Anda di halaman 1dari 45

Laporan Kasus

Ulkus Kornea

Oleh :
Winda Wati
NIM. 2030912320008

Pembimbing :
dr. H. Agus Fitrian Noor Razak, Sp.M

BAGIAN/SMF ILMU PENYAKIT MATA


FAKULTAS KEDOKTERAN ULM/RSUD ULIN
BANJARMASIN
Desember, 2022
Pendahuluan
• Ulkus kornea : hilangnya sebagian permukaan kornea akibat kematian jaringan kornea

• Ulkus kornea dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, jamur, akantamuba, reaksi toksik, alergi, autoimun, defisiensi

vitamin A, lagoftalmos akibat parese nervus VII, lesi nervus III atau neurotopik dan ulkus Mooren

• Di Indonesia, menurut data riset kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2013, prevalensi kekeruhan kornea nasional adalah

5,5%

• Ulkus kornea dapat diklasifikasikan dalam beberapa tipe menurut : (1) lokasi (sentral, parasentral, perifer), (2) kedalaman

(superfisial atau dalam), (3) nekrosis (supuratif atau non-supuratif), (4) reaksi uveal (dengan hipopion atau tanpa hipopion),

(5) etiologi (infektif, alergi, traumatik, tropik, hubungan dengan kelainan sistemik dan idiopatik)

• Sumbayak DGPS, Himayani R, Yusran M. Ulkus Kornea Impending Perforasi. Majority. 2019; 8(1): 35-9.
• Ilyas S. Ilmu penyakit mata. 5th ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2016.
• Park J, Lee K, Zhou H, Rabin M, Jwo K, Burton W, et al. Community practice patterns for bacterial corneal ulcer evaluation and treatment. Eye contact lens. 2015;41(1):12–8.
2
• Christine RN. Ulkus Kornea dengan Penyebab Bakteri; Sebuah Laporan Kasus. Bunga Rampai Saintifika. 2018; 7: 63-9.
Laporan
Kasus
Laporan Kasus
IDENTITAS
Nama : Tn. S
Umur : 41 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Jl. Tesary, Kapuas
Pekerjaan : Petani
Suku : Jawa
No. RM : 1-51-89-50
Tanggal pemeriksaan : 6 Desember 2022
Ruang pemeriksaan : Tulip 1A RSUD Ulin Banjarmasin 4
Anamnesis
Anamnesis dilakukan dengan autoanamnesis

Keluhan utama : Mata kiri kabur

Riwayat penyakit sekarang :

Pasien mengeluhkan mata kiri kabur disertai rasa silau sejak ± 1 minggu SMRS. Keluhan mata kabur

disertai dengan adanya warna putih putih di dalam mata sejak 3 hari SMRS. Keluhan juga disertai rasa nyeri

yang sangat berat (VAS 8). Pasien merasa mata kirinya sempat kemasukan Serangga. Pasien sebelumnya

sempat berobat ke Puskesmas, sempat membaik namun kambuh kembali dan keluhan dirasakan semakin

memberat hingga saat ini. Keluhan mata berair (+) kadang kadang, keluar kotoran mata yang banyak

disangkal, sakit kepala (+), mual (-), muntah (-) dan riwayat alergi disangkal.
5
Anamnesis
Riwayat penyakit dahulu
Riwayat trauma pada mata (+) kemasukkan serangga pada mata kiri, Riwayat infeksi dan penyakit lain pada mata (-), Riwayat
operasi pada mata (-), Riwayat diabetes melitus (-), Riwayat hipertensi (-), Riwayat alergi (-)

Riwayat penyakit keluarga


Riwayat keluhan serupa (-), Riwayat diabetes melitus (-), Riwayat hipertensi (-), Riwayat alergi (-)

Riwayat penggunaan kaca mata


Pasien tidak pernah menggunakan kacamata sebelumnya

Riwayat alergi
Pasien tidak memiliki riwayat alergi obat dan makanan

Riwayat pengobatan
Pasien sempat berobat ke Puskesmas dan oleh Dokter diberikan antibiotik, anti nyeri, anti radang, obat tetes mata dan salep
mata. Keluhan sempat membaik namun kambuh kembali dan dirasakan semakin memburuk hingga saat ini 6
Pemeriksaan Fisik
1.Status generalis
Keadaan umum : Tampak sakit ringan
Kesadaran : Kompos mentis E3V4M6

2.Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 110/80 mmHg
Frekuensi nadi : 71 kali/menit
Frekuensi napas : 18 kali/menit
Suhu : 36,7˚C
SpO2 : 98% on room air
7
Status Lokalis
OD PEMERIKSAAN OS Edem (-), hiperemis (-) Konjungtiva Edem (-), hiperemis
>3/60 Visus tanpa koreksi 1/60 palpebra (+)
Tidak dilakukan Visus dengan Tidak dilakukan Edem (-), hiperemis (-) Konjungtiva fornix Edem (-), hiperemis
koreksi (+)
Kedudukan bola mata Bulbus okuli Kedudukan bola mata Edem (-), hiperemis (-) Konjungtiva bulbi Edem (-), hiperemis
di tengah, strabismus di tengah, strabismus (+)
(-), enoftalmus (-), (-), enoftalmus (-), Putih Sklera Hiperemis (+)
eksoftalmus (-). eksoftalmus (-). Jernih, infiltrat (-), Kornea Keruh, infiltrat (+),
ulkus (-), sikatrik (-) ulkus (+), sikatrik (+)
Gerakan bola mata Gerakan bola mata Gerakan bola mata Dalam Kamera okuli Sulit dievaluasi
bebas ke segala arah bebas ke segala arah anterior
Warna hitam, Supersilia Warna hitam, Reguler, coklat Iris Sulit dievaluasi
distribusi distribusi Bentuk bulat, regular, Pupil Sulit dievaluasi
pertumbuhan rambut pertumbuhan rambut letak sentral, diameter
merata merata pupil 3 mm, reflek
cahaya langsung (+),
Edema (-), hiperemis Palpebra superior Edema (-), hiperemis
reflek cahaya tidak
(-), nyeri tekan (-) (+), nyeri tekan (+)
langsung (+)
Edema (-), hiperemis Palpebra inferior Edema (-), hiperemis Jernih Lensa Keruh (+)
(-), nyeri tekan (-) (+), nyeri tekan (+) Tidak dilakukan Reflek fundus Tidak dilakukan
Edema (-), Sistem kanalis Edema (-), Tidak dilakukan Funduskopi Tidak dilakukan
hiperlakrimasi (-) lakrimalis hiperlakrimasi (+) Tidak meningkat Tekanan intra Tidak meningkat
okular (TIO) 8
Foto
Klinis

9
Diagnosis dan Planning
Diagnosis Banding Planning
❖ Pemeriksaan laboratorium darah rutin
❖ Abses kornea
❖ Pemeriksaan slit-lamp
❖ Endoftalmitis
❖ Pewarnaan kornea dengan pewarnaan
fluorescein
❖ Kerokan ulkus dilanjutkan pewarnaan
Diagnosis Kerja gram dan kultur sensitivitas antibiotik

❖ Ulkus Kornea OS

10
Penatalaksanaan
Farmakologi Non Farmakologi
- Spesifik
• Kompres air hangat
• Antibiotik topikal : Levosin ed 6x1
• Penggunaan kaca mata hitam
• Antibiotik sistemik : Ciprofloxacin 750 mg 2x1 tablet
• Antibiotik subkonjungtiva : Inj. flx 0,5 cc/subkonjungtiva • Istirahat, makan bergizi dan

(selama 5 hari) menggunakan air bersih

• Menjaga kebersihan
- Non spesifik
• Sikloplegik : Cendo tropin 1% ed 3x1 • Bebat mata
• Analgesik : Paracetamol 500 mg 2x1 tablet
(k/p nyeri) 11
Edukasi
1. Menyampaikan bahwa tatalaksana yang dapat dilakukan segera adalah tindakan operatif untuk
mencegah keadaan penyakit yang semakin memburuk dan semakin menggangu penglihatan
pasien.
2. Menyampaikan bahwa tatalaksana yang dilakukan bukan untuk mengembalikan penglihatan
pasien menjadi normal sebelum sakit tapi untuk mencegah kerusakan dan komplikasi yang lebih
parah
3. Mencegah penyebaran infeksi dengan mencuci tangan sesering mungkin dan mengeringkannya
dengan handuk atau kain yang bersih
4. Mencegah dan menghentikan konsumsi obat-obatan steroid karena dapat menghambat
penyembuhan ulkus kornea
12
Prognosis

• Quo ad vitam : Bonam

• Quo ad sanationam : Dubia ad Bonam

• Quo ad functionam : Dubia ad Bonam

13
Identifikasi
Masalah dan
Analisis Kasus
Analisa Kasus
Kasus Teori
Dari hasil autoanamnesis terhadap Tn. S beliau ● Keluhan berupa nyeri mata yang disertai rasa mengganjal, berair,
mengeluhkan mata kiri kabur disertai rasa silau dan terkadang sering mengedip : keluhan khas pada penyakit
kornea
silau sejak ± 1 minggu SMRS. Keluhan mata ● Ulkus kornea : hilangnya sebagian permukaan kornea akibat
kabur disertai dengan adanya warna putih kematian jaringan kornea
● Epitel kornea : sawar yang mudah bagi mikroorganisme masuk ke
putih di dalam mata sejak 3 hari SMRS. dalam kornea.
Keluhan juga disertai rasa nyeri yang sangat ● Menurunnya penglihatan disebabkan karena kornea merupakan
jaras penglihatan, nyeri yang dialami pasien terjadi karena kornea
berat (VAS 8). Pasien merasa mata kirinya memiliki banyak serabut nyeri, baik lesi dangkal ataupun dalam
sempat kemasukan serangga. Keluhan mata pada kornea menimbulkan rasa sakit dan fotofobia/silau.
● Dari penjelasan di atas, diagnosis yang paling mendekati pada
berair (+) kadang kadang, keluar kotoran mata kasus ini adalah ulkus kornea. Hal ini sesuai dengan keluhan
yang banyak disangkal, sakit kepala (+), mual (- pasien yang menyatakan bahwa nyeri mata dirasakan perlahan tanpa
adanya mata merah sebelumnya yang disertai dengan riwayat
), muntah (-) dan riwayat alergi disangkal. kemasukan benda asing.
15
Analisa Kasus
Kasus Teori
Dari hasil pemeriksaan lokalis mata kiri ● Gejala klinis umum ulkus kornea antara lain
didapatkan sklera kemerahan, lensa keruh dan penurunan penglihatan, mata berair, sekret,
kemerahan pada mata dan nyeri. Gejala ulkus
kornea keruh ulkus (+) infiltrat (+) sikatrik (+) kornea sering disertai dengan hipopion.

16
Anatomi Kornea
dan
Ulkus Kornea
Anatomi Kornea

18
• Snell RS. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran Edisi Keenam. EGC. Jakarta. 2006.
Definisi
• Hilangnya sebagian permukaan kornea akibat kematian
jaringan kornea, yang ditandai dengan adanya infiltrat
supuratif disertai defek kornea bergaung dan diskontinuitas
jaringan kornea yang dapat terjadi dari epitel sampai stroma.

• Ulkus pada kornea terbentuk kebanyakan oleh adanya


kolagenase yang dibentuk oleh sel epitel baru dan sel
radang.

• Ilyas S. Ilmu penyakit mata. 5th ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2016. 19
• Fitriani A, Ngatimin D, Anggara A. OS Corneal Ulcer. Jurnal Medical Profession (MedPro). 2020; 2(3): 161-5.
Bakteri

Etiologi
Infeksi Virus

Ulkus Kornea Jamur

Bahan kimia radiasi atau suhu,


defisiensi vitamin A, penggunaan
obat-obatan (kortikosteroid,
Non Infeksi anastesi topikal, immunosupresif),
kelainan dari membran basal
(misalnya karena trauma),
pajanan dan neurotropik

• Ilyas S. Ilmu penyakit mata. 5th ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2016.
• Park J, Lee K, Zhou H, Rabin M, Jwo K, Burton W, et al. Community practice patterns for bacterial corneal ulcer evaluation and treatment. Eye contact lens. 20
2015;41(1):12–8.
• Fitriani A, Ngatimin D, Anggara A. OS Corneal Ulcer. Jurnal Medical Profession (MedPro). 2020; 2(3): 161-5.
Epidemiologi
• Tinjauan grafik retrospektif dari California menemukan tingkat tertinggi ulkus kornea bakteri terjadi pada wanita

usia 25 hingga 34 tahun (insiden 60,3 per 100.000 orang-tahun)

• Perkiraan kejadian infeksi herpes okular berjalan 5 sampai 20 kasus per 10.000 per tahun di negara maju.

• Keratitis jamur jarang terjadi tetapi lebih sering terjadi pada pekerja luar ruangan dan laki-laki muda.

• Di Indonesia, menurut data riset kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2013, prevalensi kekeruhan kornea nasional

adalah 5,5%. Prevalensi kekeruhan kornea yang tinggi pada kelompok pekerjaan petani/nelayan/buruh mungkin

berkaitan dengan riwayat trauma mekanik atau kecelakaan kerja pada mata, mengingat pemakaian alat pelindung diri

saat bekerja belum optimal dilaksanakan di Indonesia.

• Thomas PA, Kaliamurthy J. Mycotic keratitis: epidemiology, diagnosis and management. Clin Microbiol Infect. 2013 Mar;19(3):210-20. 21
• Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Riset Kesehatan Dasar 2013. Kementerian Kesehatan RI, Jakarta, 2013:239.
Klasifikasi
Sentral
• Ulkus kornea bakterialis (streptokokus, stafilokokus,
pseudomonas dan pneumokokus)
• Ulkus kornea fungi
• Ulkus kornea virus
• Ulkus kornea acantamuba

Perifer
• Ulkus marginal
• Ulkus mooren

22
• Fitriani A, Ngatimin D, Anggara A. OS Corneal Ulcer. Jurnal Medical Profession (MedPro). 2020; 2(3): 161-5.
Klasifikasi

23
Penurunan Mata
Penglihatan Berair

Gejala Klinis Sekret Kemerahan


pada mata

Nyeri Hipopion

24
• Fitriani A, Ngatimin D, Anggara A. OS Corneal Ulcer. Jurnal Medical Profession (MedPro). 2020; 2(3): 161-5.
Gejala Klinis

25
• Fitriani A, Ngatimin D, Anggara A. OS Corneal Ulcer. Jurnal Medical Profession (MedPro). 2020; 2(3): 161-5.
Faktor Risiko
❖ Penggunaan lensa kontak

❖ Pernah atau sedang menderita herpes zoster atau cacar air

❖ Mata kering

❖ Kelopak mata yang tidak menutup sepenuhnya

❖ Penggunaan obat tetes mata steroid

❖ Mengalami cedera atau luka bakar pada kornea

❖ Cedera ringan

❖ Benda asing kecil yang tertahan


26
• Wirata G. Ulkus Kornea [Tinjauan Pustaka]. [Bali]: Fakultas Kedokteran Universitas Udayana; 2017
Diagnosis

27
• Kenia VP, Kenia RV, Pirdankar OH. Diagnosis and management protocol of acute corneal ulcer. International Journal of Health Sciences and Research.
2020.10(3):1-10.
Diagnosis

Ulkus Kornea Bakteri Ulkus Kornea Bakteri Ulkus Kornea Jamur Ulkus Kornea Virus
gram negatif

28
• Kenia VP, Kenia RV, Pirdankar OH. Diagnosis and management protocol of acute corneal ulcer. International Journal of Health Sciences and Research.
2020.10(3):1-10.
Diagnosis

Ulkus Marginal Ulkus Mooren

29
• Kenia VP, Kenia RV, Pirdankar OH. Diagnosis and management protocol of acute corneal ulcer. International Journal of Health Sciences and Research.
2020.10(3):1-10.
Pewarnaan kornea dengan
pewarnaan fluorescein

30
• Kenia VP, Kenia RV, Pirdankar OH. Diagnosis and management protocol of acute corneal ulcer. International Journal of Health Sciences and Research.
2020.10(3):1-10.
Patofisiologi

• Khor WB, Prajna VN, Garg P, et al. The Asia Cornea Society Infectious Keratitis Study: A Prospective Multicenter Study of Infectious Keratitis in Asia. Am J
31
Ophthalmol. 2018;195:161-70.
Patogenesis
BAKTERI

• Penetrasi bakteri akan menyebabkan kerusakan epitel kornea dan berakhir dengan terbentuknya
ulkus.

• Mikroorganisme yang paling umum adalah Pseudomonas Aeruginosa menempel pada epitel
dan kemudian menginvasi ke dalam stroma melalui celah di epitel.

• Sel inflamasi (PMN) mencapai lokasi kerusakan kornea dari air mata dan pembuluh darah limbus
yang melepaskan sitokin dan interleukin yang mengakibatkan invasi kornea progresif dan
peningkatan ukuran ulkus.

• Fagositosis organisme melepaskan radikal bebas dan enzim proteolitik yang menyebabkan
nekrosis dan pengelupasan epitel, membran bowman dan stroma.

• Protease dan eksotoksin yang dihasilkan oleh bakteri dan endotoksin yang diproduksi oleh
organisme setelah kematiannya mendukung terbentuknya ulkus.

• Khor WB, Prajna VN, Garg P, et al. The Asia Cornea Society Infectious Keratitis Study: A Prospective Multicenter Study of Infectious Keratitis in Asia. Am J
32
Ophthalmol. 2018;195:161-70.
Patogenesis
JAMUR VIRUS

• Patogen jamur juga memasuki kornea • Virus mencapai kornea dari dalam melalui
setelah kerusakan epitel, setelah trauma cabang terminal dari divisi oftalmika dari
atau benda asing berupa bahan vegetatif saraf trigeminal.
atau partikel tanah dan setelah invasi akan
muncul respons inflamasi. • Tanpa kerusakan epitel, virus dapat
mencapai mata melalui ujung saraf dan
• Respon inflamasi kurang agresif dan radang saraf menyebabkan nyeri
lambat dibandingkan dengan bakteri. neurogenik.

• Sekresi enzim proteolitik jamur dan • Virus secara aktif bereplikasi di epitel
antigen jamur yang memfasilitasi penetrasi kornea. Virus dalam epitel mengangkat
stroma dan merusak membran descemets pembentukan lesi keratitis pungtata
dan dengan demikian mencapai bilik mata superfisial dan kemudian mengelupas
depan membentuk jamur-eksudat- massa membentuk defek epitel yang besar dan
iris yang menutupi area pupil akhirnya ulserasi stroma.

• Kenia VP, Kenia RV, Pirdankar OH. Diagnosis and management protocol of acute corneal ulcer. International Journal of Health Sciences and Research.
33
2020.10(3):1-10.
Patogenesis
PARASIT

• Keratitis Acanthamoeba paling sering terjadi terkait dengan penggunaan lensa


kontak.

• Setelah itu, melekat pada lensa kontak bertahan di ruang antara lensa kontak
dan permukaan mata dan kemudian akan melekat pada glikoprotein pada vili
kornea. Menyebabkan mikrotrauma pada epitel permukaan kornea

• penggunaan lensa kontak mempromosikan masuknya organisme ke dalam epitel,


menyerang layer Bowman dan masuk ke stroma. Infeksi kemudian bergerak
sepanjang saraf kornea, menghasilkan inflamasi akut dan deposit radial (radial
keratoneuritis).

• Khor WB, Prajna VN, Garg P, et al. The Asia Cornea Society Infectious Keratitis Study: A Prospective Multicenter Study of Infectious Keratitis in Asia. Am J 34
Ophthalmol. 2018;195:161-70.
Tatalaksana
1. Pengendalian infeksi

2. Kebersihan
Irigasi dengan saline hangat atau lotion sodabicarb disarankan. Itu membersihkan bahan nekrotik, toksin, sekresi dan
organisme patogen

3. Panas
Panas mencegah stasis dan mendorong perbaikan ulkus. Fomentasi panas dapat diberikan.

4. Istirahat
- Atropin 1% baik sebagai tetes atau salep dioleskan 2-3 kali sehari.
- Bantalan dan perban mengistirahatkan bola mata dengan membatasi gerakannya.

5. Perlindungan
- Bantalan dan perban melindungi mata dari debu, angin, dan agen eksternal yang berbahaya.
- Perisai atau kacamata hitam

• Christine RN. Ulkus Kornea dengan Penyebab Bakteri; Sebuah Laporan Kasus. Bunga Rampai Saintifika. 2018; 7: 63-9.
• Fitriani A, Ngatimin D, Anggara A. OS Corneal Ulcer. Jurnal Medical Profession (MedPro). 2020; 2(3): 161-5.
• Cope JR, Collier SA, Srinivasan K, Abliz E, Myers A, Millin CJ, Miller A, MS. Tarver ME. Contact Lens-Related Corneal Infections - United States, 2005-2015. MMWR Morb 35
Mortal Wkly Rep. 2016 Aug 19;65(32):817-20.
Tatalaksana

Antibiotik Simptomatik
- Topikal - Analgesik
- Subkonjungtival
- Sistemik

Sikloplegik Pembedahan
mengurangi ketegangan - Flap konjungtiva
iris dan mencegah sinekia - Keratoplasti

• Christine RN. Ulkus Kornea dengan Penyebab Bakteri; Sebuah Laporan Kasus. Bunga Rampai Saintifika. 2018; 7: 63-9.
• Fitriani A, Ngatimin D, Anggara A. OS Corneal Ulcer. Jurnal Medical Profession (MedPro). 2020; 2(3): 161-5.
• Cope JR, Collier SA, Srinivasan K, Abliz E, Myers A, Millin CJ, Miller A, MS. Tarver ME. Contact Lens-Related Corneal Infections - United States, 2005-2015. MMWR Morb 36
Mortal Wkly Rep. 2016 Aug 19;65(32):817-20.
Tatalaksana

37
• Kenia VP, Kenia RV, Pirdankar OH. Diagnosis and management protocol of acute corneal ulcer. International Journal of Health Sciences and Research. 2020.10(3):1-10.
Pencegahan
- Lindungi mata dari segala benda yang mungkin bisa
masuk kedalam mata Komplikasi
- Nekrosis stroma
- Jika mata sering kering atau pada keadaan kelopak
- Perforasi kornea
mata tidak bisa menutup sempurna, gunakan tetes
- Kebutaan
mata agar mata selalu dalam keadaan basah
- Komplikasi okular yang paling serius
dari ulkus kornea : perforasi kornea
- Jika memakai lensa kontak harus sangat
dengan infeksi sekunder, sikatrik
diperhatikan cara memakai dan merawat lensa
kornea, katarak sekunder dan
tersebut.
glaucoma
- Opasitas Kornea
• Khor WB, Prajna VN, Garg P, et al. The Asia Cornea Society Infectious Keratitis Study: A Prospective Multicenter Study of Infectious Keratitis in Asia. Am J Ophthalmol. 38
2018;195:161-70.
Komplikasi

• Khor WB, Prajna VN, Garg P, et al. The Asia Cornea Society Infectious Keratitis Study: A Prospective Multicenter Study of Infectious Keratitis in Asia. Am J Ophthalmol. 39
2018;195:161-70.
Prognosis
Prognosis ulkus kornea dipengaruhi oleh mekanisme terjadinya ulkus, tingkat
keparahan, cepat lambatnya diberi pertolongan dan ada tidaknya komplikasi yang
timbul.
Ulkus yang sudah luas memerlukan waktu penyembuhan yang tidak sebentar,
hal ini terjadi karena jaringan kornea avaskular memerlukan waktu yang lama dalam
beregenerasi.
Semakin tinggi tingkat keparahan dan lambatnya mendapat pertolongan dapat
menimbulkan komplikasi, dan prognosis lebih buruk

40
• Khor WB, Prajna VN, Garg P, et al. The Asia Cornea Society Infectious Keratitis Study: A Prospective Multicenter Study of Infectious Keratitis in Asia. Am J Ophthalmol.
2018;195:161-70.
Penutup
Penutup
Telah dilaporkan sebuah kasus seorang pria berusia 41 tahun dengan keluhan utama mata kiri kabur. Awalnya pasien
mengeluhkan mata kabur disertai rasa silau sejak 1 minggu SMRS. Keluhan mata kabur disertai adanya warna putih-
putih didalam mata sejak 3 hari SMRS. Keluhan juga disertai rasa nyeri yang sangat berat (VAS 8). Pasien merasa mata
kirinya sempat kemasukkan serangga. Keluhan mata berair (+) kadang kadang, keluar kotoran mata yang banyak
disangkal, sakit kepala (+), mual (-), muntah (-) dan riwayat alergi disangkal. Dari hasil pemeriksaan lokalis mata kiri
didapatkan sklera kemerahan, lensa keruh dan kornea keruh ulkus (+) infiltrat (+) sikatrik (+).

Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan oftalmologi. Diagnosis pasien mengarah pada ulkus kornea
OS. Pasien diusulkan untuk melakukan pemeriksaan kerokan ulkus dilanjutkan pewarnaan gram dan kultur sensitivitas
antibiotik. Tatalaksana yang diberikan pada pasien ini ialah Inj. flx. o,5 cc/subkonjungtiva, Levocin ed 6x1, PO
Ciprofloxacin 750 mg 2x1 dan cendo tropin 1% ed 3x1 untuk mengatasi kausa penyakit, kemudian PO paracetamol
500 mg 3x1 untuk mengurangi rasa nyeri.
42
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai