Anda di halaman 1dari 29

PREEKLAMPSI

Nama pasien : Ny. T


Usia : 32 tahun
RM : 387 5584

Anamnesis :
Pasien datang mengaku hamil 9 bulan dengan tekanan darah tinggi dan keluhan nyeri kepala. Keluhan juga disertai rasa
mual dan muntah dan nyeri ulu hati. Pasien mengaku HPHT 04/8/2018, dengan Taksiran Persalinan 11/5/2019 ~ 37 + 3
wga . Pasien melakukan ANC di RS Bunda Aliyah setiap bulan, melakukan pemeriksaan USG setiap bulan.
Pasien menyangkal adanya kontraksi, keluar air-air, keluar lendir darah, pandangan kabur, sesak nafas. Pasien mengaku
gerakan bayi masih aktif dirasakan.

RPD : tidak memiliki riwayat Hipertensi sebelumnya, juga menyangkal riwayat DM, Asma, penyakit jantung

RPK : Ibu menderita Hipertensi dan DM, Ayah menderita DM


Riw. Menstruasi : menarche usia 12 tahun, siklus 28 hari, selama 7 hari, mengganti pembalut 3x/hari,
dysmenorrhea (-)
Riw. Perkawinan : Menikah : 1x, 2012
Riw. Obstetri : G1, hamil ini
Riw. Kontrasepsi : (-)
Riw. Sosial : Suami TNI , pasien bekerja sebagai seorang perawat di gedung A
Pemeriksaan Fisik:
Keadaan umum baik, kesadaran CM
TD 170/120 mmHg, n 90x/min, r : 20x/min, s : 36,5 0C
TB: 167 cm, BB: 98 sebelum hamil 90 IMT 32,2 kg/m2

Status generalis:
Mata : Conjunctiva Anemis-/-, Skelra Ikterik -/-
Leher : JVP 5+0 cmH2O
Jantung : S1 S2 normal , Murmur (-), Gallop (+), JVP 5+0 cmH2O
Paru : VBS +/+, rhonki-/-, wheezing -/-
Abdomen : Cembung sesuai kehamilan
Ekstremitas: edema -/-, clubbing finger -/-

Status Obstetri
TFU 33 cm, 4/5, presentasi kepala, kontraksi (+) irregular , DJJ 152 bpm, TBJ 3255 gram

I: vulva/ urethra dalam batas normal, active bleeding (-)


Io: portio licin, ostium tertutup, fluor (-), fluxus (-)
VT: portio lunak, ketebalan 2 cm, pembukaan (-), kepala pada hodge I-II (PS 3)

clinical pelvimetry : adequate pelvic


Pemeriksaan penunjang
US Exam:
Singleton live head presentation, placenta at fundus, FHR (+) 150 bpm
BPD / HC / AC/ FL 94/34/337/74.5
DI 51.9
AFI 14, EFW 3375 gr, SDAU 2.3,

Lab :
CBC 10.6/30.6/9530/329000//83.7/29.5/35.2
UL : protein +3, LEA (-), Nitrit (-), Leucocyte 4-5/LPB, bactery (-)
RBG 98,8 Alb 3.52
OT/PT 25/15
Ur.acid 5,67
Ur/Cr 28,1/0,78
Na/K/Cl 140/4.4/115
PT/APTT 0.8x/1.x

CTG category 1
Masalah :
Impending eclmapsia on G1 38 weeks of gestational age, singleton live head presentation, not in labor, mother with
preeclampsia with severe features
Diskusi :
Definisi
Pre eklampsia merupakan awitan baru dari hipertensi yang disertai baik proteinuria maupun disfungsi organ perifer
setelah usia kehamilan 20 minggu, dimana sebelum kehamilan dengan kondisi normotensi.

ANAMNESIS
Riwayat tekanan darah tinggi saat sebelum hamil
Riwayat awal tekanan darah tinggi
Riwayat pengobatan tekanan darah tinggi
Riwayat kejang
Gejala-gejala preeklampsia dengan karakteristik berat
Riwayat nyeri kepala
Riwayat pandangan kabur
Riwayat mual dan muntah
Riwayat nyeri epigastrium
Riwayat nyeri kuadran kanan atas abdomen
Riwayat sesak nafas
Gangguan neurologi dan riwayat kejang sebelumnya
Riwayat penyakit jantung, ginjal, dan hepar sebelumnya.
PEMERIKSAAN FISIK
Gejala Kardiovaskuler : evaluasi tekanan darah, suara jantung, pulsasi perifer
Paru : auskultasi paru untuk mendiagnosis edema paru
Abdomen : palpasi untuk menentukan adanya nyeri pada hepar; menentukan tinggi fundus uteri untuk
mendeteksi IUGR
Fundoskopi : untuk menentukan adanya retinopati grade I-III

KRITERIA DIAGNOSTIK
Pre-eklampsia, kriteria minimum:
Tekanan darah ≥ 140/90 mmHg setelah umur kehamilan 20 minggu
Proteinuria ≥ 300 mg/24 jam atau dipstick ≥ 1+
Kebanyakan kasus preeklampsia ditegakkan dengan adanya protein urin, namun jika protein urin tidak
didapatkan, salah satu gejala dan gangguan lain dapat diigunakan untuk menegakkan diagnosis
preeklampsia, yaitu:

1. Trombositopenia : trombosit < 100.000 / mikroliter


2. Gangguan ginjal : kreatinin serum >1,1 mg/dL atau didapatkan peningkatan kadar kreatinin serum
pada kondisi dimana tidak ada kelainan ginjal lainnya
3. Gangguan liver : peningkatan konsentrasi transaminase 2 kali normal dan atau adanya nyeri di daerah
epigastrik / regio kanan atas abdomen
4. Edema Paru
5. Didapatkan gejala neurologis : stroke, nyeri kepala, gangguan visus
6. Gangguan pertumbuhan janin yang menjadi tanda gangguan sirkulasi uteroplasenta :
7. Oligohidramnion, Fetal Growth Restriction (FGR) atau didapatkan adanya absent or reversed end
diastolic velocity (ARDV)
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Test diagnostik Penjelasan

1 Hemoglobin dan hematokrit Peningkatan hemoglobin dan hematokrit bererti :


1. Adanya homokonsntrasi, yang mendukung diagnosis pre-
eklampsia
2. Menggambarkan beratnya hipovolemia
3. Nilai ini akan menurun bila terjadi hemolisis

2 Morfologi sel darah merah pada Untuk menentukan :


apusan darah tepi a. Adanya mikroangiopatik hemolitik anemia
b. Morfologi abnormal eritrosit : schizocytosis dan spherocytosis

3 Trombosit Trombositopeni menggambarkan pre-eklampsia berat

4 Kreatinin serum Peningkatannya menggambarkan :


Asam urat serum a. Beratnya hipovolemia
Nitrogen urea darah (BUN) b. Tanda menurunnya aliran darah ke ginjal
c. Oliguria
d. Tanda pre-eklampsia berat

5 Transaminase serum Peningkatan transaminase serum menggambarkan pre-eklampsia berat dengan


gangguan fungsi hepar

6 Lactat acid dehydrogenase Menggambarkan adanya hemolisis

7 Albumin serum, dan faktor Menggambarkan kebocoran endothel, dan kemungkinan koagulopati
koagulasi
Pengelolaan Pre-eklampsia
PRE-EKLAMPSIA RINGAN
Rawat jalan
Tidak mutlak harus tirah baring, dianjurkan ambulasi sesuai keinginannya.
Di Indonesia tirah baring masih diperlukan.
Diet reguler : tidak perlu diet khusus
Vitamin prenatal
Tidak perlu restriksi konsumsi garam
Tidak pelu pemberian diuretic, antihipertensi dan sedativum.
Kunjungan ke rumah sakit tiap minggu

Rawat inap
Indikasi pre-eklampsia ringan dirawat inap:
Hipertensi yang menetap selama > 2 minggu
Proteinuria menetap selama > 2 minggu
Hasil test laboratorium yang abnormal
Adanya gejala atau tanda 1 (satu) atau lebih pre-eklampsia berat
Pemeriksaan dan monitoring pada ibu:
Pengukuran tekanan darah setiap 4 jam kecuali ibu tidur
Pengamatan yang cermat adanya edema pada muka dan abdomen
Penimbangan berat badan pada waktu ibu masuk rumah sakit dan penimbangan dilakukan setiap hari
Pengamatan dengan cermat gejala pre-eklampsia dengan impending eklampsia:
Nyeri kepala frontal atau oksipital
Gangguan visus
Nyeri kuadran kanan atas perut
Nyeri epigastrium

Pemeriksaan laboratorium:
Proteinuria pada dipstik pada waktu masuk dan sekurang-kurangnya diikuti 2 hari setelahnya.
Hematokrit dan trombosit : 2 x seminggu
Test fungsi hepar: 2 x seminggu
Test fungsi ginjal dengan pengukuran kreatinin serum, asam urat, dan BUN
Pengukuran produksi urin setiap 3 jam (tidak perlu dengan kateter tetap)
Pemeriksaan kesejahteraan janin:
Pengamatan gerakan janin setiap hari
NST 2 x seminggu
Profil biofisik janin, bila NST non reaktif
Evaluasi pertumbuhan janin dengan USG, setiap 3-4 minggu
Ultrasound Doppler arteri umbilikalis, arteri uterina

Terapi medikamentosa
Pada dasarnya sama dengan terapi ambulatoar
Bila terdapat perbaikan gejala dan tanda2 pre-eklampsia dan umur kehamilan ≥ 37 minggu, ibu masih
perlu diobservasi selama 2-3 hari kemudian boleh dipulangkan.

Pengelolaan Obstetrik
Bila penderita tidak inpartu:
Umur kehamilan < 37 minggu
Bila tanda dan gejala tidak memburuk, kehamilan dapat dipertahankan sampai aterm.
Umur kehamilan ≥ 37 minggu
Kehamilan dipertahankan sampai timbul onset partus
Bila serviks matang pada tanggal taksiran persalinan dapat dipertimbangkan untuk dilakukan
induksi persalinan
Bila penderita sudah inpartu:
Perjalanan persalinan dapat diikuti dengan Grafik Friedman atau Partograf WHO.

Konsultasi:
Selama dirawat di Rumah Sakit lakukan konsultasi kepada :
Bagian penyakit mata
Bagian penyakit jantung, dan
Bagian lain atas indikasi
PRE-EKLAMPSIA BERAT
Pengelolaan dasar:
Terapi penyulit: medikamentosa tergantung penyulit
Rencana sikap terhadap kehamilan
Eskpektatif, konservatif: bila umur kehamilan < 37 minggu, kehamilan dipertahankan selama
mungkin sambil memberikan terapi medikamentosa
Aktif, agresif: bila umur kehamilan ≥ 37 minggu, kehamilan dikahiri setelah mendapat terapi
medikamentosa untuk stabilisasi ibu.

Terapi medikamentosa
Segera masuk rumah sakit
Tirah baring miring ke kiri secara intermiten
Infus Ringer Laktat atau Ringer Dekstrose 5%
Pemberian anti kejang MgSO4 sebagai pencegahan dan terapi kejang.
Pemberian MgSO4 dibagi :
Loading dose (initial dose) : dosis awal
Maintenance dose : dosis lanjutan
PRE-EKLAMPSIA BERAT
Pengelolaan dasar:
Terapi penyulit: medikamentosa tergantung penyulit
Rencana sikap terhadap kehamilan
Eskpektatif, konservatif: bila umur kehamilan < 37 minggu, kehamilan dipertahankan selama
mungkin sambil memberikan terapi medikamentosa
Aktif, agresif: bila umur kehamilan ≥ 37 minggu, kehamilan dikahiri setelah mendapat terapi
medikamentosa untuk stabilisasi ibu.

Terapi medikamentosa
Segera masuk rumah sakit
Tirah baring miring ke kiri secara intermiten
Infus Ringer Laktat atau Ringer Dekstrose 5%
Pemberian anti kejang MgSO4 sebagai pencegahan dan terapi kejang.
Pemberian MgSO4 dibagi :
Loading dose (initial dose) : dosis awal
Maintenance dose : dosis lanjutan
Terapi medikamentosa
Pedoman NICE untuk tata taksana preeklampsia berat merekomendasikan dosis awal magnesium sulfat
(MgSO4) 4 gram selama 5 – 10 menit, dilanjutkan dengan dosis pemeliharaan 1-2 gram/jam intravena
(level of evidence IA) hingga 24 jam postpartum atau setelah kejang terakhir, kecuali jika terdapat
kontraindikasi melanjutkan pemberian magnesium sulfat
Anti hipertensi
Diberikan : bila tensi ≥ 180/110 atau MAP ≥ 126
Jenis obat : Nifedipine : 10-20 mg oral, diulangi setelah 30 menit, maksimum 120 mg dalam 24 jam.
Nifedipine tidak dibenarkan diberikan sub lingual karena absorbsi yang terbaik adalah melalui saluran
pencernaan makanan.
Tekanan darah diturunkan secara bertahap : Penurunan awal 25% dari tekanan sistolik dan
diturunkan mencapai < 160/105 atau MAP < 125
Nicardipine-HCl : 10 mg dalam 100 atau 250 cc NaCl/RL diberikan secara IV selama 5 menit, bila gagal
dalam 1 jam dapat diulang dengan dosis 12,5 mg selama 5 menit. Bila masih gagal dalam 1 jam, bisa
diulangi sekali lagi dengan dosis 15 mg selama 5 menit

Diuretikum
Diuretikum tidak dibenarkan diberikan secara rutin, karena :
Memperberat penurunan perfusi plasenta
Memperberat hipovolemia
Meningkatkan hemokonsentrasi
Diuretikum yang diberikan hanya atas indikasi :
Edema paru
Payah jantung kongestif
Edema anasarka
Diet
Diet diberikan secara seimbang, hindari protein dan kalori yang berlebih
Sikap terhadap kehamilan
Konservatif, Ekspektatif
Tujuan:
Mempertahankan kehamilan, sehingga mencapai umur kehamilan yang memenuhi syarat
janin dapat dilahirkan
Meningkatkan kesejahteraan bayi baru lahir tanpa mempengaruhi keselamatan ibu
Indikasi: Kehamilan 37 minggu tanpa disertai tanda-tanda dan gejala-gejala impending
eklampsia.
Terapi medikamentosa
Seperti terapi medikamentosa di atas
Bila penderita sudah kembali menjadi pre-eklampsia ringan, maka masih dirawat 2-3 hari
lagi, baru diizinkan pulang.
Pemberian MgSO4 sama seperti pemberian MgSO4 seperti tersebut di atas, namun tidak
diberikan loading dose intravena, melainkan intramuskuler
Pemberian glukokortikoid diberikan pada umur kehamilan 32-34 minggu selama 48 jam.
Bila penderita sudah inpartu:
Perjalanan persalinan dapat diikuti dengan Grafik Friedman atau Partograf WHO.

Konsultasi:
Selama dirawat di Rumah Sakit lakukan konsultasi kepada :
Bagian penyakit mata
Bagian penyakit jantung, dan
Bagian lain atas indikasi
Perawatan di rumah sakit, bila:
Perawatan dan monitoring tiap hari terhadap gejala klinis berikut: nyeri kepala,
penglihatan kabur, nyeri perut kuadran kanan atas, nyeri epigastrium dan kenaikan berat
badan dengan cepat
Menimbang berat badan setiap hari sejak masuk RS
Mengukur proteinuria saat masuk RS dan diulangi tiap 2 hari.
Pengukuran tekana darah sesuai standar yang telah ditentukan.
Pemeriksaan laboratorium sesuai ketentuan di atas
Pemeriksaan USG sesuai standar di atas, khususnya pemeriksaan ukuran biometrik janin
dan volume air ketuban
Penderita dipulangkan bila Bila penderita telah bebas dari gejala-gejala pre-eklampsia berat,
masih tetap dirawat 3 hari lagi baru diizinkan pulang.

Cara persalinan
Bila penderita tidak inpartu, kehamilan dipertahankan sampai aterm
Bila penderita inpartu, perjalanan persalinan diikuti seperti lazimnya (misalnya dengan
grafik Friedman)
Bila penderita inpartu, maka persalinan diutamakan pervaginam, kecuali bilaada indikasi
untuk seksio sesaria
Aktif, Agresif
Tujuan: terminasi kehamilan
Indikasi:
Indikasi ibu:
Kegagalan terapi medikamentosa Setelah 6 jam atau setelah 24 jam sejak dimulainya
pengobatan medikamentosa terjadi kenaikan tekanan darah yang persisten
Tanda dan gejala impending eklampsia
Gangguan fungsi hepar
Gangguan fungsi ginjal
Dicurigai terjadi solusio plasenta
Timbulnya onset partus, ketuban pecah dini, pendarahan
Indikasi janin:
Umur kehamilan ≥ 37 minggu
IUGR berat berdasarkan pemeriksaan USG
NST non-reaktif dan profil biofisik abnormal
Timbulnya oligohidramnion
Indikasi laboratorium: trombositopenia progesif, yang menjurus ke sindroma HELLP
Terapi medikamentosa
Seperti tabel terapi medikamentosa di atas
Cara persalinan: sedapat mungkin diarahkan secara per vaginam
Bila penderita belum in partu:
Dilakukan induksi persalinan bila skor Bishop ≥ 8; Bila perlu dilakukan pematngan
serviks dengan misoprostol.Induksi persalinan harus sudah mencapai kala II dalam
waktu 24 jam. Bila tidak, induksi persalinan dianggap gagal, dan harus disusul dengan
seksio sesarea
Indikasi seksio sesaria:
Tidak ada indikasi untuk persalinan pervaginam
Induksi persalinan gagal
Terjadi gawat janin
Bila umur kehamilan < 33 minggu
Bila penderita sudah inpartu:
Perjalanan persalinan diikuti dengan grafik Friedman
Memperpendek kala II
Seksio sesarea dilakukan apabila terdapat kegawatan ibu dan gawat janin
Primigravida direkomendasikan pembedahan cesar
Anestesia: regional anestesia, epidural anestesia. Tidak diajurkan anestesia umum
EDUKASI
Mengedukasi pasien untuk mengenal tanda-tanda bahaya preeklamsia
Edukasi tatalaksana preeklamsia dan hipertensi dalam kehamilan
Edukasi komplikasi penyakit
Edukasi prognosis penyakit
PROGNOSIS
Preeklamsia ringan : bonam
Preeklamsia berat : dubia at malam
Hipertensi kronik dengan superimposed preeclampsia : dubia at malam
Sindroma HELLP : dubia at malam
Eklamsia : dubia at malam
TERIMA KASIH
Algoritme Penatalaksanaan Preeklamsia Berat di Rumah Sakit Tersier

Anda mungkin juga menyukai