Anda di halaman 1dari 6

Nama : Winardi

NPM : -
Angkatan : 7
Tugas Mata Kuliah : Filsafat Ilmu
Dosen Pengampu : Dr. Farida Yuliaty, S.H., SE., M.M.

TUGAS P-4
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut.
1. Apa hakikat Pengetahuan Subyektif dan Pengetahuan Objektif?

Jawaban:
Hakikat pengetahuan subyektif adalah pengetahuan yang didasarkan pada
pendapat, perasaan, atau pengalaman pribadi seseorang, tanpa memperhatikan
fakta yang dapat diverifikasi. Hakikat pengetahuan objektif adalah pengetahuan
yang didasarkan pada fakta, bukti, atau logika yang dapat diterima oleh semua
orang.

2. Bagaimana cara menembus Ruang dan Waktu?

Jawaban:
Terdapat beberapa cara yang dapat digunakan untuk menembus ruang dan waktu,
seperti:
 Menggunakan alat transportasi yang cepat, seperti pesawat atau roket, untuk
berpindah dari satu tempat ke tempat lain dalam waktu singkat.
 Menggunakan dokumen resmi, seperti surat keterangan atau visa, untuk
memperoleh hak atau akses ke tempat atau waktu tertentu.
 Menggunakan teknologi informasi dan komunikasi, seperti internet atau
telepon, untuk berinteraksi dengan orang-orang di tempat atau waktu yang
berbeda.
 Menggunakan teori fisika, seperti relativitas atau lubang cacing, untuk
menjelajahi kemungkinan perjalanan waktu ke masa lalu atau masa depan.

TUGAS-FILSAFAT ILMU FARIDA YS


3. Apakah setiap pertanyaan mempunyai jawaban?

Jawaban:
Tergantung pada bagaimana kita mendefinisikan pertanyaan dan jawaban, dan
bagaimana kita menilai kriteria kebenaran dan kejelasan dari jawaban. Mungkin ada
pertanyaan yang memiliki jawaban yang objektif dan universal, tetapi mungkin juga
ada pertanyaan yang memiliki jawaban yang subjektif dan personal. Mungkin ada
pertanyaan yang memiliki jawaban yang pasti dan tegas, tetapi mungkin juga ada
pertanyaan yang memiliki jawaban yang samar dan ragu. Mungkin ada pertanyaan
yang memiliki jawaban yang sudah diketahui atau ditemukan, tetapi mungkin juga
ada pertanyaan yang memiliki jawaban yang belum diketahui atau ditemukan.

4. Bagaimana kedudukan Objek Filsafat (yang Ada dan yang mungkin Ada) dalam
konteks Spiritualitas?

Jawaban:
Kedudukan objek filsafat dalam konteks spiritualitas adalah sebagai sumber
inspirasi, refleksi, dan transformasi. Objek filsafat dapat menginspirasi manusia
untuk mencari makna hidup dan kebenaran tertinggi. Objek filsafat dapat
merefleksikan nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang mendasari kehidupan
manusia. Objek filsafat dapat mentransformasi pandangan dan sikap manusia
terhadap diri, sesama, alam, dan Tuhan. Objek filsafat dapat membantu manusia
untuk mengembangkan kesadaran spiritual yang lebih dalam dan luas.

5. Bagaimana hubungan antara Wadah dan Isi?

Jawaban:
Hubungan Wadah dengan isi adalah wadah sebagai tempat bagi isi. Jadi wadah
merepresentasikan kemasan luar sedangkan isi merepresentasikan kandungan

TUGAS-FILSAFAT ILMU FARIDA YS


yang ada dalam kemasan luar tersebut.Sama halnya dengan tubuh manusia
sebagai wadah dan pikiran manusia sebagai isi dari tubuh manusia itu.

6. Bagaimana Filsafat mampu menjelaskan Hukum Sebab-Akibat?

Jawaban:
Filsafat mampu menjelaskan hukum sebab-akibat dengan cara memberikan
landasan rasional dan logis bagi hubungan kausalitas antara fenomena
alam. Filsafat juga dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan mendasar tentang
asal-usul, tujuan, dan makna dari sebab dan akibat. Filsafat dapat membantu kita
memahami hukum sebab-akibat dengan cara:
 Menyelidiki prinsip-prinsip umum yang mengatur hubungan kausalitas, seperti
hukum identitas, kontradiksi, eksklusi ketiga, dan alasan yang cukup.
 Mengkaji implikasi ontologis, epistemologis, etis, dan estetis dari hukum
sebab-akibat, seperti masalah determinisme, kebebasan, tanggung jawab,
keadilan, dan keindahan.
 Membedakan antara sebab-sebab material, formal, efisien, dan final dari suatu
akibat, serta menentukan tingkat ketergantungan dan keterkaitan antara
mereka
 Menjelaskan hubungan antara hukum sebab-akibat dengan konsep-konsep
lain yang berkaitan, seperti waktu, ruang, kekuatan, kemungkinan, kebetulan,
dan keajaiban

7. Apa persamaan dan perbedaan antara Ilmuwan dan Filsuf?

Jawaban:
Persamaan antara ilmuwan dan filsuf adalah:
 Keduanya sama-sama mencari kebenaran tentang dunia dan kenyataan.
 Keduanya menggunakan akal budi atau rasio sebagai alat untuk berpikir dan
bernalar.

TUGAS-FILSAFAT ILMU FARIDA YS


 Keduanya mempunyai objek material dan objek formal yang menjadi sasaran
penyelidikan dan pemikiran.
Perbedaan antara ilmuwan dan filsuf adalah:
 Ilmuwan lebih fokus pada pengalaman empiris dan eksperimen sebagai
sumber pengetahuan, sedangkan filsuf lebih fokus pada prinsip-prinsip
umum dan logika sebagai sumber pengetahuan.
 Ilmuwan lebih mengkaji fenomena-fenomena khusus yang dapat diukur, diuji,
dan dibuktikan secara objektif, sedangkan filsuf lebih mengkaji konsep-konsep
abstrak yang bersifat spekulatif, interpretatif, dan subjektif.
 Ilmuwan lebih bertujuan untuk menjelaskan dan memprediksi fenomena alam
dengan menggunakan hukum-hukum ilmiah, sedangkan filsuf lebih bertujuan
untuk memahami dan memberi makna pada kenyataan dengan
menggunakan gagasan-gagasan filosofis.

8. Apa saja sumber-sumber Ilmu dan bagaimana pembenarannya?

Jawaban:
Sumber-sumber ilmu adalah tanda-tanda yang ada di dalam alam semesta, diri
manusia, sejarah, peristiwa sosial, akal, dan wahyu. Sumber-sumber ilmu ini dapat
dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
 Sumber ilmu empiris, yaitu sumber ilmu yang didasarkan pada pengalaman
indera manusia terhadap fenomena alam dan sosial. Contohnya adalah
pengamatan, percobaan, survei, wawancara, dll. Sumber ilmu empiris ini
dapat dipertanggungjawabkan dengan menggunakan metode ilmiah, yaitu
metode yang sistematis, objektif, rasional, dan teruji untuk mengembangkan
dan menata pengetahuan.
 Sumber ilmu non-empiris, yaitu sumber ilmu yang didasarkan pada akal budi
atau wahyu Tuhan yang tidak dapat diukur atau diuji secara empiris.
Contohnya adalah logika, matematika, filsafat, agama, dll. Sumber ilmu non-
empiris ini dapat dipertanggungjawabkan dengan menggunakan metode

TUGAS-FILSAFAT ILMU FARIDA YS


rasional, yaitu metode yang berdasarkan pada prinsip-prinsip umum, deduksi,
induksi, analogi, dll.

9. Bagaimana hubungan antara Etik-Etik dan Estetika-estetika yang ada di seluruh


Dunia?

Jawaban:
Etik dan estetika adalah dua cabang filsafat yang berkaitan dengan nilai-nilai. Etik
membahas nilai-nilai moral yang menentukan baik-buruknya perilaku manusia,
sedangkan estetika membahas nilai-nilai seni yang menentukan indah-tidaknya
karya seni. Hubungan antara etik dan estetika dapat dilihat dari beberapa aspek,
antara lain:
 Aspek kreativitas. Karya seni merupakan hasil kreativitas manusia yang tidak
lepas dari nilai-nilai moral. Seorang seniman harus mempertimbangkan etika
dalam menciptakan karya seninya, agar tidak melanggar norma-norma sosial,
agama, atau hukum.
 Aspek apresiasi. Penikmat seni harus mempertimbangkan etika dalam menilai
karya seni, agar tidak menghina, menjelekkan, atau merendahkan karya seni
yang tidak sesuai dengan selera atau pandangan mereka.
 Aspek kontekstual. Karya seni merupakan cerminan dari kehidupan
masyarakat yang melahirkan karya seni tersebut. Karya seni dapat
mengungkapkan nilai-nilai moral, budaya, sosial, politik, atau sejarah yang ada
di masyarakat tersebut.
Jadi, hubungan antara etik dan estetika adalah hubungan yang saling
mempengaruhi dan melengkapi. Etik dan estetika tidak dapat dipisahkan dalam
kehidupan manusia, terutama dalam bidang seni.

10. Bagaimana hubungan antara Psikologi dan Filsafat?

Jawaban:

TUGAS-FILSAFAT ILMU FARIDA YS


Psikologi dan filsafat adalah dua ilmu yang mempelajari manusia dan tingkah
lakunya. Psikologi berfokus pada aspek empiris, yaitu mengamati, mengukur, dan
menganalisis fenomena psikologis dengan metode ilmiah. Filsafat berfokus pada
aspek rasional, yaitu merenungkan, mengkritik, dan menyusun konsep-konsep
filosofis dengan logika. Hubungan antara psikologi dan filsafat dapat dilihat dari
beberapa aspek, antara lain:
 Aspek epistemologi. Psikologi dan filsafat sama-sama berusaha mencari
pengetahuan tentang manusia dan realitas. Psikologi menggunakan data
empiris sebagai sumber pengetahuan, sedangkan filsafat menggunakan akal
budi sebagai sumber pengetahuan.
 Aspek ontologi. Psikologi dan filsafat sama-sama berusaha memahami
hakikat manusia dan eksistensinya. Psikologi meneliti faktor-faktor yang
mempengaruhi perilaku manusia, seperti biologi, lingkungan, emosi, motivasi,
dll. Filsafat meneliti esensi manusia, seperti kebebasan, kehendak,
kesadaran, dll.
 Aspek metodologi. Psikologi dan filsafat sama-sama menggunakan metode
ilmiah untuk menguji hipotesis mereka. Namun, psikologi lebih mengandalkan
eksperimen, observasi, survei, dll. Filsafat lebih mengandalkan analisis,
argumentasi, kritik, dll.
Jadi, hubungan antara psikologi dan filsafat adalah hubungan yang saling
melengkapi dan memperkaya. Psikologi dan filsafat tidak dapat dipisahkan dalam
mempelajari manusia dan tingkah lakunya.

TUGAS-FILSAFAT ILMU FARIDA YS

Anda mungkin juga menyukai