Tabel 3 menunjukkan bahwa dari 14 orang responden (100,0%) yang menilai dimensi
kompetensi teknis kurang dengan kurang puas sebanyak 11 orang (78.6%) dan yang cukup puas
sebanyak 3 orang (21.4%). Dari 85 orang responden (100,0%) yang menilai dimensi kompetensi
teknis cukup dengan kurang puas sebanyak 12 orang (14.1%) dan yang cukup puas sebanyak 73
orang (85.9%). Karena X2 tidak terpenuhi karena terdapat 1 sel kurang dari 5 maka digunakan uji
alternatif fisher yang diperoleh nilai ρ = 0,000 ( ρ<α = 0,05). Hal ini berarti ada hubungan antara
variabel kompetensi teknis dengan pelayanan dengan kepuasan pasien rawat jalan di Puskesmas
Binamu Kota.
Tabel 4 menunjukkan bahwa dari 18 orang responden (100,0%) yang menilai dimensi
hubungan antar manusia kurang dengan kurang puas sebanyak 14 orang (77.8%) dan yang cukup
puas sebanya 4 orang (22.2%). Dari 81 orang responden (100,0%) yang menilai dimensi
hubungan antar manusia cukup dengan kurang puas sebanyak 9 orang (11.1%) dan yang cukup
puas sebanyak 72 orang (88.9%). Karena X2 tidak terpenuhi karena terdapat 1 sel kurang dari 5
maka digunakan uji alternatif fisher yang diperoleh nilai ρ = 0,000 ( ρ<α = 0,05). Hal ini
menunjukkan bahwa ada hubungan antara variabel hubungan antar manusia dengan pelayanan
dengan kepuasan pasien rawat jalan di Puskesmas Binamu Kota.
Hubungan Antara Kenyamanan dengan Kepuasan Pasien
Tabel 5
Hubungan Dimensi Kenyamanan dengan Kepuasan Pasien Rawat Jalandi Puskesmas
Binamu Kota Tahun 2021
Kepuasan Pasien Uji
Dimensi Jumlah Statistik /
Kurang Puas Cukup Puas
Kenyamanan ρ value
n % n % n %
Kurang 12 80.0 3 20.0 15 100,0
ρ = 0,000
Cukup 11 13.1 73 86.9 84 100,0
Jumlah 23 23.2 76 76.8 99 100,0
Sumber : Data Primer
Tabel 5 menunjukkan bahwa dari 15 orang responden (100,0%) yang menilai dimensi
kenyamanan kurang dengan kurang puas sebanyak 12 orang (80.0%) dan yang cukup puas
sebanya 3 orang (20.0%). Dari 84 orang responden (100,0%) yang menilai dimensi kenyamanan
cukup dengan kurang puas sebanyak 11 orang (13.1%) dan yang cukup puas sebanyak 73 orang
(86.9%). Karena X2 tidak terpenuhi karena terdapat 1 sel kurang dari 5 maka digunakan uji
alternatif fisher yang diperoleh nilai ρ = 0,000 ( ρ<α = 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa ada
hubungan antara variabel kenyamanan dengan kepuasan pasien rawat jalan di Puskesmas
Binamu Kota.
Tabel 6 menunjukkan bahwa dari 13 orang responden (100,0%) yang menilai dimensi
keamanan kurang dengan kurang puas sebanyak 10 orang (76.9%) dan yang cukup puas sebanya
3 orang (23.1%). Dari 86 orang responden (100,0%) yang menilai dimensi keamanan cukup
dengan kurang puas sebanyak 13 orang (15.1%) dan yang cukup puas sebanyak 73 orang
(94.9%). Karena X2 tidak terpenuhi karena terdapat 1 sel kurang dari 5 maka digunakan uji
alternatif fisher yang diperoleh nilai ρ = 0,000 ( ρ<α = 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa ada
hubungan antara variabel keamanan dengan kepuasan pasien rawat jalan di Puskesmas Binamu
Kota.
Hubungan Antara Ketepatan Waktu dengan Kepuasan Pasien
Tabel 7
Hubungan Dimensi Ketepatan Waktu dengan Kepuasan Pasien Rawat Jalandi Puskesmas
Binamu Kota Tahun 2021
Kepuasan Pasien Uji
Dimensi
Jumlah Statistik /
Ketepatan Kurang Puas Cukup Puas
ρ value
Waktu
n % n % n %
Kurang 11 61.1 7 38.9 18 100,0
ρ = 0,000
Cukup 12 14.8 69 85.2 81 100,0
Jumlah 23 23.2 76 76.8 99 100,0
Sumber : Data Primer
Tabel 7 menunjukkan bahwa dari 18 orang responden (100,0%) yang menilai dimensi
ketepatan waktu kurang dengan kurang puas sebanyak 11 orang (61.1%) dan yang cukup puas
sebanyak 7 orang (38.9%). Dari 81 orang responden (100,0%) yang menilai dimensi ketepatan
waktu cukup dengan kurang puas sebanyak 12 orang (14.8%) dan yang cukup puas sebanyak 69
orang (85.2%). Karena X2 tidak terpenuhi karena terdapat 1 sel kurang dari 5 maka digunakan uji
alternatif fisher yang diperoleh nilai ρ = 0,000 ( ρ<α = 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa ada
hubungan antara variabel ketepatan waktu dengan kepuasan pasien rawat jalan di Puskesmas
Binamu Kota.
PEMBAHASAN petugas pelayanan kesehatan ramah serta
Penelitian ini bertujuan untuk perhatian dalam memberikan pelayanan
mengetahui hubungan kualitas pelayanan kepada pasien. Hal ini terjadi karena
kesehatan dengan kepuasan pasien rawat responden yang tidak terlalu
jalan di Puskesmas Binamu Kota. mempermasalahkan bagaimana kompetensi
Puskesmas sebagai salah satu fasilitas teknis yang dimiliki petugas kesehatan yang
pelayanan kesehatan umum yang ada di Puskesmas tersebut, akan tetapi
memberikan pelayanan secara menyeluruh pasien hanya mengeluhkan kurang
dan terpadu kepada masyarakat di wilayah lengkapnya peralatan yang ada di
kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok. Puskesmas tersebut.
Berdasarkan hasil penelitian, Pada penelitian ini di dapatkan hasil
responden dalam penelitian ini lebih banyak bahwa terdapat 73 orang responden (85.9%)
perempuan yakni sebanyak 72 responden yang menilai dimensi kompetensi teknis
(72,7%) dan responden laki-laki sebanyak dengan merasa cukup puas. Pada dimensi
27 responden (27,3%). Berdasarkan kompetensi teknis banyak yang menilai
kelompok umur, responden yang paling cukup karena responden merasa
banyak adalah responden yang berumur 26- keterampilan dan kemampuan dokter atau
45 tahun sebanyak 41 responden (41,4%). perawat melebihi ekspetasi mereka sehingga
Berdasarkan pendidikan, sebagian besar responden merasa puas dengan pelayanan
responden dengan pendidikan terakhir yang didapatkan. Sementara responden yang
Tamat SMA sebanyak 78 responden menilai dimensi kompetensi teknis cukup
(78,8%). Berdasarkan pekerjaan terbanyak namun merasa cukup puas sebanyak 12
yaitu IRT sebanyak 49 responden (49,5%). responden (14.1%). Hal ini dikarenakan
Setelah melakukan analisis data, responden merasa bahwa dokter maupun
pengolahan, serta penyajian data, maka petugas kesehatan yang selalu siap dianggap
selanjutnya akan dilakukan pembahasan belum cukup untuk meningkatkan kepuasan
mengenai hubungan antara variabel yang mereka.
diteliti. Berdasarkan hasil uji fisher yang
diperoleh nilai ρ = 0,000 ( ρ<α = 0,05). Hal
Hubungan antara Variabel Kompetensi ini berarti ada hubungan antara variabel
Teknis dengan kepuasan Pasien kompetensi teknis dengan pelayanan dengan
Dukungan dari orang tua merupakan kepuasan pasien rawat jalan di Puskesmas
Kompetensi teknis menyangkut Binamu Kota. Hasil penelitian ini sejalan
keterampilan dan kemampuan pemberi dengan penelitian yang telah dilakukan oleh
layanan di puskesmas. Kompetensi teknis Kartika dkk (2018), bahwa terdapat
dalam penelitian ini adalah keterampilan, hubungan yang signifikan antara kompetensi
kemampuan, dan kelengkapan peralatan perawat dengan kepuasan pasien dilihat dari
dalam memberikan pelayanan yang p value 0,0001. Dalam pencapaian Standar
memuaskan pasien dan keluarganya selama Pelayanan Minimal (SPM) di rawat jalan,
mendapat pelayanan yang diberikan petugas kepuasan pasien menjadi salah satu
kesehatan sesuai dengan kebutuhan pasien. indikator yang dapat ditingkatkan melalui
Pada penelitian ini di dapatkan hasil peningkatan kualitas pelayanan khususnya
ada yang menilai pada dimensi kompetensi dalam hal ini adalah pelayanan keperawatan.
teknis kurang dengan merasa kurang puas Perawat harus memiliki kompetensi yang
sebanyak 11 orang responden (78.6%) di baik dalam melakukan asuhan keperawatan
karenakan para pasien juga menginginkan agar tercapai pelayanan yang berkualitas dan
bermutu, sehingga dapat meningkatkan yang menilai dimensi hubungan antar
kepuasan pasien. manusia kurang namun merasa cukup puas
sebanyak 4 orang (22.2%). Hal ini
Hubungan antara hubungan antar dikarenakan responden menganggap
manusia dengan kepuasan pasien hubungan antar manusia seperti tanggapan
Hubungan antar manusia berkaitan dokter terhadap keluhan pasien, tidak
dengan interaksi antara petugas kesehatan mempengaruhi kepuasan mereka.
dan pasien, manajer dan petugas, dan antara Berdasarkan hasil uji fisher yang
tim kesehatan dengan masyarakat. diperoleh nilai ρ = 0,000 ( ρ<α = 0,05). Hal
Hubungan antara manusia yang baik ini berarti ada hubungan antara variabel
menanamkan kepercayaan dengan cara hubungan antar manusia dengan pelayanan
menghargai, menjaga rahasia, responsif dan dengan kepuasan pasien rawat jalan di
memberikan perhatian, mendengarkan Puskesmas Binamu Kota. Hasil penelitian
keluhan, dan berkomunikasi secara efektif ini sejalan dengan hasil penelitian dari
juga penting. Hubungan antar manusia Hidayat dkk (2019), bahwa ada hubungan
dalam penelitian ini adalah hubungan antara hubungan antar manusia dengan
interpersonal dan komunikasi antara petugas kepuasan pasien di Puskesmas Wonosalam
kesehatan dengan pasien yang menyangkut I. Arah hubungan berbanding lurus, bahwa
keramahan, kesopanan, informasi yang semakin baik mutu pelayanan yang
diberikan serta tanggapan keluhan pasien. diberikan pihak Puskesmas Wonosalam I
Berdasarkan tabel 5 dapat dilihat maka semakin puas pula kepuasan pasien
bahwa responden yang menilai dimensi yang berkunjung
hubungan antar manusia sudah cukup
namun merasa kurang puas sebanyak 9 Hubungan antara kenyamanan dengan
responden (11.1%). Hal ini disebabkan kepuasan pasien
karena pasien tidak puas terhadap pelayanan Kenyamanan adalah suatu keadaan
kesehatan yang diberikan karena kurangnya setelah terpenuhinya kebutuhan dasar
keramahan petugas pada bagian loket manusia yaitu kebutuhan akan ketentraman
pendaftaran, dan kurang tanggap terhadap suatu kepuasan yang meningkatkan
keluhan pasien. Sementara responden yang performa sehari-hari. Kenyamanan dalam
menilai pada dimensi hubungan antar penelitian ini menyangkut penampilan fisik
manusia sudah cukup dengan merasa cukup puskesmas, dan kebersihan yang dapat
puas sebanyak 72 orang responden (88.9%) memberi kenyamanan bagi pasien, meliputi
karena responden merasa petugas kesehatan lingkungan fisik dan kebersihan ruangan
begitu responsif dan perhatian terhadap pemeriksaan, tersedianya kursi untuk pasien,
pasien yang berkunjung. tersedianya tempat sampah dan toilet sarta
Sementara responden yang menilai ruangan tidak pengap dan tidak berdesakan.
kurang terhadap hubungan antar manusia Dimensi kenyamanan mempengaruhi
dan merasa kurang puas sebanyak 14 kepuasan pasien sehingga mendorong pasien
(77.8%) karena petugas kesehatan tidak untuk datang berobat kembali ke tempat
memperhatikan responden dengan baik tersebut, sehingga kenyamanan dapat
bahkan tidak ramah dalam melayani pasien. menimbulkan kepercayaan pasien terhadap
Responden hanya menginginkan petugas organisasi layanan kesehatan.
kesehatan lebih memperhatikan kebutuhan Pada penelitian ini di dapatkan hasil
pasien. Sehingga pasien kembali berobat bahwa responden yang menilai cukup pada
dipuskesmas bila sakit. Adapun responden dimensi kenyamanan dengan merasa puas
sebanyak 73 (86.9%) orang responden, selama berada dalam ruangan pemeriksaan
karena responden merasa nyaman dengan di Puskesmas.
lingkungan puskesmas yang bersih dan Pada penelitian ini di dapatkan hasil
indah serta tersedianya dan tempat sampah. bahwa responden yang menilai kurang pada
Sementara responden yang menilai dimensi dimensi keamanan dengan merasa kurang
kenyamanan sudah cukup tetapi merasa puas sebanyak 10 responden (76.9%).
kurang puas sebanyak 11 orang (13,1%). Dikarenakan menurut beberapa responden
Hal ini disebabkan karena pasien merasa mengatakan lamanya perubahan keluhan
bahwa ketersediaan kursi pada ruangan yang dialami dan masih membutuhkan
tunggu masih kurang karena masih ada perawatan yang lebih maksimal
pasien yang berdiri pada saat menunggu Sementara responden yang menilai
antrian di depan loket maupun saat ingin cukup pada dimensi keamanan tetapi merasa
melakukan pemeriksaan kesehatan. kurang puas sebanyak 13 responden
Pada penelitian ini ada responden (15.1%). Hal ini disebabkan karena
yang menilai dimensi kenyamanan itu beberapa pasien tidak mendapatkan tindakan
kurang dengan merasa kurang puas yang tepat dan terkadang perawat belum
sebanyak 12 responden (80.0%). Hal ini cukup cepat dan tanggap apabila pasien
menunjukan keluhan pasien terhadap mengalami keluhan. Adapun responden
kondisi ruangan tunggu yang masih agak yang menilai cukup pada dimensi keamanan
berdesakan dan toilet yang tidak layak untuk dengan merasa cukup puas sebanyak 73
di gunakan. Oleh karena itu, pihak orang (94.9%) karena responden merasa
Puskesmas Binamu Kota agar kiranya safety ketika dokter melakukan pemeriksaan
melakukan perbaikan fasilitas ruangan serta privasi responden merasa terjaga.
sesuai dengan apa yang pasien butuhkan. Berdasarkan hasil uji fisher yang
Berdasarkan hasil uji fisher yang diperoleh nilai ρ = 0,000 (ρ<α = 0,05). Hal
diperoleh nilai ρ = 0,000 ( ρ<α = 0,05). Hal ini berarti ada hubungan antara variabel
ini berarti ada hubungan antara variabel keamanan dengan kepuasan pasien rawat
kenyamanan dengan pelayanan dengan jalan di Puskesmas Binamu Kota. Hasil
kepuasan pasien rawat jalan di Puskesmas penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
Binamu Kota. Hasil penelitian ini sejalan dilakukan oleh Agusdiana dkk (2019) bahwa
dengan penelitian yang telah dilakukan oleh ada hubungan antara keamanan pasein
Satria dkk (2021), bahwa hasil analisis dengan kepuasan pasien berdasarkan uji
statistik menggunakan uji chi square statistik Chi-Square p dengan nilai p=
diperoleh nilai p sebesar 0,024 (p<0,05), 0,000< 0,05 dan hasil uji multivariat
artinya ada hubungan kenyamanan dengan ditemukan B= 1,996 dengan sig= 0.007.
kepuasan pasien KIA. Pasien dan keluarga pasien, yang merasa
tidak terpenuhi harapannya tidak mau
Hubungan antara Keamanan dengan datang lagi untuk kembali berkunjung dan
Kepuasan Pasien hal tersebut dapat menimbulkan penurunan
Keamanan adalah kemampuan jumlah konsumen pada suatu
petugas kesehatan dalam memberikan perusahaan/rumah sakit dan secara otomatis
pelayanan yang aman baik bagi pasien, pendapatan rumah sakit dapat menurun.
pemberi layanan maupun masyarakat Ketidakamanan pasien merupakan salah satu
sekitar. Misalnya prosedur dalam memeriksa hal yang mendorong pasien untuk pulang
pasien harus aman dari risiko cedera dan sebelum sembuh, dan sangat berhubungan
infeksi serta mampu menjaga privasi pasien dengan keselamatan pasien, dimana pasien
yang merasa aman serta nyaman merupakan diberikan sesuai dengan apa yang pasien
wujud pelayanan dan asuhan keperawatan butuhkan. Pelayanan kesehatan yang
yang sesuai dengan standar dan jauh dari optimal cenderung dihasilkan oleh
resiko cedera. pelayanan yang efisien daripada pelayanan
yang maksimal. Efisiensi waktu diciptakan
Hubungan antara Ketepatan Waktu untuk memberikan kualitas yang baik tetapi
dengan Kepuasan Pasien dengan tetap melakukan kontrol terhadap
Indikator penilaian dimensi kebutuhan juga disertai dengan tidak
ketepatan waktu meliputi petugas kesehatan melakukan pemborosan biaya.
datang tepat waktu, pemeriksaan oleh dokter
dan pemberian obatkepada pasien tepat SIMPULAN DAN SARAN
waktu, perawatan rutin melakukan kontrol
kepada pasien serta petugas kesehatan yang A. Simpulan
selalu ada pada saat jam kerja. 1. Ada hubungan antara dimensi
Pada penelitian ini di dapatkan hasil kompetensi teknis dengan kepuasan
bahwa ada responden yang menilai dimensi pasien berdasarkan uji Fisher exact test
ketepatan waktu kurang dengan merasa diperoleh nilai p value (0,000). Jadi nilai
kurang puas sebanyak 11 responden p <ɑ (0,05).
(61.1%). Hal tersebut terjadi karena 2. Ada hubungan antara dimensi hubungan
lambatnya pelayanan kesehatan yang antar manusia dengan kepuasan pasien
diberikan oleh petugas kesehatan yang ada berdasarkan uji Fisher exact test
di Puskesmas Binamu Kota. Oleh karena itu diperoleh nilai p value (0,000). Jadi nilai
diharapkan petugas kesehatan untuk tepat p <ɑ (0,05).
waktu dalam melakukan pelayanan terhadap 3. Ada hubungan antara dimensi
pasien. Selain itu ada juga menilai dimensi kenyamanan dengan kepuasan pasien
ketepatan waktu cukup tetapi merasa kurang berdasarkan uji Fisher exact test
puas sebanyak 12 responden (14.8%). Hal diperoleh nilai p value (0,000). Jadi nilai
ini dikarenakan oleh perawat yang biasanya p<ɑ (0,05).
bertugas di loket atau mengontrol pasien 4. Ada hubungan antara dimensi keamanan
tidak ada di ruang perawatan pada saat jam dengan kepuasan pasien berdasarkan uji
kerja. Ada juga responden yang menilai Fisher exact test diperoleh nilai p value
dimensi ketepatan waktu cukup dengan (0,000). Jadi nilai p<ɑ (0,05).
merasa cukup puas sebanyak 69 (85.2%) 5. Ada hubungan antara dimensi ketepatan
karena responden merasa petugas tepat waktu dengan kepuasan pasien
waktu dalam menangani pasien. berdasarkan uji Chi Square diperoleh
Berdasarkan hasil uji fisher yang diperoleh nilai p value (0,000). Jadi nilai p < (ɑ =
nilai ρ = 0,000 ( ρ<α = 0,05). Hal ini berarti 0,05).
ada hubungan antara variabel ketepatan
waktu dengan kepuasan pasien rawat jalan B. Saran
di Puskesmas Binamu Kota. Hasil penelitian 1. Kepada Pihak Puskesmas, agar dapat
ini sejalan dengan hasil penelitian dari Rivai melakukan evaluasi dan perbaikan
dkk (2020), bahwa ada hubungan antara menejemen untuk memperbaiki kualitas
keamanan pasein dengan kepuasan pasien pelayanan sehingga kepuasan pasien
berdasarkan uji statistik Chi-Square p terkait dengan hasil penelitian yaitu pada
dengan nilai p= 0,000< 0,05. Ketepatan komponen kenyamanan pasien serta
waktu adalah kondisi ketika pelayanan yang kelengkapan dan ketepatan waktu
layanan kesehatan sehingga diharapkan Banul, M. S., Agnesia, C. and Nanda, P.
dapat meningkatkan kepuasan pasien (2020) ‘Hubungan Komunikasi
rawat jalan. Terapeutik Bidan dengan Tingkat
2. Kepada petugas kesehatan, yang Kepuasa Ibu Hamil Trismester III
menangani pasien secara langsung dalam Antenatal Care di Puskesmas
khususnya dibagian loket pendaftaran Kota’, Jurnal Wawasan Kesehatan,
pasien, agar lebih ramah dalam
merespon danmenanggapi keluhan Betri Anita, Henni Febriawati, Y. (2019)
pasien serta kinerja petugas harus lebih Puskesmas dan Jaminan Kesehatan
ditingkatkan lagi, sehingga dapat Nasional. CV BUDI UTAMA.
meningkatkan kepuasan pasien rawat
Deliana and Irwan Nasution (2017) ‘Kinerja
jalan yang datang berkunjung.
Pegawai dalam Memberikan
3. Kepada peneliti selanjuutnya,
Pelayanan Kesehatan di Puskesmas
diharapkan agar mampu
Medan Denai Kota Medan’, Jurnal
mengembangkan penelitian selanjutnya
Administrasi Publik,
berdasarkan penelitian yang dilakukan
saat ini untuk meneliti variabel lain yang Eliya Astutik, E. (2020) ‘Hubungan Mutu
terkait dengan kualitas pelayanan Pelayanan Kesehatan dengan
kesehatan atau variabel lain yang belum Kepuasan Pasien Peserta BPJS Rawat
diteliti. Jalan di Puskesmas’, Jurnal Kesehatan
dr. Soebandi,