GRAVES OPTHALMOPATHY
Oleh :
Pembimbing :
KENDARI
2019
BAB I
LAPORAN KASUS
A. IDENTITAS PASIEN
Umur : 54 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswata
Pendidikan : SMA
Status : Menikah
Alamat : Perumnas
No RM : 62148
B. ANAMNESIS (Autoanamnesis)
Keluhan Utama
Anamnesis
Kendari dengan keluhan penonjolan bola mata sejak kurang lebih 6 tahun
lalu. Awal muncul gejala pasien mengeluh sakit- sakit bagian mata, silau
saat melihat cahaya maupun menatap terlalu lama. Pasien juga mengeluh
air matanya suka keluar sendiri, selain itu juga pasien sulit dalam menutup
mata sehingga tanpa disadari matanya terbuka saat pasien tidur, sehingga
semakin kabur, penglihatan ganda (-), mata merah (-), gatal (-), nyeri (+),
kotoran mata (-), pedis (+), silau (+) jika melihat cahaya.
2013
Riwayat pengobatan
C. PEMERIKSAAN FISIK
1) Status present
2) Status ophtalmologis
1. Inspeksi
OD OS
Lakrimalis
hiperemis dan
sikatrik pada
kornea
jelas
2. Palpasi
Preaurikuler
dinilai
hiperemis(+)
Kornea Jernih Keratopati (+)
keratopaty OS
D. RESUME
Kendari dengan keluhan penonjolan bola mata sejak kurang lebih 6 tahun
lalu. Awal muncul gejala pasien mengeluh sakit- sakit bagian mata, silau
saat melihat cahaya maupun menatap terlalu lama. Pasien juga mengeluh
air matanya suka keluar sendiri, selain itu juga pasien sulit dalam menutup
mata sehingga tanpa disadari matanya terbuka saat pasien tidur, sehingga
semakin kabur, nyeri (+), pedis (+), silau (+) jika melihat cahaya.
sedot tiroid pada tiroid bagian kiri. Riwayat memiliki penyakit yang sama
riwayat penyakit hipertensi (+) sejak 5 tahun lalu, riwayat penyakit tiroid
konjungtiva hiperemis kanan kiri, penonjolan pola mata kanan kiri, bilik
minimal, kiri tampak penonjolan bola mata disertai dengan hiperemis dan
tampak kornea keratopati, iris kanan tampak coklat kripta jelas, pupil
isokor, diameter 3 mm, refleks cahaya (+), lensa jernih, sedangkan mata
kiri iris, pupil, dan refleks cahaya sulit dinilai. VOD 4/60 dan VOS 1/.
E. DIAGNOSIS
OS Keratopaty
F. PENATALAKSANAAN
Medikamentosa
b. Propanolol 40 mg 2x1
G. PROGNOSIS
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pendahuluan
Penyakit ini dapat terjadi pada berbagai usia , namun lebih banyak
terjadi pada usia 40-50 tahun. Berdasarkan data tahun 2000, dua persen
penonjolan pada bola mata, dan tremor halus pada jari tangan. Salah
B. Definisi
fibrosis pada jaringan orbital. Ini adalah penyakit orbital yang paling
dari jaringan interstitial, dan proliferasi lemak orbital dan jaringan ikat
C. Epidemiologi
populasi per tahun dan pada pria sekitar 3/100.000 populasi per tahun,
kejadian oftalmopati ini lebih tinggi pada orang orang Eropa (42%)
khas dan bisa terdapat lebih dari satu gejala pada saat yang bersamaan.
(90%), lid lag (50%), proptosis (60%), restriktif miopati (40%), dan
retraksi palpebra superior, lid lag dan yang paling utama adalah adanya
rasa nyeri orbital yang tidak dapat ditentukan lokasi tepatnya, dan ini
D. Etiopatogenesis
keparahan GO.8
otot disusupi oleh sel mononuklear, yang meliputi terutama CD4+ Sel T
tetapi juga CD8 +sel T, sel B, monosit, makrofag, dan sel mast. Pada tahap
pergeseran penyakit terhadap reaksi imun humoral yang dimediasi sel tipe
10.8
(Gambar 1). Fibroblas orbital berbeda dari fibroblast dari situs lain dari
dan B. 8
GO telah dijelaskan pada pasien dengan GO tidak aktif, dan tonjolan mata
telah diamati pada kelompok pasien tanpa GO setelah pengobatan dengan
E. Gejala Klinis
Fase pertama adalah fase aktif dimana pada fase ini dapat diterapi
diikuti oleh fase stabil dan fase inaktif, dimana pada fase inaktif ini
tidak lagi terdapat reaksi inflamasi, namun yang tersisa ada fibrosis
dan efek sekunder yang persisten. Pada fase inaktif ini terapi yang
yang terjadi di fase aktif adalah (1) proptosis atau eksoptalmus, dimana
hal ini timbul akibat jaringan orbita yang berekspansi di dalam ruang
atau deviasi vertikal. Restriksi pada otot rektus bola mata ini dapat
TIO pada pasien GO diukur pada dua posisi yaitu “primary gaze” dan
strabismus adalah adanya diplopia dan “head tilt”. Diplopia ini dapat
bersifat intermiten (hanya terjadi saat bangun tidur atau kelelahan dan
pada “extreme gazes”) atau konstan (pada “primary gaze” atau pada
evaporasi air mata yang cepat dan osmolaritas air mata tinggi timbul
akibat kelopak mata yang tidak dapat menutup secara sempurna.
terdapat pada area di atas otot rektus bola mata. (5) Penurunan visus
kompresi pada nervus optikus tetapi karena tidak ditandai oleh edema
pada nervus optikus hal ini biasanya tidak terdeteksi secara cepat.
mengalami DON.6
kelopak mata.6
menekan pembuluh saraf atau darah optik makan itu terjadi. perlahan
kortikal.9
Tabel 2. Klasifikasi Clinical Activity Score (CAS).6
F. Komplikasi
adalah krisis tirotoksik (thyroid storm). Hal ini dapat berkembang secara
G. Prognosis
faktor dan usia juga berperan penting. Anak- anak dan remaja
H. Tatalaksana
2. Umur penderita
1. Pengobatan Umum
2. Pengobatan Khusus
Pengobatan Umum
1. Istirahat
2. Diet
yang negatif. 10
3. Obat penenang
psikoterapi. 10
Pengobatan Khusus.
1. Obat antitiroid
Obat-obat yang termasuk golongan ini adalah
dibanding PTU. 10
gangguan gastrointestinal. 10
2. Yodium
4) Pengurangan nervositas
6) Pengurangan tremor
1) Tindakan pembedahan
2) Ablasi dengan I
I.10
hitam, prisma, mata waktu malam di tutu dan hindari rokok). Pada
PEMBAHASAN
tersering dari terjadinya hipertiroid. Pada kasus ini pasien tn. H usia 54 tahun
dan keluhan hipertiroid telah di rasakan sejak 6 tahun yang lalu. Sebagian
besar penyakit graves terjadi pada kurun waktu usia antara 40 hingga 60
tahun, walaupun demikian penyakit graves dapat terjadi pada smua umur.
graves antara lain adanya faktor stres dalam kehidupannya, infeksi, serta pada
dapat bekerja pada jaringan ikat disekitar orbita yang memiliki protein yang
(TSH) yang berinteraksi dengan reseptor TSH di membar epitel folikel tiroid,
terapi. Pengobatan biasanya dibagi atas tahan inisial dan tahan pemeliharaan
(menggunakan dosis obat yang lebih rendah), lamanya bervariasi tetapi efektif
Pada pasien ini mengalami keratopaty akibat dari . dan telah terjadi
neuropathy atau kerusakan kornea yang dapat terjadi pada 3-5 % penderita
dengan onset hipertiroid tetapi keluhan pada mata dapat mendahului ataupun
terjadi setelah onset hipertiroid. Fase inflamasi awal dapat progresif dan
terjadi sampai 6-24 bulan tetapi pada keadaan tertentu dapat mencapai 5
tahun, sebelum fase stabil terjadi biasanya terjadi sekitar 1-3 tahun, yang
kemudian diikuti oleh resolusi dari inflamasi dan fase akhir yang tidak aktif.
1. Rusda, H,. Oenzil, F,. Alioes, Y,. 2013. Hubungan Kadar Ft4 dengan
Bandung. Indonesia
4. Türkyılmaz, K,. Dkk. 2014. Tear Film Osmolarity in Patients with Graves
7. Ilyas, S., Yulianti, SR,. 2017. Ilmu Penyakit Mata : Kelainan Jaringan