IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. Su
Usia : 52 tahun
Alamat : Erlangga timur, Semarang
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Tanggal periksa : 9 November 2017
B. ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan di Poliklinik Mata RS Roemani Semarang pada tanggal 9
November 2017 pukul 11.00 WIB secara autoanamnesis.
Keluhan utama : Mata kanan kabur
Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien datang dengan keluhan mata kanan terasa kabur sejak ± 1 hari yang lalu,
Awalnya pasien bermain bulutangkis dan terkena bola kok, pasien seketika
tidak dapat melihat dan penglihatan menjadi putih semua seperti kabut secara
mendadak. Pasien juga mengeluh mata merah terasa cekot-cekot, nyeri
disekitar mata, silau saat melihat cahaya dan melihat bayangan pelangi pada
sinar cahaya, matanya berair dan nyeri kepala. Pasien merasa mendingan saat
istirahat dan menggunakan tetes mata c.xytrol beli di apotik kemudian rasa
nyeri dan cekot-cekot kembali lagi. Keluhan lain seperti demam, mual, muntah,
penglihatan ganda,rasa mengganjal, melihat titik-titik, mata perih, gatal, keluar
lendir disangkal.
1
Riwayat trauma : Diakui, mata kanan terkena bola kok
setelah bermain bulutangkis
Riwayat operasi mata : Disangkal
Riwayat penggunaan kacamata : Diakui, sejak ± 3 tahun yang lalu kacamata
untuk baca +1,50D
Riwayat batuk lama (TBC) : Disangkal
Riwayat penyakit yang mengharuskan konsumsi obat lama (steroid) :
disangkal
C. PEMERIKSAAN FISIK
Dilakukan pada tanggal 9 November 2017 pada pukul 11.00.
Keadaan umum : Tampak sakit sedang.
Kesadaran : Compos mentis
Tanda vital
- TD : Tidak dilakukan
- HR : Tidak dilakukan
- RR : Tidak dilakukan
- Suhu : Tidak dilakukan
Status gizi : Kesan cukup
2
Status generalisata :
- Kepala : Mesosefal
- Mata : Simetris
- Hidung : Dalam batas normal
- Telinga : Dalam batas normal
- Mulut : Dalam batas normal
- Thoraks : Dalam batas normal
- Abdomen : Dalam batas normal
- Ekstremitas : Dalam batas normal
Status Ophtalmologi :
Pemeriksaan Oculi
Dextra Sinistra
Visus 1/300 20/40
Koreksi Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Supercilia Madarosis (-) Madarosis (-)
Silia Arah tumbuh normal. Arah tumbuh normal.
Trikiasis (-) Trikiasis (-)
Distikiasis (-) Distikiasis (-)
Palpebra Superior dan Spasme (-), Tertutup Spasme (-), Tertutup
Inferior rapat (+), terbuka rapat (+), terbuka
sempurna (+), entropion sempurna (+),entropion
(-), ektropion (-), massa (-), ektropion (-), massa
(-), tanda radang (-), (-), tanda radang (-),
edema (+),nyeri tekan (-) edema (-), nyeri tekan (-)
Konjungtiva Palpebra Corpal (-), anemis (-), Corpal (-), anemis (-),
hiperemis (-), papil (-) hiperemis (-), pspil (-)
Konjungtiva Bulbi Injeksi silier (+), injeksi Injeksi silier (-), injeksi
konjungtiva (+), konjungtiva (-), jaringan
jaringan membran (-) fibrovaskuler (-),
3
jaringan fibrovaskuler perdarahan
(-), perdarahan subkonjungtiva (-)
subkonjungtiva (-)
Konjungtiva Forniks Hiperemis (-) secret (-) Hiperemis (-) secret (-)
4
D. RESUME
Pasien datang dengan keluhan mata kanan terasa kabur sejak ± 1 hari yang
lalu, Awalnya pasien bermain bulutangkis dan terkena bola kok, pasien
seketika tidak dapat melihat dan penglihatan menjadi putih semua seperti kabut
secara mendadak. Pasien juga mengeluh mata merah terasa cekot-cekot, nyeri
disekitar mata, silau saat melihat cahaya dan melihat bayangan pelangi pada
sinar cahaya, matanya berair dan nyeri kepala. Pasien merasa mendingan saat
istirahat dan menggunakan tetes mata c.xytrol beli di apotik kemudian rasa
nyeri dan cekot-cekot kembali lagi. Keluhan lain seperti demam, mual, muntah,
penglihatan ganda,rasa mengganjal, melihat titik-titik, mata perih, gatal, keluar
lendir disangkal.
Pada pemeriksaan didapatkan :
Keadaan umum : tampak sakit sedang
Kesadaran : compos mentis
Vital sign :
TD : Tidak dilakukan
Nadi : Tidak dilakukan
RR : Tidak dilakukan
Suhu : Tidak dilakukan
Dalam pemeriksaan ophtalmology didapatkan :
Visus :
Visus oculi dextra : 1/300 tidak dilakukan koreksi
Visus oculi sinistra : 20/40 tidak dilakukan koreksi
Pemeriksaan :
Pada oculi dextra tampak edema palpebra superior, injeksi konjungtiva dan
injeksi siliar, sklera hiperemis, kornea edema, COA keruh,dangkal, ada hifema
dan tyndal efek (+), pupil bentuk bulat, central, regular, anisokhor, ukuran 4
mm (midriasis), reflek direct dan indirect (-), lensa keruh.
E. USULAN PEMERIKSAAN
Pemeriksaan Gonioskopi
5
Pemeriksaan funduskopi
Uji lapang pandang
F. DIAGNOSIS BANDING
1. OD Glaukoma Sekunder Post Trauma
2. OD Glaukoma
G. DIAGNOSIS KERJA
OD Glaukoma Sekunder Post Trauma
H. TERAPI
R/ Acetazolamid 250mg tab No. X
S 2 dd I tab p.c
R/ pilocarpine 2% eyedrops fl No.I
S 3 dd gtt I OD
R/ timolol 0,5% eyedrops fl No.I
S 2 dd gtt I OD
I. EDUKASI
Menjelaskan kepada pasien tentang penyakit yang diderita
Menjelaskan pasien untuk tidak mengucek mata
Menjelaskan tata cara pemakaian obat dan kontrol teratur
Menjelaskan pada pasien untuk memakai pelindung mata saat keluar rumah
Menjelaskan kepada pasien untuk tidak mengejan,batuk, emosi dan minum
terlalu cepat agar tekanan bola mata tidak meningkat
Istirahat yang cukup dan makan makanan bergizi
J. PROGNOSIS
6
OD OS
Quo ad Visam Ad Malam Ad bonam
Quo ad Sanam Ad Malam Ad bonam
Quo ad Vitam Ad Malam Ad bonam
Quo ad Kosmetikam Dubia ad malam Dubia ad malam
PEMBAHASAN
7
Pasien Ny. S usia 69 tahun, pekerjaan ibu rumah tangga, datang dengan
keluhan mata kanan kemeng hilang timbul terasa seperti cekot-cekot sejak operasi
katarak dan pemasangan lensa mata 2 tahun yang lalu. Keluhan diserati
pandangan kabur, seperti melihat bayangan hitam berjalan, mata silau terutama
jika terkena cahaya. Kemeng dirasakan terutama saat pasien kelelahan bekerja
(setelah menjahit) dan pasien merasa lebih nyaman terutama saat istirahat dan
setelah pemberian obat tetes mata.
Dari pemeriksaan visik ditemukan sekmen anterior COA tidak dapat
dinilai, terdapat haptic lensa. Pupil bentuk bulat, central, regular, anisokhor,
ukuran 5 mm (midraiasi), reflex cahaya direct (-). Lensa : tidak jernih, terdapat
IOL. Pemeriksaan Tonometer Schiotz : OD : 7/5.5 12,2 mmHg, OS : 4.5/5.5
18.9 mmHg.
Pasien berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik menunjukkan
diagnosis pseudofakia, UGH syndrome. Berdasarkan anamnesa, pasien telah
menjalani operasi katarak pada mata kanan. Dari pemeriksaan fisik pada mata
kanan didapatkan lensa yang mengkilat saat disinari dengan lampu (slit lamp)
yang menandakan telah terpasang IOL.Pseudofakia adalah penanaman lensa
buatan atau intraokuler lensa yang dilakukan segera setelah lensa yang keruh
dikeluarkan dan sebelum luka kornea ditutup. Pasien mengaku mata kanan terasa
menganjal, kemeng terkadang cekot-cekot merupakan hal yang dapat terjadi
setelah operasi. Dimana setelah terjadi luka operasi maka akan terjadi fase
peyembuhan yang diawali dengan fase inflamasi, fase proliferasi dan fase
remodeling. Sedangkan mata terasa menganjal karena benang operasi belum
diserap secara sempurna (haptic lensa). Selain itu, keluhan kemeng pada mata
kanan, pandangan kabur dan silau saat melihat cahaya dapat mengarah ke arah
glaucoma (UGH syndrome) yang merupakan komplikasi tersering pemasangan
IOL. Glaukom ditandai dengan meningkatnya tekanan bola mata, atrofi saraf optic
dan menciutnya lapang pandang. Kerusakan ini berhubungan dengan derajat TIO
yang terlalau tinggi untuk berfungsinya syaraf optikus secara normal. Semakin
tinggi tekanannya maka semakin cepat kerusakan syaraf optikus itu berlangsung.
8
Sementara sindroma UGH secara teknis mencakup ketiga entitas (uveitis,
glaukoma, dan hyphema), meskipun hanya satu atau dua dari ketiganya yang
ditemukan (misalnya "pasien memiliki sindrom UGH tanpa hyphema"). IOL
(Intra Oculi Lensa) merupakan elemen penting untuk diagnosis UGH phakic atau
aphakic. Sindroma UGH berhubungan dengan jaringan uveal yang bersentuhan
dengan IOL (biasanya haptics). Hiphema atau perdarahan vitreous berasal dari
cedera episodik pada pembuluh darah di iris, badan siliaris atau sudut. Glaukoma
adalah sekunder akibat uveitis, pengobatan uveitis, dispersi pigmen, perdarahan,
atau cedera langsung pada struktur sudut.
Pada terapi pasien diberikan timolol 0,25 % 1x1 tetes/hari untuk mengontrol
tekanan intraokuler dengan cara menghambat sekresi humor akuous. Cendo lyters
yang berisi sodium dan kalium klorida berfungsi memberikan lapisan pelindung
pada permukaan mata disebut lapisan air mata (tears film). Lapisan air mata
melapisi dan membasahi mata. Pemeberian retinol vitamin A untuk reepitelisasi
dari sel-sel mata.