STATUS PASIEN
Pasien tinggal bersama dengan anak dan istrinya. Hubungan pasien dengan
keluarganya baik. Tidak ada masalah psikologis dalam keluarga.
1
1.5 Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang dengan keluhan mata kanan terasa gatal , merah, dan terasa kabur,
mata berair (-), nyeri pada mata (-) ,melihat silau (-) , penglihatan
berawan/berasap (-) . Sejak 2 hari yang lalu pasien mengatakan mata kanannya
kemasukkan serangga kecil , saat serangga masuk ke mata pasien langsung
mengambil dengan cara mengucek matanya dan didapati serangga kecil seperti
ulat berwarna hitam, saat dirasakan gatal pasien menggaruk mata sampai mata
terlihat merah , dan mata dirasakan sedikit perih. 1 hari setelahnya pasien
merasakan matanya gatal dan masih dirasakan perih. Pasien bekerja sebagai kuli
bangunan , pasien menyangkal kalua mata nya terkena benda asing seperti
sebukan kayu , atau pasir (-). Riwayat trauma pada mata (-) , riwayat alergi (-),
pemakaian obat-obatan pada mata (-)
2
3. Tekanan darah : 130/101 mmHg
4. Nadi : 69 x/ menit
5. Pernafasan : 22 x/ menit
6. Suhu : 36,7°C
7. Spo2 : 98 %
8. Berat Badan : 67 kg
9. Tinggi Badan : 165 cm
10. IMT : 24,6 kg/m2 (Overweight)
Pemeriksaan Organ
1. Kepala : Normocepal
2. Mata : CA(-), SI (-), Isokor, RC (+/+)
3. Telinga : Nyeri tekan (-), bengkak (-)
4. Hidung : Deformitas (-), napas cuping hidung (-)
5. Mulut : Bibir kering (-), sianosis (-)
6. Tenggorok : Tonsil T1/T1, cavum oris hiperemis(- ),faring
hiperemis (-)
7. Leher : Pembesaran KGB (-)
8. Thorak : Bentuk dbn, otot bantu napas (-)
Pulmo
3
Auskultasi Vesikuler (+)Wheezing (-), Vesikuler (+)Wheezing (-),
Rhonki (-) Rhonki (-)
Jantung
Palpasi Ictus cordis teraba di ICS IV linea midclavicula kiri, thrill (-)
Atas : ICS II
Abdomen :
Perkusi Timpani
4
Ekstremitas
Status Oftalmolgi
Muscle Balance
5
Pemeriksaan Eksternal
OD OS
6
sekret mukopurulen (-),laserasi (-) sekret mukopurulen(-),laserasi(-)
COA Kedalaman sedang, pus (-), darah Kedalaman sedang, pus (-),
(-) darah (-)
7
(+) (+)
1.12 Manajemen
1. Promotif :
- Menjelaskan kepada pasien dan keluarganya tentang penyakit dan
tatalaksananya
- Mengedukasikan kepada pasien pentingnya pada saat bekerja
menggunakan APD untuk menghindari paparan pada mata
- Memberi tahu faktor risiko yang berhubungan dengan penyakit pasien
2. Preventif :
8
- Menjaga kebersihan mata dengan tidak mengucek bagian mata
- Jangan menggaruk dan mengucek mata secara berlebihan menggunakan
kuku
- Menjaga hand hygiene
- Menggunakan helm saat berkendara
- Hindari pemberian obat mata sendiri
3. Kuratif :
Non Farmakologi
Farmakologi
Pengobatan Tradisional :
Jambu mede yang dilarutkan di dalam air panas dan minum 2x perhari
Rehabilitatif
- Istirahatkan mata untuk sementara waktu
- Lakukan eye patching pada mata
- Ikuti saran dan intruksi dari dokter
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
9
2.1 Konjungtiva
belakang. Konjungtiva mengandung kelenjar musin yang dihasilkan oleh sel goblet.
Musin bersifat membasahi bola mata terutama kornea. 2,3 Konjungtiva terdiri atas 3
bagian yaitu :
konjungtiva tediri dari dua hingga lima lapisan sel epitel silinder
bertingkat,superfisial dan basal. Sel epitel superfisial mengandung sel goblet bulat
atau oval yang mensekresi mukus. Mukus yang mendorong inti sel goblet ke tepi dan
diperlukan untuk dispersi lapisan air mata secara merata diseluruh prekornea. Stroma
konjungtiva dibagi menjadi satu lapisan adenoid (superfisial) dan satu lapisan fibrosa
10
tonjolan pada konjungtiva. Kemosis yang hebat sangat mengarah pada konjungtivitis
alergika. Folikel tampak pada sebagian besar kasus konjungtivitis viral. Folikel
sendiri merupakan hiperplasi limfoid lokal di dalam lapisan limfoid konjungtiva dan
dari proses eksudatif hanya berbeda derajat. Pada psedomembran epitel tetap utuh
11
2.2.1 Definisi
Corpus alienum atau benda asing, merupakan salah satu penyebab terjadinya
cedera mata, sering mengenai sklera, kornea, dan konjungtiva. Meskipun kebanyakan
bersifat ringan, beberapa cedera bisa berakibat serius. Apabila suatu corpus alienum
masuk ke dalam bola mata maka akan terjadi reaksi infeksi yang hebat serta timbul
kerusakan dari isi bola mata. Oleh karena itu, perlu cepat mengenali benda tersebut
Benda asing dapat mengenai beberapa bagian mata, yaitu konjungtiva, kornea,
lensa, juga sklera. Dari masing-masing bagian mata tersebut dapat menyebabkan
komplikasi yang berbeda pula. Benda asing dapat merangsang timbulnya reaksi
pada kelopak mata, konjungtiva dan kornea. Sel darah putih juga dilepaskan,
mengakibatkan reaksi pada kamera okuli anterior dan terdapat infiltrat kornea. Jika
tidak dihilangkan, benda asing dapat menyebabkan infeksi dan menjadi ulkus.1
2.2.2 Epidemiologi
Corpus alienum adalah salah satu penyebab paling sering dilihat untuk
keadaan darurat mata. Kadang-kadang, benda asing mungkin tidak tampak pada saat
pemeriksaan, kecuali setelah meninggalkan abrasi kornea residual dengan rasa sakit
yang dihasilkan.1,3
12
Superficial Corpus alineum kornea jauh lebih umum daripada copus alineum
kornea yang profunda. Kemungkinan sebuah benda asing intraokular harus selalu
2.2.3 Etiologi
Etiologi cedera mata akibat benda yang masuk ke dalam bola mata dibagi
b) Benda bukan logam, seperti batu, kaca, bahan pakaian, partikel udara
c) Benda inert, adalah benda yang terbuat dari bahan-bahan yang tidak
menimbulkan reaksi jaringan mata, jika terjadi reaksinya hanya ringan dan
tidak mengganggu fungsi mata. Contoh : emas, platina, batu, kaca, dan
porselin
jaringan mata sehingga mengganggu fungsi mata. Contoh : timah hitam, seng,
Pada corpus alienum pada mata mirip dengan cedera traumatis lainnya,
kejadian pada laki-laki jauh lebih tinggi dari pada wanita. Insiden puncak ditemukan
dalam dekade kedua dan umumnya terjadi pada orang yang lebih muda dari 40
tahun.2,4
13
2.2.6 Patogenesis
Benda asing pada mata dapat terjadi dimana saja, biasanya tanpa disengaja.
(intraokular). Beberapa benda yang dapat mengenai seperti serpihan kayu, logam,
plastik, serpihan daun, atau pasir. Trauma biasanya terjadi pada cuaca dengan angin
kencang atau bekerja dengan benda yang dapat menimbulkan angin. Benda asing
karena dapat meningkatkan risiko infeksi serta bersifat antigenik yang dapat
menimbulkan reaksi inflamasi kornea. Oleh sebab itu pada pasien seperti ini harus
Benda asing pada mata biasanya terdapat pada lapisan epiel atau stroma.
Keadaan ini dapat menyebabkan reaksi inflamasi sehingga terjadi dilatasi pembuluh
darah di sekitarnya, serta udem palpebra, konjungtiva, dan kornea. Jika tidak segera
dikeluarkan hal ini akan menyebabkan infeksi dan atau nekrosis jaringan.Defek pada
kornea yang akan menyebabkan ulserasi. Selama fase inisial, sel epitel dan stroma
pada area defek akan terjadi udem dan nekrosis. Sel-sel neutrofil mengelilingi ulkus
dan menyebabkan nekrosis lamela stroma. Difusi sitokin ke posterior (camera okuli
bakteri dapat merusak substansi kornea. Bakteri yang pada umumnya dijumpai adalah
14
2.2.7 Manifestasi Klinis
Gejala yang ditimbulkan berupa nyeri, sensasi benda asing, fotofobia, mata
merah dan mata berair banyak. Dalam pemeriksaan oftalmologi, ditemukan visus
normal atau menurun, adanya injeksi konjungtiva atau injeksi silar, terdapat benda
2.2.8 Diagnosis
1. Anamnesis
Aktivitas pasien sewaktu trauma penting diketahui untuk menduga jenis benda
2. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan Visus
Slit lamp
Dengan menggunakan slit lamp dapat melihat benda dengan ukuran lebih
besar daripada ukuran aslinya. Untuk hasil yang sempurna, saat pemeriksaan
slitlamp dianjurkan di dalam ruangan yang digelapkan. Pada slit lamp akan
15
tampak benda asing pada kornea, injeksi konjungtiva, injekasi silier dan rush
Uji Fluoresens
Uji fluoresens bertujuan untuk melihat adanya defek pada kornea. Caranya
hijau dengan sinar biru menandakan adanya kerusakan epitel kornea. Defek
kornea akan selalu terlihat berwarna hijau karena pada setiap defek kornea
bagian tersebut akan bersifat basa dan memberikan warna hijau. Pada keadaan
3. Pemeriksaan laboratorium
Diperlukan jika ada infeksi/ulkus kornea atau curiga adaya benda asing
intraokular. Kultur dan sensitivitas tes digunakan pada kasus infeksi atau
ulkus.5
4. Pemeriksaan Pencitraan
Untuk mengeluarkan benda asing yang terdapat pada intraokular atau intra
atau USG biomikroskop (UBM). Apabila benda asing berupa logam, untuk
16
pemeriksaan awal dapat dilakukan foto x-ray orbital, apabila hasil foto negatif
maka kecurigaan masih tinggi untuk benda asing intra orbita. Dan hindari
pemeriksaan MRI apabila benda asing yang dicurigai berupa logam. UBM
menyingkirkan benda asing yang terdapat pada sklera anterior. Benda asing
ini mungkin tidak terlihat karena sifatnya (misalnya: kaca) atau opasitas benda
2.2.9 Penatalaksanaan
mencegah kerusakan fungsi yang permanen. Benda asing yang terletak di permukaan
mata dapat dihilangkan dengan berbagai cara seperti usapan cotton bud secara halus,
sebagai berikut:3,7,8,9
17
h. Berikan antibiotik topikal untuk profilaksis 4x1 hari sampai regenerasi epitel.
j. Reevaluasi dalam 24 jam untuk melihat tanda-tanda infeksi dan ulkus kornea.
2.2.10 Komplikasi
1. Rust ring :
Biasanya terjadi jika benda asing tersebut adalah besi, onsetnya 2-4 jam pertama
dan komplit dalam 8 jam. Dapat dibuang dengan bantuan slit lamp menggunakan
2. Infeksi kornea
Terjadi jika dibiarkan lebih 2-4 hari, menyebabkan terbentuk ulkus dan jaringan
parut. Hal ini memerlukan terapi antibiotik topikal yang agresif dan penanganan
3. Perforasi bola mata pada trauma yang disebabkan logam atau kecepatan tinggi
bisa juga telah terjadi ulkus yang tidak ditangani, hal ini memerlukan terapi
pembedahan.2,3
18
BAB III
ANALISIS KASUS
Rumah pasien merupakan rumah panggung kayu , dinding kayu , beratap genteng.
Rumah terdiri dari ruang tamu lansung ruang keluarga , 2 kamar tidur , 1 kamar
mandi wc jongkok , 1 dapur. Pada tiap kamar terdapat jendela , di halaman rumah
dan samping rumah pasien dikelilingi tanaman. Sumber air berasal dari PDAM
dan sumber listrik dari PLN. Terdapat hubungan antara diagnosis dengan
lingkungan rumah , dimana lingkungan rumah pasien dikelilingi tanaman.
Kemungkinan serangga yang masuk ke mata bisa berasal dari tanaman dirumah
pasien.
19
2. Menjaga eye hygiene
3. Menjaga hand hygiene
4. Meningkatkan kebersihan rumah dan lingkungan
20
DAFTAR PUSTAKA
2006.
2. Ilyas S. Ilmu Penyakit Mata. Edisi ke 3. Jakarta: Balai penerbit FK UI; 2009.
Surface Foreign Body and its Correlation with Specific Occupation and
6. Wijana, Nana S.D, Ilmu Penyakit Mata, Cetakan ke-6, Penerbit Abadi Tegal,
7. Galloway NR, Amoaku WMK, Galloway PH, Browning AC. Common Eye
9. Fraenke A, Lee LR, Lee GA. Managing corneal foreign bodies in office-based
21
10. Ahmed F, House RJ, Feldman BH. Corneal Abrasions and Corneal Foreign
22
Lampiran
Rekam Medis
23
Home Visit
24