Endoftalmitis
Oleh :
Preseptor:
PENDAHULUAN
Endoftalmitis adalah suatu inflamasi yang terjadi pada kamera okuli anterior
dan kamera okuli posterior dan vitreous yang terjadi akibat infeksi bakteri atau
infeksi jamur.1 Sebagian besar kasus endoftalmitis terjadi akibat infeksi bakteri dan
bersifat akut, dan merupakan salah satu kasus yang tergolong gawat di bidang
yang berasal dari bagian tubuh lainnya. Edoftalmitis endogen dapat terjadi pada
kateter dalam waktu lama, dan lainnya. Sedangkan endoftalmitis eksogen terjadi
akibat infeksi intraokular yang berasal dari organisme patogen yang berasal dari
akibat dari operasi intraocular (62%), akibat trauma (20%, dan komplikasi dari
operasi antiglaukoma (10%), serta dalam jumlah kecil akibat operasi lainnya
1
ciliary hyperemia, hipopion, dan gambaran keruh pada vitreous humor.2 Endoftalmitis
menyebabkan hilangnya mata apabila tidak ditatalaksana dengan cepat dan tepat. 3
Oleh karena itu diperlukan suatu penegakkan diagnosis yang cepat dan tepat dalam
2
BAB 2
LAPORAN KASUS
- Nama : Tn. A
- Jenis Kelamin : Laki-laki
- Usia : 34 tahun
- Pekerjaan : Wiraswasta
- Agama : Islam
- Alamat : Mandiangin, Baso
2.2 Anamnesa
Keluhan Utama:
Penglihatan mata kiri kabur dan nyeri sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit
- Penglihatan mata kiri kabur dan nyeri sejak 1 hari sebeum masuk rumah sakit.
- Dua hari sebelumnya, mata pasien terkena lentingan serpihan tembok beton
3
- Pandangan berkabut (-)
- Penglihatan silau (-)
- Mata berair (-)
Vital Sign
Kepala : normocephal
4
Telinga : tidak ada kelainan
Status Oftalmikus
STATUS OD OS
OFTALMIKUS
Visus tanpa koreksi 20/20 1/~ P. Benar
Visus dengan koreksi - -
Silia / supersilia Trikiasis (-) Trikiasis (-)
Madarosis (-) Madarosis (-)
Palpebra superior Edema (-) Edema (+)
5
Injeksi siliar (+)
Konjungtiva Forniks Hiperemis (-) Hiperemis (-)
Konjungtiva Bulbi Injeksi konjungtiva (-) Injeksi siliar (+)
Injeksi siliar (-) Injeksi konjungtiva (+)
Sklera Putih Putih
Kornea Bening Tampak ruptur kornea
di sentral dengan
ukuran 3 mm,
epitelisasi (+), seidel
test (-)
Kamera Okuli Anterior Cukup dalam Hipopion (+) ± 2 mm,
membran (+)
Iris Coklat, rugae (+) Coklat
Pupil Bulat, RF +/+, diameter 3 Membayang bulat,
mm membran (+)
Lensa Bening Tidak dapat dinilai
Korpus vitreum Bening Tidak dapat dinilai
Fundus :
- Media Bening Keruh
- Papil optikus Bulat, batas tegas, c/d = 0,3- Tidak dapat dinilai
0,4
- Retina Perdarahan (-) , hard exudate Tidak dapat dinilai
(-), dot blot(-)
- aa/vv retina 2:3 Tidak dapat dinilai
- Makula Refleks fovea (+) Tidak dapat dinilai
6
Gambar
7
Gambar per tanggal 2 januari 2018
8
BAB 3
DISKUSI
tanggal 26 Desember 2017 dengan diagnosis susp endoftalmitis OS dan ruptur kornea
mata kiri yang dirasakan kabur dan mata merah serta terasa nyeri. Penglihatan kabur
dirasakan sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Dari keluhan utama pasien ini
dapat diketahui bahwa kelainan pada pasien termasuk dalam kelompok penyakit mata
kabur pada pasien ini yang terjadi secara mendadak. Mata merah dengan penurunan
Dua hari sebelumnya, mata pasien terkena lentingan serpihan tembok beton saat
sedang memaku di tembok rumah. Hal tersebut dapat menyebabkan terjadinya trauma
pada mata yang merupakan salah satu faktor risiko terjadinya infeksi eksogen pada
mata. 4
Nyeri mata akut, kemerahan pada mata, pembengkakan dan penurunan visus
merupakan gejala klinis infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Infeksi jamur akan
menimbulkan gejala selama beberapa hari sampai minggu dan sering terdapat riwayat
trauma tembus dengan tanaman atau benda asing yang terkontaminasi tanah, sehingga
9
Endoftalmitis merupakan suatu kondisi peradangan yang berat pada
disebabkan oleh infeksi bakteri atau jamur. Kejadian ini paling sering terjadi setelah
operasi intraokular, tetapi dapat juga terjadi sebagai komplikasi dari trauma tembus
sumber infeksi. Endoftalmitis eksogen terjadi akibat inokulasi langsung dari suatu
mikroorganisme yang berasal dari luar sebagai suatu komplikasi dari operasi mata,
konjungtiva tarsal dan konjungtiva bulbi terdapat injeksi konjungtiva dan injeksi
siliar (mata merah), tampak ruptur pada kornea di sentral dengan ukuran 3 mm,
kehilangan penglihatan (94,3%), mata merah (82,1%), mata nyeri (74,3%), edema
Pada pasien ini belum dapat dilakukan pemeriksaan USG mata. Pemeriksaan
USG dilakukan untuk dapat mengetahui adanya kekeruhan pada humor vitreus yang
disebabkan oleh infeksi dari agen infeksius penyebab. Pemeriksaan USG mata
dilakukan untuk menilai ada tidaknya benda asing di dalam mata, keadaan humor
vitreus dan keadaan retina. Kultur atau pewarnaan agen infeksius ini perlu dilakukan
10
untuk memilih pengobatan yang sesuai dengan agen infeksius penyebab. Hanya saja
pada pasien ini belum dilakukan kultur atau pewarnaan agen infeksius.11
nyeri, sementara refleks fundus maupun pemeriksaan fundus yang sulit dinilai,
pupillary fibrin membrane dan hipopion merupakan tanda yang sering ditemui. 15
konjungtiva, edema korena, hipopion pada kamera okuli anterior, dan eksudat putih
kekuningan pada vitreus dibelakang lensa yang dapat terlihat melalui pupil. Iris dapat
edema dan muddy, pada pupil dapat terlihat yellow reflex yang menunjukkan eksudasi
purulent pada viterus, eksudasi vitreus, serta peningkatan atau penurunan tekanan
intraokuler.16
pada pasien ini diantaranya penurunan tajam penglihatan, rasa nyeri pada mata,
kongesti konjungtiva yaitu injeksi konjungtiva dan injeksi siliar, reflex fundus mata
kanan (-) dan funduskopi yang sulit dinilai, serta kekeruhan vitreus yang ditemukan
melalui USG orbita. Pergerakan bulbus okuli yang bebas ke segala arah
pada pasien ini dapat berasal dari trauma penetrasi oleh benda asing.16
Endoftalmitis muncul pada 3-10% kasus setelah trauma penetrasi pada mata,
11
insiden menjadi <1%. Faktor risiko terjadinya endoftalmitis meningkat pada trauma
logam dibandingkan kaca atau trauma tumpul, benda asing intraokuler yang tertahan,
dapat juga muncul sebagai komplikasi dari trauma penetrasi okuler atau dari jaringan
injury (trauma terbuka bola mata). Risiko perkembangan endoftalmitis setelah open
globe injury diestimasikan sebesar 7%. Faktor risiko meningkat jika terdapat luka
kotor, rupture kapsul lensa, usia tua, muncul lebih awal dengan penundaan lebih dari
Jika telah didiagnosis atau diduga kuat endoftalmitis, pasien harus dirujuk segera
ke spesialis mata untuk evaluasi lebih lanjut. Penanganan untuk endoftalmitis adalah
12
dengan terapi medikamentosa dan terapi operatif. Pada endoftalmitis bakteri
diberikan antibiotik sistemik dan topikal. Terapi antibiotik harus segera diberikan
luas, yang dapat digunakan adalah vankomisin dan aminoglikosida atau sefalosporin
konsentrasi yang efektif untuk terapi infeksi berat pada mata seperti endoftalmitis.
dapat bermanfaat untuk infeksi pada segmen anterior mata. Pemberian fluorokuinolon
generasi ketiga dan keempat topikal seperti levofloxacin dan moxifloxacin dapat
mengatasi sebagian besar bakteri yang sering menyebabkan endoftalmitis. dan dapat
berpenetrasi dengan baik pada mata, sehingga pemberian antibiotik topikal dapat
levofloxacin eye drop tiap jam OS. Pasien juga telah mendapat antibiotik injeksi
Pasien juga diberikan kortikosteroid oral yaitu metilprednisolon tab 2x8 mg.
dan sinekia. Pasien juga diberikan sikloplegik berupa Sulfas Atropin ed 3x1 ed OS,
Asam mefenamat tab 3x500 mg untuk mengurangi keluhan nyeri mata, dan timol
13
0,5% ed OS 2x1 untuk menurunkan tekanan intraokuler. Intervensi bedah disarankan
terutama untuk pasien yang terinfeksi organisme virulen, visus 20/400 atau kurang,
antara lain: opasifikasi kornea dan kerusakan retina, serta infark makula ec
infeksi, organisme yang terlibat dan jumlah kerusakan mata menopang dari
peradangan dan jaringan parut. Kasus ringan endoftalmitis dapat memiliki hasil visual
yang sangat baik. Kasus yang parah dapat menyebabkan tidak hanya dalam
terpenting adalah visus pada saat diagnosis dan agen penyebab. Prognosis
endoftalmitis endogen secara umum lebih buruk dari eksogen karena jenis organisme
14
DAFTAR PUSTAKA
15