● Status Pernikahan
Pasien menikah pada 7 November 2021 dan masih bersama dengan suami hingga
saat ini. Pernikahan tersebut merupakan pernikahan pertama pasien maupun suami
dan tidak ada riwayat hubungan seksual sebelum menikah.
● Riwayat Obstetri
Saat ini kehamilan pertama (usia kehamilan 35 minggu 5 hari)
● Riwayat Kontrasepsi
Tidak ada riwayat penggunaan kontrasepsi sebelumnya..
Anamnesis
● Riwayat Sosial, Ekonomi, dan Kebiasaan
Pasien merupakan lulusan S1 dan saat ini bekerja sebagai programmer di sebuah perusahaan
swasta, sementara suami pasien merupakan lulusan D3 yang juga bekerja sebagai pegawai di
perusahaan swasta lainnya. Pasien tinggal berdua bersama dengan suami di Jl. Melati Raya,
Pancoran Mas, Depok. Pasien maupun suami tidak merokok dan tidak minum alkohol. Nafsu
makan pasien diakui masih baik, meskipun menurun dibandingkan sebelum kehamilan. Di
rumah, pasien makan sekitar 2 kali sehari dengan isi berupa nasi, lauk-pauk mencakup ayam,
dan ikan, serta sayur-mayur dan buah-buahan dengan porsi nasi setengah dan lauk-pauk
yang dominan. Pasien menyatakan dirinya obesitas sejak sebelum hamil. Sebelum hamil,
pasien makan dengan porsi yang lebih banyak (lebih dari 1 piring) sekitar 3-4 kali sehari
diselingi dengan cemilan 1-2 kali sehari. Pasien juga jarang untuk melakukan olahraga.
Pembiayaan pengobatan secara umum ditanggung oleh BPJS Kesehatan, namun pasien juga
rutin melakukan pemeriksaan USG di klinik swasta dengan pembiayaan mandiri.
.
Data Asuhan Antenatal
No. Trimes- Tanggal Usia Hasil Pemeriksaan
ter Pemeriksaan Kehamilan
1. I 27 Januari 5+6 minggu Berat badan ibu 67 kg; lingkar lengan atas 28,5 cm; tekanan
2022 darah 112/61; tinggi fundus uteri belum teraba.
2. I 7 Maret 2022 11+3 minggu Berat badan ibu 69,2 kg; lingkar lengan atas 28,5 cm;
tekanan darah 120/80; tinggi fundus uteri teraba 3 jari di
atas simfisis pubis.
3. II 25 April 2022 18+3 minggu Berat badan ibu 71,9 kg; lingkar lengan atas 28,5 cm;
tekanan darah 101/76; tinggi fundus uteri teraba 3 jari di
bawah prosesus xifoideus.
4. III 19 Mei 2022 21+6 minggu Berat badan ibu 73,9 kg; lingkar lengan atas 28,5 cm;
tekanan darah 100/80; tinggi fundus uteri 15 cm.
5. III 23 Juni 2022 26+6 minggu Berat badan ibu 76,9 kg; lingkar lengan atas 28,5 cm;
tekanan darah 100/60; tinggi fundus uteri 22 cm.
6. III 22 Agustus 35+3 minggu Berat badan ibu 78 kg; lingkar lengan atas 28,5 cm; tekanan
2022 darah 90/60; tinggi fundus uteri 29 cm.
Data Asuhan Antenatal: USG
No. Tanggal Lokasi Hasil Pemeriksaan USG
Pemeriksaan Pemeriksaan
1. 10 Februari 2022 RS GPI Didapatkan gestational sac ukuran 2,97 cm sesuai usia kehamilan 7+3
minggu ~ 35+2 minggu.
2. 2 Maret 2022 RS GPI Didapatkan janin tunggal dalam gestational sac dengan CRL 3,8 cm
sesuai usia kehamilan 10+5 minggu ~ 35+5 minggu. DJJ (+). Ketuban
cukup.
3. 22 Maret 2022 Klinik Hamil sesuai 14+0 minggu ~ 36+1 minggu. JTHIU. DJJ (+). Ketuban cukup.
Halobumil BPD 2,52 cm; HC 9,02 cm; AC 7,78 cm; FL 1,43 cm. TBJ 92 g.
4. 28 April 2022 Klinik Hamil sesuai 18+3 minggu ~ 35+2 minggu. JTHIU. DJJ (+). Ketuban cukup.
Halobumil BPD 4,41 cm; HC 16,03 cm; AC 13,07 cm; FL 2,74 cm. TBJ 245 g.
5. 23 Mei 2022 Klinik Hamil sesuai 22+3 minggu ~ 35+5 minggu. JTHIU. DJJ (+). Ketuban cukup.
Halobumil Plasenta di anterior. BPD 5,82 cm; HC 20,85 cm; AC 17,51 cm; FL 3,85 cm.
TBJ 514 g.
Data Asuhan Antenatal: USG
No. Tanggal Lokasi Hasil Pemeriksaan USG
Pemeriksaan Pemeriksaan
6. 15 Juni 2022 Klinik Hamil sesuai 26+0 minggu ~ 36+0 minggu. JTHIU. DJJ (+). Ketuban cukup.
Halobumil DJJ 153 kali/menit. BPD 6,59 cm; HC 24,41 cm; AC 21,44 cm; FL 4,77 cm.
TBJ 932 g.
7. 21 Juni 2022 RS GPI Hamil sesuai 28+5 minggu ~ 37+6 minggu. JTHIU. DJJ (+). Ketuban cukup.
Plasenta di anterior. BPD 7,1 cm; AC 24,4 cm. TBJ 1250 g.
8. 1 Juli 2022 Klinik Hamil sesuai 28+2 minggu ~ 36+0 minggu. JTHIU. DJJ (+). Ketuban cukup.
Halobumil BPD 7,05 cm; HC 27,13 cm; AC 25,02 cm; FL 5,04 cm. TBJ 1262 g.
9. 21 Juli 2022 Klinik Hamil sesuai 31+4 minggu ~ 36+3 minggu. JTHIU. DJJ (+). Ketuban cukup.
Halobumil BPD 8,39 cm; HC 28,99 cm; AC 27,42 cm; FL 5,45 cm. TBJ 2005 g.
Data Asuhan Antenatal: USG
No. Tanggal Lokasi Hasil Pemeriksaan USG
Pemeriksaan Pemeriksaan
10. 28 Juli 2022 RS GPI Hamil sesuai 33+0 minggu ~ 36+6 minggu. JTHIU. DJJ (+). Ketuban cukup.
BPD 8,2 cm; AC 28,4 cm. TBJ 2001 g.
11. 11 Agustus 2022 Klinik Hamil sesuai 34+6 minggu ~ 36+5 minggu. JTHIU. Presentasi kepala. DJJ
Halobumil (+). Ketuban cukup. Plasenta di anterior. BPD 9,15 cm; HC 32,19 cm; AC
25,9 cm. TBJ 2131 g.
Status Generalis
● Kepala : Normosefali, tidak ada nyeri tekan.
HITUNG JENIS
HITUNG JENIS
URINALISIS
URINALISIS
URINALISIS
URINALISIS
HEMOSTASIS DARAH
HEMOSTASIS DARAH
APTT
KIMIA DARAH
Kesan: Anemia mikrositik hipokrom, leukositosis, neutrofilia, limfopenia, dan peningkatan laju endap darah. Urin
keruh dengan bakteri positif cenderung mengarah ke kontaminasi karena parameter infeksi lainnya seperti
leukosit, nitrit, dan leukosit esterase masih dalam batas normal.
Pemeriksaan Penunjang: USG
● Lokasi kehamilan: kavum uteri ● TBJ: 2579 gram
● Presentasi/letak: kepala Sesuai dengan usia kehamilan 35+1 minggu
● Denyut jantung: normal Kondisi plasenta
Aktivitas biofisik ● Lokasi implantasi: anterior
● Gerak umum: normal ● Kedalaman implantasi: normal
● Gerak nafas: normal ● Cairan amnion: berkurang
● Tonus: normal ● Indeks cairan amnion (ICA): 9,4 cm
● Kondisi organ: tidak tampak kelainan Lain-lain
struktur morfologi organ utama janin ● Struktur dan parameter lain tidak diobservasi
● Jenis kelamin: laki-laki Kesimpulan
Biometri janin ● Janin tunggal hidup intrauteri, aktivitas janin
● BPD: 9,21 cm normal, dan tidak tampak kelainan struktur
● HC: 33,34 cm morfologi janin. Biometri janin sesuai usia
● AC: 30,85 cm kehamilan 35+1 minggu. Cairan amnion berkurang
● FL: 6,5 cm (ICA 9,4 cm)
Pemeriksaan Penunjang: CTG
Atas dasar:
Anamnesis:
● Pasien datang dengan keluhan keluarnya air-air dari jalan lahir sejak 1 hari SMRS.
Air-air berwarna putih bening, seperti lendir dan terasa lengket saat dipegang,
jumlah cukup banyak, tidak disertai darah, tidak dapat ditahan, tidak nyeri, dan tidak
gatal. Pasien juga mengalami mulas hilang timbul sejak 1 hari SMRS. Terdapat
riwayat keputihan pada 2 minggu SMRS yang sudah diobati.
● Pasien (status G1) saat ini hamil 35+5 minggu dengan obesitas, gigi bolong, anemia,
dan asma.
○ Sebelum hamil, pasien makan dengan porsi yang banyak (lebih dari 1 piring),
3-4 kali sehari, dan diselingi dengan cemilan 1-2 kali sehari. Pasien juga jarang
untuk melakukan olahraga.
Diagnosis
Ketuban Pecah Dini 1 hari pada G1 Hamil 35+5 Minggu, JPKTH, Cairan Amnion Berkurang
(ICA 9,4 cm), Ibu dengan Obesitas Grade I (IMT 25,71 kg/m2), Karies Dentis, Anemia
Mikrositik Hipokrom (Hb 9,2 g/dL) ec Suspek Defisiensi Besi dd Talasemia, dan Asma
Atas dasar:
Anamnesis:
○ Gigi geraham kanan atas diketahui bolong sejak trimester kedua dengan
keluhan nyeri, namun belum ada tata laksana definitif dan pasien tidak rutin
untuk berobat ke dokter gigi.
○ Pasien jarang mengonsumsi hati ayam dan daging merah serta nafsu makan
sedikit menurun dibandingkan sebelum kehamilan. Pasien tidak mendapatkan
zat besi pada awal kehamilan dan memiliki riwayat memperoleh infus iron
sucrose pada 3 minggu SMRS karena mengalami anemia defisiensi besi
berdasarkan pemeriksaan laboratorium. Tidak ada riwayat transfusi darah
rutin dan kelainan darah pada pasien maupun keluarga.
○ Pasien memiliki riwayat asma sejak masa kecil yang dipicu debu dan sampai
saat ini menggunakan obat pelega fenoterol inhalasi 2x100 mcg/serangan.
Diagnosis
Ketuban Pecah Dini 1 hari pada G1 Hamil 35+5 Minggu, JPKTH, Cairan Amnion Berkurang
(ICA 9,4 cm), Ibu dengan Obesitas Grade I (IMT 25,71 kg/m2), Karies Dentis, Anemia
Mikrositik Hipokrom (Hb 9,2 g/dL) ec Suspek Defisiensi Besi dd Talasemia, dan Asma
Atas dasar:
Pemeriksaan Fisik
● Keadaan umum tampak sakit ringan, kesan gizi berlebih (IMT sebelum hamil sesuai
dengan obesitas grade I), serta tanda-tanda vital stabil. Dari pemeriksaan
sistematis, didapatkan karies pada gigi nomor 16 serta pemeriksaan lain dalam
batas normal. Dari pemeriksaan obstetri luar, didapatkan kesan janin presentasi
kepala, punggung di kanan, kepala belum masuk pintu atas panggul, serta denyut
jantung janin dalam batas normal. Dari pemeriksaan obstetri dalam didapatkan
pooling dan nitrazin positif.
Diagnosis
Ketuban Pecah Dini 1 hari pada G1 Hamil 35+5 Minggu, JPKTH, Cairan Amnion Berkurang
(ICA 9,4 cm), Ibu dengan Obesitas Grade I (IMT 25,71 kg/m2), Karies Dentis, Anemia
Mikrositik Hipokrom (Hb 9,2 g/dL) ec Suspek Defisiensi Besi dd Talasemia, dan Asma
Atas dasar:
Pemeriksaan Penunjang
● Dari pemeriksaan laboratorium didapatkan anemia mikrositik hipokrom (Hb 9,2
g/dL), leukositosis, neutrofilia, limfopenia, dan peningkatan laju endap darah. Dari
pemeriksaan USG, didapatkan janin tunggal hidup intrauteri, aktivitas janin normal,
serta cairan amnion berkurang dengan ICA 9,4 cm. Pemeriksaan CTG menunjukkan
hasil normal.
Diagnosis
Ketuban Pecah Dini 1 hari pada G1 Hamil 35+5 Minggu, JPKTH, Cairan Amnion Berkurang
(ICA 9,4 cm), Ibu dengan Obesitas Grade I (IMT 25,71 kg/m2), Karies Dentis, Anemia
Mikrositik Hipokrom (Hb 9,2 g/dL) ec Suspek Defisiensi Besi dd Talasemia, dan Asma
Rencana Penatalaksanaan
Rencana Diagnosis/Monitoring :
● Evaluasi tanda-tanda vital dan klinis ibu seperti tanda-tanda infeksi (demam,
takikardi) dan rembesan ketuban
● Evaluasi kesejahteraan janin berupa pemantauan DJJ dan CTG secara berkala
● Evaluasi parameter laboratorium untuk infeksi secara berkala (leukosit, CRP, dan
PCT)
● Apus darah tepi dan pemeriksaan laboratorium profil besi (ferritin, serum iron, dan
TIBC) untuk memastikan diagnosis anemia defisiensi besi serta pemeriksaan
elektroforesis Hb untuk mengeliminasi diagnosis banding berupa talasemia.
Selanjutnya evaluasi parameter laboratorium secara berkala setelah anemia
defisiensi besi ditegakkan.
Diagnosis
Ketuban Pecah Dini 1 hari pada G1 Hamil 35+5 Minggu, JPKTH, Cairan Amnion Berkurang
(ICA 9,4 cm), Ibu dengan Obesitas Grade I (IMT 25,71 kg/m2), Karies Dentis, Anemia
Mikrositik Hipokrom (Hb 9,2 g/dL) ec Suspek Defisiensi Besi dd Talasemia, dan Asma
Rencana Penatalaksanaan
Rencana Terapi :
Tata laksana farmakologis
● Deksametason 2x6 mg IV selama 2 hari untuk pematangan paru
● Nifedipin 4x10 mg oral
● Ampisilin-Sulbaktam 4x1,5 g IV
● Iron sucrose 1x300 mg IV
● Fenoterol inhalasi 2x100 mcg setiap serangan (melanjutkan terapi asma)
Tata laksana nonfarmakologis
● Tirah baring total
● Terminasi kehamilan pasca pematangan paru
● Konsultasi dengan dokter gigi untuk tata laksana karies dentis
Diagnosis
Ketuban Pecah Dini 1 hari pada G1 Hamil 35+5 Minggu, JPKTH, Cairan Amnion Berkurang
(ICA 9,4 cm), Ibu dengan Obesitas Grade I (IMT 25,71 kg/m2), Karies Dentis, Anemia
Mikrositik Hipokrom (Hb 9,2 g/dL) ec Suspek Defisiensi Besi dd Talasemia, dan Asma
Rencana Penatalaksanaan
Rencana Edukasi :
● Edukasi untuk istirahat yang cukup dengan tirah baring total
● Edukasi tanda-tanda infeksi seperti demam, jantung berdebar-debar, dan nyeri
perut (korioamnionitis)
● Edukasi untuk menjaga higienitas diri terutama jalan lahir
● Edukasi kebersihan gigi dan mulut, yakni dengan menggosok gigi pada pagi dan
malam hari
● Edukasi untuk mengonsumsi air putih yang cukup dalam sehari (8-12 gelas)
● Edukasi pentingnya memperoleh asupan nutrisi yang adekuat terutama zat besi
dengan mengonsumsi makanan seperti daging merah, hati ayam dan sayuran hijau,
sementara konsumsi teh dan kopi sebaiknya dikurangi.
Diagnosis
Ketuban Pecah Dini 1 hari pada G1 Hamil 35+5 Minggu, JPKTH, Cairan Amnion Berkurang
(ICA 9,4 cm), Ibu dengan Obesitas Grade I (IMT 25,71 kg/m2), Karies Dentis, Anemia
Mikrositik Hipokrom (Hb 9,2 g/dL) ec Suspek Defisiensi Besi dd Talasemia, dan Asma
Rencana Penatalaksanaan
Rencana Edukasi :
● Edukasi gaya hidup dan pola makan terkait dengan obesitas (terutama pasca
persalinan)
● Edukasi untuk menghindari pemicu asma pada pasien berupa debu
● Edukasi rencana terminasi kehamilan pasca pematangan paru
● Edukasi asuhan bayi yang akan lahir
● Edukasi mengenai pemilihan kontrasepsi pasca persalinan
Terima
Kasih