Anda di halaman 1dari 15

TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN
Katarak adalah perubahan lensa mata yang semula jernih dan tembus cahaya menjadi
keruh, sehingga cahaya sulit mencapai retina akibatnya penglihatan menjadi kabur. Katarak
terjadi secara perlahan-lahan sehingga penglihatan penderita terganggu secara berangsur.
Katarak tidak menular dari satu mata ke mata lain, tetapi katarak dapat terjadi pada kedua
mata pada waktu yang tidak bersamaan.Perubahan ini dapat terjadi karena proses degenerasi
atau ketuaan (jenis katarak ini paling sering dijumpai), trauma mata, infeksi penyakit tertentu
(Diabetes Mellitus).Katarak dapat terjadi pula sejak lahir (cacat bawaan), karena itu katarak
dapat dijumpai pada usia anak-anak maupun dewasa.
Katarak merupakan penyebab utama kebutaan yang dapat dicegah diseluruh dunia.
Katarak adalah perubahan lensa mata yang semula jernih dan tembus cahaya menjadi keruh,
sehingga cahaya sulit mencapai retina, akibatnya penglihatan menjadi kabur. Katarak terjadi
secara perlahan-lahan sehingga penglihatan penderita terganggu secara berangsur. Katarak
tidak menular dari satu mata ke mata lain, tetapi katarak dapat terjadi pada kedua mata
padawaktu yang tidak bersamaan. Perubahan ini dapat terjadi karena proses degenerasi atau
ketuaan (jenis katarak ini paling sering dijumpai), trauma mata, infeksi penyakit
tertentu(diabetes mellitus). Katarak dapat terjadi pula sejak lahir (cacat bawaan), karena itu
katarak dapat dijumpai pada usia anak-anak maupun dewasa.
Selain penglihatan yang semakin kabur dan tidak jelas, tanda-tanda awal
terjadinyakatarak antara lain merasa silau terhadap cahaya matahari dan daya penglihatan
berkurang hingga kebutaan. Katarak biasanya terjadi dengan perlahan dalam waktu beberapa
bulan. Daya penglihatan yang menurun mungkin tidak disadari karena merupakan perubahan
yang progresif.

Definisi
Katarak adalah Kelainan pada lensa berupa kekeruhan lensa yang menyebabkan tajam
penglihatan penderita berkurang. Kata katarak berasal dari Yunani katarraktes (air terjun)
karena pada awalnya katarak dipikirkan sebagai cairan yang mengalir dari otak ke depan
lensa.

Etiologi
a. Penyebab paling banyak adalah akibat proses lanjut usia/ degenerasi, yang
mengakibatkan lensa mata menjadi keras dan keruh (Katarak Senilis)
b. Dipercepat oleh faktor lingkungan, seperti merokok, sinar ultraviolet, alkohol, kurang
vitamin E,radang menahun dalam bola mata, polusi asap motor/pabrik karena
mengandung timbal
c. Cedera mata, misalnya pukulan keras, tusukan benda, panas yang tinggi, bahan kimia
yang merusak lensa (Katarak Traumatik)
d. Peradangan/infeksi pada saat hamil, penyakit yang diturunkan (Katarak Kongenital)
e. Penyakit infeksi tertentu dan penyakit metabolik misalnya diabetes mellitus (Katarak
komplikata)
f. Obat-obat tertentu (misalnya kortikosteroid, klorokuin , klorpromazin, ergotamine,
pilokarpin)

Patofisiologi
Dengan bertambah lanjut usia seseorang maka nucleus lensa mata akan menjadi
lebih padat dan berkurang kandungan airnya, lensa akan menjadi keras pada bagian
tengahnya (optic zone) sehingga kemampuan memfokuskan benda berkurang.
Dengan bertambah usia lensa juga mulai berkurang kebeningannya. (Katarak
Senilis)

Penderita kencing manis (diabetes mellitus) yang gagal merawat penyakitnya akan
mengakibatkan Kandungan gula dalam darah menjadikan lensa kurang kenyal dan bisa
menimbulkan katarak (Katarak Komplikata)

Klasifikasi
a. Katarak Perkembangan/pertumbuhan
Katarak

Kongenital

dan

juvenil

disebut

juga

katarak

perkembangan/pertumbuhan karena secara biologik serat lensa masih dalam


perkembangannya. Kekeruhan sebagian pada lensa yang sudah didapatkan pada waktu
lahir umumnya tidak meluas dan jarang sekali mengakibatkan keruhnya seluruh lensa.
Letak kekeruhan tergantung pada saat mana terjadi gangguan pada kehidupan janin.
Katarak kongenital tersbut dapat dalam bentuk katarak lamelar atau zonular,
katrak polaris posterior (piramidalis posterior, kutub posterior), polaris anterior
(piramidalis anterior, kutub anterior), katrak inti (katarak nuklearis), dan katrak sutural.

Katarak Lamelar atau Zonular


Di dalam perkembangan embriologik permulaan terdapat perkembangan
serat lensa maka akan terlihat bagian lensa sentral yang lebih jernih. Kemudian
terdapat serat lensa keruh dalam kapsul lensa. Kekeruhan berbatas tegas dengan
bagian perifer tetap bening. Katarak lamelar ini mempunyai sifat herediter dan
ditransmisi secara dominan, katarak biasanya bilateral.
Katarak zonular terlihat segera sesudah bayi lahir. Kekeruhan dapat
menutupi seluruh celah pupil, bila tidak dilakukan dilatasi pupil sering dapat
mengganggu penglihatan.
Gangguan penglihatan pada katarak zonular tergantung pada derajat
kekeruhan lensa. Bila kekeruhan sangat tebal sehingga fundus tidak dapat terlihat
pada pemeriksaan oftalmoskopi maka perlu dilakukan aspirasi dan irigasi lensa.

Katarak Polaris Posterior

Katarak polaris posterior disebabkan menetapnya selubung vaskular lensa.


Kadang-kadang terdapat arteri hialoid yang menetap sehingga mengakibatkan
kekeruhan pada lensa bagian belakang. Pengobatannya dengan melakukan
pembedahan lensa.

Katarak Polaris Anterior


Gangguan terjadi pada saat kornea belum seluruhnya melepaskan lensa

dalam perkembangan embrional. Hal ini juga mengakibatkan terlambatnya


pembentukan bilik mata depan pada perkembangan embrional. Pada kelainan yang
terdapat di dalam bilik mata depan yang menuju kornea sehingga memperlihatkan
bentuk kekeruhan seperti piramid. Katarak polaris anterior berjalan tidak progresif.
Pengobatan sangat tergantung keadaan kelainan. Bila sangat mengganggu
tajam penglihatan atau tidak terlihatnya fundus pada pemeriksaan oftalmoskopi
maka dilakukan pembedahan.

Katarak Nuklear
Katarak semacam ini jarang ditemukan dan tampak sebagai bunga karang.
Kekeruhan terletak di daerah nukleus lensa. Sering hanya merupakan kekeruhan
berbentuk titik-titik.
Gangguan terjadi pada waktu kehamilan 3 bulan pertama. Biasanya
bilateral dan berjalan tidak progresif, biasanya herediter dan bersifat dominan.
Tidak mengganggu tajam penglihatan.
Pengobatan, bila tidak mengganggu tajam penglihatan maka tidak

memerlukan tindakan.
Katarak Sutural
Katarak sutural merupakan kekeruhan lensa pada daerah sutura fetal,
bersifat statis, terjadi bilateral dan familial.
Karena letak kekeruhan ini tidak tepat mengenai media penglihatan
maka ia tidak akan mengganggu penglihatan. Biasanya tidak dilakukan
tindakan.

b. Katarak Juvenil
Katarak juvenil merupakan katarak yang terjadi pada anak-anak sesudah lahir
yaitu kekeruhan lensa yang terjadi pada saat masih terjadi perkembangan serat-serat
lensa sehingga biasanya konsistensinya lembek seperti bubur dan disebut sebagai soft
cataract. Biasanya katarak juvenil merupakan bagian dari suatu gejala penyakit
keturunan lain.
Pembedahan dilakukan bila kataraknya diperkirakan akan menimbulkan
ambliopia.
Tindakan

untuk

memperbaiki

tajam

penglihatan

ialah

pembedahan.

Pembedahan dilakukan bila tajam penglihatan seduah mengganggu pekerjaan seharihari. Hasil tindakan pembedahan sangat bergantung pada usia penderita, bentuk katarak
apakah mengenai seluruh lensa atau sebagian lensa apakah disertai kelainan lain pada
saat timbulnya katarak, makin lama lensa menutupi media penglihatan menambah
kemungkinan ambliopia.
c. Katarak Senil
Perubahan

yang

tampak

ialah

bertambah

tebalnya

nukleus

dengan

berkembangnya lapisan korteks lensa. Secara klinis, proses ketuaan lensa sudah tampak
sejak terjadi pengurangan kekuatan akomodasi lensa akibat mulai terjadinya sklerosis
lensa yang timbul pada usia dekade 4 dalam benuk keluhan presbiopia.
Dikenal 3 bentuk katarak senil, yaitu katarak nuklear, kortikal, dan kupuliform.

Katarak Nuklear
Inti lensa dewasa selama hidup bertambah besar dan menjadi sklerotik.
Lama kelamaan inti lensa yang mulanya menjadi putih kekuningan menjadi
cokelat dan kemudian menjadi kehitaman. Keadaan ini disebut katarak brunesen
atau nigra.

Katarak Kortikal
Pada katarak kortikal terjadi penyerapan air sehingga lensa menjadi
cembung dan terjadi miopisasi akibat perubahan indeks refraksi lensa. Pada

keadaan ini penderita seakan-akan mendapatkan kekuatan baru untuk melihat


dekat pada usia yang bertambah.

Katarak Kupuliform
Katarak kupuliform dapat terlihat pada stadium dini katarak kortikal atau
nuklear. Kekeruhan dapat terlihat di lapis korteks posterior dan dapat memberikan
gambaran piring. Makin dekat letaknya terhadap kapsul makin cepat
bertambahnya katarak. Katarak ini sering sukar dibedakan dengan katarak
komplikata.
Katarak Senil dapat dibagai atas 4 Stadium
1) Katarak Insipien
Kekeruhan yang tidak teratur seperti bercak-bercak yang membentuk
gerigi dasar di perifer dan daerah jernih membentuk
gerigi dengan dasar di perifer dan daerah jernih di
antaranya. Kekeruhan biasanya teletak di korteks
anterior

atau

posterior. Kekeruhan

ini

pada

umumnya hanya tampak bila pupil dilebarkan.


Pada stadium ini terdapat keluhan poliopia karena
indeks refraksi yang tidak sama pada semua bagian lensa. Bila
dilakukan uji bayangan iris akan positif.
2) Katarak Imatur
Pada stadium yang lebih lanjut, terjadi kekeruhan yang lebih tebal
tetapi tidak atau belum mengenai seluruh lensa sehingga
masih terdapat bagian-bagian yang jernih pada lensa.
Pada stadium ini terjadi hidrasi korteks yang mengakibatkan
lensa menjadi bertambah cembung. Pencembungan lensa ini akan
memberikan perubahan indeks refraksi dimana mata akan
menjadi miopik. Kecembungan ini akan mengakibatkan pendorongan
iris ke depan sehingga bilik mata depan akan lebih sempit.
Pada stadium intumensen ini akan mudah terjadi penyulit glaukoma.
Uji bayangan iris pada keadaan ini positif.
3) Katarak Matur
6

Bila proses degenerasi berjalan terus maka akan terjadi pengeluaran air
bersama-sama hasil disintegrasi melalui kapsul.
Di dalam stadium ini lensa akan berukuran
normal. Iris tidak terdorong ke depan dan bilik
mata depan akan mempunyai kedalaman normal
kembali. Kadang pada stadium ini terlihat lensa
berwarna sangat putih akibat perkapuran menyeluruh karena deposit
kalsium. Bila dilakukan uji bayangan iris akan terlihat negatif.
4) Katarak Hipermatur
Marupakan proses degenerasi lanjut lensa
sehingga korteks mengkerut dan berwarna
kuning. Akibat pengeriputan lensa dan
mencairnya
tenggelam

korteks,
ke

arah

nukleus

lensa

bawah

(katarak

morgagni). Lensa yang mengecil akan mengakibatkan bilik mata


menjadi

dalam.

Uji

bayangan

iris

memberikan

gambaran

pseudopositif.
Akibat masa lensa yang keluar melalui kapsul lensa dapat
menimbulkan penyulit berupa uveitis fakotoksik atau glaukom
fakolitik.

Perbedaan Stadium Katarak Senilis

Insipien

Imatur

Matur

Hipermatur

Kekeruhan

Ringan

Sebagian

Seluruh

Masif

Cairan Lensa

Normal

Bertambah

Normal

Berkurang

Iris

Normal

Terdorong

Normal

Tremulans

Bilik Mata Depan

Normal

Dangkal

Normal

Dalam

Sudut Bilik Mata

Normal

Sempit

Normal

Terbuka

Shadow Test

Negatif

Positif

Negatif

Pseudopositif

Penyulit

Glaukoma

Uveitis + Glaukoma

d. Katarak Komplikata
Penyakit intraokular atau penyakit di bagian tubuh yang lain dapat
menimbulkan katarak komplikata. Penyakit intraokular yang sering menyebabkan
kekeruhan pada lensa ialah iridosiklitis, glukoma, ablasi retina, miopia tinggi dan lainlain. Biasanya kelainan terdapat pada satu mata.
Pada uveitis, katarak timbul pada subkapsul posterior akibat gangguan
metabolisme lensa bagian belakang. Kekeruhan juga dapat terjadi pada tempat iris
melekat dengan lensa (sinekia posterior) yang dapat berkembang mengenai seluruh
lensa.
Glaukoma

pada

saat

serangan

akut

dapat

mengakibatkan

gangguan

keseimbangan cairan lensa subkapsul anterior. Bentuk kekeruhan ini berupa titik-titik
yang tersebar sehingga dinamakan katarak pungtata subkapsular diseminata anterior
atau dapat disebut menurut penemunya katarak Vogt. Katarak ini bersifat reversibel dan
dapat hilang bila tekanan bola mata sudah terkontrol.
Ablasio dan miopia tinggi juga dapat menimbulkan katarak komplikata. Pada
katarak komplikata yang mengenai satu mata dilakukan tindakan bedah bila
kekeruhannya sudah mengenai seluruh bagian lensa atau bila penderita memerlukan
penglihatan binokular atau kosmetik.

Jenis tindakan yang dilakukan ekstraksi linear atau ekstraksi lensa


ekstrakapsular.
Iridektomi total lebih baik dilakukan dari pada iridektomi perifer.
Katarak yang berhubungan dengan penyakit umum mengenai kedua mata,
walaupun kadang-kadang tidak bersamaan. Katrak ini biasanya btimbul pada usia yang
lebih muda. Kelainan umum yang dapat menimbulkan katarak adalah diabetes melitus,
hipoparatiroid, miotonia distrofia, tetani infantil dan lain-lain.
Diabetes melitus menimbulkan katarak yang memberikan gambaran khas yaitu
kekeruhan yang tersebar halus seperti tebaran kapas di dalam masa lensa.
Pada hipoparatiroid akan terlihat kekeruhan yang mulai pada dataran belakang
lensa, sedang pada penyakit umum lain akan terlihat tanda degenerasi pada lensa yang
mengenai seluruh lapis lensa.
Pengobatan pada katarak komplikatan dilakukan bila sudah mengganggu
pekerjaan sehari-hari.
Katarak pada pasien diabetes mellitus dapat terjadi dalam tiga bentuk yaitu:
-

Pasien dengan dehidrasi berat, asidosis dan hiperglikemia yang nyata.


Pada lensa akan terlihat kekeruhan berupa garis akibat kapsul lensa
berkerut. Bila dehidrasi lama akan terjadi kekeruhan lensa, kekeruhan

akan hilang bila terjadi rehidrasi dan kadar gula normal kembali.
Pasien diabetes juvenille da tua tidak terkontrol. Katarak akanterjadi
serentak pada kedua mata dalam 48 jam, bentuk dapat snow flake atau

bentuk piring subkapsuler.


Katarak pada pasien diabetes dewasa. Gambaran secara histologik dan
biokimia sama dengan katarak pasien non diabetik.

Katarak Diabetes Sejati


9

Pada diabetes juvenillis yang parah kadang-kadang timbul katarak


bilateral secara akut. Lensa mungkin menjadi opak total selama beberapa
minggu.Pada lensa akan terlihat kekeruhan tebaran salju subkapsuler yang
sebagian jernih dengan pengobatan.
Katarak Senillis pada Pasien Diabetes
Pada pengidap diabetes, skelosis nuklear senillis, kelainan subkapsuler
posterior, dan kekeruhan korteks terjadi lebih sering dan lebih dini.Terapi
yang diberikan pada pasien diabetes melitus dengan komplikasi katarak
adalah kontrol kadar gula darah dan bedah katarak. Bedah katarak
bertujuan untuk mengangkat lensa dengan prosedur intrakapsular dan
ekstrakapsular
e. Katarak Sekunder
Katarak sekunder atau sering disebut after cataract yaitu katarak yang timbul
beberapa bulan setelah ekstraksi katarak ekstakapsular atau setelah emulsifikasi fako;
berupa penebalan kapsul posterior proliferasi sel-sel radang pada sisa-sisa korteks yang
tertinggal. Bila mengganggu tajam penglihatan penebalan tersebut dibuka dengan
sayatan sinar laser, memakai alat Nd. YAG laser.
f. Katarak Trauma
Kekeruhan lensa akibat ruda paksa atau katarak traumadapat terjadi akibat ruda
paksa tumpul atau tajam. Ruda paksa ini dapat mengkibatkan katarak pada satu mata
atau monokular katarak.
Pengobatan pada katarak trauma bila tidak terdapat penyulit dapat ditunggu
sampai mata menjadi tenang. Penyulit yang dapat terjadi dapat dalam bentuk glaukoma
lensa yang mencembung atau uveitis akibat lensa keluar melalui kapsul lensa.

Gejala Klinis
10

Katarak berkembang secara perlahan dan tidak menimbulkan nyeri disertai gangguan
penglihatan yang muncul secara bertahap.
a) Penglihatan kabur dan berkabut
b) Fotofobia
c) Penglihatan ganda
d) Kesulitan melihat di waktu malam
e) Sering berganti kacamata
f) Perlu penerangan lebih terang untuk membaca
g) Seperti ada titik gelap didepan mata

Gejala Klinis katarak menurut tempat terjadinya sesuai anatomi lensa :


a. Katarak Inti/Nuclear
Menjadi lebih rabun jauh sehingga mudah melihat dekat ,dan untuk

melihat dekat melepas kaca mata nya


Penglihatan mulai bertambah kabur atau lebih menguning , lensa akan

lebih coklat
Menyetir malam silau dan sukar

b. Katarak Kortikal

11

Kekeruhan putih dimulai dari tepi lensa dan berjalan ketengah sehingga

mengganggu penglihatan
Penglihatan jauh dan dekat terganggu
Penglihatan merasa silau dan hilangnya penglihatan kontra
c. Katarak Subscapular
Kekeruhan kecil mulai dibawah kapsul lensa, tepat jalan sinar masuk
Dapat terlihat pada kedua mata
Mengganggu saat membaca
Memberikan keluhan silau dan halo atau warna sekitar sumber cahaya
Mengganggu penglihatan

Penatalaksanaan
a) Katarak Kongenital
Katarak kongenital merupakan katarak yang terjadi sejak bayi dalam kandungan
dan segera dapat terlihat sesudah bayi lahir. Korteks dan nukleus lensa mata bayi
mempunyai konsistensi yang cair. Bila kekeruhan lensa sudah demikian berat sehingga
fundus bayi sudah tidak dapat dilihat pada funduskopi maka untuk mencegah ambliopia
dilakukan pembedahan secepatnya. Katarak kongenital sudah dapat dilakukan
pembedahan pada usia 2 bulan pada satu mata. Paling lambat yang lainnya sudah
dilakukan pembedahan bila bayi berusia 2 tahun.
Sekarang dilakukan pembedahan lensa pada katarak kongenital dengan
melakukan di sisi lensa. Di sisi lensa ialah menyayat kapsul anterior lensa dan
mengharapkan masa lensa yang cair keluar bersama akuos humor atau difagositosis oleh
makrofag. Biasanya sesudah beberapa waktu terjadi penyerapan sempurna masa lensa
sehingga tidak terdapat lensa lagi, keadaan ini disebut afakia.

Penyulit di sisi lensa


Masa lensa yang telah keluar dari kapsulnya merupakan benda asing untuk
jaringan mata sehingga menimbulkan reaksi radang terhadap masa lensa tubuh sendiri
12

yang disebut uveitis fakoanafilaktik. Kadang-kadang massa lensa yang keluat ini
mengakibatkan penyumbatan jalan keluar akuos humor pada sudut bilik mata sehingga
terjadi pembendungan akuos humor di dalam bola mata yang akan mengakibatkan
naiknya tekanan bola mata yang disebut glaukoma sekunder. Bila sisa lensa tidak diserap
seluruhnya dan menimbulkan jaringan finrosis akan terjadi katarak sekunder. Katrak
sekunder yang kecil walaupun terletak di depan pupil dapat tidak akan mengganggu
tajam penglihatan. Kadang-kadang katarak sekunder ini sangat tebal sehingga
mengganggu perlihatan maka dalam keadaan demikian dapat dilakukan di sisi lensa.

b) Pembedahan Katarak Senil


Pengobatan pada katarak adalah pembedahan. Untuk menentukan waktu kapan
katarak dapat dibedah ditentukan oleh keadaan tajam penglihatan dan bukan oleh hasil
pemeriksaan.
Digunakan nama insipien, imatur, dan hipermatur didasarkan atas kemungkinan
terjadinya penyulit yang dapat terjadi. Bila pada stadium imatur terjadi glaukoma maka
secepatnya dilakukan pengeluaran lensa walaupun kekruhan lensa belum total. Demikian
pula pada katarak matur dimana bila masuk ke dalam stadium lanjut hipermtur maka
penyulit mungkin akan tambah berat dan sebaiknya pada stadium matur sudah dilakukan
tindakan pembedahan.
Ekstraksi lensa sebenarnya suatu tindakan yang sederhana, namun resikonya
berat. Kesalahan pada tindakan pembedahan atau terjadinya infeksi akan mengakibatkan
hilangnya penglihatan tanpa dapat diperbaiki lagi. Pembedahan biasanya dengan anestesi
lokal. Hanya orang-orang yang tidak tenang, neurosis atau takut dilakukan dalam narkosa
umum.
Pembedahan katarak senil dikenal 2 bentuk

yaitu

intrakapsular atau

ekstrakapsular. Ekstraksi katarak intrakapsular merupakan tindakan umum pada katarak


senil karena bersamaan dengan proses degenerasi lensa juga terjadi degenerasi zonula
Zinn sehingga dengan memutuskan zonula ini dengan menarik lensa, maka lensa dapat
keluar bersama-sama dengan kapsul lensa.
Katarak ekstraksi ekstrakapsular dilakukan dengan merobek kapsul anterior lensa
dan mengeluarkan dilakukan pada katarak senil bila tidak mungkin dilakukan
13

intrakapsular misal pada keadaan terdapatnya banyak sinekia posterior bekas suatu
uveitis sehingga bila kapsul ditarik akan mengkibatkan penarikan kepada iris yang akan
menimbulkan perdarahan.
Ekstrakapsular sering dianjurkan pada katarak dengan miopia tinggi untuk
mencegah mengalirnya badan kaca yang cair keluar, dengan meninggalkan kapsul
posterior untuk menahannya. Pada saat ini ekstrakapsular lebih dianjurkan pada katarak
senil untuk mencegah degenerasi makula pasca bedah.
Cara lain mengeluarkan lensa yang keruh adalah yang keruh adalah dengan
terlebih dahulu menghancurkan masa lensa dengan gelombang suara frekuensi tinggi
(40.000 MHz), dan masa lensa yang sudah seperti bubur dihisap melalui sayatan yang
lebarnya cukup 3.2 mm. Untuk memasukkan lensa intraokular yang dapat dilipat
(foldable IOL) lubang sayatan tidak selebar sayatan pada ekstraksi katarak
ekstrakapsulat. Keuntungan bedah dengan sayatan kecil ini adalah penyembuhan yang
lebih cepat dan induksi terjadinya astigmatismat akan lebih kecil.
Persiapan bedah katarak
Dilakukan pemeriksaan tajam penglihatan, Uji Anel, Tonometri dari ada atau
tidak adanya infeksi di sekitar mata.
Pemeriksaan keadaan umum penderita sebaiknya sudah terkontrol gula darah,
tekanan darah selain penderita sudah diperiksa paru untuk mencegah kemungkinan batuk
pada saat pembedahan atau pasca bedah.

DAFTAR PUSTAKA
1. Ilyas,Sidharta. Katarak lensa mata Keruh. Glosari Sinopsis. Cerakan Kedua. Balai
Penerbitan FKUI. Jakarta. 2007.
2. Ilyas, Sidharta; Mailangkay; Taim, Hilman; Saman,Raman; Simarmata,Monang;
Widodo,Purbo. Ilmu Penyakit Mata untuk dokter umum dan mahasiswa kedokteran. Edisi
kedua. Sagung Seto. Jakarto. 2002.

14

3. Ilyas,Sidharta. Ilmu Penyakit Mata. Cetakan ketiga. Balai Penerbitan FKUI. Jakarta.
2006.
4. Vaughan, Daniel; Asbury, Taylor; Riordan-Eva, Paul. Oftalmologi Umum. Edisi Empat
belas. KDT. Jakarta. 2006.
5. Radjamin, Tamin, dkk. Ilmu Penyakit Mata untuk Dokter Umum dan Mahasiswa
Kedokteran. Perhimpunan Dokter Ahli Mata Indonesia. Airlangga University Press.
Surabaya. 1984.

15

Anda mungkin juga menyukai