Anda di halaman 1dari 36

Malaria

Nadrizal
Pendahuluan
1) Masalah kesehatan

2) Turunnya efikasi obat anti malaria

3) Penggunaan antimalaria tidak


rasional

4) Kebijakan kemenkes th 2004 ACT


5) Ketersediaan obat
Penyebab malaria
 Ditularkan melalui nyamuk anopheles betina

 Jenis : plasmodium falciparum, vivaks, ovale,


malariae dan knowlesi
Siklus hidup malaria
Patofisiologi
 Sangat komplek
 Faktor parasit, penjamu, sosial dan
lingkungan
 Manifestasi klinis dari ringan sampai sangat
berat
Faktor parasit
 Resistensi obat
 Kecepatan multiplikasi
 Cara invasi
 Sitoadherens
 Rosetting
 Polimorfisme antogenik
 Variasi antigenik
 Toksin malaria
faktor penjamu (host)

 Imunitas
 Sitokin proinflamasi
 Genetik
 Usia
 kehamilan
Faktor sosial dan geografi
 Akses mendapat pengobatan
 Budaya dan ekonomi
 Stabilitas politik
 Intensitas transmisi nyamuk
Patofisiologi malaria berat :
 Sitoadherens
 Kerusakan sel akibat respons imun dan sitokin
 Destruksi eritrosit
Gejala klinis
 Demam akut (paroksismal)
 Di dahului menggigil
 Demam tinggi dan berkeringat banyak
 Gejala klasik ini pada non imun
 Gejala lain pegal pegal, diare, sakit kepala dll
Diagnosis
 Manifestasi malaria dg komplikasi dan tanpa
komplikasi
 Ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan
fisik dan laboratorium
 Untuk malaria berat berdasarkan kriteria WHO
 Diagnosis pasti berdasarkan mikroskopis atau uji
cepar (RDT)
Malaria berat
 Ditemukan plasmodium falciparum atau vivaks
stadium aseksual atau rapid tes (+), dg satu atau
lebih keadaan berikut :
1) Gangguan kesadaran
2) Kelemahan otot
3) Tdk bisa makan dan minum
4) Kejang berulang lebih 2x (24 J)
5) Sesak nafas (ARDS)
6) Gangguan sirkulasi (syok)
7) Ikterus
8) Black water fever
9) Perdarahan spontan
10) Edem paru (radiologis)
Laboratorium
1) Hipoglikemia
2) Asidemia
3) Anemia berat (Hb < 5 gr%)
4) Hemoglobinuria
5) Hiperparasetemia (endemis rendah > 2% dan
endemis tinggi >5%)
6) Hiperlaktatemia
7) Gagal ginjal akut (urin < 0,5 cc/kg/bb dalam 6
jam)
Pengobatan
 Malaria dg komplikasi
 Malaria tanpa komplikasi
Malaria tanpa komplikasi

 Tanpa tanda atau gejala malaria berat


 Pengobatan tdk hanya berdasarkan gejala klinis
 Daerah endemis parasit (+) tanpa gejala klinis
 Kebijakan KEMENKES dan WHO (2004)
menggunakan ACT (artemisin kombinasi )
Hari Jenis obat Jumlah tablet perhari menurut kelompok umur
0 -1 2 -11 1-4 5-9 10 -14 > 15
Bulan bulan tahun tahun tahun tahun
Artesunat ¼ ½ 1 2 3 4
1 Amodiakuin ¼ ½ 1 2 3 4
Primakuin *) *) ¾ 1½ 2 2–3
Artesunat ¼ ½ 1 2 3 4
2
Amodiakuin ¼ ½ 1 2 3 4
Artesunat ¼ ½ 1 2 3 4
3
Amodiakuin ¼ ½ 1 2 3 4
Pengobatan malaria falcifarum lini 2 menurut
kelompok umur
Jenis obat Jumlah tablet menurut kelompok umur
Hari Dosis 0 - 11 1 - 4 5 - 9 10 - 14 > 15
tunggal bulan tahun tahun tahun tahun
1 Kina 3 x 10 3x½ 3x1 3x1½ 3 x (2-3)
mg/kg
BB
Doksisiklin -- -- -- 2 x 50 mg 2 x 100 mg
Primakuin - ¾ 1½ 2 2–3
2-7 Kina 3 x 10 3x½ 3x1 3x1½ 3x2
mg/kg
BB
Doksisiklin -- -- -- 2 x 50 mg 2 x 100 mg
Dosis -- -- -- 4x4 mg/kg 4 x 250 mg
TETRASIKLIN BB
Dosis -- -- -- 2x10 mg/kg 2x10 mg/kg
CLINDAMYCIN BB BB
Hari Jenis obat Jumlah tablet menurut kelompok umur
(dosis tunggal)
<1 1-4 5–9 10 - 14 > 15
tahun tahun tahun tahun tahun

1- 7 Kina *) 3x½ 3x1 3x1½ 3x2

1-14 Primakuin - ¼ ½ ¾ 1
Malaria berat (komplikasi)
•Tindakan umum
•Tindakan simptomatik
•Pemberian obat anti malaria :
 Prinsip
 Pemberian antimalaria yg efektif sedini
mungkin
 Penanganan kegagalan organ
Pemberian antimalaria pada malaria
berat
 Berbeda dg malaria ringan (biasa)
 Daya bunuh parasit yg cepat, kuat dan

bertahan lama
 Parenteral (IV, infus/IM)

 Komplikasi dan resistensi kurang


Drug of Choice
 Derivat Artemisin
 Study SEQUAMAT mempublikasikan
artesunate menurunkan mortalitas 34,7 %
dibandingkan kina (konvensional)
Efek farmakologik Artemisin

 Daya bunuh parasit cepat dan menetap


 Efektif terhadap parasit yg resisten
 Perbaikan klinis cepat
 Menurunkan gametosit
 Bekerja pada semua bentuk parasit
 Monoterapi perlu jangka waktu lebih lama
 Kurang efek samping
Tiga jenis Artemesin

 Artesunate
 Artemeter

 arteether
Dosis

 Artesunate (1 flacon = 60 mg artesunate)


 Larutkan dg 1 cc bicarbonat, ditambah 5 cc dextrose
5%
 2,4 mg/kg BB hari pertama setiap 12 jam
 1,6 mg/kg BB setiap 24 jam untuk 4 hari
berikutnya
 Tdk perlu penyesuaian pada gangguan ginjal/hati
 Artemeter (1 flacon = 80 mg)
 3,2 mg/kg BB im dibagi 2 dosis hari pertama (tiap
12 jam)
 1,6 mg/kg BB setiap 24 jam im selama 4 hari
 Absorbsi sering tdk menentu
 Hipoglikemia (-)
 Artemotil/arteether ( 1 flacon = 150 mg)
 150 mg/hari selama 3 hari
Second line
Kina :
 Efektif mengatasi resistensi dan tdak ada obat

pilihan lain
 Kesulitan : dosis pemberian, komplikasi dan efek

samping
Dosis
 Kina HCl (1 amp 500 mg)
 10 mg/kg BB dalam 500 cc D5% atau NaCl 0,9
% selama 6-8 jam
 Diulang dg dosis yg sama penderita dapat minum
 Dosis 20 mg/kg BB bila sebelumnya (24 jam) tdk
pakai kina, meflakuin atau lansia, gg EKG
Pengobatan prarujukan
 Kematian dlm 24 jam
 Kematian dalam perjalanan
 Perlu tindakan pendahuluan dgn antimalaria
Penanganan disfungsi organ
Penanganan pada pasien malaria cerebral terdiri dari :
•Memastikan diagnosis
•Mempertimbangkan diagnosis banding
•Resusitasi organ vital
•Hindari hipoglikemia atau gangguan metabolisme lain
•Atasi kejang
•Koreksi syok
•Transfusi darah bila Ht kurang dari 15
•Tidak memberikan obat yang tidak bermanfaat
•Pemberian obat malaria secepatnya
•Perdarahan beri vitamin K dan transfusi darah
•Antibiotik bila ada tanda infeksi sekunder
•Dialisis jika terjadi gagal ginjal
Tindakan pada gagal ginjal akut

•Pastikan tidak ada penyakit ginjal sebelumnya


•Ulangi pemeriksaan setelah 24 jam, jika progresif atau
ragu ragu lakukan dialisis
•Pastikan bukan gagal ginjal prarenal
•Dialis sedinimungkin bila terjadi gagal multi-organ fungsi
•Pemberian dopamin dan loop-diuretic masih kontroversi
Tindakan pada malaria biliosa

•Pastikan ikterik karena manifestasi malaria berat

•Jika disertai kelainan organ lain seperti peningkatan kreatinin,


perdarahan dan lain lain maka kemungkinan menunjukkan
malaria berat

•Berikan vitamin K injeksi 10 mg/hari selama 3 hari

•Pastikan gula darah normal

•Hentikan pemakain kina HCl ganti dengan Artemisin


Tindakan pada black water fever

•Istirahat di tempat tidur


•Jika terjadi gagal ginjal segera dialisis
•Hentikan obat yang menyebabkan hemolisis seperti kina,
halofantrene dan meflaquin
•Hentikan muntah dan kesedakan (sendawa)
•Atasi kegagalan sirkulasi
•Transfusi jika Hb < 6 mg%
•Obat antimalaria saat kritis jarang digunakan, bila parasit
tinggi gunakan klorokuin atau amodiakuin. Jika diduga
resisten gunakan artemisin (kina tidak boleh digunakan)
•Pantau fungsi ginjal
•Perlu periksa G-6-PD untuk memastikan ada tidaknya
defisiensi enzym
Kesimpulan
 Pengobatan malaria berdasarkan ditemukan
parasit dalam darah
 Terapi dg kombinasi
 Malaria berat terapi harus parenteral dan
antimalaria yg digunakan mempunyai daya bunuh
parasit cepat dan menetap

Anda mungkin juga menyukai