Anda di halaman 1dari 35

Case-Based Examination

Ketuban Pecah Dini 1 hari pada G1 Hamil 35+5


Minggu, JPKTH, Cairan Amnion Berkurang (ICA
9,4 cm), Ibu dengan Obesitas Grade I (IMT 25,71
kg/m2), Karies Dentis, Anemia Mikrositik
Hipokrom (Hb 9,2 g/dL) ec Suspek Defisiensi
Besi dd Talasemia, dan Asma
Nama : Ahmad Fadhil Ilham
NPM : 1806144563
Pembimbing : Dr. Med. Damar Prasmusinto, SpOG(K)
dr. M. Adya Firmansha Dilmy, SpOG(K)
dr. Adhitya Yudha Maulana
Penguji : Prof. Dr. dr. Budi Wiweko, SpOG(K), MPH
dr. Fedrik Monte K.
Identitas
Identitas Pasien Identitas Suami
Nama : Ny. NA Nama : Tn. BA
TTL : Trenggalek, 22 November 1998 TTL : Jakarta, 28 September 1994
Usia : 23 tahun Usia : 27 tahun
Suku Bangsa : Jawa Suku Bangsa : Jawa
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan Terakhir: S1 Pendidikan Terakhir: D3
Pekerjaan : Pegawai Swasta Pekerjaan : Pegawai Swasta
Pernikahan : Pertama
Alamat : Jl. Melati Raya, Pancoran Mas,
Depok
Ruang Pemeriksaan : Ruang Rawat Inap ADAS
Lantai 5, RSUI Depok
Pembiayaan : BPJS Kesehatan
Anamnesis
● Keluhan Utama
Keluarnya air-air dari jalan lahir sejak 1 hari SMRS (Rujukan RS GPI Depok)
● Keluhan Tambahan
Mulas hilang timbul sejak 1 hari SMRS
● Riwayat Kehamilan Sekarang
Pasien berusia 23 tahun dengan status G1 mengatakan hamil 35 minggu dengan hari
pertama haid terakhir (HPHT) pada 20 Desember 2021 dan siklus menstruasi 28
hari. Berdasarkan HPHT dan siklus menstruasi tersebut, usia kehamilan saat ini
adalah 35 minggu 2 hari dengan taksiran persalinan pada 26 September 2022.
Berdasarkan crown-rump length (CRL) pada USG trimester pertama, didapatkan
usia kehamilan saat ini adalah 35 minggu 5 hari dengan taksiran persalinan pada 23
September 2022. Pasien mengatakan rutin untuk melakukan pemeriksaan
kehamilan dengan bidan serta dokter spesialis Obstetri dan Ginekologi.
No. Tanggal Usia Kehamilan Usia Kehamilan Saat ini
Pemeriksaan saat Berdasarkan Hasil
USG Pemeriksaan Pemeriksaan

1. 10 Februari 2022 7+3 minggu 35+2 minggu

2. 2 Maret 2022 10+5 minggu 35+5 minggu


(CRL 3,8 cm) (TP 23 September 2022)

3. 22 Maret 2022 14+0 minggu 36+1 minggu

4. 28 April 2022 18+3 minggu 35+2 minggu

5. 23 Mei 2022 22+3 minggu 35+5 minggu

6. 15 Juni 2022 26+0 minggu 36+0 minggu

7. 21 Juni 2022 28+5 minggu 37+6 minggu

8. 1 Juli 2022 28+2 minggu 36+0 minggu

9. 21 Juli 2022 31+4 minggu 36+3 minggu

10. 28 Juli 2022 33+0 minggu 36+6 minggu

11. 11 Agustus 2022 34+6 minggu 36+5 minggu


Anamnesis
● Riwayat Kehamilan Sekarang (2)
Sejak trimester pertama, pasien mengonsumsi suplemen multivitamin dan mineral
termasuk asam folat, vitamin B, vitamin C, dan kalsium setiap hari secara rutin
namun tidak mendapatkan zat besi. Pada awal Agustus (3 minggu SMRS), dilakukan
pemeriksaan laboratorium pada pasien dan didapatkan pasien mengalami anemia
defisiensi besi, sehingga pasien diberikan iron sucrose melalui infus 1 kali. Setelah
infus tersebut, pasien diberikan tablet tambah darah 2 kali sehari namun pasien
hanya mengonsumsi selama 15 hari dan tidak dilanjutkan. Pasien menyangkal
adanya keluhan lemas maupun pucat. Pasien memang mengaku jarang
mengonsumsi daging merah atau hati ayam serta nafsu makannya sedikit menurun
dibandingkan sebelum kehamilan.
Anamnesis
● Riwayat Kehamilan Sekarang (3)
Pada trimester kedua, pasien mengaku salah satu gigi geraham kanan atas menjadi
bolong. Awalnya hanya terasa linu, namun seiring waktu nyeri gigi semakin menjadi
berat sehingga pasien datang ke dokter gigi. Pasien hanya diberikan tambalan gigi
sementara yang sering terlepas dan belum pernah mendapatkan tata laksana
definitif untuk gigi tersebut karena khawatir tindakannya dapat memengaruhi
kehamilan. Pasien juga mengaku tidak rutin untuk berobat ke dokter gigi.
Pasien mengalami keputihan pada 2 minggu SMRS. Keputihan berupa cairan putih
keabu-abuan yang berlendir, jumlah tidak terlalu banyak. Keputihan tersebut sedikit
berbau amis tanpa disertai dengan nyeri dan gatal. Pasien datang ke RS GPI lalu
diberikan obat metronidazol/nystatin 500 mg/100.000 IU 1x1 ovula selama 7 hari
dan keluhan sudah hilang.
Anamnesis
● Riwayat Kehamilan Sekarang (4)
Pasien mengalami keluarnya air-air dari jalan lahir sejak 1 hari SMRS. Air-air
berwarna putih bening, seperti lendir dan terasa lengket saat dipegang. Air-air
tidak berbau dan tidak disertai dengan darah, serta keluarnya air tidak dapat
ditahan seperti menahan BAK dan tidak disertai dengan nyeri maupun gatal. Pasien
juga merasakan mulas hilang-timbul. Pasien masih merasakan terdapat gerakan
janin. Pasien baru memutuskan untuk datang ke IGD RS GPI pada keesokan harinya
karena air-air masih terus keluar dan total volume yang keluar dirasakan cukup
banyak, yakni sudah beberapa kali membasahi celana dalam dengan ukuran
permukaan sebesar telapak tangan. Pasien kemudian dirujuk ke RSUI karena
dikatakan keterbatasan fasilitas, yakni tidak adanya NICU di RS GPI dan IGD-nya yang
sudah penuh.
Anamnesis
● Riwayat Kehamilan Sekarang (5)
Selama kehamilan hingga saat ini, pasien menyangkal adanya keluhan flek, demam, batuk,
pilek, gangguan BAK seperti nyeri pada saat berkemih/anyang-anyangan, maupun
gangguan BAB. Tidak ada pula riwayat hipertensi dan diabetes selama kehamilan.
● Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien memiliki riwayat asma sejak masa kecil dan saat ini hanya menggunakan obat
pelega berupa fenoterol inhalasi 100 mcg/semprot sebanyak 2 semprot ketika pasien
merasakan sesak. Dalam 1 minggu terakhir, pasien menggunakan 2 kali fenoterol inhalasi
tersebut. Serangan asma dirasakan terutama dipicu oleh debu.
Adapun riwayat transfusi darah sebelumnya, hipertensi, diabetes melitus, penyakit
jantung, penyakit hati, penyakit ginjal, kelainan darah, autoimun, dan keganasan pada
pasien disangkal. Pasien juga mengaku tidak pernah mengalami COVID-19 dan telah
melakukan vaksinasi COVID-19 sebanyak 2 kali.
Anamnesis
● Riwayat Penyakit Keluarga
Ayah pasien mengalami diabetes melitus, sementara ibu pasien sudah meninggal pada
2018 akibat menderita kanker payudara yang sudah bermetastasis ke paru, tulang
belakang, dan otak. Tidak ada riwayat transfusi darah rutin, hipertensi, penyakit jantung,
penyakit hati, penyakit ginjal, kelainan darah, autoimun, dan keganasan lainnya pada
keluarga.
● Riwayat Menstruasi
Pasien mengalami menstruasi pertama (menarche) pada usia 11 tahun. Pasien mengaku
biasanya mengalami haid teratur dengan siklus menstruasi 28 hari dan durasi sekitar 4-6
hari. Pasien secara umum mengganti pembalut hingga 3-4 kali dalam sehari pada 2 hari
pertama haid, lalu untuk hari-hari selanjutnya cukup hingga 2 kali per hari.
Anamnesis

● Status Pernikahan
Pasien menikah pada 7 November 2021 dan masih bersama dengan suami hingga
saat ini. Pernikahan tersebut merupakan pernikahan pertama pasien maupun suami
dan tidak ada riwayat hubungan seksual sebelum menikah.
● Riwayat Obstetri
Saat ini kehamilan pertama (usia kehamilan 35 minggu 5 hari)
● Riwayat Kontrasepsi
Tidak ada riwayat penggunaan kontrasepsi sebelumnya..
Anamnesis
● Riwayat Sosial, Ekonomi, dan Kebiasaan
Pasien merupakan lulusan S1 dan saat ini bekerja sebagai programmer di sebuah perusahaan
swasta, sementara suami pasien merupakan lulusan D3 yang juga bekerja sebagai pegawai di
perusahaan swasta lainnya. Pasien tinggal berdua bersama dengan suami di Jl. Melati Raya,
Pancoran Mas, Depok. Pasien maupun suami tidak merokok dan tidak minum alkohol. Nafsu
makan pasien diakui masih baik, meskipun menurun dibandingkan sebelum kehamilan. Di
rumah, pasien makan sekitar 2 kali sehari dengan isi berupa nasi, lauk-pauk mencakup ayam,
dan ikan, serta sayur-mayur dan buah-buahan dengan porsi nasi setengah dan lauk-pauk
yang dominan. Pasien menyatakan dirinya obesitas sejak sebelum hamil. Sebelum hamil,
pasien makan dengan porsi yang lebih banyak (lebih dari 1 piring) sekitar 3-4 kali sehari
diselingi dengan cemilan 1-2 kali sehari. Pasien juga jarang untuk melakukan olahraga.
Pembiayaan pengobatan secara umum ditanggung oleh BPJS Kesehatan, namun pasien juga
rutin melakukan pemeriksaan USG di klinik swasta dengan pembiayaan mandiri.

.
Data Asuhan Antenatal
No. Trimes- Tanggal Usia Hasil Pemeriksaan
ter Pemeriksaan Kehamilan

1. I 27 Januari 5+6 minggu Berat badan ibu 67 kg; lingkar lengan atas 28,5 cm; tekanan
2022 darah 112/61; tinggi fundus uteri belum teraba.

2. I 7 Maret 2022 11+3 minggu Berat badan ibu 69,2 kg; lingkar lengan atas 28,5 cm;
tekanan darah 120/80; tinggi fundus uteri teraba 3 jari di
atas simfisis pubis.

3. II 25 April 2022 18+3 minggu Berat badan ibu 71,9 kg; lingkar lengan atas 28,5 cm;
tekanan darah 101/76; tinggi fundus uteri teraba 3 jari di
bawah prosesus xifoideus.

4. III 19 Mei 2022 21+6 minggu Berat badan ibu 73,9 kg; lingkar lengan atas 28,5 cm;
tekanan darah 100/80; tinggi fundus uteri 15 cm.

5. III 23 Juni 2022 26+6 minggu Berat badan ibu 76,9 kg; lingkar lengan atas 28,5 cm;
tekanan darah 100/60; tinggi fundus uteri 22 cm.

6. III 22 Agustus 35+3 minggu Berat badan ibu 78 kg; lingkar lengan atas 28,5 cm; tekanan
2022 darah 90/60; tinggi fundus uteri 29 cm.
Data Asuhan Antenatal: USG
No. Tanggal Lokasi Hasil Pemeriksaan USG
Pemeriksaan Pemeriksaan

1. 10 Februari 2022 RS GPI Didapatkan gestational sac ukuran 2,97 cm sesuai usia kehamilan 7+3
minggu ~ 35+2 minggu.

2. 2 Maret 2022 RS GPI Didapatkan janin tunggal dalam gestational sac dengan CRL 3,8 cm
sesuai usia kehamilan 10+5 minggu ~ 35+5 minggu. DJJ (+). Ketuban
cukup.

3. 22 Maret 2022 Klinik Hamil sesuai 14+0 minggu ~ 36+1 minggu. JTHIU. DJJ (+). Ketuban cukup.
Halobumil BPD 2,52 cm; HC 9,02 cm; AC 7,78 cm; FL 1,43 cm. TBJ 92 g.

4. 28 April 2022 Klinik Hamil sesuai 18+3 minggu ~ 35+2 minggu. JTHIU. DJJ (+). Ketuban cukup.
Halobumil BPD 4,41 cm; HC 16,03 cm; AC 13,07 cm; FL 2,74 cm. TBJ 245 g.

5. 23 Mei 2022 Klinik Hamil sesuai 22+3 minggu ~ 35+5 minggu. JTHIU. DJJ (+). Ketuban cukup.
Halobumil Plasenta di anterior. BPD 5,82 cm; HC 20,85 cm; AC 17,51 cm; FL 3,85 cm.
TBJ 514 g.
Data Asuhan Antenatal: USG
No. Tanggal Lokasi Hasil Pemeriksaan USG
Pemeriksaan Pemeriksaan

6. 15 Juni 2022 Klinik Hamil sesuai 26+0 minggu ~ 36+0 minggu. JTHIU. DJJ (+). Ketuban cukup.
Halobumil DJJ 153 kali/menit. BPD 6,59 cm; HC 24,41 cm; AC 21,44 cm; FL 4,77 cm.
TBJ 932 g.

7. 21 Juni 2022 RS GPI Hamil sesuai 28+5 minggu ~ 37+6 minggu. JTHIU. DJJ (+). Ketuban cukup.
Plasenta di anterior. BPD 7,1 cm; AC 24,4 cm. TBJ 1250 g.

8. 1 Juli 2022 Klinik Hamil sesuai 28+2 minggu ~ 36+0 minggu. JTHIU. DJJ (+). Ketuban cukup.
Halobumil BPD 7,05 cm; HC 27,13 cm; AC 25,02 cm; FL 5,04 cm. TBJ 1262 g.

9. 21 Juli 2022 Klinik Hamil sesuai 31+4 minggu ~ 36+3 minggu. JTHIU. DJJ (+). Ketuban cukup.
Halobumil BPD 8,39 cm; HC 28,99 cm; AC 27,42 cm; FL 5,45 cm. TBJ 2005 g.
Data Asuhan Antenatal: USG
No. Tanggal Lokasi Hasil Pemeriksaan USG
Pemeriksaan Pemeriksaan

10. 28 Juli 2022 RS GPI Hamil sesuai 33+0 minggu ~ 36+6 minggu. JTHIU. DJJ (+). Ketuban cukup.
BPD 8,2 cm; AC 28,4 cm. TBJ 2001 g.

11. 11 Agustus 2022 Klinik Hamil sesuai 34+6 minggu ~ 36+5 minggu. JTHIU. Presentasi kepala. DJJ
Halobumil (+). Ketuban cukup. Plasenta di anterior. BPD 9,15 cm; HC 32,19 cm; AC
25,9 cm. TBJ 2131 g.
Status Generalis
● Kepala : Normosefali, tidak ada nyeri tekan.

Pemeriksaan Fisik ● Mata


ikterik.
: Konjungtiva tidak pucat, sklera tidak

● Mulut : Terdapat karies pada gigi nomor 16 (gigi


● Keadaan umum : Sakit ringan molar 1 kuadran kanan atas).
● Kesadaran : Compos mentis ● Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan
● Tekanan darah : 124/62 mmHg kelenjar getah bening.
● Nadi : 87x/menit, reguler, kuat ● Paru : Pergerakan dada simetris secara statis
● Suhu : 36,4oC maupun dinamis, pernapasan bersifat
● Pernapasan : 20x/menit, reguler, dalam torakoabdominal. Bunyi napas vesikuler normal
● SaO2 : 98% bilateral, tidak ada ronki maupun wheezing.
● Keadaan Gizi : Kesan gizi berlebih ● Jantung : Iktus kordis tidak terlihat dan tidak
● BB saat ini : 78 kg teraba. Bunyi jantung I dan II reguler, tidak ada
● BB sebelum hamil: 65 kg murmur maupun gallop.
● Abdomen : Tampak buncit, gravida sesuai dengan
● TB saat ini : 159 cm
usia kehamilan.
● IMT sebelum hamil: 25,71 kg/m2 (obesitas
● Ekstremitas: Tampak bekas operasi pada regio
grade I)
humerus dekstra dan femur sinistra. Akral hangat, CRT
kurang dari 2 detik, tidak ada edema.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Luar
● Leopold I : Bagian fundus teraba lunak dan tidak homogen, kesan bokong. Tinggi fundus uteri 29 cm.
Kontraksi (-).
● Leopold II : Pada bagian sisi kanan ibu teraba datar dengan kesan punggung, sementara pada bagian
sisi kiri ibu teraba bagian-bagian kecil dengan kesan ekstremitas. Denyut jantung janin dengan doppler
didapatkan 144 kali/menit.
● Leopold III : Pada bagian bawah perut ibu teraba bulat, keras, dan homogen dengan kesan presentasi
kepala.
● Leopold IV : Konvergen, kepala belum memasuki pintu atas panggul (teraba 5/5)
● TBJ klinis : 2480 g
Pemeriksaan Dalam
● Inspeksi : Vulva dan uretra tenang, lendir darah (-)
● Inspekulo : Porsio licin, ostium uretra eksterna tertutup, fluor (-), fluksus (-), pooling (+), nitrazin (+)
● Vaginal touche: Tidak dilakukan
Pemeriksaan Penunjang: Laboratorium
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan

DARAH PERIFER LENGKAP

Hemoglobin (L) 9,2 g/dL 12,0 – 15,0

Hematokrit (L) 29,5 % 36,0 – 46,0

Eritrosit (N) 4,28 106/μL 3,80 – 4,80

MCV/VER (L) 68,9 fL 83,0 – 101,0

MCH/HER (L) 21,5 Pg 27,0 – 32,0

MCHC/KHER (L) 31,2 g/dL 31,5 – 34,5


Pemeriksaan Penunjang: Laboratorium
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan

DARAH PERIFER LENGKAP

Jumlah Trombosit (N) 313 103/μL 150 – 410

Jumlah Leukosit (H) 13,05 103/μL 4,00 – 10,00

HITUNG JENIS

Basofil (N) 0,0 % 0–2

Eosinofil (L) 0,0 % 1–6

Neutrofil (H) 90,4 % 40,0 – 80,0


Pemeriksaan Penunjang: Laboratorium
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan

HITUNG JENIS

Limfosit (L) 8,0 % 20 – 40

Monosit (L) 1,6 % 2 – 10

Selisih (N) 0,0 %

Laju Endap Darah (H) 55 mm 0 – 20

URINALISIS

Warna (N) Kuning


Pemeriksaan Penunjang: Laboratorium
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan

URINALISIS

Kejernihan (*) Agak Keruh Jernih

Leukosit (N) 2 - 3 /LPB 0-5

Eritrosit (N) 0 - 1 /LPB 0-2

Silinder (N) Negatif Negatif

Sel epitel (N) 1+ Positif

Kristal (N) Negatif Negatif


Pemeriksaan Penunjang: Laboratorium
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan

URINALISIS

Bakteria (*) 1+ Negatif

Berat Jenis (N) 1,020 1,005 – 1,030

pH (N) 7,0 4,5 – 8,0

Darah / Hb (N) Negatif Negatif

Bilirubin (N) Negatif Negatif

Urobilinogen (N) 3,2 μmol/L 3,2 – 16,0


Pemeriksaan Penunjang: Laboratorium
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan

URINALISIS

Nitrit (N) Negatif Negatif

Leukosit Esterase (N) Negatif Negatif

HEMOSTASIS DARAH

Masa Protrombin (PT)

Pasien (L) 9,1 detik 9,8 - 12,6

Kontrol (N) 10,9 detik


Pemeriksaan Penunjang: Laboratorium
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan

HEMOSTASIS DARAH

APTT

Pasien (N) 23,9 detik 21,8 - 28,0

Kontrol (N) 25,2 detik

KIMIA DARAH

Glukosa Sewaktu (N) 79 mg/dL <140

Kesan: Anemia mikrositik hipokrom, leukositosis, neutrofilia, limfopenia, dan peningkatan laju endap darah. Urin
keruh dengan bakteri positif cenderung mengarah ke kontaminasi karena parameter infeksi lainnya seperti
leukosit, nitrit, dan leukosit esterase masih dalam batas normal.
Pemeriksaan Penunjang: USG
● Lokasi kehamilan: kavum uteri ● TBJ: 2579 gram
● Presentasi/letak: kepala Sesuai dengan usia kehamilan 35+1 minggu
● Denyut jantung: normal Kondisi plasenta
Aktivitas biofisik ● Lokasi implantasi: anterior
● Gerak umum: normal ● Kedalaman implantasi: normal
● Gerak nafas: normal ● Cairan amnion: berkurang
● Tonus: normal ● Indeks cairan amnion (ICA): 9,4 cm
● Kondisi organ: tidak tampak kelainan Lain-lain
struktur morfologi organ utama janin ● Struktur dan parameter lain tidak diobservasi
● Jenis kelamin: laki-laki Kesimpulan
Biometri janin ● Janin tunggal hidup intrauteri, aktivitas janin
● BPD: 9,21 cm normal, dan tidak tampak kelainan struktur
● HC: 33,34 cm morfologi janin. Biometri janin sesuai usia
● AC: 30,85 cm kehamilan 35+1 minggu. Cairan amnion berkurang
● FL: 6,5 cm (ICA 9,4 cm)
Pemeriksaan Penunjang: CTG

● Baseline: 140 dpm


● Variabilitas: 5-25 dpm
● Akselerasi: >2 kali dalam 20 menit
● Deselerasi: negatif
● Kontraksi: negatif
● Gerak janin: aktif
● Kesan: kategori I (normal)
Diagnosis
Ketuban Pecah Dini 1 hari pada G1 Hamil 35+5 Minggu, JPKTH, Cairan Amnion Berkurang
(ICA 9,4 cm), Ibu dengan Obesitas Grade I (IMT 25,71 kg/m2), Karies Dentis, Anemia
Mikrositik Hipokrom (Hb 9,2 g/dL) ec Suspek Defisiensi Besi dd Talasemia, dan Asma

Atas dasar:
Anamnesis:
● Pasien datang dengan keluhan keluarnya air-air dari jalan lahir sejak 1 hari SMRS.
Air-air berwarna putih bening, seperti lendir dan terasa lengket saat dipegang,
jumlah cukup banyak, tidak disertai darah, tidak dapat ditahan, tidak nyeri, dan tidak
gatal. Pasien juga mengalami mulas hilang timbul sejak 1 hari SMRS. Terdapat
riwayat keputihan pada 2 minggu SMRS yang sudah diobati.
● Pasien (status G1) saat ini hamil 35+5 minggu dengan obesitas, gigi bolong, anemia,
dan asma.
○ Sebelum hamil, pasien makan dengan porsi yang banyak (lebih dari 1 piring),
3-4 kali sehari, dan diselingi dengan cemilan 1-2 kali sehari. Pasien juga jarang
untuk melakukan olahraga.
Diagnosis
Ketuban Pecah Dini 1 hari pada G1 Hamil 35+5 Minggu, JPKTH, Cairan Amnion Berkurang
(ICA 9,4 cm), Ibu dengan Obesitas Grade I (IMT 25,71 kg/m2), Karies Dentis, Anemia
Mikrositik Hipokrom (Hb 9,2 g/dL) ec Suspek Defisiensi Besi dd Talasemia, dan Asma

Atas dasar:
Anamnesis:
○ Gigi geraham kanan atas diketahui bolong sejak trimester kedua dengan
keluhan nyeri, namun belum ada tata laksana definitif dan pasien tidak rutin
untuk berobat ke dokter gigi.
○ Pasien jarang mengonsumsi hati ayam dan daging merah serta nafsu makan
sedikit menurun dibandingkan sebelum kehamilan. Pasien tidak mendapatkan
zat besi pada awal kehamilan dan memiliki riwayat memperoleh infus iron
sucrose pada 3 minggu SMRS karena mengalami anemia defisiensi besi
berdasarkan pemeriksaan laboratorium. Tidak ada riwayat transfusi darah
rutin dan kelainan darah pada pasien maupun keluarga.
○ Pasien memiliki riwayat asma sejak masa kecil yang dipicu debu dan sampai
saat ini menggunakan obat pelega fenoterol inhalasi 2x100 mcg/serangan.
Diagnosis
Ketuban Pecah Dini 1 hari pada G1 Hamil 35+5 Minggu, JPKTH, Cairan Amnion Berkurang
(ICA 9,4 cm), Ibu dengan Obesitas Grade I (IMT 25,71 kg/m2), Karies Dentis, Anemia
Mikrositik Hipokrom (Hb 9,2 g/dL) ec Suspek Defisiensi Besi dd Talasemia, dan Asma

Atas dasar:
Pemeriksaan Fisik
● Keadaan umum tampak sakit ringan, kesan gizi berlebih (IMT sebelum hamil sesuai
dengan obesitas grade I), serta tanda-tanda vital stabil. Dari pemeriksaan
sistematis, didapatkan karies pada gigi nomor 16 serta pemeriksaan lain dalam
batas normal. Dari pemeriksaan obstetri luar, didapatkan kesan janin presentasi
kepala, punggung di kanan, kepala belum masuk pintu atas panggul, serta denyut
jantung janin dalam batas normal. Dari pemeriksaan obstetri dalam didapatkan
pooling dan nitrazin positif.
Diagnosis
Ketuban Pecah Dini 1 hari pada G1 Hamil 35+5 Minggu, JPKTH, Cairan Amnion Berkurang
(ICA 9,4 cm), Ibu dengan Obesitas Grade I (IMT 25,71 kg/m2), Karies Dentis, Anemia
Mikrositik Hipokrom (Hb 9,2 g/dL) ec Suspek Defisiensi Besi dd Talasemia, dan Asma

Atas dasar:
Pemeriksaan Penunjang
● Dari pemeriksaan laboratorium didapatkan anemia mikrositik hipokrom (Hb 9,2
g/dL), leukositosis, neutrofilia, limfopenia, dan peningkatan laju endap darah. Dari
pemeriksaan USG, didapatkan janin tunggal hidup intrauteri, aktivitas janin normal,
serta cairan amnion berkurang dengan ICA 9,4 cm. Pemeriksaan CTG menunjukkan
hasil normal.
Diagnosis
Ketuban Pecah Dini 1 hari pada G1 Hamil 35+5 Minggu, JPKTH, Cairan Amnion Berkurang
(ICA 9,4 cm), Ibu dengan Obesitas Grade I (IMT 25,71 kg/m2), Karies Dentis, Anemia
Mikrositik Hipokrom (Hb 9,2 g/dL) ec Suspek Defisiensi Besi dd Talasemia, dan Asma

Rencana Penatalaksanaan
Rencana Diagnosis/Monitoring :
● Evaluasi tanda-tanda vital dan klinis ibu seperti tanda-tanda infeksi (demam,
takikardi) dan rembesan ketuban
● Evaluasi kesejahteraan janin berupa pemantauan DJJ dan CTG secara berkala
● Evaluasi parameter laboratorium untuk infeksi secara berkala (leukosit, CRP, dan
PCT)
● Apus darah tepi dan pemeriksaan laboratorium profil besi (ferritin, serum iron, dan
TIBC) untuk memastikan diagnosis anemia defisiensi besi serta pemeriksaan
elektroforesis Hb untuk mengeliminasi diagnosis banding berupa talasemia.
Selanjutnya evaluasi parameter laboratorium secara berkala setelah anemia
defisiensi besi ditegakkan.
Diagnosis
Ketuban Pecah Dini 1 hari pada G1 Hamil 35+5 Minggu, JPKTH, Cairan Amnion Berkurang
(ICA 9,4 cm), Ibu dengan Obesitas Grade I (IMT 25,71 kg/m2), Karies Dentis, Anemia
Mikrositik Hipokrom (Hb 9,2 g/dL) ec Suspek Defisiensi Besi dd Talasemia, dan Asma

Rencana Penatalaksanaan
Rencana Terapi :
Tata laksana farmakologis
● Deksametason 2x6 mg IV selama 2 hari untuk pematangan paru
● Nifedipin 4x10 mg oral
● Ampisilin-Sulbaktam 4x1,5 g IV
● Iron sucrose 1x300 mg IV
● Fenoterol inhalasi 2x100 mcg setiap serangan (melanjutkan terapi asma)
Tata laksana nonfarmakologis
● Tirah baring total
● Terminasi kehamilan pasca pematangan paru
● Konsultasi dengan dokter gigi untuk tata laksana karies dentis
Diagnosis
Ketuban Pecah Dini 1 hari pada G1 Hamil 35+5 Minggu, JPKTH, Cairan Amnion Berkurang
(ICA 9,4 cm), Ibu dengan Obesitas Grade I (IMT 25,71 kg/m2), Karies Dentis, Anemia
Mikrositik Hipokrom (Hb 9,2 g/dL) ec Suspek Defisiensi Besi dd Talasemia, dan Asma

Rencana Penatalaksanaan
Rencana Edukasi :
● Edukasi untuk istirahat yang cukup dengan tirah baring total
● Edukasi tanda-tanda infeksi seperti demam, jantung berdebar-debar, dan nyeri
perut (korioamnionitis)
● Edukasi untuk menjaga higienitas diri terutama jalan lahir
● Edukasi kebersihan gigi dan mulut, yakni dengan menggosok gigi pada pagi dan
malam hari
● Edukasi untuk mengonsumsi air putih yang cukup dalam sehari (8-12 gelas)
● Edukasi pentingnya memperoleh asupan nutrisi yang adekuat terutama zat besi
dengan mengonsumsi makanan seperti daging merah, hati ayam dan sayuran hijau,
sementara konsumsi teh dan kopi sebaiknya dikurangi.
Diagnosis
Ketuban Pecah Dini 1 hari pada G1 Hamil 35+5 Minggu, JPKTH, Cairan Amnion Berkurang
(ICA 9,4 cm), Ibu dengan Obesitas Grade I (IMT 25,71 kg/m2), Karies Dentis, Anemia
Mikrositik Hipokrom (Hb 9,2 g/dL) ec Suspek Defisiensi Besi dd Talasemia, dan Asma

Rencana Penatalaksanaan
Rencana Edukasi :
● Edukasi gaya hidup dan pola makan terkait dengan obesitas (terutama pasca
persalinan)
● Edukasi untuk menghindari pemicu asma pada pasien berupa debu
● Edukasi rencana terminasi kehamilan pasca pematangan paru
● Edukasi asuhan bayi yang akan lahir
● Edukasi mengenai pemilihan kontrasepsi pasca persalinan
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai