FAKOLITIK
Oleh :
Winda Wati
NIM. 2030912320008
Pembimbing :
BANJARMASIN
Desember, 2022
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
2.7 Diagnosis............................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA 26
ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Katarak berasal dari Bahasa Yunani yaitu Kataarhakies yang berarti air terjun.
Katarak merupakan suatu keadaan dimana terjadi penurunan kejernihan pada lensa
adalah katarak yang mengandung semua substansi lensa buram; katarak yang belum
matang memiliki beberapa daerah transparan. Glaukoma berasal dari kata Yunani
glaukos yang berarti hijau kebiruan. Glaukoma adalah neuropati optik kronis
didapat yang ditandai oleh cupping disk optik dan hilangnya bidang visual.
fakolitik disebabkan oleh kebocoran molekul protein berat melalui kapsul katarak
hipermatur.1-4
Penyebab katarak antara lain usia tua (paling umum), terkait dengan penyakit
mata dan sistemik lainnya, terkait dengan pengobatan sistemik, trauma dan benda
berkembang ketika saraf optik menjadi rusak. Kerusakan saraf ini biasanya terkait
dengan peningkatan tekanan pada mata. Tekanan mata yang meningkat terjadi
akibat penumpukan cairan yang mengalir ke seluruh bagian dalam mata.5-8 Menurut
senilis), katarak anak dan katarak sekunder akibat penyebab lain. Berdasarkan
lokasi kekeruhan di dalam lensa, katarak terkait usia dapat dibagi menjadi tiga jenis
yaitu nuklear, kortikal, dan katarak subcapsular posterior. Katarak senilis kortikal
matur dan hipermatur. Glaukoma akibat kelainan lensa dapat dalam berbagai
1
2
Pada katarak yang dibiarkan, lama kelamaan korteks lensa bisa mencair
kemudian keluar dari kapsul. Produk protein lensa yang keluar dari kapsul dapat
berperan sebagai antigen yang kemudian mengakibatkan reaksi radang dalam mata
(uveitis). Debris protein dan sel-sel radang yang tersangkut dalam celah trabekulum
disebut glaukoma fakolitik.12,13 Setelah TIO dikontrol secara medis, bahan protein
dicuci keluar dari ruang anterior dan katarak diangkat. Perawatan harus diambil
untuk tidak memecahkan zonula, yang mungkin lebih rapuh dari biasanya.
dilakukan untuk mengurangi peradangan dan TIO secara medis dengan steroid
topikal dan penekan aqueous topikal (beta-blocker, alpha-2 agonis dan karbonat
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
berasal dari Bahasa Yunani yaitu Kataarhakies yang berarti air terjun karena dahulu
diperkirakan katarak terjadi akibat adanya cairan yang membeku yang berasal dari
otak kemudian mengalir ke depan lensa. Normalnya lensa memusatkan arah sinar.
Kekeruhan pada lensa akan menyebabkan sinar menjadi menyebar atau terhalang.
Jika kekeruhan lensa berukuran kecil dan berada pada daerah perifer lensa, hanya
akan sedikit atau tidak ada gangguan pada penglihatan. Sebaliknya, ketika
kekeruhan terletak di tengah lensa dan bersifat padat atau tebal, arah sinar akan
buram; katarak yang belum matang memiliki beberapa daerah transparan. Pada
katarak hipermatur, protein kortikal telah menjadi cair. Cairan ini dapat keluar
melalui kapsul utuh, meninggalkan lensa menyusut dengan kapsul keriput. Katarak
Glaukoma berasal dari kata Yunani glaukos yang berarti hijau kebiruan, yang
memberikan kesan warna tersebut pada pupil penderita glaukoma. Kelainan mata
glaukoma ditandai dengan meningkatnya tekanan bola mata, atrofi saraf optikus
dan menciutnya lapang pandang. Glaukoma adalah neuropati optik kronis didapat
yang ditandai oleh cupping disk optik dan hilangnya bidang visual. Biasanya
3
4
lensa adalah tipe glaukoma sekunder dimana lensa kristal terlibat dalam mekanisme
terbuka atau sudut tertutup dan ada 4 varian berbeda yaitu fakolitik, partikel lensa,
oleh bahan lensa dan cairan morgagnian yang keluar dari lensa kristal utuh.
Glaukoma yang diinduksi lensa adalah glaukoma sekunder di mana lensa berperan
posisinya atau oleh suatu proses inflamasi. Glaukoma fakolitik disebabkan oleh
klinis biasanya terdiri dari mata yang sakit, penurunan penglihatan dan hiperemia
konjungtiva.4
2.2 Epidemiologi
tunanetra akibat katarak pada tahun 2014. Beberapa studi skala besar berbasis
populasi telah melaporkan bahwa prevalensi katarak meningkat dengan usia, dari
3,9% pada usia 55 64 tahun menjadi 92,6% pada usia 80 tahun ke atas. Katarak
masih tetap menjadi penyebab utama kebutaan di kelas menengah dan negara-
bertanggung jawab hanya 5% dari kebutaan di negara maju. Setiap tahun katarak
didiagnosis pada 210.000 orang Indonesia atau 0,1 % dari total populasi 250 juta.
Varietas bawaan membentuk proporsi yang lebih besar di negara maju dengan akses
daya yang lebih terbatas, glaucoma fakolitik yang didapat dari katarak hipermatur
adalah subtipe yang lebih umum. Glaukoma fakolitik biasanya terjadi pada orang
dewasa yang lebih tua. Pasien termuda yang dilaporkan berusia 35 tahun.6
perkembangan katarak pada sebagian besar pasien berkaitan dengan usia, risiko
perkembangan katarak. Penyebab katarak antara lain usia tua (paling umum),
terkait dengan penyakit mata dan sistemik lainnya, terkait dengan pengobatan
sistemik (steroid dan fenotiazin), trauma dan benda asing intraocular, radiasi
pengion (sinar-X dan UV), bawaan (dominan, sporadis atau bagian dari suatu
dan miopia tinggi). Semua individu akan mengalami katarak jika mereka hidup
risiko sistemik yang dapat menyebabkan katarak adalah diabetes melitus, distrofi
miotonik, penyakit Wilson, penyebab ocular (penyakit radang mata, operasi mata
Glaukoma berkembang ketika saraf optik menjadi rusak. Saat saraf ini
6
Kerusakan saraf ini biasanya terkait dengan peningkatan tekanan pada mata.
Tekanan mata yang meningkat terjadi akibat penumpukan cairan yang mengalir ke
seluruh bagian dalam mata. Cairan ini juga dikenal sebagai aqueous humor.
Biasanya mengalir melalui jaringan yang terletak di sudut pertemuan iris dan
kornea. Jaringan ini juga disebut trabecular meshwork. Kornea penting untuk
terlalu banyak cairan atau sistem drainase tidak berfungsi dengan baik, tekanan
mata bisa meningkat. Faktor risiko glaukoma antara lain tekanan mata internal yang
tinggi, juga dikenal sebagai tekanan intraocular, usia di atas 55 tahun, ras kulit
hitam, Asia atau Hispanik, riwayat keluarga glaukoma, kondisi medis tertentu
(diabetes, migrain, tekanan darah tinggi dan anemia sel sabit), kornea yang tipis di
tengah, rabun jauh atau rabun jauh ekstrim, cedera mata atau jenis operasi mata
tertentu, mengonsumsi obat kortikosteroid (terutama obat tetes mata dalam waktu
lama), sudut drainase yang sempit membuat peningkatan risiko glaukoma sudut
tertutup.8
2.4 Klasifikasi
usia (katarak senilis), katarak anak dan katarak sekunder akibat penyebab lain.
Katarak terkait usia (senilis) adalah yang tipe umum paling banyak pada orang
dewasa, dengan onset antara usia 45 tahun dan 50 tahun. Keburaman lensa akibat
langsung dari stres oksidatif. Berdasarkan lokasi kekeruhan di dalam lensa, katarak
terkait usia dapat dibagi menjadi tiga jenis yaitu nuklear, kortikal, dan katarak
Katarak kortikal sering berbentuk baji, mulai dari korteks dan meluas ke pusat
lapisan kortikal posterior aksial. Di sebagian besar ditemukan lebih dari satu jenis
katarak. Katarak kongenital mengacu pada kekeruhan lensa yang muncul saat lahir,
selama tahun pertama kehidupan. Katarak anak bisa unilateral atau bilateral,
berdasarkan tingkat maturasi yaitu lamelar, insipien, imatur, matur dan hipermatur.
Katarak insipien secara dini dapat terdeteksi apabila pada pemeriksaan didapatkan
bagian yang jernih diantara lapisan lensa. Pada keadaan katarak imatur kekeruhan
lensa akan terlihat berwarna putih keabuan, sehingga bayangin iris masih dapat
cembung, sehingga proses hidrasi akan terjadi lebih cepat. Fase ini akan berlanjut
menjadi maturasi dan membentuk katarak intumesen yang membuat sudut bilik
mata depan menjadi lebih sempit. Kekeruhan pada katarak matur sudah mengenai
bagian korteks lensa, sehingga akan terlihat lensa barwarna putih terang. Fase
8
nukleus berada di bagian posterior, yang biasa disebut dengan Katarak Morgagni.9
stadium, yaitu :9
1) Katarak insipien
Pada stadium ini mulai timbul kekeruhan akibat proses degenerasi lensa.
Kekeruhan biasanya terletak di korteks anterior atau posterior. Kekeruhan ini mula-
mula hanya dapat tampak apabila pupil dilebarkan sedangkan pada stadium lanjut
puncak baji dapat tampak pada pupil normal. Pada stadium ini proses degenerasi
belum menyerap cairan mata ke dalam lensa sehingga akan terlihat bilik mata depan
normal, iris dalam posisi normal disertai dengan kekeruhan ringan pada lensa.
poliopia oleh karena indeks refraksi yang tidak sama pada semua bagian lensa.
2) Katarak imatur
bagian-bagian yang jernih. Pada stadium ini dapat terjadi hidrasi korteks. Lensa
yang degeneratif mulai meningkat tekanan osmotiknya dan menyerap cairan mata
akan menyebabkan bilik depan mata dangkal, sudut bilik mata menyempit dan daya
3) Katarak matur
Pada katarak matur kekeruhan telah mengenai seluruh masa lensa. Kekeruhan
ini terjadi sebagai akibat deposisi ion kalsium yang menyeluruh. Tekanan cairan di
dalam lensa sudah dalam keadaan seimbang dengan cairan dalam mata. Oleh karena
itu, pada katarak imatur atau intumesen yang tidak dikeluarkan, cairan lensa akan
keluar sehingga lensa kembali pada ukuran yang normal. Akan terjadi kekeruhan
lensa yang bila lama akan mengakibatkan kalsifikasi lensa. Bilik mata depan
normal kembali, sudut bilik mata depan terbuka normal dan uji bayangan iris
negatif. Tajam penglihatan sangat menurun dan dapat hanya tinggal proyeksi sinar
4) Katarak hipermatur
Katarak yang mengalami proses degenerasi lebih lanjut, dapat menjadi keras
atau lembek dan mencair. Pada stadium ini terjadi degenerasi kapsul lensa dan
mencairkannya korteks lensa sehingga masa korteks ini dapat keluar melalui kapsul
dan masuk ke dalam bilik mata depan. Hal ini menyebabkan lensa menjadi lebih
kecil, berwarna kuning dan kering. Bila proses katarak berjalan disertai dengan
kapsul yang tebal maka korteks yang berdegenerasi dan cair tidak dapat keluar.
Korteks akan membayangkan bentuk seperti kantong susu disertai dengan nukleus
yang terbenam di dalam korteks lensa karena lebih berat. Keadaan ini disebut
Glaukoma primer ialah peningkatan tekanan intraocular yang tidak disertai adanya
suatu kelainan pada mata. Terdiri dari glaukoma sudut terbuka (open angle),
kelainan mata atau kelainan diluar mata yang menghambat aquos out flow. Terdapat
pasca bedah katarak intra atau ekstrakapsular, pasca trauma kornea perforasi,
hifema dan glaukoma yang disebabkan oleh kelainan lensa.11 Glaukoma akibat
11
kelainan lensa dapat dalam berbagai bentuk yaitu fakolitik, fakoantigenik dan
fakomorfik.12
Glaukoma sekunder yang terjadi akibat katarak senilis ini terjadi bersama-
Lensa yang degeneratif menyerap cairan mata ke dalam lensa sehingga lensa
katarak intumesen. Akibat lensa yang bengkak, iris terdorong ke depan, bilik mata
yang dangkal dan sudut bilik mata akan sempit atau tertutup sehingga timbul
2. Stadium hipermatur
Pada stadium ini terjadi proses degenerasi lanjut lensa dan korteks lensa
(katarak morgagni). Terjadi juga degenerasi kapsul lensa sehingga bahan lensa
ataupun korteks lensa yang cair akan keluar dan masuk ke dalam bilik mata depan.
Akibat bahan lensa yang keluar dari kapsul, maka akan timbul reaksi peradangan
pada jaringan uvea berupa uveitis yang dapat menimbulkan glaukoma fokotoksik.
Bahan lensa ini juga dapat menutup jalan keluar cairan bilik mata sehingga timbul
glaukoma fakolitik. Banyak penderita katarak senilis yang dengan alasan takut
ataupun kurang biaya tidak mau dioperasi. Hal ini akhirnya dapat menyebabkan
Glaukoma fakolitik adalah glaukoma sudut terbuka yang timbul secara tiba-
tiba yang disebabkan oleh kebocoran katarak matur atau hipermatur. Glaukoma
fakolitik termasuk dalam glaukoma yang diinduksi lensa. Glaukoma yang diinduksi
lensa (LIGs) dapat dibagi menjadi tipe non-traumatik dan traumatis. Jenis LIG non-
hipersekresi.13
Glaukoma sekunder yang terjadi akibat katarak senilis adalah salah satu
bentuk glaukoma sekunder yang disebabkan oleh kelainan lensa. Glaukoma dan
katarak yang ditemukan pada orang berusia lanjut yaitu sekitar 40 tahun ke atas.
Proses kekaburan lensa mata biasanya dimulai pada mata yang satu kemudian
diikuti mata sebelahnya. Terjadinya keadaan ini karena suatu perubahan degenerasi
2.5 Patofisiologi
Katarak senilis adalah jenis katarak yang paling banyak ditemukan (±90%)
katarak senilis, yaitu insipien, imatur, matur dan hipermatur. Glaukoma sekunder
yang terjadi akibat katarak senilis ini terjadi bersama-sama dengan kelainan lensa
cairan mata ke dalam lensa sehingga lensa menjadi cembung. Kemudian terjadi
pembengkakan lensa yang disebut sebagai katarak intumesen. Akibat lensa yang
bengkak, iris terdorong ke depan, bilik mata dangkal dan sudut bilik mata akan
glaukoma fakomorfik.2
Pada stadium hipermatur terjadi proses degenerasi lanjut lensa dan korteks
lensa (katarak morgagni). Terjadi juga degenerasi kapsul lensa sehingga bahan
lensa ataupun korteks lensa yang cair akan keluar dan masuk kedalam bilik mata
depan. Akibat bahan lensa yang keluar dari kapsul, maka akan timbul reaksi
13
peradangan pada jaringan uvea berupa uveitis, yang dapat menimbulkan glaukoma
fokotoksik. Bahan lensa ini juga dapat menutup jalan keluar cairan bilik mata
sehingga timbul glaukoma fakolitik. Banyak penderita katarak senilis yang dengan
alasan takut ataupun kurang biaya tidak mau dioperasi. Hal ini akhirnya dapat
Pada katarak yang dibiarkan, lama kelamaan korteks lensa bisa mencair
kemudian keluar dari kapsul. Produk protein lensa yang keluar dari kapsul dapat
berperan sebagai antigen yang kemudian mengakibatkan reaksi radang dalam mata
(uveitis). Debris protein dan sel-sel radang yang tersangkut dalam celah trabekulum
anterior, luapan kortikal dan pelepasan nukleus lensa ke dalam bilik mata depan.
14
posterior, luapan kortikal dan pelepasan nukleus lensa ke dalam rongga vitreus.
(F) Katarak hipermatur dengan absorpsi spontan korteks lensa dan pelepasan
nukleus lensa ke dalam bilik mata depan dari lubang ruptur kapsul.
(G) Katarak hipermatur dengan absorpsi spontan korteks lensa dan pelepasan
(H) Katarak hipermatur dengan absorpsi spontan dari nukleus lensa dan sisa
dengan bahan lensa yang difagositosis hadir dalam aqueous humor dan trabecular
tinggi (HMWPs) melalui kapsul utuh di mata yang diidentifikasi sebagai glaukoma
fakolitik. Protein larut ini memiliki berat molekul lebih dari 150 × 106 dalton dan
jumlah HMWP 14 kali lipat lebih besar dibandingkan dengan lensa imatur. Saat ini,
baik makrofag dan HMWP dianggap memainkan peran penting dalam patogenesis
(A) Makrofag yang mengandung protein lensa di sudut; (B) katarak hipermatur,
Keluhan okular yang umum pada pasien glaukoma diinduksi lensi adalah:15
• Nyeri mata unilateral (onset mendadak, bisa disertai sakit kepala, mual dan
muntah)
peningkatan TIO, reaksi bilik mata depan, pseudohipopion, partikel pada kapsul
lensa dan kerutan kapsul anterior. Kerutan kapsul anterior merupakan akibat
sekunder dari kehilangan volume dan pelepasan bahan lensa kortikal. Peradangan
2.7 Diagnosis
melalui tahap imatur, matur, dan hipermatur. Katarak matur didiagnosis ketika
Diagnosis glaukoma fakolitik biasanya pasien datang dengan rasa sakit yang
parah, mata merah dan penglihatan kabur dengan riwayat penurunan penglihatan
17
secara bertahap selama beberapa bulan atau tahun sebelumnya. Penglihatan yang
buruk terjadi sekunder akibat katarak lanjut, penurunan penglihatan yang akut
biasanya merupakan akibat dari edema kornea yang terkait dengan glaukoma. Pada
pemeriksaan, TIO sangat tinggi. Sudut drainase terbuka tanpa kelainan yang
terlihat. Edema mikrokistik mungkin ada di kornea dan mungkin ada sel-sel yang
terdapat di seluruh mata. Pada glaukoma fakolitik, sel di aqueous mungkin lebih
besar daripada limfosit yang terlihat pada proses uveitik lainnya. Sel-sel yang lebih
besar ini dianggap sebagai makrofag yang bengkak dengan bahan lentikular yang
lensa.17
mikroskopis cairan ruang anterior yang disedot, studi biokimia dapat membantu
mengidentifikasi protein lensa dengan berat molekul tinggi yang telah bocor keluar
dari katarak. Makrofag yang membengkak juga dapat terlihat. Biomikroskopi slit
lamp menunjukkan edema kornea, katarak hipermatur dan ruang anterior yang
dalam. Mungkin ada yang partikel putih besar mengambang di AC, terdiri dari
protein lensa dan makrofag yang mengandung protein yang dapat memberikan
gambaran seperti susu pada cairan jika sangat padat dan dapat membentuk
Fakolitik.10
2.8 Tatalaksana
Setelah TIO dikontrol secara medis, bahan protein dicuci keluar dari ruang
anterior dan katarak diangkat. Perawatan harus diambil untuk tidak memecahkan
zonula, yang mungkin lebih rapuh dari biasanya.10 Glaukoma fakolitik biasanya
peradangan dan TIO secara medis dengan steroid topikal dan penekan aqueous
topikal (beta-blocker, alpha-2 agonis dan karbonat anhydrase inhibitor [CAI]). CAI
sistemik dan agen osmotik kadang-kadang diperlukan. Terlepas dari upaya ini,
peningkatan TIO dapat tetap membandel atau pulih kembali pada terapi medis;
ekstraksi katarak.3
19
datang jika memungkinkan. TIO harus diukur kembali dalam 30 menit sampai 1
jam. Jika TIO sangat meningkat atau tidak responsif terhadap pengobatan topikal
awal, inhibitor karbonat anhidrase sistemik dan agen osmotik juga harus diberikan.
Jika tekanan intraokular masih sangat tinggi maka agen hiperosmotik seperti
gliserin dan infus Mannitol kadang perlu diberikan sebagai upaya cepat penurunan
tekanan intraokular pada perioperatif, dalam situasi dimana tanda vital dapat
dimonitor dengan baik. Kecukupan respons awal terhadap terapi medis membantu
malam hari dan larutan unoprostone 0,15% dua kali sehari, meningkatkan aliran
keluar cairan uveoscleral. Obat-obatan ini sangat efektif sebagai terapi lini pertama.
dengan timolol 0,5% dalam larutan yang sama untuk penggunaan sekali sehari.
permanen pada iris (terutama pada iris hijau-coklat dan kuning-coklat). Obat-
obatan ini juga jarang dikaitkan dengan reaktivasi uveitis dan herpes keratitis dan
aliran keluar akuos melalui kerja pada anyaman trabekula melalui kontraksi otot
tetapi dapat berguna pada beberapa pasien. Diberikan sebagai larutan 1-4% yang
20
diberikan hingga empat kali sehari atau sebagai gel 4% yang diberikan sebelum
tidur.2
Agen penghambat beta adrenergik topikal dapat digunakan sendiri atau dalam
kombinasi dengan obat lain. Betaxolol 0,25% dan 0,5%, carteolol 1%, levobunolol
0,5%, metipranolol 0,3%, dan timolol maleate 0,25% dan 0,5% dua kali sehari dan
timolol maleat 0,25% dan 0,5% gel sekali sehari di pagi hari. Kontraindikasi utama
penggunaannya adalah penyakit saluran napas obstruktif kronis terutama asma dan
cacat konduksi jantung. Brimonidine (larutan 0,2% dua kali sehari) adalah agonis
keluar akuos, digunakan sebagai lini pertama atau agen tambahan tetapi reaksi
alergi sering terjadi. Ini tersedia dikombinasikan dengan timolol dalam larutan yang
kali sehari) adalah inhibitor karbonikanhidrase topikal yang sangat efektif bila
kronis ketika terapi topikal tidak mencukupi dan pada glaukoma akut ketika
tekanan intraokular yang sangat tinggi perlu dikontrol dengan cepat. Acetazolamide
diberikan secara oral dalam dosis 125-250 mg hingga empat kali sehari atau sebagai
Diamox Sequels 500 mg sekali atau dua kali sehari atau dapat diberikan secara
intravena (500 mg). Inhibitor karbonat anhidrase dikaitkan dengan efek samping
21
sistemik utama yang membatasi kegunaannya untuk terapi jangka panjang. Agen
keluar dari vitreous dan menyebabkannya penyusutan. Hal ini juga sebagai
pengobatan glaukoma sudut tertutup akut dan pada glaukoma maligna ketika
sekunder). Oral gliserin 1 mL/kg berat badan dalam larutan dingin 50% dicampur
dengan jus lemon adalah agen yang paling sering digunakan, tetapi harus digunakan
dengan hati-hati pada penderita diabetes. Alternatifnya adalah isosorbid oral dan
manitol intravena.20
masih menjadi penyebab sebagian besar operasi katarak. Usaha pengobatan untuk
mata yang terkena katarak mungkin tertunda ketika penglihatan pada mata
dan menyebabkan gangguan penglihatan permanen. Hasil buruk ini dapat dicegah
sehingga penting untuk mengontrol TIO dengan terapi medis sebelum operasi,
mungkin memerlukan perawatan medis atau bedah tergantung pada kerusakan yang
Ekstraksi lensa intrakapsular (ICE) adalah teknik bedah yang baik untuk glaukoma
membersihkan jalinan trabekular dari protein dan makrofag, dengan periode pasca
operasi yang lebih lama dengan gejala sisa yang menyertainya. Sedangkan ekstraksi
lensa tersisa. Zeeman et al berpikir bahwa ECCE mungkin berbahaya dengan sistem
kapsuler dan zonula yang lemah dan kapsul lensa posterior yang rapuh dengan
Irvine dkk pada tahun 1957 adalah orang pertama yang menyarankan ECCE,
setelah pengenalan ECCE bedah mikro dengan implan lensa intraokular ruang
vitreous. Gross et al dan Lane et al melaporkan hasil yang sangat baik dengan ECCE
Untuk kasus ICCE dan lensektomi, IOL terfiksasi scleral primer atau sekunder atau
IOL ruang anterior memiliki tingkat keberhasilan yang bervariasi. Pada periode
pada LIG kronis. Untuk mata buta yang menyakitkan, operasi katarak atau
2.9 Komplikasi
• Endoftalmitis
• Kehilangan penglihatan
• Phtisis bulbi
2.10 Pencegahan
2.11 Prognosis
yang baik. Ekstraksi lensa awal di bawah kontrol TIO yang memadai adalah
landasan manajemen. Presentasi yang tertunda dan kronis memiliki prognosis yang
lebih buruk. Perkembangan PAS adalah indikator prognostik yang buruk dan
yang baik pada periode pasca operasi segera. Namun, tingkat kegagalan
PENUTUP
besar kasus katarak berkaitan dengan usia. Operasi katarak bertujuan untuk
baik akan menimbulkan komplikasi salah satunya glaukoma fakolitik. Gejala yang
timbul antara lain nyeri akut. Tatalaksana awal yaitu menurunkan tekanan
awal di bawah kontrol TIO yang memadai adalah landasan manajemen glaukoma
fakolitik.
25
DAFTAR PUSTAKA
1. Bickley LS, Szilagyi PG. Bates’ guide to physical examination and history
2013.
Ophtalmic pearls.2016.
Lancet.2017;390: 600-12.
London. 2005.
9. Cantor LB, Rapuano CJ, Cioffi GA. Lens and Cataract. San Fransisco:
11. Ilyas, Sidharta. Ilmu Penyakit Mata. Cetakan Keempat. Jakarta: Fakultas
14. Guan JY, Ma YC, Zhu YT, Xie LL, Aizezi M, Zhuo YH, Wumaier A. Lens
15. Shah SS, Meyer JJ. Lens Induced Glaucoma. StatPearls. 2022.
17. Conner IP et al. Lens-induced glaucoma. In: Kahook M et al, eds. Chandler
2019.
21. Peram V et al. Phacolytic glaucoma: visual outcome. Int J Res Med Sci.
2017 June;5(6):2636-2640.