PEDAHULUAN
Angka kematian ibu bersalin dan angka kematian perinatal merupakan yang
paling penting untuk menilai keberhasilan program kesehatan ibu dan anak. Kematian
perinatal pada letak sunsang dibanding dengan letak belakang kepala rata-rata kali lebih
Angka kematian bayi pada persalinan letak sunsang lebih tinggi bila
dibandingakan dengan letak kepala. Dirumah sakit Karjadi Semarang, Rumah sakit
umum Dr. Pringadi Medan dan Rumah sakit Hasan Sadikin Bandung didapatkan angka
terpenting ialah premeturitas dan penanganan persalinan yang kurang sempurna, dengan
akibat hipoksia atau perdarahan di dalam tengkorak. Sedangkan hipoksia terjadi akibat
terjepitnya tali pusat antara kepala dan panggul pada waktu kepala memasuki rongga
panggul serta akibat retraksi uterus yang dapat menyebabkan lepasnya plasenta sebelum
kepala lahir. Selain itu bila janin bernafas sebelum hidung dan mulut lahir dapat
membahayakan, karena mucus yang terhisap dapat menyumbat jalan nafas. Bahaya
asfiksi janin juga terjadi akibat tali pusat menumbung, hal ini sering dijumpai pada
presentasi bokong kaki sempurna atau bokong kaki tidak sempuran, tetapi jarng
Bila didapatkan sipidi meskipun ringan dalam letak sunsang sangta berbahaya.
khususnya pada primigrafida pada letak sunsang. Untuk itu harus dilakukan
1
pemeriksaan lebih teliti, termasuk pemeriksaan panggul rontgenologyk atau MRI untuk
men yingkirkan adanya kesempitan. Multiparitas dengan riwayat obstetric yang baik,
tidak selalu menjamin persalinan dalam letak sunsang akan berlangsung lancar, janin
(Sarwono, 2006).
2
BAB II
PEMBAHASAN
bawah uterus dan kepala di fundus uterus (Mauren Boyle, 2008; Sulaeman
terendahnya bokong, kaki, atau kombinasi keduanya. Dengan insidensi 3-4% dari
25-30%, dan sebagian besar akan berubah menjadi presentasi kepala setelah umur
letaknya sesuai dengan sumbu badan ibu, kepala berada pada fundus uteri,
3
sedangkan bokong merupakan bagian terbawah di daerah pintu atas panggul atau
sempurna jika disamping bokong teraba kedua kaki atau tidak sempurna jika
c. Letak lutut
4
2.5 Faktor Predisposisi Letak Sungsang
daerah kornu.
jumlah air ketuban relatif lebih banyak, sehingga memungkinkan janin bergerak
kepala, letak sungsang atau letak lintang, Pada kehamilan triwulan terakhir janin
tumbuh dengan cepat dan jumlah air ketuban relative berkurang.Karena bokong
dengan kedua tungkai terlipat lebih besar dari padakepala, makabokong dipaksa
untuk menempati ruang yang lebih luas di fundus uteri, sedangkan kepala berada
dapat dimengerti bahwa pada kehamilan belum cukup bulan, frekuensi letak
besar ditemukan dalam presentasi kepala. Sayangnya, beberapa fetus tidak seperti
5
2.7 Manifestasi Kllinis Letak Sungsang
penuh dibagian atas dan gerakanlebih banyak dibagian bawah. Pada kehamilan
teraba bagian yang keras dan bulat yakni kepala. Leopold II teraba
punggungdisatu sisi dan bagian kecil disisi lain. Leopold III-IV teraba bokong
dibagian bawah uterus. Kadang-kadang bokong janin teraba bulat dan dapat
memberi kesan seolah-olah kepala, tetapi bokong tidak dapat digerakkan semudah
kepala. Denyut jantung janin pada umumnyaditemukan setinggi pusat atau sedikit
a. Data Subjektif
- Ibu merasa tidak nyaman karena seringnya benda keras (kepala) mendesak
6
b. Data Objektif
Palpasai
- Leopold III: teraba bagian lunak dan kurang bundar dan bokong janin
Auskultasi
- DJJ ditemukan setinggi, di atas dan disamping umbilikus, akan tetapi jika
- Apabila air ketuban pecah, dapat diraba lebih jelas adanya bokong.
Pemeriksaan penunjang
7
Persalinan spontan (spontaneous breech). Janin dilahirkan dengan kekuatan
dilahirkan sebagian dengan tenaga dan kekuatan ibu dan sebagian lagi dengan
tenaga penolong.
- Klasik (deventer)
- Muller
- Lovset
- Bickenbach
- Mauriceau
- Najouks
- Prague terbalik
- Cunam piper
- Ekstraksi bokong
2008).
8
2. pastikan bahwa pembukaan sudah benar-benar lengkap sebelum
4. lakukan episiotomi bila perlu (pada perineum yang cukup elastis dengan
5. biarkan bokong lahir, bila tali pusat sudah ampak kendorkan. Perhatikan
hingga tampak tulang belikat (skapula) janin mulai tampak di vulva. Jangan
6. dengan lembut peganglah bokong dengan cara kedua ibu jari penolong sejajar
smbu panggul, sedang jari-jari yang lain memegang belakang pinggul janin.
7. tanpa melakukan tarikan, angkatlah kaki, bokong, dan badan janin dengan
ventrokranial ke arah perut ibu) sehingga berturut-turut lahir perut, dada, bahu,
8. bila pada langkah no.7 tidk ada kemajuan dan atautungkai tidak lahir secara
spontan, maka lahirkan kakisatu per satu dengan cara berikut : Dengan jari
telunjuk dan jari tengah ke belakang paha sebagai bidai lakukan eksorotasi
9. Tentukan posisi lengan janin dengan cara merabanya di depan dada, diatas
9
2.10 Penatalaksanaan Letak Sungsang
Sewaktu Hamil
Sebagai persiapan :
Kaki dibengkokan pada lutut dan pangkal paha supaya dinding perut kendor
Sentralisasi : kepala dan bokong anak dipegang dan didekatkan satusama lain
Versi : anak diputar sehingga kepala anak terdapat dibawah. Arah pemutaran
hendaknya kearah yang lebih mudah yang paling sedikit tekanannya. Kalau
ada pilihan putar kearah perut anak supaya tidak terjadi defleksi. Setelah versi
berhasil bunyi jantung anak diperiksa lagi dan kalau tetap buruk anak diputar
- Pimpinan Persalinan
Cara berbaring :
- Trendelenburg
- Melahirkan bokong
10
- Mengait dengan jari
- Ekstraksi kaki
- Ekstraksi pada kaki lebih mudah. Pada letak bokong janin dapat dilahirkan
Terdiri dari partus spontan (pada letak sungsang janin dapat lahir secara
spontan seluruhnya) dan manual aid (manual hilfe). Waktu memimpin partus
Bila badan janin sudah lahir sampai pusat, tali pusat akan tertekan antara
kepala dan panggul, maka janin harus lahir dalam waktu 8 menit.Untuk
Bayi
11
- Dislokasi panggul, dislokasi bahu, dislokasi leher, dislokasi congenital pinggul,
- Kerusakan neurologis jangka panjang dan jaringan otak (trauma otak janin),
Ibu
trauma uretra
- Distress psikologis
12
2.12 Prognosis Letak Sungsang
Bagi ibu
tindakan, selain itu ketuban lebih cepat pecah dan partus lebih lama, jadi
Bagi bayi
setelah bokong lahir dan juga setelah perut lahir, talipusat terjepit antara kepala
- Oleh karena itu setelah tali pusat lahir dan supaya janin hidup,janin harus
13
BAB III
KESIMPULAN
fundus uteri dan bokong bagian bawah kavum uteri (prawiroharjo,sarwono 1999). Letak
sungsang merupakan keadaaan dimana bokong janin atau kaki berada di bagian bawah
triwulan terakhir janin tumbuh dengan cepat dan jumlah air ketuban
relatif berkurang..Karena bokong dengan kedua tungkai terlipat lebih besar dari
pada kepala, makabokong dipaksa untuk menempati ruang yang lebih luas di fundus
uteri, sedangkan kepala berada di ruangan yang lebih kecil di segmen bawah
uterus. Dengan demikian dapat dimengerti mengapa pada kehamilan belum cukup
bulan, frekuensi letak sungsang lebih tinggi ,sedangkan pada kehamilan cukup bulan,
janin sebagian besar ditemukan dalam presentasi kepala. Penyulit, perasaan nyeri,kulit
perut tebal(banyak lemak), dinding perut tegang terutama nulipara,air ketuban sedikit,
kaki janin mencukit ke atas, lilitan tali pusat/tali pusat pendek,his sering, kelainan
14
DAFTAR PUSTAKA
1. Chunningham, F., Gary., Gant, F., Norman., Leveno, J., Kenneth., et all. Obstetri
5. Varney, H., Kriebs, M., Jan., Gegor, L., Carolyn. Buku Ajar Asuhan
6. Mauren Boyle, Micheal, J., Kreo. Kearuratan dalam Persalinan. 2008. Jakarta:
EGC, 111-28.
7. Sulaeman Sastrawinata. Buku Ajar Obstetri Patologi. 1984. Bandung: Elstar Offset,
169-85.
2012.
15
LAPORAN KASUS OBSTETRI
I. IDENTITAS PASIEN
- Nama : Ny. U
- Umur : 24Tahun
- Agama : Islam
- Pekerjaan : IRT
- Pendidikan : SMA
- Nama : Tn. Kh
- Umur : 26 Tahun
- Agama : Islam
- Pekerjaan : Wiraswasta
- Pendidikan : SMA
II. ANAMNESA
Ny. U, 24 th, G1P0A0, Islam, IRT, SMA i/d Tn. Kh, 26 th, Islam,
Wiraswasta, SMA, datang ke RS Haji Medan pada tanggal 28 Maret 2018 pada
16
Telaah : Pasien datang ke IGD RS Haji Medan dengan keluhan keluar
normal.
a. Perdarahan Antepartum
Edema :- Vertigo :-
Mual :- Kejang-kejang : -
Muntah :- Koma :-
c. Riwayat Haid
17
Lama Haid : 6-7 Hari Fluor Albus :-
d. Riwayat Obstetri
T.T.P : 12-04-2018
Berobat Mandul :-
Family Planning :-
e. Riwayat Persalinan
1. Hamil ini
Anemia :- Anemia :-
Ikterus :-
Hipertensi :-
Edema :-
Peny. Ginjal :- Sianosis :-
Diabetes Melitus :- Dispnea :-
Tuberculosis :-
18
Kesadaran : Compos Mentis
Suhu : 36,7° C
Pernapasan : 20 x/i
V. STATUS LOKALIS
adalah bokong
Simfisis pubis
S.B.R : DBN
Osborn Test : -
His : + (2x/40”/10’)
Nitrazine Test : +
19
VI. TERAPI AWAL
Porsio : Licin
Erosi : (-)
F/A : (-)
bersihkan dengan lakmus tes ( Nitrazine Test) dari merah berubah menjadi biru.
Indikasi : SC
Pembukaan : 1 cm
Cervix : Sakral
Efficement : 50%
Turunnya : Hodge 1
Sacrum : Cekung
20
Spina ischiadica : Tidak menonjol
Meconium : -
JT, AH
BPD : 8,86cm
AC : 34,04 cm
FL : 7,6cm
21
X. FOTO RONTGEN/ SINAR TEMBUS
22
Hasil laboratorium tanggal 28-03-2018
Hematologi
Index eritrosit
MCV *78.8 80 – 96 fL
MCH *25.1 26 – 31 pg
MCHC *29.3 30 – 34 %
Eosinofil 1 1–3 %
Basofil 0 0–1 %
N.Stab *0 2– 6 %
Monosit *3 4–8 %
23
XI. DIAGNOSA BANDING:
Sempit
+AH
XII. DIAGNOSA :
Th/
Rencana :
Dilakukan Sectio Caesaria a/i ketuban pecah dini pada 28 Maret 2018pukul
09.00 WIB.
24
PERIHAL PERSALINAN
- Jam : 09.00WIB
baik, dilakukan anestesi spinal dan dilakukan tindakan septic dan antiseptik
dengan betadine dan alkohol 70%, lalu ditutupi dengan duk steril kecuali
lapangan operasi.
uterus, identifikasi SBR, pasang hack blast, insisi uterus low cervical sampai
Dengan meluksir kepala, lahir bayi perempuan dengan berat badan : 3200
gram, panjang badan47 cm, A/S : 8/9, Anus (+) , tali pusat di klem di dua
ketuban:100cc,kesan lengkap.
Tepi luka uterus dijepit, cavum uterus dibersihkan, kesan bersih, uterus di
kesan : terkontrol.
demi lapis mulai dari peritoneum, otot,facia, sub kutis dan kutis.
25
Luka operasi ditutupi dengan supratule dan kassa steril.
Intruksi Post SC
Terapi Post SC
- Neurodex 2x1
XIII. KALA IV
Uterus
26
WIB menit mmHg rubra (+)
27
FOLLOW UP
O : Sensorium : CM Anemis :-
HR : 80 x/i Dispnoe :-
RR : 22 x/i Sianosis :-
BAB : (-)
Flatus : (+)
P : - IVFD RL
- Neurodex 2x1
R : Therapy lanjut
28
FOLLOW UP
S :-
O : Sensorium : CM Anemis :-
HR : 92 x/i Dispnoe :-
RR : 22 x/i Sianosis :-
BAB : (-)
Flatus : (+)
P : - IVFD RL 20 gtt/i
- Neurodex 2x1
R : Therapy lanjut
29
FOLLOW UP
S :-
O : Sensorium : CM Anemis :-
HR : 84 x/i Dispnoe :-
RR : 20x/i Sianosis :-
BAB : (-)
Flatus : (+)
Neurodex 2x1
R :PBJ
30