Anda di halaman 1dari 16

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DENGAN KEPUASAN PASIEN

RAWAT JALAN DI PUSKESMAS BINAMU KOTA


KABUPATEN JENEPONTO

Dhea Setyaning Putri, Irwan, Jufri


1
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Makassar
ABSTRAK :
Bertambahnya kesadaran masyarakat tentang kesehatan mengakibatkan tuntutan untuk
meningkatkan pelayanan kesehatan.Salah satu upaya mengantisipasi keadaan tersebut dengan
menjaga kualitas pelayanan, sehingga perlu dilakukan upaya terus menerus agar dapat
diketahui kelemahan atau kekurangan jasa pelayanan kesehatan.Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan kualitas pelayanan kesehatan dengan kepuasan pasien rawatjalan di
Puskesmas Binamu Kota Kabupaten Jeneponto. Jenis penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif dengan rancangan CrossSectional Study. Populasi pada penelitian ini sebanyak
12.736 orang yang merupakan pasien rawat jalan di Puskesmas Binamu Kota Kabupaten
Jeneponto. Pengambilan sampel menggunakan teknik Accidental Sampling dan diperoleh
sampel sebanyak 99 responden. Pengumpulan data dilakukan secara wawancara dengan alat
bantu kuesioner. Kemudian dianalisis dengan menggunakan SPSS. Hasil analisis bivariatdari
99 responden yang diteliti, diketahui hasil analisis statistik menggunakan uji fisher di
dapatkan nilai 0,000 pada semua dimensi maka di peroleh ada hubungan pada dimensi
hubungan antar manusia, kenyamanan, keamanan dan ketepatan waktu dengan kepuasan
pasien di Puskesmas Binamu Kota Kabupaten Jeneponto. Simpulan dari penelitian adalah ada
hubungan yang signifikan antara dimensi hubungan antar manusia, kenyamanan, keamanan
dan ketepatan waktu dengan kepuasan pasien. Di sarankan kepada Pihak Puskesmas, agar
dapat melakukan evaluasi dan perbaikan menejemen kualitas pelayanan sehingga kepuasan
pasien terkait dengan hasil penelitian yaitu pada komponen kenyamanan pasien dan ketepatan
waktu sehingga diharapkan dapat meningkatkan kepuasan pasien.

Kata Kunci : Kualitas pelayanan, kepuasan, puskesmas


PENDAHULUAN kesehatan.Salah satu upaya mengantisipasi
Kesehatan adalah hak dan investasi keadaan tersebut dengan menjaga kualitas
semua warga negara. Untuk menjamin pelayanan, sehingga perlu dilakukan upaya
terus menerus agar dapat diketahui
kesehatan diperlukan suatu sistem yang
kelemahan atau kekurangan jasa pelayanan
mengatur penyelenggaraan pelayanan kesehatan.Semakin meningkatnya tuntutan
kesehatan bagi masyarakat sebagai upaya masyarakat akan kualitas pelayanan
pemenuhan kebutuhan warga negara untuk kesehatan, maka fungsi pelayanan perlu
tetap hidup sehat. Pelayanan kesehatan yang ditingkatkan untuk memberi kepuasan
memadai merupakan tumpuan masyarakat pasien(Ismaniar, 2015).
dan menjadi salah satu kebutuhan mendasar Data dari World Health Organization
(WHO) untuk Wilayah Asia Tenggara pada
selain pangan dan juga pendidikan.
tahun 2016 menunjukkan bahwa sekitar
Pelayanan kesehatan yang berkualitas adalah 35% pengguna jasa pelayanan kesehatan
pelayanan kesehatan yang peduli dan merasa puas terhadap pelayanan yang
terpusat pada kebutuhan, harapan serta nilai- diberikan dan sekitar 55% menyatakan tidak
nilai pelanggan sebagai titik tolak puas (Firdaus et al.,2019). Semakin
penyediaan pelayanan kesehatan dan banyaknya masyarakat yang mengatakan
menjadi persyaratan yang harus dapat tidak puas maka kualitas pelayanan yang
diberikan kurang efektif.
dipenuhi agar dapat memberikan kepuasan
Pelayanan yang berkualitas tidak hanya
kepada masyarakat sebagai pengguna jasa menyangkut kesembuhan dari penyakit
pelayanan. Salah satu bentuk upaya secara fisik akan tetapi juga menyangkut
pemerintah dalam menyelenggarakan kepuasan terhadap sikap, pengetahuan dan
kesehatan kepada masyarakat maka disetiap keterampilan petugas dalam memberikan
kecamatan dibangun instansi pemerintah pelayanan serta tersedianya sarana dan
sebagai unit penyelenggara pelayanan prasarana yang memadai dan dapat
memberikan kenyamanan (Etildawati &
kesehatan masyarakat, yakni Pusat Handayani,2017)
Kesehatan Masyarakat atau yang biasa Hasil penelitian Nuraeni & Abdullah
disebut Puskesmas. Permenkes No 44 tahun (2018) di puskesmas Bangkala Kabupaten
2016 tentang puskesmas adalah fasilitas Jeneponto berdasarkan 5 dimensi pelayanan
Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) yang yaitu dimensi Reliability (kehandalan) 50%
bertanggung jawab atas kesehatan puas, Tangible (bukti lansung) 60% Puas,
Empati (rasa peduli) 45% puas , Assurance
masyarakat di wilayah kerjanya pada satu
(jaminan) 65% puas dan
atau bagian wilayah kecamatan dalam Responsivenses(daya tanggap) 55% Puas
menyelenggarakan upaya kesehatan untuk dan Berdasarkan hasil penelitian oleh Lutfia
meningkatkan kesadaran, kemauan dan Anugrah pada tahun 2016 diperoleh variabel
kemampuan hidup sehat bagi setiap yang berhubungan dengan Kepuasan pasien
penduduk agar memperoleh derajat adalah variabel dimensi kompetensi teknis
kesehatan yang optimal (Irmawati dkk, dengan kepuasan pasien (p=0,000)<(0,05),
dimensi hubungan antarmanusia dengan
2017)
kepuasan (p=0,01)<(0,05), dimensi
Bertambahnya kesadaran masyarakat kenyamanan dengan kepuasan pasien
tentang kesehatan mengakibatkan tuntutan (p=0,003)<(0,05), dimensi keamanan
untuk meningkatkan pelayanan
dengan kepuasan pasien (p=0,01)<(0,05), sebagai satu-satunya fasilitas kesehatan
dimensi informasi dengan kepuasan pasien terdekat dituntut untuk memberikan
(p=0,01)<(0,05). pelayanan kesehatan yang mudah, murah,
Berkaitan dengan hal-hal tersebut maka cepat, tepat dan bermutu serta menjangkau
disamping kuantitas sarana pelayanan seluruh lapisan masyarakat (Profil
kesehatan harus diutamakan, kualitas Puskesmas Binamu Kota 2018).
pelayanan juga harus lebih diperhatikan lagi. Berdasarkan data sekunder diperoleh
Tingkat kepuasan pelanggan sangat jumlah kunjungan pasien rawat jalandi
tergantung pada kualitas suatu produk. Puskesmas Binamu Kota pada tahun 2020
Makin sempurna kepuasan tersebut, makin mengalami fluktuasi (peningkatan dan
baik pula kualitas pelayanan kesehatan. penurunan jumlah kunjungan). Jumlah
Kepuasan seseorang bersifat subjektif, kunjungan pasien pada tahun 2020 sebanyak
tergantung dari latar belakang yang dimiliki. 12.736 yaitu pada bulan januari sebanyak
Dapat saja memiliki tingkat kepuasan 1.217, februari sebanyak 1.497, maret
berbeda untuk pelayanan kesehatan yang sebanyak 1.567, april sebanyak 844, mei
sama(Sareong dkk 2013). sebanyak 817, juni sebanyak 1.102, juli
Pada penelitian ini pendekatan yang sebanyak 626, agustus sebanyak 905,
digunakan peneliti dalam mengukur september sebanyak 784, oktober sebanyak
kepuasan pasiendi Puskesmas Binamu 1.094, november sebanyak 1.118, dan
Kotadigunakan 5 dimensi dari 10 dimensi desember sebanyak 1.165 kunjungan
kualitas pelayanan berdasarkan indikator pasien(Profil Puskesmas Binamu kota,
yang dapat digunakan untuk mengukur 2020).
kepuasan pasien. Dimensi tersebut yaitu Data kunjungan pasien rawat jalan
dimensi kompetensi teknis, dimensi tahun 2020 sebanyak 12,736 kunjungan,
hubungan antarmanusia, dimensi Data tersebut menunjukkan bahwa setiap
kenyamanan, dimensi keamanan dan bulannya mengalami pasang surut kadang-
dimensi informasi. kadang menurun atau sebaliknya. Jumlah
Puskesmas Binamu Kota merupakan penduduk di wilayah kerja puskesmas
salah satu Puskesmas yang memberikan terdapat 57,472 jiwa, artinya kunjungan
pelayanan Rawat Jalan. Bagi masyarakat pasien di puskesmas Binamu Kota sebesar
Puskesmas adalah satu-satunya sarana 21% apabila dilihat dari standar pelayanan
kesehatan atau tempat berobat yang minimum. Dengan demikian pemanfaatan
disediakan pemerintah terdekat dan Puskesmas Binamu kota belum mencapai
denganbiaya terjangkau. Biaya berobat target standar pelayanan minimum yaitu
kerumah sakit terlalu mahal membuat sebesar 75% (Profil Puskesmas Binamu
puskesmas menjadi sarana kesehatan yang Kota 2018).
diharapkan masyarakat. Puskesmas Binamu Berdasarkan survei awal yang
Kota memegang peranan yang cukup dilakukan di puskesmas Binamu Kota
penting dalam menjaga sekaligus terdapat beberapa pegawai Puskesmas yang
mengobatikesehatan masyarakat Binamu datang tidak tepat waktu sementara pasien
Kota. Pentingnya peranan puskesmas ini sudah datang menunggu untuk mendapatkan
menuntut puskesmas untuk memberi pelayanan kesehatan dan ada pegawai yang
pelayanan yang lebih baik. Paradigma meninggalkan Puskesmas sebelum
puskesmas sebagai tempat berobat yang waktunya pulang. Didukung hasil
seadanya perlu diganti dengan sebuah wawancara dengan 5 pasien, 3 diantaranya
paradigma baru. Puskesmas Binamu Kota menyatakan belum puas dan 2 menyatakan
puas dengan pelayanan yang diberikan. dalam penelitian ini adalah Hubungan
Pasien yang menjawab belum puas kualitas pelayanan kesehatan dengan
karenapelayanan yang tidak tepat waktu, kepuasan pasien rawat jalan di Puskesmas
proses lama saat pendaftaran, suasana ruang Binamu Kota Kabupaten Jeneponto.
pemeriksaan tidak nyaman dan adanya
pasien yang masih ingin berobat sementara Populasi dan sampel
petugas sudah menutup pelayanan sebelum Populasi dalam penelitian ini adalah
jam yang di tentukan. Sedangkan pasien pasien rawat jalan di Puskesmas Binamu
yang puas dengan pelayanan karena Kota Kabupaten Jeneponto pada tahun 2020
kelengkapan dan kebersihan alat-alat yang yaitu sebesar 12.736 orang dengan jumlah
dipakai, informasi diagnosa yang diberikan, sampel 99 orang yang di ambil dengan
dan pemberian pengobatan dengan benar menggunakan teknik accidental sampling
dan tepat. Pasien yang menyatakan belum
puas lebih banyak dibandingkan dengan Metode pengumpulan data
pasien yang puas dengan pelayanan, oleh Pengumpulan data primer meliputi
sebab itu puskesmas perlu terus pemberian kuisioner dan wawancara kepada
meningkatkan kualitas pelayanannya agar respoden. Jenis instrumen yang digunakan
kepuasan pasien dapat tercapai. Dalam yaitu 2 kuesioner sebagai instrument
rangka meningkatkan pelayanan kesehatan pengumpulan data penelitian, yaitu
danmempertahankan jumlah kunjungan kuisioner kualitas pelayanan dan kepuasan
pasien, maka perlu adanya evaluasi atau pasien.
penilai persepsi pasien untuk mengetahui
sejauh mana tingkat kepuasan pasien Analisa data
terhadap kualitas pelayanan yang Untuk menganalisa hubungan kualitas
diberikan.Berdasarkan Latar Belakang pelayanan dengan kepuasan pasien
tersebut, peneliti ingin mengkaji lebih lanjut digunakan Analisis Bivariat dilakukan pada
mengenai kualitas pelayanan dengan masing-masing variabel dari hasil penelitian,
kepuasan pasienPuskesmas Binamu Kota, sehingga diperoleh distribusi frekuensi dan
maka dilakukan penelitian dengan judul persentase masing-masing variabel yang
“Hubungan Kualitas Pelayanan Kesehatan diteliti menggunakan aplikasi statistik yaitu
dengan Kepuasan Pasien Rawat jalan di SPSS 16.
Puskesmas Binamu Kota Kabupaten
Jeneponto”.

Bahan dan Metode


Lokasi dan rancangan penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di
Puskesmas Binamu Kota Kabupaten
Jeneponto Provinsi Sulawesi Selatan.
Penelitian ini merupakan penelitian
adalah adalah penelitian kuantitatif, dengan
rancangan cross sectional study yang
bertujuan untuk mengetahui hubungan
variabel independen dengan variabel
dependen secara bersamaan dalam waktu
yang bersamaan pula. Adapun yang diteliti
HASIL PENELITIAN laki yaitu 27 responden (27,3%). Jumlah
Karakteristik sampel pendidikan terakhir responden terbanyak
adalah tamat SMA sebanyak 78 responden
Tabel 1 (78,8%), dan yang paling sedikit yaitu tamat
Karakteristik Responden di di Puskesmas SD dan SMPsebanyak 4 responden (4,1%).
Binamu Kota Dominan pekerjaan responden yaitu IRT
Tahun 2021 sebanyak 49 responden (49,5%) sedangkan
Karakteristik n % pekerjaan terendah adalah petani sebanyak 4
responden (4,0%).
Umur (Tahun)
17-25 15 15.2 Analisi Univariat
26-45 41 41.4 Tabel 2
46-65 38 38.4 Variabel Peneltiain di Puskesmas Binamu
>65 5 5.1 Kota Tahun 2021
Variabel n %
Jenis Kelamin
Laki-laki 27 27.3 Kompetensi Teknis
Perempuan 72 72.7 Kurang 14 14.1
Cukup 85 85.9
Pendidikan
Hubungan Antar
Tamat SD 4 4.0
Manusia
Tamat SMP 4 4,0
Kurang 18 18.2
Tamat SMA 78 78.8
Cukup 81 81.8
Tamat Perguruan 13 13.1
Kenyamanan
Tinggi
Kurang 15 15.2
Pekerjaan \ Cukup 84 84.4
PNS/TNI/POLRI 6 6.1 Keamanan
Wiraswasta 12 12.1 Kurang 13 13.1
Petani 4 4.0 Cukup 86 86.9
IRT 49 49.5 Ketepatan Waktu
Pelajar/Mahasiswa 9 9.1 Kurang 18 18.2
Lain-lain 19 19.2 Cukup 81 81.8
Kepuasan Pasien
Jumlah 99 100 Kurang Puas 23 23.2
Cukup Puas 76 76.8
Sumber : Data Primer Jumlah 99 100
Sumber : Data Primer
Tabel 1 menunjukkan bahwa
distribusi responden berdasarkan umur
Pada tabel 2 menunjukkan lebih
paling banyak adalah 26-45 tahun sebanyak
banyak responden yang menilai cukup pada
41 responden (41,4%) dan umur paling
kompetensi teknis sebanyak 85 orang
sedikit adalah adalah >65 tahun yaitu 5
(85.9%) dibandingkan yang menilai kurang
responden (5,1%). Jenis Kelamin Paling
sebanyak 14 orang (14.1%). Lebih banyak
banyak adalah responden dengan jenis
yang menilai cukup pada kenyamanan
kelamin perempuan yaitu 72 responden
sebanyak 84 orang (84.4%) dibandingkan
(72,7%) dan jenis kelamin paling sedikit
yang kurang sebanyak 15 orang (15.2%).
adalah responden dengan jenis kelamin laki-
Lebih banyak responden yang menilai cukup
pada keamanan sebanyak 86 orag (86.9%)
dibandingkan yang kurang sebanyak 13
orang (13.1%). Lebih banyak yang menilai
cukup pada ketepatan waktu sebanyak 81
orang (81.8%) dibandingkan yang kurang
sebanyak 18 orang (18.2%). Lebih banyak
yang mneilai cukup puas pada kepuasan
pasien sebanyak 76 orang (76.8%)
dibandingkan yang kurang puas sebanyak 23
orang (23.2%).
Analisis Bivariat

Hubungan Kompetensi Teknis dengan Kepuasan Pasien


Tabel 3
Hubungan Dimensi Kompetensi Teknis dengan Kepuasan Pasien Rawat Jalandi
Puskesmas Binamu Kota Tahun 2021
Kepuasan Pasien Uji
Dimensi
Jumlah Statistik /
Kompetensi Kurang Puas Cukup Puas
ρ value
Teknis
n % n % n %
Kurang 11 78.6 3 21.4 14 100,0
ρ = 0,000
Cukup 12 14.1 73 85.9 85 100,0
Jumlah 23 23.2 76 76.8 99 100,0
Sumber : Data Primer

Tabel 3 menunjukkan bahwa dari 14 orang responden (100,0%) yang menilai dimensi
kompetensi teknis kurang dengan kurang puas sebanyak 11 orang (78.6%) dan yang cukup puas
sebanyak 3 orang (21.4%). Dari 85 orang responden (100,0%) yang menilai dimensi kompetensi
teknis cukup dengan kurang puas sebanyak 12 orang (14.1%) dan yang cukup puas sebanyak 73
orang (85.9%). Karena X2 tidak terpenuhi karena terdapat 1 sel kurang dari 5 maka digunakan uji
alternatif fisher yang diperoleh nilai ρ = 0,000 ( ρ<α = 0,05). Hal ini berarti ada hubungan antara
variabel kompetensi teknis dengan pelayanan dengan kepuasan pasien rawat jalan di Puskesmas
Binamu Kota.

Hubungan Antara Hubungan Antar Manusia dengan Kepuasan Pasien


Tabel 4
Hubungan Dimensi Hubungan Antar Manusia dengan Kepuasan Pasien Rawat Jalandi
Puskesmas Binamu Kota Tahun 2021
Dimensi Kepuasan Pasien Uji
Hubungan Jumlah Statistik /
Kurang Puas Cukup Puas
Antar ρ value
Manusia n % n % n %
Kurang 14 77.8 4 22.2 18 100,0
ρ = 0,000
Cukup 9 11.1 72 88.9 81 100,0
Jumlah 23 23.2 76 76.8 99 100,0
Sumber : Data Primer

Tabel 4 menunjukkan bahwa dari 18 orang responden (100,0%) yang menilai dimensi
hubungan antar manusia kurang dengan kurang puas sebanyak 14 orang (77.8%) dan yang cukup
puas sebanya 4 orang (22.2%). Dari 81 orang responden (100,0%) yang menilai dimensi
hubungan antar manusia cukup dengan kurang puas sebanyak 9 orang (11.1%) dan yang cukup
puas sebanyak 72 orang (88.9%). Karena X2 tidak terpenuhi karena terdapat 1 sel kurang dari 5
maka digunakan uji alternatif fisher yang diperoleh nilai ρ = 0,000 ( ρ<α = 0,05). Hal ini
menunjukkan bahwa ada hubungan antara variabel hubungan antar manusia dengan pelayanan
dengan kepuasan pasien rawat jalan di Puskesmas Binamu Kota.
Hubungan Antara Kenyamanan dengan Kepuasan Pasien
Tabel 5
Hubungan Dimensi Kenyamanan dengan Kepuasan Pasien Rawat Jalandi Puskesmas
Binamu Kota Tahun 2021
Kepuasan Pasien Uji
Dimensi Jumlah Statistik /
Kurang Puas Cukup Puas
Kenyamanan ρ value
n % n % n %
Kurang 12 80.0 3 20.0 15 100,0
ρ = 0,000
Cukup 11 13.1 73 86.9 84 100,0
Jumlah 23 23.2 76 76.8 99 100,0
Sumber : Data Primer

Tabel 5 menunjukkan bahwa dari 15 orang responden (100,0%) yang menilai dimensi
kenyamanan kurang dengan kurang puas sebanyak 12 orang (80.0%) dan yang cukup puas
sebanya 3 orang (20.0%). Dari 84 orang responden (100,0%) yang menilai dimensi kenyamanan
cukup dengan kurang puas sebanyak 11 orang (13.1%) dan yang cukup puas sebanyak 73 orang
(86.9%). Karena X2 tidak terpenuhi karena terdapat 1 sel kurang dari 5 maka digunakan uji
alternatif fisher yang diperoleh nilai ρ = 0,000 ( ρ<α = 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa ada
hubungan antara variabel kenyamanan dengan kepuasan pasien rawat jalan di Puskesmas
Binamu Kota.

Hubungan Antara Keamanan dengan Kepuasan Pasien


Tabel 6
Hubungan Dimensi Keamanan dengan Kepuasan Pasien Rawat Jalandi Puskesmas
Binamu Kota Tahun 2021
Kepuasan Pasien Uji
Dimensi Jumlah Statistik /
Kurang Puas Cukup Puas
Keamanan ρ value
n % n % n %
Kurang 10 76.9 3 23.1 13 100,0
ρ = 0,000
Cukup 13 15.1 73 94.9 86 100,0
Jumlah 23 23.2 76 76.8 99 100,0
Sumber : Data Primer

Tabel 6 menunjukkan bahwa dari 13 orang responden (100,0%) yang menilai dimensi
keamanan kurang dengan kurang puas sebanyak 10 orang (76.9%) dan yang cukup puas sebanya
3 orang (23.1%). Dari 86 orang responden (100,0%) yang menilai dimensi keamanan cukup
dengan kurang puas sebanyak 13 orang (15.1%) dan yang cukup puas sebanyak 73 orang
(94.9%). Karena X2 tidak terpenuhi karena terdapat 1 sel kurang dari 5 maka digunakan uji
alternatif fisher yang diperoleh nilai ρ = 0,000 ( ρ<α = 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa ada
hubungan antara variabel keamanan dengan kepuasan pasien rawat jalan di Puskesmas Binamu
Kota.
Hubungan Antara Ketepatan Waktu dengan Kepuasan Pasien
Tabel 7
Hubungan Dimensi Ketepatan Waktu dengan Kepuasan Pasien Rawat Jalandi Puskesmas
Binamu Kota Tahun 2021
Kepuasan Pasien Uji
Dimensi
Jumlah Statistik /
Ketepatan Kurang Puas Cukup Puas
ρ value
Waktu
n % n % n %
Kurang 11 61.1 7 38.9 18 100,0
ρ = 0,000
Cukup 12 14.8 69 85.2 81 100,0
Jumlah 23 23.2 76 76.8 99 100,0
Sumber : Data Primer

Tabel 7 menunjukkan bahwa dari 18 orang responden (100,0%) yang menilai dimensi
ketepatan waktu kurang dengan kurang puas sebanyak 11 orang (61.1%) dan yang cukup puas
sebanyak 7 orang (38.9%). Dari 81 orang responden (100,0%) yang menilai dimensi ketepatan
waktu cukup dengan kurang puas sebanyak 12 orang (14.8%) dan yang cukup puas sebanyak 69
orang (85.2%). Karena X2 tidak terpenuhi karena terdapat 1 sel kurang dari 5 maka digunakan uji
alternatif fisher yang diperoleh nilai ρ = 0,000 ( ρ<α = 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa ada
hubungan antara variabel ketepatan waktu dengan kepuasan pasien rawat jalan di Puskesmas
Binamu Kota.
PEMBAHASAN petugas pelayanan kesehatan ramah serta
Penelitian ini bertujuan untuk perhatian dalam memberikan pelayanan
mengetahui hubungan kualitas pelayanan kepada pasien. Hal ini terjadi karena
kesehatan dengan kepuasan pasien rawat responden yang tidak terlalu
jalan di Puskesmas Binamu Kota. mempermasalahkan bagaimana kompetensi
Puskesmas sebagai salah satu fasilitas teknis yang dimiliki petugas kesehatan yang
pelayanan kesehatan umum yang ada di Puskesmas tersebut, akan tetapi
memberikan pelayanan secara menyeluruh pasien hanya mengeluhkan kurang
dan terpadu kepada masyarakat di wilayah lengkapnya peralatan yang ada di
kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok. Puskesmas tersebut.
Berdasarkan hasil penelitian, Pada penelitian ini di dapatkan hasil
responden dalam penelitian ini lebih banyak bahwa terdapat 73 orang responden (85.9%)
perempuan yakni sebanyak 72 responden yang menilai dimensi kompetensi teknis
(72,7%) dan responden laki-laki sebanyak dengan merasa cukup puas. Pada dimensi
27 responden (27,3%). Berdasarkan kompetensi teknis banyak yang menilai
kelompok umur, responden yang paling cukup karena responden merasa
banyak adalah responden yang berumur 26- keterampilan dan kemampuan dokter atau
45 tahun sebanyak 41 responden (41,4%). perawat melebihi ekspetasi mereka sehingga
Berdasarkan pendidikan, sebagian besar responden merasa puas dengan pelayanan
responden dengan pendidikan terakhir yang didapatkan. Sementara responden yang
Tamat SMA sebanyak 78 responden menilai dimensi kompetensi teknis cukup
(78,8%). Berdasarkan pekerjaan terbanyak namun merasa cukup puas sebanyak 12
yaitu IRT sebanyak 49 responden (49,5%). responden (14.1%). Hal ini dikarenakan
Setelah melakukan analisis data, responden merasa bahwa dokter maupun
pengolahan, serta penyajian data, maka petugas kesehatan yang selalu siap dianggap
selanjutnya akan dilakukan pembahasan belum cukup untuk meningkatkan kepuasan
mengenai hubungan antara variabel yang mereka.
diteliti. Berdasarkan hasil uji fisher yang
diperoleh nilai ρ = 0,000 ( ρ<α = 0,05). Hal
Hubungan antara Variabel Kompetensi ini berarti ada hubungan antara variabel
Teknis dengan kepuasan Pasien kompetensi teknis dengan pelayanan dengan
Dukungan dari orang tua merupakan kepuasan pasien rawat jalan di Puskesmas
Kompetensi teknis menyangkut Binamu Kota. Hasil penelitian ini sejalan
keterampilan dan kemampuan pemberi dengan penelitian yang telah dilakukan oleh
layanan di puskesmas. Kompetensi teknis Kartika dkk (2018), bahwa terdapat
dalam penelitian ini adalah keterampilan, hubungan yang signifikan antara kompetensi
kemampuan, dan kelengkapan peralatan perawat dengan kepuasan pasien dilihat dari
dalam memberikan pelayanan yang p value 0,0001. Dalam pencapaian Standar
memuaskan pasien dan keluarganya selama Pelayanan Minimal (SPM) di rawat jalan,
mendapat pelayanan yang diberikan petugas kepuasan pasien menjadi salah satu
kesehatan sesuai dengan kebutuhan pasien. indikator yang dapat ditingkatkan melalui
Pada penelitian ini di dapatkan hasil peningkatan kualitas pelayanan khususnya
ada yang menilai pada dimensi kompetensi dalam hal ini adalah pelayanan keperawatan.
teknis kurang dengan merasa kurang puas Perawat harus memiliki kompetensi yang
sebanyak 11 orang responden (78.6%) di baik dalam melakukan asuhan keperawatan
karenakan para pasien juga menginginkan agar tercapai pelayanan yang berkualitas dan
bermutu, sehingga dapat meningkatkan yang menilai dimensi hubungan antar
kepuasan pasien. manusia kurang namun merasa cukup puas
sebanyak 4 orang (22.2%). Hal ini
Hubungan antara hubungan antar dikarenakan responden menganggap
manusia dengan kepuasan pasien hubungan antar manusia seperti tanggapan
Hubungan antar manusia berkaitan dokter terhadap keluhan pasien, tidak
dengan interaksi antara petugas kesehatan mempengaruhi kepuasan mereka.
dan pasien, manajer dan petugas, dan antara Berdasarkan hasil uji fisher yang
tim kesehatan dengan masyarakat. diperoleh nilai ρ = 0,000 ( ρ<α = 0,05). Hal
Hubungan antara manusia yang baik ini berarti ada hubungan antara variabel
menanamkan kepercayaan dengan cara hubungan antar manusia dengan pelayanan
menghargai, menjaga rahasia, responsif dan dengan kepuasan pasien rawat jalan di
memberikan perhatian, mendengarkan Puskesmas Binamu Kota. Hasil penelitian
keluhan, dan berkomunikasi secara efektif ini sejalan dengan hasil penelitian dari
juga penting. Hubungan antar manusia Hidayat dkk (2019), bahwa ada hubungan
dalam penelitian ini adalah hubungan antara hubungan antar manusia dengan
interpersonal dan komunikasi antara petugas kepuasan pasien di Puskesmas Wonosalam
kesehatan dengan pasien yang menyangkut I. Arah hubungan berbanding lurus, bahwa
keramahan, kesopanan, informasi yang semakin baik mutu pelayanan yang
diberikan serta tanggapan keluhan pasien. diberikan pihak Puskesmas Wonosalam I
Berdasarkan tabel 5 dapat dilihat maka semakin puas pula kepuasan pasien
bahwa responden yang menilai dimensi yang berkunjung
hubungan antar manusia sudah cukup
namun merasa kurang puas sebanyak 9 Hubungan antara kenyamanan dengan
responden (11.1%). Hal ini disebabkan kepuasan pasien
karena pasien tidak puas terhadap pelayanan Kenyamanan adalah suatu keadaan
kesehatan yang diberikan karena kurangnya setelah terpenuhinya kebutuhan dasar
keramahan petugas pada bagian loket manusia yaitu kebutuhan akan ketentraman
pendaftaran, dan kurang tanggap terhadap suatu kepuasan yang meningkatkan
keluhan pasien. Sementara responden yang performa sehari-hari. Kenyamanan dalam
menilai pada dimensi hubungan antar penelitian ini menyangkut penampilan fisik
manusia sudah cukup dengan merasa cukup puskesmas, dan kebersihan yang dapat
puas sebanyak 72 orang responden (88.9%) memberi kenyamanan bagi pasien, meliputi
karena responden merasa petugas kesehatan lingkungan fisik dan kebersihan ruangan
begitu responsif dan perhatian terhadap pemeriksaan, tersedianya kursi untuk pasien,
pasien yang berkunjung. tersedianya tempat sampah dan toilet sarta
Sementara responden yang menilai ruangan tidak pengap dan tidak berdesakan.
kurang terhadap hubungan antar manusia Dimensi kenyamanan mempengaruhi
dan merasa kurang puas sebanyak 14 kepuasan pasien sehingga mendorong pasien
(77.8%) karena petugas kesehatan tidak untuk datang berobat kembali ke tempat
memperhatikan responden dengan baik tersebut, sehingga kenyamanan dapat
bahkan tidak ramah dalam melayani pasien. menimbulkan kepercayaan pasien terhadap
Responden hanya menginginkan petugas organisasi layanan kesehatan.
kesehatan lebih memperhatikan kebutuhan Pada penelitian ini di dapatkan hasil
pasien. Sehingga pasien kembali berobat bahwa responden yang menilai cukup pada
dipuskesmas bila sakit. Adapun responden dimensi kenyamanan dengan merasa puas
sebanyak 73 (86.9%) orang responden, selama berada dalam ruangan pemeriksaan
karena responden merasa nyaman dengan di Puskesmas.
lingkungan puskesmas yang bersih dan Pada penelitian ini di dapatkan hasil
indah serta tersedianya dan tempat sampah. bahwa responden yang menilai kurang pada
Sementara responden yang menilai dimensi dimensi keamanan dengan merasa kurang
kenyamanan sudah cukup tetapi merasa puas sebanyak 10 responden (76.9%).
kurang puas sebanyak 11 orang (13,1%). Dikarenakan menurut beberapa responden
Hal ini disebabkan karena pasien merasa mengatakan lamanya perubahan keluhan
bahwa ketersediaan kursi pada ruangan yang dialami dan masih membutuhkan
tunggu masih kurang karena masih ada perawatan yang lebih maksimal
pasien yang berdiri pada saat menunggu Sementara responden yang menilai
antrian di depan loket maupun saat ingin cukup pada dimensi keamanan tetapi merasa
melakukan pemeriksaan kesehatan. kurang puas sebanyak 13 responden
Pada penelitian ini ada responden (15.1%). Hal ini disebabkan karena
yang menilai dimensi kenyamanan itu beberapa pasien tidak mendapatkan tindakan
kurang dengan merasa kurang puas yang tepat dan terkadang perawat belum
sebanyak 12 responden (80.0%). Hal ini cukup cepat dan tanggap apabila pasien
menunjukan keluhan pasien terhadap mengalami keluhan. Adapun responden
kondisi ruangan tunggu yang masih agak yang menilai cukup pada dimensi keamanan
berdesakan dan toilet yang tidak layak untuk dengan merasa cukup puas sebanyak 73
di gunakan. Oleh karena itu, pihak orang (94.9%) karena responden merasa
Puskesmas Binamu Kota agar kiranya safety ketika dokter melakukan pemeriksaan
melakukan perbaikan fasilitas ruangan serta privasi responden merasa terjaga.
sesuai dengan apa yang pasien butuhkan. Berdasarkan hasil uji fisher yang
Berdasarkan hasil uji fisher yang diperoleh nilai ρ = 0,000 (ρ<α = 0,05). Hal
diperoleh nilai ρ = 0,000 ( ρ<α = 0,05). Hal ini berarti ada hubungan antara variabel
ini berarti ada hubungan antara variabel keamanan dengan kepuasan pasien rawat
kenyamanan dengan pelayanan dengan jalan di Puskesmas Binamu Kota. Hasil
kepuasan pasien rawat jalan di Puskesmas penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
Binamu Kota. Hasil penelitian ini sejalan dilakukan oleh Agusdiana dkk (2019) bahwa
dengan penelitian yang telah dilakukan oleh ada hubungan antara keamanan pasein
Satria dkk (2021), bahwa hasil analisis dengan kepuasan pasien berdasarkan uji
statistik menggunakan uji chi square statistik Chi-Square p dengan nilai p=
diperoleh nilai p sebesar 0,024 (p<0,05), 0,000< 0,05 dan hasil uji multivariat
artinya ada hubungan kenyamanan dengan ditemukan B= 1,996 dengan sig= 0.007.
kepuasan pasien KIA. Pasien dan keluarga pasien, yang merasa
tidak terpenuhi harapannya tidak mau
Hubungan antara Keamanan dengan datang lagi untuk kembali berkunjung dan
Kepuasan Pasien hal tersebut dapat menimbulkan penurunan
Keamanan adalah kemampuan jumlah konsumen pada suatu
petugas kesehatan dalam memberikan perusahaan/rumah sakit dan secara otomatis
pelayanan yang aman baik bagi pasien, pendapatan rumah sakit dapat menurun.
pemberi layanan maupun masyarakat Ketidakamanan pasien merupakan salah satu
sekitar. Misalnya prosedur dalam memeriksa hal yang mendorong pasien untuk pulang
pasien harus aman dari risiko cedera dan sebelum sembuh, dan sangat berhubungan
infeksi serta mampu menjaga privasi pasien dengan keselamatan pasien, dimana pasien
yang merasa aman serta nyaman merupakan diberikan sesuai dengan apa yang pasien
wujud pelayanan dan asuhan keperawatan butuhkan. Pelayanan kesehatan yang
yang sesuai dengan standar dan jauh dari optimal cenderung dihasilkan oleh
resiko cedera. pelayanan yang efisien daripada pelayanan
yang maksimal. Efisiensi waktu diciptakan
Hubungan antara Ketepatan Waktu untuk memberikan kualitas yang baik tetapi
dengan Kepuasan Pasien dengan tetap melakukan kontrol terhadap
Indikator penilaian dimensi kebutuhan juga disertai dengan tidak
ketepatan waktu meliputi petugas kesehatan melakukan pemborosan biaya.
datang tepat waktu, pemeriksaan oleh dokter
dan pemberian obatkepada pasien tepat SIMPULAN DAN SARAN
waktu, perawatan rutin melakukan kontrol
kepada pasien serta petugas kesehatan yang A. Simpulan
selalu ada pada saat jam kerja. 1. Ada hubungan antara dimensi
Pada penelitian ini di dapatkan hasil kompetensi teknis dengan kepuasan
bahwa ada responden yang menilai dimensi pasien berdasarkan uji Fisher exact test
ketepatan waktu kurang dengan merasa diperoleh nilai p value (0,000). Jadi nilai
kurang puas sebanyak 11 responden p <ɑ (0,05).
(61.1%). Hal tersebut terjadi karena 2. Ada hubungan antara dimensi hubungan
lambatnya pelayanan kesehatan yang antar manusia dengan kepuasan pasien
diberikan oleh petugas kesehatan yang ada berdasarkan uji Fisher exact test
di Puskesmas Binamu Kota. Oleh karena itu diperoleh nilai p value (0,000). Jadi nilai
diharapkan petugas kesehatan untuk tepat p <ɑ (0,05).
waktu dalam melakukan pelayanan terhadap 3. Ada hubungan antara dimensi
pasien. Selain itu ada juga menilai dimensi kenyamanan dengan kepuasan pasien
ketepatan waktu cukup tetapi merasa kurang berdasarkan uji Fisher exact test
puas sebanyak 12 responden (14.8%). Hal diperoleh nilai p value (0,000). Jadi nilai
ini dikarenakan oleh perawat yang biasanya p<ɑ (0,05).
bertugas di loket atau mengontrol pasien 4. Ada hubungan antara dimensi keamanan
tidak ada di ruang perawatan pada saat jam dengan kepuasan pasien berdasarkan uji
kerja. Ada juga responden yang menilai Fisher exact test diperoleh nilai p value
dimensi ketepatan waktu cukup dengan (0,000). Jadi nilai p<ɑ (0,05).
merasa cukup puas sebanyak 69 (85.2%) 5. Ada hubungan antara dimensi ketepatan
karena responden merasa petugas tepat waktu dengan kepuasan pasien
waktu dalam menangani pasien. berdasarkan uji Chi Square diperoleh
Berdasarkan hasil uji fisher yang diperoleh nilai p value (0,000). Jadi nilai p < (ɑ =
nilai ρ = 0,000 ( ρ<α = 0,05). Hal ini berarti 0,05).
ada hubungan antara variabel ketepatan
waktu dengan kepuasan pasien rawat jalan B. Saran
di Puskesmas Binamu Kota. Hasil penelitian 1. Kepada Pihak Puskesmas, agar dapat
ini sejalan dengan hasil penelitian dari Rivai melakukan evaluasi dan perbaikan
dkk (2020), bahwa ada hubungan antara menejemen untuk memperbaiki kualitas
keamanan pasein dengan kepuasan pasien pelayanan sehingga kepuasan pasien
berdasarkan uji statistik Chi-Square p terkait dengan hasil penelitian yaitu pada
dengan nilai p= 0,000< 0,05. Ketepatan komponen kenyamanan pasien serta
waktu adalah kondisi ketika pelayanan yang kelengkapan dan ketepatan waktu
layanan kesehatan sehingga diharapkan Banul, M. S., Agnesia, C. and Nanda, P.
dapat meningkatkan kepuasan pasien (2020) ‘Hubungan Komunikasi
rawat jalan. Terapeutik Bidan dengan Tingkat
2. Kepada petugas kesehatan, yang Kepuasa Ibu Hamil Trismester III
menangani pasien secara langsung dalam Antenatal Care di Puskesmas
khususnya dibagian loket pendaftaran Kota’, Jurnal Wawasan Kesehatan,
pasien, agar lebih ramah dalam
merespon danmenanggapi keluhan Betri Anita, Henni Febriawati, Y. (2019)
pasien serta kinerja petugas harus lebih Puskesmas dan Jaminan Kesehatan
ditingkatkan lagi, sehingga dapat Nasional. CV BUDI UTAMA.
meningkatkan kepuasan pasien rawat
Deliana and Irwan Nasution (2017) ‘Kinerja
jalan yang datang berkunjung.
Pegawai dalam Memberikan
3. Kepada peneliti selanjuutnya,
Pelayanan Kesehatan di Puskesmas
diharapkan agar mampu
Medan Denai Kota Medan’, Jurnal
mengembangkan penelitian selanjutnya
Administrasi Publik,
berdasarkan penelitian yang dilakukan
saat ini untuk meneliti variabel lain yang Eliya Astutik, E. (2020) ‘Hubungan Mutu
terkait dengan kualitas pelayanan Pelayanan Kesehatan dengan
kesehatan atau variabel lain yang belum Kepuasan Pasien Peserta BPJS Rawat
diteliti. Jalan di Puskesmas’, Jurnal Kesehatan
dr. Soebandi,

DAFTAR PUSTAKA Hidayat, A., Mubaroq, H., & Caesar, D. L.


(2019). Hubungan Mutu Pelayanan
Ali, P. bahjuri et al. (2018) Penguatan Kesehatan Dengan Kepuasan Pasien
Pelayanan Kesehatan Dasar di Rawat Jalan Di Puskesmas
Puskemas, Direktorat Kesehatan dan Wonosalam I Kabupaten Demak .
Gizi Masyarakat. Pengembangan Penelitian Dan
Pengabdian Masyarakat Berbasis
Agusdiana, Megawati, & Simanjorang, A. Luaran Kekayaan Intelektual .
(2019). Analisis Pengaruh Kualitas
Pelayanan Kesehatan Terhadap Irawan (2009) 10 Prinsip Kepuasan
Kepuasan Pasien Ruang Penyakit Pelanggan. Jakarta: Elex Media
Dalam Di Rsud Dr. Fauziah Bireuen. Komputindo.
Jurnal Rekam Medik .
Ismaniar, H. (2015) Keselamatan Pasien di
Anggraeni, R., 2019. Mutu Pelayanan Rumah Sakit. CV BUDI UTAMA.
Kefarmasian Di Puskesmas.
Yogyakarta: Cv. Budi Utama Jarusliamin, M. 2015. Hubungan Mutu
Layanan Kesehatan dengan
Assauri (2008) Costomer Service yang Baik KepuasanPasien Rawat Inap di
Landasan Pencapaian Costomer. RSUD Haji Kota Makassar. (Jurnal
jakarta: rineka cipta. KTesehatanMasyarakat).
Universitas Hasanuddin.
Azwar, A. (1996) Pengantar Administrasi
Kesehatan Edisi III. Jakarta: Kartika, I. R., Hariyati, R. T., & Nelwati.
Tanggerang:Binarupa Aksara. (2018). Kompetensi Perawat Dan
Kepuasan Pasien Terhadap
Pelayanan Keperawatan Di Rawat Kesehatan Nomor 46 Tahun 2015
Jalan. Ners: Jurnal Keperawatan . Tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik
Pratama, Tempat Praktik Mandiri
Kepmenkes (2004) Keputusan Menteri Dokter dan Dokter Gigi.
Kesehatan RI Nomor
128/MENKES/SK II/2004 Tentang Puskesmas Binamu Kota. (2019). Profil
Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Puskesmas Binamu Kota
Masyarakat.
Pohan, I. S. (2006) Jaminan Mutu
Kepmenkes (2015) Keputusan Menteri Pelayanan Kesehatan, Dasar-dasar
Kesehatan RI Nomor Pengertian. Jakarta: Kesaint Blanc.
HK.02.02,MENKES/ 52/2015 Tentang
Rencana Strategis Kementerian Pohan, I. S. (2007) Jaminan Mutu Layanan
Kesehatan Tahun 2015-2019. Kesehatan. Jakarta: EGC.

Lovelock Wright, L. (2007) Manajemen Pohan, I. S. (2015) Jaminan Mutu


Pemasaran Jasa. PT. Indeks, Pelayanan Kesehatan, Dasar-dasar
Indonesia. Pengertian dan penerapan. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Notoatmodjo (2010) Metodologi Penelitian
Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Pribadi, G. (2020) ‘Service Quality Sebagai
Pengukuran Kepuasan Siswa dan
Nursalam (2014) Manajemen Keperawatan : Orang Tua/Wali Murid SMP
Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Muhammadiyah 1 Gombong’, Jurnal
Profesional. 4th edn. Jakarta: Salemba Ilmiah Ekonomi Global Masa Kini,
Medika.
Profil Kesehatan Indonesia (2019) PROFIL
Octadalarani, A. 2014. Hubungan Mutu KESEHATAN INDONESIA TAHUN
Pelayanan Kesehatan dengan 2019.
Kepuasan Pasien Rawat Inap di
Rumah Sakit Bersalin Bunda R. Faris Mukmin Kalijogo, Wiwiek Rabiatul
Kota Makassar. Adawiyah, R. P. (2019) ‘Analisis
Kualitas pelayanan Pasien Klinik
Pangestu, A. Y., 2013. Gambaran Kepuasan Pratama Dengan Metode Servqual
Pasien Pada Pelayanan Rawat Jalan di Dan Importance Performance
RSU Kota Tangerang Selatan Tahun Analysis’, Jurnal Ekonomi, Bisnis,
2013. Skripsi Sarjana. Fakultas dan Akuntansi,
Kesehatan Masyarakat. Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Rivai, F., Lestari, S., & Shaleh, K. (2020).
Hubungan Mutu Pelayanan Dengan
Permenkes RI. (2019) Peraturan Menteri Kepuasan Pasien Di Instalasi Rawat
Kesehatan RI Nomor 31 Tahun 2019 Inap Rumah Sakit Ibnu Sina Yw-Umi.
Tentang Sistem Informasi Puskesmas. Media Kesehatan Masyarakat
Indonesia .
Permenkes RI. (2014) Peraturan Menteri
Kesehatan RI Nomor 75 Tahun 2014 Respati, S. A. (2015) Hubungan Mutu
Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat. Pelayanan Kesehatan dengan Tingkat
Kepuasan Pasien Rawat Inap di
Permenkes RI. (2015) Peraturan Menteri Puskesmas Halmahera Kota
Semarang Tahun 2014. Skripsi Management. Yogyakarta: Andi
Sarjana. Fakultas Ilmu Keolahragaan. Offset.
Universitas Negeri Semarang.
Trihono (2005) Manajemen Puskesmas
Sabarguna (2008) Quality Assurance Berbasis Paradigma Sehat. Jakarta:
Pelayanan Rumah Sakit. Jakarta: Cv. Sagung Seto.
Sagung Seto.
Ulumiyah, N. H. (2018) ‘Meningkatkan
Satria, B., Kasim, F., Wasliati, B., Saputri, I. Mutu Pelayanan Kesehatan dengan
N., & Erlia, W. (2021). Hubungan Penerapan Upaya Keselamatan Pasien
Indikator Mutu Pelayanan Dengan di Puskesmas’, Jurnal Administrasi
Tingkat Kepuasan Pasien Poli Kesehatan Indonesia.
Kesehatan Ibu Dan Anak Di
Puskesmas Plus Perbaungan. Jurnal Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28 H ayat
Peneletian Kesmas . 1. Tentang Pemiliharaan Kesehatan.

Sudirman (2016) Kualitas Pelayanan Werni, S., Nurlinawati, I. and Rosita, R.


Rumah Sakit. Yogyakarta: (2017) ‘Penyelenggaraan Upaya
LeutikaPrio. Kesehatan Masyarakat (UKM)
Esensial di Puskesmas Terpencil dan
Supartiningsih, S. (2017) ‘Kualitas Sangat Terpencil’, Jurnal Penelitian
Pelayanan Kepuasan Pasien Rumah dan Pengembangan Pelayanan
Sakit: Kasus Pada Pasien Rawat Kesehatan.
Jalan’, Jurnal Medicoeticolegal dan
Manajemen Rumah Sakit. JK School Wijono, D., 2008.Manajemen Mutu Rumah
of Gov, Universitas Muhammadiyah Sakit Dan Kepuasan Pasien. Surabaya:
Yogyakarta, 6(1), pp. 9–15. doi: Cv. Duta Prima Airlangga.
10.18196/jmmr.6122.
Wijono, D. (2009) Manajemen Mutu
Syukron, A. and Hasan, N. (2017) Pelayanan Kesehatan. I. Surabaya:
‘Perancangan Sistem Rawat Jalan Universitas Airlangga.
Berasis web Pada Puskesmas Winog’,
Yoanda, E., Lanin, D. and Adnan, M. F.
Bianglala Informatika,
(2019) ‘Kualitas Pelayanan Pengguna BPJS
Tjiptono, F., & Diana, A. (2001) Total Kesehatan di Rumah Sakit Umum Mayjen
Quality Management. Edisi xiii. HA. Thalib Kerinci’, Ranah Research :
Yogyakarta: Andi. Journal of Multidisciplinary Research and
Development.
Tjiptono, F. (2006) Total Quality

Anda mungkin juga menyukai