yang pada masyarakat dan
mempengaruhi minat melakukan kunjungan kembali ketika merasakan sakit. Data dari Puskesmas Tomini
selama empat tahun terakhir, kunjungan pasien rawat jalan pada tahun 2017 sebanyak 9361 orang, tahun
2018 sebanyak 8478 orang, tahun 2019 sebanyak 7614 dan tahun 2020 sebanyak 6084 orang. Penurunan
jumlah pasien rawat jalan yang berobat ke Puskesmas Tominimerupakan indikasi adanya suatu
permasalahan yang perlu mendapat perhatian. Penurunan jumlah kunjungan pasien tersebut dapat terjadi
karenamutu pelayanan yang belum optimal.Tujuan penelitian ini adalah diketahuinya persepsi pasien
tentang mutu pelayanan kesehatan yang meliputi (tangible), daya tanggap (responsiveness), kehandalan
(reliability), jaminan (assurance), dan empati (empathy) di Puskesmas Tomini Kecamatan Tomini
Kabupaten Parigi Moutong.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti membuat rumusan masalah sebagai
berikut: Bagaimanakah persepsi pasien tentang mutu pelayanan kesehatan yang meliputi bukti langsung
(tangible), daya tanggap (responsiveness), kehandalan (reliability), jaminan (assurance), dan empati
(empathy) di Puskesmas Tomini Kecamatan Tomini Kabupaten Parigi Moutong?
Hasil penelitian dalam penelitian ini menunjukan persepsi pasien dalam mutu pelayanan kesehatan
dari bukti langsung yang baik sebanyak 63,6% dan kurang baik sebanyak 36,4%. Daya tanggap sama
banyak jumlahnya antara persepsi yang baik dan kurang baik sebanyak 50%. Kehandalan 61,4% dan
kurang baik sebanyak 38,6%. Jaminan 63,6% dan kurang baik sebanyak 36,4%. Empati 52,3% dan kurang
baik sebanyak 47,7%.
Kesimpulan dalam penelitian ini tentang persepsi pasien dalam mutu pelayanan kesehatan dari segi
bukti langsung, kehandalan, jaminan dan empati lebih banyak yang puas dari pada yang kurang puas.
Sedangkan dari segi daya tanggap sama jumlahnya. Diharapkan bagi petugas kesehatan yang ada di
Puskesmas Tomini untuk lebih meningkatkan kinerja tenaga sumber daya manusia yang ada di puskesmas
agar tetap selalu menjaga mutu dari pelayanan kesehatan agar menciptakan persepsi pasien yang baik dalam
menilai dan menerima pelayanan kesehatan.

Kata Kunci: Persepsi, Bukti langsung, Daya tanggap, Kehandalan, Jaminan, Empati

Pendahuluan Pelayanan kesehatan yang berkualitas


adalah pelayanan kesehatan yang peduli dan
Kesehatan merupakan hak asasi manusia terpusat pada kebutuhan, harapan, serta niai-nilai
dan sekaligus sebagai investasi, sehingga perlu pelanggan sebagai titik tolak penyediaan
diupayakan, diperjuangkan dan ditingkatkan oleh pelayanan kesehatan dan menjadi persyaratan
setiap individu dan oleh seluruh kelompok bangsa. yang harus dapat dipenuhi agar dapat memberikan
Untuk menjamin kesehatan diperlukan suatu kepuasan kepada masyarakat sebagai pengguna
sistem yang mengatur penyelenggaraan pelayanan jasa pelayanan. Puskesmas sebagai Unit
pelaksanaan Teknis Dinas Kesehatan merupakan
kesehatan bagi masyarakat sebagai upaya
penanggung jawab penyelenggaraan upaya
pemenuhan kebutuhan warga negara untuk tetap
kesehatan untuk jenjang pertama di wilayah
hidup sehat. Pelayanan kesehatan yang memadai kerjanya masing-masing. Puskesmas dituntut
merupakan tumpuan masyarakat dan menjadi untuk meningkatkan pendapatan sebagai sumber
salah satu kebutuhan mendasar selain pangan dan peningkatan pelayanan kesehatan kepada
juga pendidikan (Azwar, 2012). masyarakat. Oleh karena itu Puskesmas harus
52
Persepsi Pasien Tentang Mutu Pelayanan Kesehatan Di Puskesmas Tomini, Ahmad Fahrizal1, Imelda Kantohe2

melakukan upaya agar pasien tetap datang untuk persepsi mutu pelayanan dari segi bukti langsung
menerima pelayanan kesehatan dari Puskesmas yang kurang baik sebesar 40,9% dan yang baik
(Aritonang, 2013). sebesar 59,1%, dari segi daya tanggap yang kurang
Mutu pelayanan kesehatan di Pukesmas baik sebesar 43,2% dan yang baik sebesar 56,8%,
akan menimbulkan persepsi yang pada masyarakat dari segi kehandalan yang kurang baik sebesar
dan mempengaruhi minat melakukan kunjungan 54,5% dan yang baik sebesar 54,5%, dari segi
kembali ketika merasakan sakit. Dalam rangka jaminan yang kurang baik sebesar 27,3% dan yang
meningkatkan kunjungan pasien ke Puskesmas, baik sebesar 72,7 dan dari segi empati yang kurang
maka puskesmas harus mampu menampilkan dan baik sebesar 43,2% dan yang baik sebesar 56,8%.
memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas Berdasarkan hasil survey awal yang
dan bermutu sehinggga mampu memberikan dilakukan di Puskesmas Tomini dengan melakukan
kepuasan pasien dan keselamatan pasien wawancara tanggal 11 Februari 2021 terhadap 5
(Aritonang, 2013). orang pasien yang menerima pelayanan di
Permasalahan yang dihadapi pada saat Puskesmas tersebut, penulis menanyakan tentang
sekarang adalah sikap petugas yang kurang bagaimana persepsi pasien tentang pelayanan yang
tanggap dengan sikap pasien, keramahan yang diterima pasien mulai dari pendaftaran sampai
kurang dari pemberian pelayanan yang dibutuhkan dengan tindakan yang dilakukan. Dari 5 pasien
oleh masyarakat. Hal ini ditandai oleh banyaknya tersebut hanya 1 orang yang menyatakan puas dan
keluhan dari masyarakat baik dari pelayanan 4 orang berkata kurang puas. Pasien yang
kesehatan maupun sarana dan prasarana yang ada menyatakan puas karena ruangan pemeriksaan
di Puskesmas. Sehingga dapat menimbulkan citra bersih dan alasan dari pasien menyatakan tidak
negatif dari masyarakat itu sendiri terhadap puas yaitu berawal dari registrasi yang lama,
pelayanan puskesmas dan ketidakpuasan pasien petugasnya kurang ramah, terkadang sudah
terhadap pelayanan kesehatan. Dari itu muncullah mendaftar akan tetapi tidak langsung di lakukan
persepsi dari masyarakat mengenai berbagai tindakan, pada saat meminta rujukan juga sangat
pelayanan yang diberikan oleh petugas puskesmas sulit di dapat, dan pada saat pemeriksaan dilakukan
(Bustami, 2013). hanya sebentar saja lalu diberi obat, berdasarkan
Data kunjungan pasien rawat jalan menurut observasi penulis, pelayanan petugas kesehatan
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah tahun masih dikatakan kurang baik dimana pada saat
2017 sebanyak 723,573 orang, tahun 2018 melakukan pemeriksaan ataupun penanganan
sebanyak 601,327 orang dan tahun 2019 sebanyak pasien tidak melakukan tegur sapa yang baik
692,764 orang. Sedangkan data kunjungan pasien terhadap pasien dan tidak dijelaskan apa tindakan
rawat jalan menurut Dinas Kesehatan Kota Palu yang sudah dilakukan.
tahun 2017 sebanyak 268,531 orang, tahun 2018
sebanyak 399,949 orang dan tahun 2019 sebanyak Metode Penelitian
396,381 orang. Berdasarkan data kunjungan rawat
jalan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Parigi Jenis penelitian yang digunakan adalah
Moutong. Jumlah kunjungan pasien tahun 2017 penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang
sebanyak 103,272 orang, tahun 2018 sebanyak menggambarkan fenomena dari variabel yang
96,280 orang dan 93,753 orang pada tahun 2019 diteliti (Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini
(Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah, bertujuan untuk mengetahui persepsi pasien
2019). tentang mutu pelayanan kesehatan yang meliputi
(tangible), daya tanggap (responsiveness),
Berdasarkan data dari Puskesmas Tomini
kehandalan (reliability), jaminan (assurance), dan
selama empat tahun terakhir, kunjungan pasien
empati (empathy) di Puskesmas Tomini
rawat jalan pada tahun 2017 sebanyak 9361 orang, Kecamatan Tomini Kabupaten parigi Moutong
tahun 2018 sebanyak 8478 orang, tahun 2019
sebanyak 7614 dan tahun 2020 sebanyak 6084 Hasil Penelitian
orang. Penurunan jumlah pasien rawat jalan yang
berobat ke Puskesmas Tomini merupakan indikasi A. Analisis Univariat
adanya suatu permasalahan yang perlu mendapat
perhatian. Penurunan jumlah kunjungan pasien Analisis univariat dilakukan dalam
tersebut dapat terjadi karenamutu pelayanan yang penelitian ini untuk melihat distribusi frekuensi
belum optimal (Puskesmas Tomini, 2020). dari setiap variabel penelitian dan karakteristik
Hasil penelitian terdahulu oleh Reni, 2016 responden yang meliputi: umur, pendidikan dan
tentang Persepsi Pasien tentangmutu pelayanan pekerjaan. Sedangkan variabel penelitian yaitu
kesehatandi Puskesmas Tanawangko Kecamatan mutu pelayanan kesehatan yang dapat dilihat
Tombariri Kabupaten Minahasadidapatkan hasil sebagai berikut:

Jurnal Ilmiah Kesmas IJ (Indonesia Jaya) Vol. 22 No. 2, September 2022 (52 – 59) 53
Persepsi Pasien Tentang Mutu Pelayanan Kesehatan Di Puskesmas Tomini, Ahmad Fahrizal1, Imelda Kantohe2

1. Karakteristik responden Tabel 2 menunjukkan bahwa dari 44


Berdasarkan data yang telah responden dengan pendidikan terbanyak
dikumpulkan dari responden yang diteliti di terdapat pada pendidikan Sekolah
Puskesmas Tomini, dengan menggunakan Menengah Atas (SMA) sebanyak 59,1%
kuesioner maka karakteristik responden dan pendidikan terendah terdapat pada
dapat dijelaskan sebagai berikut: pendidikan Diploma 3 (D) sebanyak
2,3%.
a. Umur
Umur responden dalam penelitian ini c. Pekerjaan
dikategorikan menjadi empat kategori Pekerjaan responden dalam
yaitu, 20-25 tahun (Remaja Akhir), 27-35 penelitian ini terdiri dari Honorer, Ibu
tahun (Dewasa Awal), 36-45 tahun Rumah Tangga (IRT), Petani, Pegawai
(Dewasa Akhir) dan 50-54 (Lansia Awal) Negeri Sipil (PNS), dan Wiraswasta.
tahun (Depkes RI, 2009).
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Responden
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan di Puskesmas
Berdasarkan Kategori Umur di Puskesmas Tomini
Tomini.
No Pekerjaan Frekuensi (f) Persentase (%)
No Umur Frekuensi (f) Persentase (%)
1 Honorer 2 4,5
1 20-25 Tahun 6 13,6 2 IRT 13 29,5
2 27-35 Tahun 15 34,1 3 Petani 20 45,5
4 PNS 5 11,4
3 36-45 Tahun 18 40,9
5 Wiraswasta 4 9,1
4 50-54 Tahun 5 11,4 Total 44 100
Total 44 100
Sumber: Data Primer, 2022
Sumber: Data Primer, 2022
Tabel 3 menunjukkan bahwa dari 44
Tabel 1 menunjukkan bahwa dari 44 responden dengan pekerjaan terbanyak
responden dengan kategori umur terdapat pada pekerjaan sebagai petani
terbanyak terdapat pada kategori umur 36- sebanyak 45,5% dan pekerjaan paling
45 tahun sebanyak 40,9%, dan yang sedikit terdapat pada pekerjaan honorer
terendah terdapat pada kategori umur 50- sebanyak 4,5%.
54 tahun sebanyak 11,4%.
2. Variabel Penelitian
b. Pendidikan
Pendidikan responden dalam a. Bukti Langsung
penelitian ini terdiri dari Sekolah Dasar Persepsi pasien tentang mutu
(SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), pelayanan kesehatan dari dimensi bukti
Sekolah Menengah Akhir (SMA), langsung dalam penelitian ini
Diploma 3 (D3) dan S1. dikategorikan berdasarkan nilai median
(13). Kurang baik jika nilai median <13
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden dan baik jika nilai median ≥13 yang dapat
Berdasarkan Pendidikan di Puskesmas pada tabel 4.
Tomini
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Responden
No Pendidikan Frekuensi (f) Persentase (%) Berdasarkan Bukti Langsung di
1 SD 4 9,1 Puskesmas Tomini
2 SMP 7 15,9
3 SMA 26 59,1 No Bukti Langsung Frekuensi (f) Persentase (%)
4 D3 1 2,3 1 Kurang Baik 16 36,4
5 S1 6 13,6 2 Baik 28 63,6
Total 44 100 Total 44 100

Sumber: Data Primer, 2022 Sumber: Data Primer, 2022


Jurnal Ilmiah Kesmas IJ (Indonesia Jaya) Vol. 22 No. 2, September 2022 (52 – 59) 54
Persepsi Pasien Tentang Mutu Pelayanan Kesehatan Di Puskesmas Tomini, Ahmad Fahrizal1, Imelda Kantohe2

Tabel 4 menunjukkan bahwa dari 44 Tabel 6 menunjukkan bahwa dari 44


responden yang persepsinya baik tentang responden yang persepsinya baik tentang
pelayanan kesehatan berdasarkan dimensi pelayanan kesehatan berdasarkan dimensi
bukti langsung lebih banyak yaitu 84,1% kehandalan lebih banyak yaitu 61,4%
dibandingkan dengan persepsi yang dibandingkan dengan persepsi yang
kurang baik sebanyak 36,4%. kurang baik sebanyak 38,6%.

b. Daya Tanggap d. Jaminan


Persepsi pasien tentang mutu Persepsi pasien tentang mutu
pelayanan kesehatan dari dimensi jaminan
pelayanan kesehatan dari dimensi daya
dalam penelitian ini dikategorikan
tanggap dalam penelitian ini
berdasarkan nilai median (15). Kurang
dikategorikan berdasarkan nilai median
Baik jika nilai median <15 dan baik jika
(14,50). Kurang baik jika nilai median nilai median ≥15 yang dapat pada tabel 7.
<14,50 dan baik jika nilai median ≥14,50
yang dapat pada tabel 5. Tabel 7. Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan Jaminan di Puskesmas
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Responden Tomini.
Berdasarkan Daya Tanggap di Puskesmas
Tomini. No Jaminan Frekuensi (f) Persentase (%)
1 Kurang Baik 16 36,4
No Daya Tanggap Frekuensi (f) Persentase (%)
2 Baik 28 63,6
1 Kurang Baik 22 50,0
Total 44 100
2 Baik 22 50,0
Total 44 100 Sumber: Data Primer, 2022

Sumber: Data Primer, 2022 Tabel 7 menunjukkan bahwa dari 44


responden yang persepsinya baik tentang
Tabel 5 menunjukkan bahwa dari 44 pelayanan kesehatan berdasarkan dimensi
responden persepsi tentang pelayanan jaminan lebih banyak yaitu 63,6%
kesehatan berdasarkan dimensi daya dibandingkan dengan persepsi yang
tanggap sama jumlahnya antara yang kurang baik sebanyak 36,4.
kurang baik dan baik sebanyak 50%.
e. Empati
c. Kehandalan Persepsi pasien tentang mutu
Persepsi pasien tentang mutu pelayanan kesehatan dari dimensi empati
pelayanan kesehatan dari dimensi dalam penelitian ini dikategorikan
berdasarkan nilai median (11). Kurang
Kehandalan dalam penelitian ini
baik jika nilai median <11 dan baik jika
dikategorikan berdasarkan nilai median
nilai median ≥11 yang dapat pada tabel 8.
(15). Kurang baik jika nilai median <15
dan baik jika nilai median ≥15 yang dapat Tabel 8. Distribusi Frekuensi Responden
pada tabel 6. Berdasarkan Empati di Puskesmas Tomini

Tabel 6. Distribusi Frekuensi Responden No Empati Frekuensi (f) Persentase (%)


Berdasarkan Kehandalan di Puskesmas 1 Kurang Baik 21 47,7
Tomini. 2 Baik 23 52,3
Total 44 100
No Kehandalan Frekuensi (f) Persentase (%)
1 Kurang Baik 17 38,6 Sumber: Data Primer, 2022
2 Baik 27 61,4
Tabel 8 menunjukkan bahwa dari 44
Total 44 100 responden yang persepsinya baik tentang
pelayanan kesehatan berdasarkan
Sumber: Data Primer, 2022 dimensi empati lebih banyak yaitu
Jurnal Ilmiah Kesmas IJ (Indonesia Jaya) Vol. 22 No. 2, September 2022 (52 – 59) 55
Persepsi Pasien Tentang Mutu Pelayanan Kesehatan Di Puskesmas Tomini, Ahmad Fahrizal1, Imelda Kantohe2

52,3% dibandingkan dengan persepsi pendapat Azwar, 2012 yang


yang kurang baik sebanyak 47,7%. menyatakan bahwa penilaian jasa pelayanan
kesehatan lebih terkait pada ketanggapan
Pembahasan petugas memenuhi kebutuhan pasien,
kelancaran komunikasi petugas dengan pasien,
A. Bukti Langsung empati dan keramah tamahan petugas dalam
melayani pasien dalam kesembuhan penyakit
Tabel 4 menunjukkan bahwa dari 44 yang diderita oleh pasien serta penampilan
responden yang persepsinya baik tentang fasilitas fisik seperti gedung dan ruangan front
pelayanan kesehatan berdasarkan dimensi bukti office, tersedianya tempat parkir, kebersihan,
langsung lebih banyak yaitu 84,1% kerapihan dan kenyamanan ruangan,
dibandingkan dengan persepsi yang kurang baik kelengkapan peralatan komunikasi dan
sebanyak 36,4%. penampilan karyawan.
Menurut asumsi peneliti responden Hal ini sejalan dengan penelitian
yang persepsinya kurang baik tentang pelayanan Taekab Aprina (2018) tentang Persepsi Pasien
kesehatan dari dimensi bukti langsung karena terhadap mutu Pelayanan Kesehatan di
menurut mereka kebersihan ruang tunggu dan Puskesmas Leyangan Kabupaten Semarang dari
kamar mandi masih kurang bersih. Sedangkan dimensi bukti langsung didapatkan hasil yaitu
persepsi pasien yang baik tentang dimensi bukti persepsi yang baik tentang dimensi bukti
langsung karena menurut mereka petugas langsung sebanyak 54% dan persepsi yang
kesehatan menjaga penampilan, kebersihan dan kurang baik sebanyak 46%.
kerapihan mereka.
Bukti fisik (tangibels) adalah yang B. Daya Tanggap
berkenaan dengan daya tarik fasilitas fisik,
perlengkapan dan material yang digunakan Tabel 5 menunjukkan bahwa dari 44
perusahaan serta penampilan karyawan responden persepsi tentang pelayanan kesehatan
(Tjiptono, 2016). Sedangkan Menurut berdasarkan dimensi daya tanggap sama
Zeithhaml, Parasuraman & Berry dalam jumlahnya antara yang kurang baik dan baik
(Hardiansyah, 2011) bukti fisik (tangibles) sebanyak 50%.
adalah kualitas pelayanan berupa sarana fisik Menurut asumsi peneliti responden
perkantoran, komputerisasi administrasi, ruang yang persepsinya kurang baik tentang pelayanan
tunggu, tempat informasi. Penampilan petugas kesehatan dari dimensi daya tanggap karena
dalam melayani pelanggan, kenyamanan tempat menurut mereka kecepatan petugas kesehatan
melakukan pelayanan, kemudahan dalam proses dalam memberi respon terhadap permintaan
pelayanan, kedisiplinan petugas dalam pasien dalam pelayanan kesehatan kurang baik.
melakukan pelayanan, kemudahan akses Sedangkan persepsi pasien yang baik, karena
pelanggan dalam permohonan pelayanan, menurut mereka kecepatan perawat dalam
penggunaan alat bantu dalam pelayanan. memperhatikan dan mengatasi keluhan pasien
Pohan (2012) menyatakan bahwa mutu baik.
pelayanan dimensi bukti fisik (tangibles) Daya tanggap (responsiveness) adalah
meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai kesediaan dan kemampuan para karyawan untuk
dan sarana komunikasi. Dengan demikian bukti membantu para pelanggan dan merespon
fisik merupakan satu indikator yang paling permintaan mereka, serta menginformasikan
konkrit, wujudnya berupa segala fasilitas yang kapan jasa akan diberikan dan kemudian
secara nyata dapat dilihat.
memberikan jasa secara cepat. (Tjiptono, 2016).
Sejalan dengan teori Pohan (2012)
Sedangkan Menurut Zeithhaml, Parasuraman &
menyatakan bahwa rata-rata kepuasan
Berry dalam (Hardiansyah, 2011) daya tanggap
responden bisa dirasakan dengan adanya
(responsiveness) adalah kesanggupan untuk
jangkauan pelayanan kesehatan yang sudah
membantu dan menyediakan pelayanan secara
memadai ditinjau dari ketersediaanya tempat
cepat dan tepat, serta tanggap terhadap
parkir, tersedianya tempat sampah dan
keinginan konsumen, merespon setiap
kebersihan kamar mandi pasien. Sebagaimana
menurut Parasuraman (1988) dalam Muninjaya konsumen yang ingin mendapatkan pelayanan,
(2011), kualitas pelayanan kesehatan juga dapat petugas melakukan pelayanan dengan cepat,
dirasakan secara langsung oleh para tepat dan cermat, melakukan pelayanan dengan
penggunanya dengan menyediakan fsilitas fisik waktu yang tepat, semua keluhan konsumen
dan perlengkapan yang memadai. direspon oleh petugas.

Jurnal Ilmiah Kesmas IJ (Indonesia Jaya) Vol. 22 No. 2, September 2022 (52 – 59) 56
Persepsi Pasien Tentang Mutu Pelayanan Kesehatan Di Puskesmas Tomini, Ahmad Fahrizal1, Imelda Kantohe2

Sejalan dengan teori Sondakh (2014) dan memuaskan sesuai dengan yang dijanjikan.
menyatakan bahwa kepuasan pasien merupakan Hal ini berarti perusahaan memberikan
ujung dalam era persiangan saat ini. Pelanggan pelayanannya secara tepat sejak pertama
yang puas akan membuat meerka setia untuk kalinya, meliputi: memberikan pelayanan sesuai
tetap menggunakan jasa yang diberikan. janji, tanggung jawab pelayanan kepada
Pelanggan yang loyal akan membuat institusi konsumen akan masalah pelayanan,
pemebri jasa mampu bertahan. Hal ini memberikan pelayanan tepat waktu, dan
menunjukan bahwa dengan kompetensi teknis memberikan informasi kepada konsumen
yang baik yakni terkait dengan keterampilan, tentang kapan pelayanan yang dijanjikan akan
kemapuan, atau kinerja pemberi layanan yang direalisasikan.
meliputi petugas mampu menjawab pertanyaan Hal ini sejalan dengan penelitian
dari pasien, cepat tanggap melayani permintaan Taekab Aprina (2018) tentang Persepsi Pasien
dan pasien, menanggapi keluhan pasien dan terhadap mutu Pelayanan Kesehatan di
memberikan penjelasan atas keluhan pasien. Puskesmas Leyangan Kabupaten Semarang dari
Hal ini sejalan dengan penelitian dimensi kehandalan didapatkan hasil yaitu
Taekab Aprina (2018) tentang Persepsi Pasien persepsi yang baik tentang dimensi kehandalan
terhadap mutu Pelayanan Kesehatan di sebanyak 57% dan persepsi yang kurang baik
Puskesmas Leyangan Kabupaten Semarang dari sebanyak 43%.
dimensi Daya tanggap didapatkan hasil yaitu
persepsi yang baik tentang dimensi daya D. Jaminan
tanggap sebanyak 60% dan persepsi yang
kurang baik sebanyak 40%. Tabel 7 menunjukkan bahwa dari 44
responden yang persepsinya baik tentang
C. Kehandalan pelayanan kesehatan berdasarkan dimensi
jaminan lebih banyak yaitu 63,6% dibandingkan
Tabel 6 menunjukkan bahwa dari 44 dengan persepsi yang kurang baik sebanyak
responden yang persepsinya baik tentang 36,4.
pelayanan kesehatan berdasarkan dimensi Menurut asumsi peneliti responden
kehandalan lebih banyak yaitu 61,4% yang persepsinya kurang baik tentang pelayanan
dibandingkan dengan persepsi yang kurang baik kesehatan dari dimensi jaminan karena menurut
sebanyak 38,6%. mereka petugas kesehatan kurang memberikan
Menurut asumsi peneliti responden yang kejelasan informasi tentang tindakan yang akan
persepsinya kurang baik tentang pelayanan diberikan pada pasien. Sedangkan responden
kesehatan dari dimensi kehandalan karena yang persepsinya baik tentang jaminan karena
menurut mereka petugas kesehatan yang ada di menurut mereka pengetahuan dan kemampuan
Puskesmas kurang tepat waktu dalam melayani petugas kesehatan memberikan pelayanan
pasien. Sedangkan pasien yang persepsinya baik kesehatan dengan kepercayaan bebas resiko.
tentang kehandalan karena pasien merasakan Jaminan (assurance) adalah perilaku
dalam pelayanan prosedur penerimaan pasien, para karyawan mampu menumbuhkan
petugas kesehatan memberikan pelayanan yang kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan dan
cepat dan tepat. perusahaan bisa menciptakan rasa aman bagi
Kehandalan (reliability) adalah para pelanggannya. Jaminan juga berarti bahwa
kemampuan perusahaan untuk memberikan para karyawan selalu bersikap sopan dan
pelayanan yang akurat sejak pertama kali tanpa mengusai pengetahuan dan keterampilan yang
membuat kesalahan apapun dan terpercaya. dibutuhkan untuk menangani setiap pertanyaan
(Tjiptono, 2016). Sedangkan Menurut atau masalah pelanggan(Tjiptono, 2016).
Zeithhaml, Parasuraman & Berry dalam Parasuraman, et. al (1990) dalam Kotler
(Hardiansyah, 2011) kehandalan (realibility) (2012), menyatakatan bahwa Jaminan
adalah kemampuan dan kehandalan untuk (assurance), yaitu kemampuan para karyawan
menyediakan pelayanan yang terpercaya. untuk menumbuhkan rasa percaya pelanggan
Kecermatan petugas dalam melayani, memiliki terhadap perusahaan berupa kompetensi
standar pelayanan yang jelas, kemampuan dan (memiliki keterampilan dan pengetahuan yang
keahlian petugas dalam proses pelayanan. berhubungan dengan perusahaan); kesopanan
Parasuraman, et. al (1990) dalam Kotler (sikap sopan santun, perhatian dan
(2012), menyatakatan bahwa Keandalan keramahtamahan yang dimiliki oleh para
(reliability), yaitu kemampuan untuk contact personel); kredibilitas (sifat jujur dan
memberikan pelayanan dengan segera, akurat dapat dipercaya yang mencakup nama
Jurnal Ilmiah Kesmas IJ (Indonesia Jaya) Vol. 22 No. 2, September 2022 (52 – 59) 57
Persepsi Pasien Tentang Mutu Pelayanan Kesehatan Di Puskesmas Tomini, Ahmad Fahrizal1, Imelda Kantohe2

perusahaan, reputasi perusahaan dan dan telaten dalam menghadapi pasien dan
karakteristik pribadi), meliputi: sopan santun senantiasa memperlakukan pasien dengan baik.
karyawan dalam memberikan pelayanan, Hal ini sejalan dengan penelitian
karyawan memiliki pengetahuan yang luas Taekab Aprina (2018) tentang Persepsi Pasien
sehingga dapat menjawab pertanyaan terhadap mutu Pelayanan Kesehatan di
konsumen, kemampuan karyawan untuk Puskesmas Leyangan Kabupaten Semarang dari
membuat konsumen merasa aman saat dimensi empati didapatkan hasil yaitu persepsi
menggunakan jasa perusahaan. yang baik tentang dimensi empati sebanyak
Hal ini sejalan dengan penelitian 51% dan persepsi yang kurang baik sebanyak
Taekab Aprina (2018) tentang Persepsi Pasien 49%.
terhadap mutu Pelayanan Kesehatan di
Puskesmas Leyangan Kabupaten Semarang dari Kesimpulan Dan Saran
dimensi jaminan didapatkan hasil yaitu persepsi
yang baik tentang dimensi jaminan sebanyak Berdasarkan hasil penelitian dan
53% dan persepsi yang kurang baik sebanyak pembahasan maka dapat disimpulkan: Persepsi
47%. responden tentang mutu pelayanan kesehatan dari
dimensi bukti langsung lebih banyak responden
E. Empati yang persepsinya baik dari pada yang kurang baik;
Persepsi responden tentang mutu pelayanan
Tabel 8 menunjukkan bahwa dari 44 kesehatan dari dimensi daya tanggap sama besar
responden yang persepsinya baik tentang jumlahnya antara persepsi baik dan yang kurang
pelayanan kesehatan berdasarkan dimensi baik; Persepsi responden tentang mutu pelayanan
empati lebih banyak yaitu 52,3% dibandingkan kesehatan dari dimensi kehandalan lebih banyak
dengan persepsi yang kurang baik sebanyak responden yang persepsinya baik dari pada yang
47,7%. kurang baik; Persepsi responden tentang mutu
Menurut asumsi peneliti responden yang pelayanan kesehatan dari dimensi jaminan lebih
persepsinya kurang baik tentang pelayanan banyak responden yang persepsinya baik dari pada
kesehatan dari dimensi empati karena menurut yang kurang baik; Persepsi responden tentang mutu
mereka petugas apotik kurang ramah dan sopan pelayanan kesehatan dari dimensi empati lebih
ketika memberikan pelayanan obat-obatan. banyak responden yang persepsinya baik dari pada
Sedangkan responden yang persepsinya baik yang kurang baik.
tentang empati karena menurut mereka dokter Saran bagi Puskesmas Tomini diharapkan
memberikan perhatian kepada pasien selama bagi petugas kesehatan yang ada di Puskesmas
menjalani pengobatan serta dorongan kepada Tomini untuk lebih meningkatkan kinerja tenaga
pasien supaya cepat sembuh. sumber daya manusia yang ada di puskesmas agar
Empati (empathy) berarti bahwa tetap selalu menjaga mutu dari pelayanan
perusahaan memahami masalah para kesehatan agar menciptakan persepsi pasien yang
pelanggannya dan bertindak demi kepentingan baik dalam menilai dan menerima pelayanan
pelanggan, serta memberikan perhatian personal kesehatan.
kepada para pelanggan(Tjiptono, 2016). Peneliti selanjutnya diharapkan dapat
Sedangkan Menurut Zeithhaml, Parasuraman & melakukan penelitian dengan menggunakan
Berry dalam (Hardiansyah 2011) empati variabel dan metode lain untuk melihat
(empathy) adalah sikap tegas tetapi penuh pengaruh atau hubungan antara mutu pelayanan
perhatian dari pegawai terhadap konsumen. dengan kepuasan pasien.
Mendahulukan kepentingan pelanggan, petugas
melayani dengan sikap ramah, sikap sopan Daftar Pustaka
santun, melayani dengan tidak diskriminatif, dan
menghargai setiap pelanggan. Aritonang, 2013. Kepuasan Pelanggan. Gramedia
Menurut teori Pohan (2016)perhatian Pustaka Utama. Jakarta.
dalam pelayanan kesehatan adalah dimana
petugas kesehatan memahami dan menempatkan Azwar, 2012. Menjaga Mutu Pelayanan
diri pada keadaan yang dihadapi atau dialami Kesehatan. Sinar Harapan (ID), Jakarta.
oleh pasien. Dengan indikator petugas kesehatan
memberikan perhatian khusus kepada setiap Bustami, 2013. Penjaminan Mutu Pelayanan
pasien, perhatian pada keluhan Kesehatan & Akseptabilitasnya. Erlangga.
pasien,memberikan dukungan dan dorongan Jakarta.
untuk menghadapi penyakitnya, bersikap sabar
Jurnal Ilmiah Kesmas IJ (Indonesia Jaya) Vol. 22 No. 2, September 2022 (52 – 59) 58
Persepsi Pasien Tentang Mutu Pelayanan Kesehatan Di Puskesmas Tomini, Ahmad Fahrizal1, Imelda Kantohe2

Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah, 2018. Suryani, 2013. Perilaku Konsumen di Era
Profil Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Internet.Graha Ilmu. Yogyakarta.
Tengah. Palu.
Taekab Aprina, 2018.Persepsi Pasien terhadap
Gerson, 2011. Mengukur Kepuasan Pelanggan, mutu Pelayanan Kesehatan di Puskesmas
Jakarta, PPM. Leyangan Kabupaten Semarang. Skripsi

Hamdani A, 2009. Manajeman Pemasaran Jasa, Tjiptono, 2016. Service Quality & Satisfaction.
Salemba Empat, Jakarta. Penerbit Andi. Yogyakarta.

Hardiansyah, 2011. Kualitas Pelayanan Publik Widayatun, 2012. Ilmu Perilaku. CV. Sagung
(Edisi Revisi). Gava Media. Yogyakarta Seto. Jakarta.

Kotler, 2012. Manajemen Pemasaran.


Diterjemahkan oleh Benyamin Molan Edisi
Kedua. Penerbit Indeks. Jakarta

Muninjaya, 2011. Manajemen Mutu Pelayanan


Kesehatan. Jakarta : EGC.

Notoatmodjo, S., 2010. Metodologi Penelitian


Kesehatan, Penerbit Rineka Cipta,Jakarta.

Nursalam, 2014. Manajemen Keperawatan


Aplikasi dalam Praktik Keperawatan
Profesional.Salemba Medika. Jakarta.

Panggabean PASH, Wartana Kadek, Sirait Esron.,


AB Subardin., Rasiman Noviany, Pelima
Robert., 2017. Pedoman Penulisan
Proposal/Skripsi, Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Indonesia Jaya. Palu.

Pohan, 2012. Jaminan Mutu Pelayanan Kesehatan.


EGC. Jakarta.
Parasuraman, 2012.„Quality Counts In Service too‟
Business Horizoon.

Puskesmas Tomini, 2020. Profil Puskesmas.


Tomini.

Reni, 2016. Persepsi Pasien tentang mutu


pelayanan kesehatan di Puskesmas
Tanawangko Kecamatan Tombariri
Kabupaten Minahasa. Jurnal Kesmas
Volume no.4.

Robbins, 2011. Perilaku Organisasi: Konsep,


Kontroversi, Aplikasi, Jilid 1, Edisi 8,
Prenhallindo, Jakarta.

Sondakh, 2014. Mutu Pelayanan Kesehatan dan


Kebidanan. Salemba Medika. Jakarta

Supriadi, 2011. Loyalitas Pelanggan Jasa. IPB


Pres. Bogor.

Jurnal Ilmiah Kesmas IJ (Indonesia Jaya) Vol. 22 No. 2, September 2022 (52 – 59) 59

Anda mungkin juga menyukai