adalah
penyakit
mata
yang
ditandai
ekskavasi
sedangkan
berdasarkan
mekanisme
peningkatan
tekanan
2,3,7
menunjukan
adanya
macam-macam
skotoma.
Jika
3. Pemeriksaan Gonioskopi
Dengan lensa gonioskopi dapat dilihat keadaan sudut bilik mata
yang dapat menimbulkan glaukoma. Penentuan gambaran sudut bilik
mata dilakukan pada setiap kasus yang dicurigai adanya glaukoma.
Pemeriksaan ini dilakukan dengan meletakkan lensa sudut (goniolens)
di dataran depan kornea setelah diberikan local anestesi. Lensa ini
dapat digunakan untuk melihat sekeliling sudut bilik mata dengan
memutarnya 360 derajat.
4. Pemeriksaan Tonometri
Pemeriksaan ini digunakan untuk mengetahui tekanan intraokular.
Alat sederhana yang biasa digunakan adalah tonometer Schiotz, yaitu
dengan dilakukan indentasi (penekanan) pada kornea. TIO > 20 mmHg
di curigai adanya glaukoma.
glaukoma.
5. Tes Provokasi
Tes provokasi yang sering dilakukan adalah uji kopi, uji minum air,
uji steroid, uji variasi diurnal, dan uji kamar gelap.
Efek peningkatan tekanan intraokular di dalam mata ditemukan
pada semua bentuk glaukoma, yang manifestasinya dipengaruhi oleh
perjalanan waktu dan besar peningkatan tekanan intraokular. Tekanan
intraokular yang normal berkisar antara 15-20 mmHg (dengan Schiotz).
Umumnya tekanan 24,4 mmHg masih dianggap sebagai batas tertinggi.
Tekanan 22 mmHg dianggap high normal dan kita sudah harus waspada2.
korpus
siliare
juga
menjadi
atrofik,
dan
prosessus
siliaris
Pengobatan
ditujukan
pada
penyebabnya
dan
juga
Terapi
penatalaksanaannya
medikamentosa
adalah
pada
glaukoma
menurunkan
TIO,
absolut,
prinsip
memberi
terapi
sehari
berfungsi
membesarkan
pengeluaran
cairan
mata 1,3.