Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PEDAHULUAN

Angka kematian ibu bersalin dan angka kematian perinatal merupakan yang

paling penting untuk menilai keberhasilan program kesehatan ibu dan anak. Kematian

perinatal pada letak sunsang dibanding dengan letak belakang kepala rata-rata kali lebih

banyak (Wiknjosastro, 2000).

Angka kematian bayi pada persalinan letak sunsang lebih tinggi bila

dibandingakan dengan letak kepala. Dirumah sakit Karjadi Semarang, Rumah sakit

umum Dr. Pringadi Medan dan Rumah sakit Hasan Sadikin Bandung didapatkan angka

kematian perinatal masing-masing 38,5%, 29,4% dan 16,8%. Eastman melaporkan

angka-angka kematian perinatal antara 12-14%. Sebab kematian perinatal yang

terpenting ialah premeturitas dan penanganan persalinan yang kurang sempurna, dengan

akibat hipoksia atau perdarahan di dalam tengkorak. Sedangkan hipoksia terjadi akibat

terjepitnya tali pusat antara kepala dan panggul pada waktu kepala memasuki rongga

panggul serta akibat retraksi uterus yang dapat menyebabkan lepasnya plasenta sebelum

kepala lahir. Selain itu bila janin bernafas sebelum hidung dan mulut lahir dapat

membahayakan, karena mucus yang terhisap dapat menyumbat jalan nafas. Bahaya

asfiksi janin juga terjadi akibat tali pusat menumbung, hal ini sering dijumpai pada

presentasi bokong kaki sempurna atau bokong kaki tidak sempuran, tetapi jarng

dijumpai pada presentasu bokong (Sarwono, 2006).

Bila didapatkan sipidi meskipun ringan dalam letak sunsang sangta berbahaya.

Adanya kesempitan panggul sudah harus di duga waktu pemeriksaan antenatal

khususnya pada primigrafida pada letak sunsang. Untuk itu harus dilakukan

1
pemeriksaan lebih teliti, termasuk pemeriksaan panggul rontgenologyk atau MRI untuk

men yingkirkan adanya kesempitan. Multiparitas dengan riwayat obstetric yang baik,

tidak selalu menjamin persalinan dalam letak sunsang akan berlangsung lancar, janin

yang besar dapat menyebabakna disproporsi meskipun ukuran panggul normal

(Sarwono, 2006).

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Letak Sungsang

Letak sunsang adalah letak memanjang dengan bokong janin di bagian

bawah uterus dan kepala di fundus uterus (Mauren Boyle, 2008; Sulaeman

Sastrawinata, 1984; Sarwono, 2006).

2.2 Epidemiologi Letak Sungsang

Letak sungsang adalah janin letak memanjang dengan bagian

terendahnya bokong, kaki, atau kombinasi keduanya. Dengan insidensi 3-4% dari

seluruh kehamilan tunggal pada umur kehamilan cukup bulan (≥ 37 minggu),

presentasi bokong merupakan malpresentasi yang paling sering dijumpai.

Sebelum umur kehamilan 28 minggu, kejadian presentasi bokong berkisar antara

25-30%, dan sebagian besar akan berubah menjadi presentasi kepala setelah umur

kehamilan 34 minggu. Penyebab terjadinya presentasi bokong tidak diketahui,

tetapi terdapat beberapa faktor risiko selain prematuritas, yaitu abnormalitas

struktural uterus, polihidramnion, plasenta previa, multiparitas, mioma uteri,

kehamilan multipel, anomali janin (anensefali, hidrosefalus), dan riwayat

presentasi bokong sebelumnya.

2.3 Klasifikasi Letak Sungsang

Kehamilan pada bayi dengan presentasi bokong (sungsang) dimana bayi

letaknya sesuai dengan sumbu badan ibu, kepala berada pada fundus uteri,

3
sedangkan bokong merupakan bagian terbawah di daerah pintu atas panggul atau

simfisis, dibagi menjadi:

a. Letak bokong murni (frank breech)

Bokong yang menjadi bagian depan, kedua tungkai lurus keatas

b. Letak bokong kaki (complete breech)

Disamping bokong teraba kaki, biasa disebut letak bokong kaki

sempurna jika disamping bokong teraba kedua kaki atau tidak sempurna jika

disamping bokong teraba satu kaki

c. Letak lutut

d. Letak kaki (incomplete breech presentation)

Presentasi kaki. (Obstetrik Patologi ; 132)

2.4 Etiologi Letak Sungsang

Faktor-faktor presentasi bokong meliputi prematuritas, air ketuban yang

berlebihan. Kehamilan ganda, plasenta previa, panggul sempit, fibra,

myoma,hydrocepalus dan janin besar. Banyak yang diketahui sebabnya, ada

pesentasi bokong membakal. Beberapa ibu melahirkan bayinya semua dengan

presentasi bokong menunjukkan bahwa bentuk panggulnya adalah sedemikian

rupa sehingga lebih cocok untuk presentasi bokong daripada presentasi

kepala..Implantasi plasenta di fundus atau di tonus uteri cenderung untuk

mempermudah terjadinya presentasi bokong.

4
2.5 Faktor Predisposisi Letak Sungsang

Faktor Ibu : kelainan bentuk rahim, multiparitas, riwayat presentasi sungsang,

panggul sempit, bentuk panggul platiloid/ android.

Faktor Janin : prematuritas, malformasi congenital, polihidramnion,

oligohidramnion, kehamilan multiple hamil kembar, plasenta previa, implantasi di

daerah kornu.

2.6 Patofisiologi Letak Sungsang

Letak janin dalam uterus bergantung pada proses adaptasi janin

terhadap ruangan dalamuterus. Pada kehamilan sampai kurang lebih 32 minggu,

jumlah air ketuban relatif lebih banyak, sehingga memungkinkan janin bergerak

dengan leluasa. Dengan demikian janindapat menempatkan diri dalam presentasi

kepala, letak sungsang atau letak lintang, Pada kehamilan triwulan terakhir janin

tumbuh dengan cepat dan jumlah air ketuban relative berkurang.Karena bokong

dengan kedua tungkai terlipat lebih besar dari padakepala, makabokong dipaksa

untuk menempati ruang yang lebih luas di fundus uteri, sedangkan kepala berada

ruangan yang lebih kecil di segmen bawah uterus. Dengan demikian

dapat dimengerti bahwa pada kehamilan belum cukup bulan, frekuensi letak

sungsang lebih tinggi,sedangkan pada kehamilan cukup bulan, janin sebagian

besar ditemukan dalam presentasi kepala. Sayangnya, beberapa fetus tidak seperti

itu.Sebagian dari mereka berada dalam posisi sungsang.

5
2.7 Manifestasi Kllinis Letak Sungsang

Kehamilan dengan letak sungsang seringkali oleh ibu hamil dinyatakan

bahwa kehamilannyaterasa lain dari kehamilan sebelumnya, karena perut terasa

penuh dibagian atas dan gerakanlebih banyak dibagian bawah. Pada kehamilan

pertama kalinya mungkin belum bisadirasakan perbedaannya. Dapat ditelusuri

dari riwayat kehamilan sebelumnya apakah adayang sungsang. Pada pemeriksaan

luar berdasarkan pemeriksaan Leopold ditemukan bahwa Leopold Idifundus akan

teraba bagian yang keras dan bulat yakni kepala. Leopold II teraba

punggungdisatu sisi dan bagian kecil disisi lain. Leopold III-IV teraba bokong

dibagian bawah uterus. Kadang-kadang bokong janin teraba bulat dan dapat

memberi kesan seolah-olah kepala, tetapi bokong tidak dapat digerakkan semudah

kepala. Denyut jantung janin pada umumnyaditemukan setinggi pusat atau sedikit

lebih tinggi daripada umbilicus.

2.8 Diagnosis Letak Sungsang

a. Data Subjektif

- Ibu mengatakan perutnya terasa penuh dibagian atas

- Ibu mengatakan gerakan terasa lebih banyak di bagian bawah pusat

- Ibu merasa tidak nyaman karena seringnya benda keras (kepala) mendesak

tulang iga. (Sarwono, 2006, Sastrawinata, 1984; boyle, 2008).

6
b. Data Objektif

Palpasai

- Leopold I : menentukan tuanya kehamilan dan bagian apa yang terdapat di

fundus, memastikan letak janin longitudinal. (cunningham, 2005;

Sastrawinata, 1984; sarwono, 2006; boyle, 2008).

- Leopold III: teraba bagian lunak dan kurang bundar dan bokong janin

masih bisa digerakkan jika belum melewati PAP (cunningham, 2005;

Sastrawinata, 1984; sarwono, 2006)

Auskultasi

- DJJ ditemukan setinggi, di atas dan disamping umbilikus, akan tetapi jika

sudah terjadi enggagement maka DJJ terdengar paling keras di bawah

umbilikus (Sarwono, 2006; boyle, 2008; cunningham, 2005)

Pemeriksaan Dalam (Vaginal touche)

- Apabila air ketuban pecah, dapat diraba lebih jelas adanya bokong.

- Tanda-tandanya, yaitu adanya kedua tuber ossis iskii, ujung os sakrum,

anus. Setelah terjadi penurunan lebih lanjut, genetalia eksterna dapat

dikenali. (sarwono, 2006; cuningham, 2005; Sastrawinata, 1984).

Pemeriksaan penunjang

- Ultrasonografi atau M.R.I (magnetig resonance imaging) dilakukan bila

masih adanya keragu-raguan (sarwono, 2006, cuningham, 2005).

2.9 Persalinan Letak Sungsang

Berdasarkan tenaga yang dipakai dalam melahirkan janin sunsang

pervaginam, persalinan pervaginam dibagi menjadi 3 yaitu:

7
 Persalinan spontan (spontaneous breech). Janin dilahirkan dengan kekuatan

dan tenaga ibu sendiri.

 Manual aid (partial breech axtraction; assisted breech delivery). Janin

dilahirkan sebagian dengan tenaga dan kekuatan ibu dan sebagian lagi dengan

tenaga penolong.

Beberapa cara/teknik untuk melahirkan bahu dan lengan ialah:

- Klasik (deventer)

- Muller

- Lovset

- Bickenbach

Beberapa cara/teknik untuk melahirkan kepala ialah:

- Mauriceau

- Najouks

- Prague terbalik

- Cunam piper

 Ekstraksi sungsang (total breech extraction). Janin dilahirkan seluruhnya

dengan memakai tenaga penolong. Jenis ekstraksi total :

- Ekstraksi bokong

- Ekstraksi kaki (Wiknjosastro, 2000; sulaeman Sastrawinata, 1984;

Cunningham, 2005; Saifuddin, 2002; Sarwono, 2006; Mauren Boyle,

2008).

Mekanisme persalinan letak sungsang

1. biarkan persalinan berlangsung dengan sendirinya (tanpa intervensi apapun)

hingga bokong tampak di vulva.

8
2. pastikan bahwa pembukaan sudah benar-benar lengkap sebelum

memperkenankan ibu mengejan.

3. perhatikan hingga bokong membuka vulva.

4. lakukan episiotomi bila perlu (pada perineum yang cukup elastis dengan

introitus yang sudah lebar, episiotomi mungkin tidak diperlukan). Gunakan

anestesi lokal sebelumnya.

5. biarkan bokong lahir, bila tali pusat sudah ampak kendorkan. Perhatikan

hingga tampak tulang belikat (skapula) janin mulai tampak di vulva. Jangan

melakukan tarikan atau tindakan apapun pada tahap ini.

6. dengan lembut peganglah bokong dengan cara kedua ibu jari penolong sejajar

smbu panggul, sedang jari-jari yang lain memegang belakang pinggul janin.

7. tanpa melakukan tarikan, angkatlah kaki, bokong, dan badan janin dengan

kedua tangan penolong disesuaikan dengan sumbu panggul ibu(melengkung

ventrokranial ke arah perut ibu) sehingga berturut-turut lahir perut, dada, bahu,

lengan,dagu, mulut dan seluruh kepala.

8. bila pada langkah no.7 tidk ada kemajuan dan atautungkai tidak lahir secara

spontan, maka lahirkan kakisatu per satu dengan cara berikut : Dengan jari

telunjuk dan jari tengah ke belakang paha sebagai bidai lakukan eksorotasi

paha sampai tungkai lahir.

9. Tentukan posisi lengan janin dengan cara merabanya di depan dada, diatas

kepala, atau di belakang leher.

10. lakukan langkah melahirkan lengan dan kepala spontan.

9
2.10 Penatalaksanaan Letak Sungsang

Sewaktu Hamil

Yang terpenting ialah usaha untuk memperbaiki letak sebelum persalinan

terjadi dengen versi luar. Tehnik :

Sebagai persiapan :

 Kandung kencing harus dikosongkan

 Pasien ditidurkan terlentang

 Bunyi jantung anak diperiksa dahulu

 Kaki dibengkokan pada lutut dan pangkal paha supaya dinding perut kendor

 Mobilisasi : bokong dibebaskan dahulu

 Sentralisasi : kepala dan bokong anak dipegang dan didekatkan satusama lain

sehingga badan anak membulat dengan demikian anak mudah diputar.

 Versi : anak diputar sehingga kepala anak terdapat dibawah. Arah pemutaran

hendaknya kearah yang lebih mudah yang paling sedikit tekanannya. Kalau

ada pilihan putar kearah perut anak supaya tidak terjadi defleksi. Setelah versi

berhasil bunyi jantung anak diperiksa lagi dan kalau tetap buruk anak diputar

lagi ketempat semula.

 Setelah berhasil pasang gurita, observasai tensi, DJJ, serta keluhan.

- Pimpinan Persalinan

Cara berbaring :

- Litotomi sewaktu inpartu

- Trendelenburg

- Melahirkan bokong

- Mengawasi sampai lahir spontan

10
- Mengait dengan jari

- Mengaik dengan pengait bokong

- Mengait dengan tali sebesar kelingking

- Ekstraksi kaki

- Ekstraksi pada kaki lebih mudah. Pada letak bokong janin dapat dilahirkan

dengan cara vaginal atau abdominal (seksio sesarea)

- Cara Melahirkan Pervaginam

Terdiri dari partus spontan (pada letak sungsang janin dapat lahir secara

spontan seluruhnya) dan manual aid (manual hilfe). Waktu memimpin partus

dengan letak sungsang harus diingat bahwa ada 2 fase :

Fase I : fase menunggu

Sebelum bokong lahir seluruhnya, kita hanya melakukan observasi. Bila

tangan tidak menjungkit ka atas (nuchee arm), persalinan akan mudah.

Sebaiknya jangan dilakukan ekspresi kristeller,karena halini akan

memudahkan terjadinya nuchee arm.

Fase II : fase untuk bertindak cepat

Bila badan janin sudah lahir sampai pusat, tali pusat akan tertekan antara

kepala dan panggul, maka janin harus lahir dalam waktu 8 menit.Untuk

mempercepatnya lahirnya janin dapat dilakukan manual aid.

2.11 Komplikasi Letak Sungsang

Bayi

- Gangguan pernafasan: Sufokasi / aspirasi, Hipoksia, asfiksia, anoksia

- Fraktur tulang humerus, femur, tulang-tulang kepala, klavikula

11
- Dislokasi panggul, dislokasi bahu, dislokasi leher, dislokasi congenital pinggul,

khususnya dengan bokong memanjang, paralisis brakhialis, cidera muskulus

sternokleidomastoideus kaku leher, pertumbuhan terhambat

- Kerusakan neurologis jangka panjang dan jaringan otak (trauma otak janin),

Kerusakan medulla spinalis atau fraktur spinal, hemoragi intracranial,

kerusakan jaringan lunak, cerebral palsy

- Prolaps tali pusat

- Kerusakan organ (ginjal, hepar, limpa, kandung kemih rupture bila

berdistensi), jejas faring dalm bentuk rubekan atau pseudodivertikel, cedera

testis, hematoma otot-otot

- Cold injury dan hipoglikemi

- Kasus adrenal idiopatik

- Sindom kematian bayi mendadak (Sudden infant death syndrome, SIDS).

(wiknjosastro, 2000; Boyle,2008; sastrawinata, 1984; cunningham, 2005;

saifudin, 2002; sarwono, 2006)

Ibu

- Trauma jalan lahir (trauma vagina, rupture perineum, perlukaan serviks),

trauma uretra

- Distress psikologis

- Atonia uteri, perdarahan post partum endometritis (Mauren Boyle, 2008;

sastrawinata, 1984; saifuddin, 2002; Cunningham, 2005)

12
2.12 Prognosis Letak Sungsang

Bagi ibu

- Kemungkinan robekan pada perineum lebih besar,juga karena dilakukan

tindakan, selain itu ketuban lebih cepat pecah dan partus lebih lama, jadi

mudah terkena infeksi.

Bagi bayi

- Prognosa tidak begitu baik,karena adanya ganguan peredaran darah plasenta

setelah bokong lahir dan juga setelah perut lahir, talipusat terjepit antara kepala

dan panggul, anak bisa menderita asfiksia.

- Oleh karena itu setelah tali pusat lahir dan supaya janin hidup,janin harus

dilakukan dalam waktu 8 menit.

13
BAB III

KESIMPULAN

Kehamilan letak sungsang yaitu janin terletak memanjang dengan kepala di

fundus uteri dan bokong bagian bawah kavum uteri (prawiroharjo,sarwono 1999). Letak

sungsang merupakan keadaaan dimana bokong janin atau kaki berada di bagian bawah

kavum uteri( rongga rahim)

Letak sungsang dapat di ketahui dengan melakukan USG, Pada kehamilan

triwulan terakhir janin tumbuh dengan cepat dan jumlah air ketuban

relatif berkurang..Karena bokong dengan kedua tungkai terlipat lebih besar dari

pada kepala, makabokong dipaksa untuk menempati ruang yang lebih luas di fundus

uteri, sedangkan kepala berada di ruangan yang lebih kecil di segmen bawah

uterus. Dengan demikian dapat dimengerti mengapa pada kehamilan belum cukup

bulan, frekuensi letak sungsang lebih tinggi ,sedangkan pada kehamilan cukup bulan,

janin sebagian besar ditemukan dalam presentasi kepala. Penyulit, perasaan nyeri,kulit

perut tebal(banyak lemak), dinding perut tegang terutama nulipara,air ketuban sedikit,

kaki janin mencukit ke atas, lilitan tali pusat/tali pusat pendek,his sering, kelainan

uterus(bentuk pendek/uterus septus/moima uteri).

14
DAFTAR PUSTAKA

1. Chunningham, F., Gary., Gant, F., Norman., Leveno, J., Kenneth., et all. Obstetri

Williams Edisi 21. 2005. Jakarta: EGC, 560-85.

2. Saifuddin. Buku Acuhan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan

Neonatal. 2006. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 523-26.

3. Wiknjosastro. Ilmu Bedah Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo. 1989. Jakarta. 104-07.

4. Sarwono. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

2005. Jakarta. 104-07, Jakarta. 606-09.

5. Varney, H., Kriebs, M., Jan., Gegor, L., Carolyn. Buku Ajar Asuhan

Kebidanan ed.4. vol 2. 2008. Jakarta: EGC, 814-20.

6. Mauren Boyle, Micheal, J., Kreo. Kearuratan dalam Persalinan. 2008. Jakarta:

EGC, 111-28.

7. Sulaeman Sastrawinata. Buku Ajar Obstetri Patologi. 1984. Bandung: Elstar Offset,

169-85.

8. Marmi dkk. 2011. Asuhan kebidanan Patologi, yogyakarta : Pustaka pelajar.

9. Rukiyah,ai yeyeh,dkk. Asuhan kebidanan Patologi. Trans info media, jakarta.2015.

10. Fadlun Achmad Feryanto,Asuhan kebidanan Patologis.Jakarta: Salemba medika,

2012.

11. Prawiroharjo, Sarwono,ilmu Kandungan edisi keempat, yayasan bina Pustaka

Sarwono Prawiroharjo 2010.

12. Prawiroharjo Sarwono,2009. Buku Acuan Nasional Pelayanan Maternal dan

Neonatal. Jakarta: YBP-SP.

15
LAPORAN KASUS OBSTETRI

I. IDENTITAS PASIEN

- Nama : Ny. U

- Umur : 24Tahun

- Agama : Islam

- Pekerjaan : IRT

- Pendidikan : SMA

- Alamat : Tuar 1 Gg. Sastra

- Tanggal Masuk : 28 Maret 2018

- Pukul : 18.15 WIB

- Nama : Tn. Kh

- Umur : 26 Tahun

- Agama : Islam

- Pekerjaan : Wiraswasta

- Pendidikan : SMA

- Alamat : Tuar 1 Gg. Sastra

II. ANAMNESA

Ny. U, 24 th, G1P0A0, Islam, IRT, SMA i/d Tn. Kh, 26 th, Islam,

Wiraswasta, SMA, datang ke RS Haji Medan pada tanggal 28 Maret 2018 pada

pukul 18.15 WIB dengan :

Keluhan Utama : Keluar cairan dari kemaluan

16
Telaah : Pasien datang ke IGD RS Haji Medan dengan keluhan keluar

cairan dari kemaluan. Hal ini diketahui pasien sejak 1 jam

yang lalu. Cairan berwarna jernih dan tidak berbau.Riwayat

mules-mules mau melahirkan (+), Riwayat keluar lendir

bercampur darah (-), Riwayat bercampur dengan suami

beberapa hari ini (-), Riwayat Trauma selama hamil (-),

Riwayat perut di kusuk (-), BAB dan BAK dalam batas

normal.

a. Perdarahan Antepartum

Kapan mulai :- Perdarahan ke : -

Banyaknya :- Darah beku :-

Rasa Nyeri :- Trauma :-

b. Tanda-tanda Keracunan hamil

Edema :- Vertigo :-

Pening :- Gangguan Visus : -

Mual :- Kejang-kejang : -

Muntah :- Koma :-

Nyeri ulu hati :- Icterus :-

c. Riwayat Haid

Menarche : 12Tahun Hamil Kembar: -

Siklus Haid : Teratur 1x/bulan Dysmenorrhea : -

17
Lama Haid : 6-7 Hari Fluor Albus :-

Volume : 2-3 x ganti duk/hari

d. Riwayat Obstetri

Riwayat Kehamilan : G1P0A0

Haid Terakhir :05-07-2018

T.T.P : 12-04-2018

ANC : Bidan 1 x, Dokter Sp.OG 1 x

Menikah : 1 x, Usia 22 tahun

Berobat Mandul :-

Family Planning :-

e. Riwayat Persalinan

1. Hamil ini

III. PENYAKIT YANG PERNAH DIDERITA

Anemia :- Anemia :-
Ikterus :-
Hipertensi :-
Edema :-
Peny. Ginjal :- Sianosis :-
Diabetes Melitus :- Dispnea :-

Tuberculosis :-

IV. HASIL PEMERIKSAAN UMUM

Berat Badan :60 Kg

Tinggi badan : 150 cm

18
Kesadaran : Compos Mentis

Nadi :84 x /i,Reguler

TekananDarah : 120/80 mmHg

Suhu : 36,7° C

Pernapasan : 20 x/i

V. STATUS LOKALIS

Abdomen : Membesar Asimetris

Leopold I : Tinggi Fundus Uteri 2 Jaridi bawah proccesus

Xyphoideus (37-38 minggu), bagian teratas janin

adalah bokong

Leopod II : Bagian punggung janin sebelah kanan

Leopold III : Bagian terbawah janin adalah kepala

Leopold IV : 5/5 bagian terbawah janin seluruhnya teraba di atas

Simfisis pubis

S.B.R : DBN

DJJ : 133 x/ menit, Reguler

Formula Johnson : (34 cm – 11) x 155.

TBJ : 3565 gram

Osborn Test : -

His : + (2x/40”/10’)

Nitrazine Test : +

19
VI. TERAPI AWAL

- IVFD RL 20 gtt/ menit

- Inj. Ceftriaxone 1 gram/12 jam

VII. PEMERIKSAAN INSPEKULO

Porsio : Licin

Erosi : (-)

F/A : (-)

Kesan : Tampak cairan menggenang di fornix posterior dan di

bersihkan dengan lakmus tes ( Nitrazine Test) dari merah berubah menjadi biru.

Air ketuban negatif

PEMERIKSAAN DALAM (VT)

Tanggal : 28 Maret 2018

Jam : 19.15 WIB

Indikasi : SC

Pembukaan : 1 cm

Cervix : Sakral

Efficement : 50%

Bagian terbawah : kepala

Turunnya : Hodge 1

Posisinya : Sulit dinilai

Promontorium : Teraba,konjugata diagonal:9cm, konjugata vera:7,5cm,

Lin. Inominata : Teraba Seluruhnya

Sacrum : Cekung

20
Spina ischiadica : Tidak menonjol

Arcus Pubicum : Tumpul

Vagina : Dalam batas normal

Vulva : Dalam batas normal

Sarung tangan : Lendir darah (+), Air Ketuban (+)

Meconium : -

Kesan : Panggul Sempit

VIII. PEMERIKSAAN PENUNJANG

USG-TAS (28 Maret 2018), Pukul: 19.30 Wib

JT, AH

FM (+), FHR (+)

BPD : 8,86cm

AC : 34,04 cm

FL : 7,6cm

EFW : 3300 gram

Plasenta : Corpus anterior

Air ketuban : (+) Volume 100cc

Kesan : KDR (37-38) minggu + PK + AH

IX. X-RAY PELVIMETRI

Conj. Vera : Tidak Dilakukan Pemeriksaan

Conj. Transversa : Tidak Dilakukan Pemeriksaan

Conj. Oblique : Tidak Dilakukan Pemeriksaan

21
X. FOTO RONTGEN/ SINAR TEMBUS

Thorax : Tidak Dilakukan Pemeriksaan

Abdomen : Tidak Dilakukan Pemeriksaan

22
Hasil laboratorium tanggal 28-03-2018

Hematologi

Darah rutin Nilai Nilai Rujukan Satuan

Hemoglobin *9.8 12 – 16 g/dl

Hitung eritrosit 3.9 3,9 - 5,6 10*6/µl

Hitung leukosit *12.300 4.000- 11.000 /µl

Hematokrit *26.9 36-47 %

Hitung trombosit 431.000150,000-450,000 /µl

Index eritrosit

MCV *78.8 80 – 96 fL

MCH *25.1 26 – 31 pg

MCHC *29.3 30 – 34 %

Hitung jenis leukosit

Eosinofil 1 1–3 %

Basofil 0 0–1 %

N.Stab *0 2– 6 %

N. Seg *81 53–75 %

Limfosit *15 20–45 %

Monosit *3 4–8 %

Laju Endap Darah *28 0-20 mm/jam

23
XI. DIAGNOSA BANDING:

1. Ketuban Pecah Dini + PG+KDR (37-38 minggu) + PK +JT +AH+Panggul

Sempit

2. Kehamilan Dengan Inkontinensia + PG+KDR (37-38 minggu) + PK +JT

+AH

3. Flour Albus + PG+KDR (37-38 minggu) + PK +JT +AH

4. Polyhydramnion + PG+KDR (37-38 minggu) + PK +JT +AH

5. Korioamnionitis + PG+KDR (37-38 minggu) + PK +JT +AH

XII. DIAGNOSA :

KPD + PG + KDR (37-38 minggu) + PK + JT + AH +PANGGUL SEMPIT

Lapor Supervisor dr.Ahmad Khuwailid, Sp.OG

Th/

- IVFD RL 20 gtt.i abocat 18, puasa 8 jam

- Inj. Cefotaxime 1 gr/ 8 jam

Rencana :

Dilakukan Sectio Caesaria a/i ketuban pecah dini pada 28 Maret 2018pukul

09.00 WIB.

24
PERIHAL PERSALINAN

LAPORAN OPERASI SECTIO CAESARIA

- Operator : dr. Ahmad Khuwailid Sp.OG

- Tanggal :28 Maret 2018

- Jam : 09.00WIB

 Ibu dibaringkan di meja operasi dengan infuse dan kateterterpasang dengan

baik, dilakukan anestesi spinal dan dilakukan tindakan septic dan antiseptik

dengan betadine dan alkohol 70%, lalu ditutupi dengan duk steril kecuali

lapangan operasi.

 Dilakukan insisi phanensteel speuig 10 cm dimulai dari kutis, subkutis, facia

di gunting ke kanan danke kiri, otot dilebarkan secara tumpul .

 Peritoneum di jepit, dijinjing dan digunting keatas dan kebawah, tampak

uterus, identifikasi SBR, pasang hack blast, insisi uterus low cervical sampai

sub endometrium, endometrium digunting ke kiri dan ke kanan,

 Dengan meluksir kepala, lahir bayi perempuan dengan berat badan : 3200

gram, panjang badan47 cm, A/S : 8/9, Anus (+) , tali pusat di klem di dua

tempat lalu digunting, placenta lahir spontan dengan ptt, air

ketuban:100cc,kesan lengkap.

 Tepi luka uterus dijepit, cavum uterus dibersihkan, kesan bersih, uterus di

jahit lapis demi lapis, evaluasi pedarahan jahitan luka insisi,

 kesan : terkontrol.

 Cavum abdomen di bersihkan, kesan bersih. Dinding abdomen dijahit lapis

demi lapis mulai dari peritoneum, otot,facia, sub kutis dan kutis.

25
 Luka operasi ditutupi dengan supratule dan kassa steril.

 Operasi selesai, Keadaan umum ibu post SC stabil

 Intruksi Post SC

- Awasi kesadaran, vital sign, dan tanda-tanda perdarahan selama 2 jam di

ruang recovery room

 Terapi Post SC

Th/ - IVFD RL + Oksitosin 10-10-5-5 IU  20gtt/i

- Inj. Cefotaxim 1gr/ 8 jam

- Inj. Gentamisin 80mg/ 8 jam

- Inj. Ketorolac 30mg/ 8 jam

- Inj. Ranitidin 50mg/ 12 jam

- Antasida Syr 3x1cth

- Neurodex 2x1

XIII. KALA IV

Jam Nadi Tek.Darah Pernapasan Kontraksi Perdarahan

Uterus

10.15 100x/ 100/70 20 x / menit Kuat Lochia

WIB menit mmHg rubra (+)

10.30 96x/ 100/70 22 x / menit Kuat Lochia

WIB menit mmHg rubra (+)

10.45 80x/ 110/60 24 x / menit Kuat Lochia

26
WIB menit mmHg rubra (+)

11.00 64x/ 110/70 20 x / menit Kuat Lochia

WIB menit mmHg rubra (+)

11.15 86x/ 110/70 22 x / menit Kuat Lochia

WIB meit mmHg rubra (+)

11.45 90x/ 110/70 20 x / menit Kuat Lochia

WIB menit mmHg rubra (+)

XIV. PERIHAL ANAK

Lahir tgl / jam : 29-03-2018 Meninggal dalam kehamilan : -

Kelamin :P Meninggal dalam persalinan : -

Berat Badan : 3200gr Meninggal sesudah lahir : -

Panjang Badan : 47cm Trauma Anak : -

27
FOLLOW UP

TANGGAL 29/03/2018PUKUL 21.00 WIB

S : Nyeri diluka Operasi

O : Sensorium : CM Anemis :-

TD : 110/70 mmHg Ikterik :-

HR : 80 x/i Dispnoe :-

RR : 22 x/i Sianosis :-

Temp : 36.8o C Edema :-

SL : Abdomen : Soepel, peristaltik (+)

TFU : 2 jari Bpx, kontraksi kuat

P/V : Tertutup verban, kesan kering

BAK : (+) Via Kateter 70 cc/ jam

BAB : (-)

Flatus : (+)

A : Post SC a/i KPD + NH1

P : - IVFD RL

- Inj. Cefotaxim 1gr / 12 jam

- Inj. Gentamycin 80 mg / 8 jam

- Inj. Ranitidin 50 mg / 12 jam

- Inj. Ketorolac 30 mg / 8 jam

- Antasida Syr 3x1 cth

- Neurodex 2x1

R : Therapy lanjut

28
FOLLOW UP

TANGGAL 30/03/2018 PUKUL 06.00 WIB

S :-

O : Sensorium : CM Anemis :-

TD : 120/80 mmHg Ikterik :-

HR : 92 x/i Dispnoe :-

RR : 22 x/i Sianosis :-

Temp : 36.8o C Edema :-

SL : Abdomen : Soepel, peristaltik (+)

TFU : 2 jari Bpx, Kontraksi kuat

P/V : Tertutup verban, kesan kering

BAK : (+) spontan

BAB : (-)

Flatus : (+)

A : Post SC a/i KPD + NH2

P : - IVFD RL 20 gtt/i

- Inj. Cefotaxim 1gr / 12 jam

- Inj. Gentamycin 80 mg / 8 jam

- As. Mefenamat 3x500 mg

- Antasida Syr 3x1 cth

- Neurodex 2x1

R : Therapy lanjut

29
FOLLOW UP

TANGGAL 31/03/2018 PUKUL 06.00 WIB

S :-

O : Sensorium : CM Anemis :-

TD : 110/80 mmHg Ikterik :-

HR : 84 x/i Dispnoe :-

RR : 20x/i Sianosis :-

Temp : 36.8o C Edema :-

SL : Abdomen : Soepel, peristaltik (+)

TFU : 2 jari Bpx, Kontraksi kuat

P/V : Tertutup verban, kesan kering

BAK : (+) spontan

BAB : (-)

Flatus : (+)

A : Post SC a/i KPD + NH3

P : Inj. Cefotaxim 1gr / 12 jam

Inj. Gentamycin 80 mg / 8 jam

Neurodex 2x1

Antasida Syr 3x1 cth

R :PBJ

30

Anda mungkin juga menyukai