Anda di halaman 1dari 25

BIOKIMIA HORMON REPRODUKSI PRIA DAN

WANITA

Disusun oleh:

ANGGIA SOVINA ARISKA


G1A114098

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS JAMBI

2017/2018
Ada empat kelenjar endokrin yang terdapat di dalam tubuh yang dapat menghasilkan hormon
reproduksi, yakni Kelenjar Hipofisa, Kelenjar Ovarium, Endometrium, dan Testis. Berikut
hormon-hormon yang dihasilkan oleh empat kelenjar tersebut, antara lain :

1. Kelenjar Hipofisa, yang masing-masing bagian anterior meghasilkan tiga macam


hormon reproduksi yaitu, Follicle Stimulating Hormone , Luteinizing Hormone yang pada
hewan jantan disebut dengan Interstitial Cell Stimulating Hormone dan Luteotropic
Hormone, serta bagian posterior yang menghasilkan dua macam hormon yakni oksitoksin
dan vasopressin.
2. Kelenjar Ovarium yang menghasilkan tiga hormon yaitu estrogen, progesteron, dan
relaksin.
3. Endometrium dari uterus yang menghasilkan hormon Prostaglandin.
4. Testis pada hewan jantan menghasilkan hormon testosteron.

Kedua belas hormon ini mempunyai peranan mengatur kegiatan reproduksi pada tubuh hewan,
sehingga disebut hormon reproduksi.

 HORMON ANDROGEN

Rumus Kimia

Testis menyekresikan beberapa


hormon kelamin pria yang secara
keseluruhan disebut androgen, yang
meliputi testosteron, dihidrotestosteron,
androstenedion. Androgen adalah
hormon seks yang biasanya diproduksi
hanya oleh testis pria, namun juga
diproduksi dalam jumlah kecil oleh
rahim wanita dan kelenjar adrenalin yang
terdapat pada pria dan wanita

1. Testosteren

Klasifikasi kimia testosteron adalah


androstane.

 Rumus Kimia: Testosterone; Testoderm; Sustanon; Testosteron; Androderm; Oreton


 Rumus molekul: C19H28O2
 Berat molekul: 288.42442 g/mol
Testosteron adalah steroid seks yang terbuat dari kolesterol. Kolesterol adalah asal dari
semua yang terjadi secara alami hormon steroid. Struktur cincin kolesterol membuatnya dan
testosteron berminyak, yang berarti mereka tidak larut dalam air tetapi bentuk gumpalan.
Namun, mereka larut dalam cairan berminyak lainnya. Mereka disebut molekul nonpolar – air
polar, lemak dan minyak tidak. Oleh karena itu, dalam rangka untuk menyingkirkan testosteron,
tubuh harus memodifikasi struktur testosteron untuk membuatnya larut dalam air sehingga dapat
kencing keluar.

2. Dehydropiandrosterone
Dehydroepiandrosterone (DHEA) merupakan hormon steroid yang dihasilkan
dengan kolesterol sebagai bahan, dan korteks adrenal sebagai pengolahnya. Androgen ini adalah
prekursor utama estrogen alami. DHEA juga dapat disebut dengan dehydroisoandrosterone
atau dehydroandrosterone.
3. Androstenedion
Androstenedione (juga dikenal sebagai 4-androstenedione dan 17-ketoestosterone) adalah
19-hormon steroidyang diproduksi dikelenjar adrenal dan gonad sebagai langkah menengah
dalam biokimia jalur yang menghasilkan androgen testosterone dan estrogenestron dan estradio
ll.
Androstenedione adalah umum prekursor laki-laki dan perempuan hormone seks.
Androstenedion Beberapa juga disekresikan ke dalam plasma, dan dapat dikonversi pada
jaringan perifer dengan testosteron dan estrogen.
Androstenedione dapat disintesis dalam salah satu dari dua cara. Jalur utama melibatkan
konversi dari 17-hydroxypregnenolone untuk dehydroepiandrosterone dengan cara –liase 17,20,
dengan konversi berikutnya dehydroepiandrosterone untuk androstenedion melalui enzim3-β-
hidroksisteroid dehidrogenase. Jalur sekunder melibatkan konversi dari17-hydroxyprogesterone,
paling sering pelopor untuk kortisol, untuk androstenedion secara langsung dengan cara -liase
17,20. Jadi, 17,20-liase diperlukan untuk sintesis androstenedion, baik segera atau satu langkah
dihapus.
Androstenedion selanjutnya dikonversi menjadi baik testosterone atau estrogen. Konversi
androstenedion untuk testosteron membutuhkan enzim dehidrogenase 17β-hidroksisteroid,
sementara konversi androstenedione menjadi estrogen (misalnya estrone dan estradiol)
membutuhkan enzim aromatase.
Produksi androstenedion adrenal diatur oleh ACTH, sedangkan produksi
androstenediongonad berada di bawah kontrolgonadotropin. Pada wanita premenopause, kelenjar
adrenal dan ovarium masing-masing menghasilkan sekitar setengah dari androstendione total
(sekitar 3 mg / hari). Setelah menopause, produksi androstenedion adalah sekitar dibelah
dua,terutama karena pengurangan steroid yang disekresi oleh ovarium. Namun demikian
,androstenedion adalah steroid utama yang dihasilkan oleh ovarium pascamenopause.
4. Androstenediol
Androstenediol merupakan metabolit steroid yang dipercaya berperan sebagai regulator
utama dari sekresi gonadotropin.
5. Andosterone
Androsterone merupakan bahan kimia yang diciptakan saat pemecahan androgen dari
progesteron. Androgen ini ditemukan dalam jumlah yang kurang lebih sama dalam plasma dan
urin pria dan wanita.
6. Dehidrotestoren

Dihidrotestosteron (5α-Dihydrotestosterone, biasa disingkat menjadi DHT) adalah sebuah


androgen atau hormon seks pria. Enzim 5α-reduktasesynthesises DHT pada prostat, testis, folikel
rambut, dan kelenjar adrenal. Ini enzim mengurangi ikatan ganda 4,5 dari hormone testosterone.
Pada pria, sekitar 5% dari testosteron mengalami pengurangan 5α untuk membentuk
androgen lebih kuat, dihidrotestosteron. DHT memiliki sekitar tiga kali afinitas yang lebih besar
untuk reseptor androgendari testosteron dan memiliki afinitas 15-30 kali lebih besar dari
androgen adrenal. Selama embriogenesis DHT memiliki peran penting dalam pembentukan
genitalia eksterna laki-laki, sedangkan pada orang dewasa bertindak sebagai DHT androgen
utama dalam prostat dan dalam folikel rambut.
Sebuah contoh yang menggambarkan pentingnya DHT untuk pengembangankarakteristik
seks sekunder adalah bawaan5-α reduktase -(5-AR) defisiensi. Lesi gen ini dapat mengakibatkan
pseudohermafroditisme. Kondisi ini biasanya menyajikan dengan alatkelamin pria terbelakang
dan prostat. Orang-orang ini sering dibesarkan sebagai anak perempuan karena kurangnya alat
kelamin pria mencolok. Di masa pubertas, meskipuntingkat DHT mereka tetap sangat rendah,
kadar testosteron mereka meningkatkannormal. Otot mereka mengembangkan seperti itu dari
orang dewasa lainnya. Setelah pubertas,laki-laki dengan kondisi ini memiliki kekurangan besar
kemaluan dan rambut tubuh, dan tidak ada kejadiankebotakan pola pria.
Tidak seperti androgen seperti testosteron, DHT tidak dapat dikonversi
olehenzimaromataseuntuk estradiol. Oleh karena itu, sering digunakan dalam pengaturan
penelitian untuk membedakan antara efek testosteron disebabkan dengan mengikat reseptor
androgendan yang disebabkan oleh konversi testosteron keestradiol mengikat dan berikutnya
untuk reseptor estrogen.

Organ Penghasil Androgen

Biosintesis Androgen

Testosteron, hormon utama testis adalah suatu steroid C19. Hormon ini disintesis dari
kolesterol di sel-sel Leydig dan juga terbentuk dari androstenedion yang disekresikan oleh
korteks adrenal. Jalur biosintetik di semua organ endokrin yang membentuk hormon steroid
sangat mirip, dan perbedaan hanya terletak pada sistem enzim yang dikandung organ-organ
tersebut. Di sel Leydig tidak terdapat 11- dan 12-hidroksilase yang dijumpai di korteks adrenal,
namun ditemukan 17α-hidroksilase. Oleh sebab itu, pregnenolon mengalami hidroksilasi di
posisi 17 untuk membentuk dehidroepiandrosteron. Androstenedion juga terbentuk melalui
progestero dan 17-hidroksiprogresteron, namun jalur ini kurang berperan penting pada manusia.
Dehidroepiandrosteron dan androstenedion kemudian diubah menjadi testosteron.
Sekresi testosteron berada di bawah kendali LH, dan mekanisme dalam merangsang sel
Leydig adalah melalui peningkatan pembentukan cAMP melalui reseptor berbentuk –ular dari
LH dan G8.

Testosteron dianggap sebagai hormon androgen yang utama karena umunya bertanggung
jawab terhadap sifat maskulinisassi tubuh. Bahkan selama kehidupan janin testis sudah
distimulasi oleh gonatropin kronik (HCG) untuk menghasilkan testosteron, kemudian pada
dasarnya tidak ada testosteron yang dihasilkan pada masa kanak-kanak, akan tetapi terjadi
peningkatan produksi testosteron pada awal pubertas. Selain itu testosteron bekerja sama dengan
FSH pada sel Sertoli tubulus seminiferus untuk merangsang spermatogenesis.
Sebagian besar pengaruh testosteron pada dasarnya dihasilkan dari peningkatan
kecepatan pembentukan protein di sel sasaran. Dalam kelenjar prostat, testosteron memasuki sel
prostat dalam waktu beberapa menit setelak dieksresikan. Dan seringkali testosteron kebanyakan
diubah dibawah pengaruh enzim intrasel 5-α- reduktase menjadi dihisrotestosteron, dan zat ini
yang selalu berikatan dengan protein reseptor sitoplasma. Penggabungan ini bermigrasi ke
nukleus, tempat terjadinya pengiktan dengan suatu protein yang menginduksi transkipsi DNA-
RNA. Dalam waktu 30 menit, RNA polimerase telah menjadi aktif dan konsentrasi RNA mulai
meningkat di sel prostat, keadaan ini akan diikuti oleh penambahan yang progresif protein sel.
Setelah beberapa hari, jumlah DNA di kelenjar prostat juga meningkat dan bersama dengan itu
juga terdapat peningkatan jumlah sel-sel prostat.
Testosteron merangsang pembentukan protein hampir di semua bagian tubuh, walaupun
lebih sedikit spesifik mengenai pretoin di jaringan tubuh atau organ “target” yang berperan pada
perkembangan ciri seksual primer dan sekunder.

Biosintesis Dihidrotestosteron

Dihidrotestosteron (5α-Dihydrotestosterone, biasa disingkat


menjadi (DHT) adalah sebuah androgen atau hormon seks pria. Enzim 5α-
reduktase synthesis DHT pada prostat, testis, folikel rambut, dan kelenjar
adrenal. Ini enzim mengurangi ikatan ganda 4,5 dari hormon testosteron .
Pada pria, sekitar 5% dari testosteron mengalami pengurangan 5α untuk
membentuk androgen lebih kuat, dihidrotestosteron. DHT memiliki sekitar tiga
kali afinitas yang lebih besar untuk reseptor androgen dari testosteron dan
memiliki afinitas 15-30 kali lebih besar dari androgen adrenal. Selama
embriogenesis DHT memiliki peran penting dalam pembentukan genitalia eksterna
laki-laki, sedangkan pada orang dewasa bertindak sebagai androgen utama dalam
prostat dan dalam folikel rambut.
Sebuah contoh yang menggambarkan pentingnya DHT untuk pengembangan
karakteristik seks sekunder adalah bawaan 5-α reduktase-defisiensi. Lesi gen
ini dapat mengakibatkan pseudohermafroditisme. Kondisi ini biasanya
menyajikan dengan alat kelamin pria terbelakang dan prostat. Orang-orang ini
sering dibesarkan sebagai anak perempuan karena kurangnya alat kelamin pria
mencolok. Di masa pubertas, meskipun tingkat DHT mereka tetap sangat rendah,
kadar testosteron mereka meningkatkan normal. Otot mereka mengembangkan
seperti itu dari orang dewasa lainnya. Setelah pubertas, laki-laki dengan
kondisi ini memiliki kekurangan besar kemaluan dan rambut tubuh, dan tidak ada
kejadian kebotakan pola pria.

Biosistesis Androstenedion
Androstenedione (juga dikenal sebagai  4-androstenedione dan 17-
ketoestosterone) adalah 19- hormon steroid yang diproduksi di kelenjar
adrenal dan gonad sebagai langkah menengah dalam biokimia jalur yang
menghasilkan androgen testosteron dan estrogen estron dan estradiol .
Androstenedione adalah prekursor umum hormone seks laki-laki dan
perempuan. Beberapa Androstenedion juga disekresikan ke dalam plasma , dan
dapat dikonversi pada jaringan perifer dengan testosteron dan estrogen.
Androstenedione dapat disintesis dalam salah satu dari dua cara. Jalur utama
melibatkan konversi dari 17-
hydroxypregnenolone untuk dehydroepiandrosterone dengan cara -liase 17,20,
dengan konversi berikutnya dehydroepiandrosterone untuk androstenedion
melalui enzim 3-β-hidroksisteroid dehidrogenase . Jalur sekunder
melibatkan konversi dari 17-hydroxyprogesterone , paling sering pelopor
untuk kortisol , untuk androstenedion secara langsung dengan cara -liase
17,20 . Jadi, 17,20-liase diperlukan untuk sintesis androstenedion, baik
segera atau satu langkah dihapus.

Biosintesis Estrogen

Selain testosteron, sejumlah kecil estrogen dibentuk pada pria (kira-kira seperlima dari
jumlah estrogen pada wanita yang tidak hamil), dan jumlah estrogen yang cukup dapat ditemui
pada urin pria. Sumber strogen dalam pria masih belum jelas, tatapi diketahui hal-hal berikut :
a. Konsentrasi estrogen dalam cairan tubulus seminiferus cukup tinggi dan memungkinkan
memainkan peranan penting dalam spermiogenesis. Estrogen ini diyakini dibentuk oleh sel-
sel sertoli dengan mengubah testosteron menjadi estradiol.
b. Estrogen dengan jumlah yang lebih besar dibentuk dari testosteron dan androstenediol di
jaringan tubuh yang lain, terutama hati, yang memungkinkan 80% total pembentukan
estrogen pada pria.

Fungsi Hormon Androgen

1.      Testoteron
Testoteron berfungsi sebagai memulai dan menyelesaikan proses pubertas,
pengembangan tulang dan otot, pertumbuhan rambut tubuh, termasuk rambut wajah, perubahan
pita suara untuk menghasilkan suara laki-laki dewasa, gairah seks (libido) dan fungsi seksual,
pertumbuhan kelenjar prostat dan fungsi dan produksi sperma
2.      Dehydroepiandrosterone (DHEA)
Berfungsi mengobati obesitas, diabetes, dan lupus. DHEA diketahui dapat memperbaiki
tidur.
3.      Androstenedione (Andro)
Androstenedione juga dapat dijadikan suplemen bagi manusia saat membentuk tubuh
yang atletis.
4.      Dihidrotestosteron (DHT)
Dihidrotestosteron berfungsi untuk pembentukan karakteristik seks laki-laki yang utama
dan paling karakteristik seks sekunder laki-laki selama pubertas, seperti otot pertumbuhan, wajah
dan tubuh pertumbuhan rambut, dan memperdalam suara.

Fungsi Hormon Androgen pada Perkembangan Laki-laki

1. Pembentukan testis
Selama perkembangan mamalia, gonad yang pada awalnya mampu menjadi salah satu
indung telur atau testis.[3] Pada manusia, mulai dari sekitar 4 minggu, dasar-dasar gonad yang
hadir dalam mesodermmenengah berdekatan dengan ginjal berkembang. Pada sekitar 6
minggu, korda seks epitel berkembang dalam testis membentuk dan menggabungkan sel
germinal saat mereka bermigrasi ke gonad. Pada laki-laki, gen kromosom Y tertentu, khususnya
SRY, mengontrol perkembangan fenotip laki-laki, termasuk konversi dari gonad bipotensial awal
ke testis. Pada laki-laki, korda seks sepenuhnya menyerang perkembangan gonad.

2. Produksi androgen
Sel-sel epitel korda seks yang berasal dari mesoderm dalam perkembangan testis menjadi
sel Sertoli, yang akan berfungsi mendukung pembentukan sel sperma. Populasi minor sel
nonepitel tampak antara tubula mulai 8 minggu perkembangan janin manusia. Ini adalah sel
Leydig. Segera setelah mereka berdifrensiasi, sel Leydig mulai meng-hasilkan androgen.

 3. Efek androgen


Fungsi androgen sebagai hormon parakrin (paracrine) yang diperlukan oleh sel Sertoli
untuk mendukung produksi sperma. Androgen juga diperlukan untuk maskulinisasi
perkembangan janin laki-laki (termasuk penis dan pembentukan skrotum). Di bawah pengaruh
hormon androgen, sisa-sisa mesonephron itu, saluran Wolffian, berkembang
menjadi epididimis, vas deferens dan vesikula seminalis.
Aksi androgen ini didukung oleh hormone dari sel Sertoli,  Müllerian inhibitory
hormone (MIH), yang mencegah duktus mullerian embrio berkembang menjadi saluran tuba dan
jaringan saluran reproduksi wanita lain dalam embrio laki-laki. MIH dan androgen bekerja sama
untuk memungkinkan pergerakan normal testis ke dalam skrotum.

4. Pengaturan awal
Sebelum produksi hormon hipofisis hormon  luteinisasi (LH) oleh embrio dimulai sekitar
minggu ke 11-12, human chorionicgonadotropin (hCG) mempromosikan diferensiasi sel Leydig
dan produksi androgen mereka pada minggu ke 8. Aksi androgen pada jaringan target sering
melibatkan konversi testosteron menjadi 5α-dihidrotestosteron (DHT).
5. Spermatogenesis
Selama pubertas, androgen, LH dan follicle stimulating hormone (FSH) produksinya
meningkat dan korda seks melubangi, membentuk tubulus seminiferus, dan sel-sel germinal
mulai berdiferensiasi menjadi sperma. Sepanjang masa dewasa, androgen dan FSH kooperatif
bertindak pada sel Sertoli di testis untuk mendukung produksi sperma.
Suplemen androgen eksogen dapat digunakan sebagai zat kontraseptif laki-laki. Kadar
androgen meningkat disebabkan oleh suplemen androgen yang dapat meng-hambat produksi LH
dan menghalangi produksi androgen endogen oleh selLeydig. Tanpa tingkat tinggi lokal
androgen pada testis karena produksi androgen oleh sel Leydig, tubulus seminiferus dapat
merosot, mengakibatkan kemandulan (infertilitas). Untuk alasan ini, banyak patch transdermal
androgen yang diterapkan pada skrotum.

6. Menghambat Pengendapan Lemak


Pria biasanya memiliki lemak tubuh lebih sedikit daripada perempuan. Hasil studi terbaru
menunjukkan androgen menghambat kemampuan beberapa sel-sel lemak untuk menyimpan
lemak dengan memblokir jalur transduksi sinyal yang biasanya mendukung fungsi adiposit.
Juga, androgen, tetapi tidak estrogen, meningkatkan reseptor beta-adrenergis sambil
menurunkan reseptor alfa-adrenergis—yang dihasilkan dalam kadar epinefrin/ norepinefrin yang
meningkat karena kekurangan umpan-balik negatif reseptor alfa-2 dan penurunan penumpukan
lemak karena epinefrin/norepinefrin kemudian bertindak atas reseptor beta yang merangsang
lipolisis.

7. Massa Otot
Pria biasanya memiliki lebih banyak massa otot kerangka ketimbang wanita. Androgen
mempromosikan perlebaran sel-sel otot kerangka dan mungkin bertindak dengan cara yang
terkoordinasi dengan fungsi dengan bertindak atas beberapa jenis sel [6] yang menghantar sinyal
hormon untuk menghasilkan otot, mioblas, dalam satu proses yang berkaitan dengan kadar
reseptor androgen.

8. Otak
Kadar androgen yang bersirkulasi dapat mem-pengaruhi prilaku manusia karena beberapa
neuron sensitif terhadap hormon steroida. Kadar androgen telah berdampak dalam pengaturan 
agresi dan libido manusia. Memang, androgen mampu mengubah struktur otak pada beberapa
spesies, termasuk tikus, tikus kecil, dan primata, menghasilkan perbedaan jenis kelamin.
Sejumlah laporan telah menunjukkan androgen saja mampu mengubah struktur otak, namun
identifikasi mana perubahan dalam batang neuroanatomi berasal dari androgen atau estrogen
sulit, karena potensi mereka untuk konversi.

 HORMON ESTROGEN

Rumus Kimia Hormon Estrogen


Estrogen adalah hormon streoid seks dengan 18 atom C dan dibentuk terutama dari 17-
ketosteroi dan drostenedion. Jenis yang terpenting adalah estradiol (E2). Selain itu juga Estron
(E1) dan Estriol (E3).

Organ Penghasil Hormon Estrogen


Estrogen dihasilkan oleh ovarium. Ada banyak jenis dari estrogen tapi yang paling
penting untuk reproduksi adalah estradiol. Estrogen berguna untuk pembentukan ciri-ciri
perkembangan seksual pada wanita yaitu pembentukan payudara, lekuk tubuh, rambut
kemaluan,dll.

Biosistesis Hormon Estrogen

Estrogen disekresikan pada awal siklus menstruasi oleh karena respon dari LH dan FSH.
Sintesis estrogen menempati perkembangan folikel ovarium, baik sel teka dan sel granulosa.
Akibat rangsangan LH, sel-sel teka akan mengubah kolesterol menjadi androgen yang kemudian
berdifusi ke dalam sel-sel granulosa melalui dasar membran. Sel-sel granulosa, karena
dirangsang oleh FSH akan mengaktifkan enzim aromatase untuk mengubah androgen menjadi
estrogen. Sebagian estrogen tetap berada di folikel ovarium untuk membentuk antrum,
sedangkan sebagian lainnya disekresikan ke dalam darah untuk mengikat SHBG dan albumin
yang bekerja melalui reseptor intraseluler menuju sel target.
Sintesis hormone estrogen oleh LH dan FSH.
Karena kadar basal FSH yang rendah sudah cukup untuk mendorong perubahan menjadi
estrogen ini, kecepatan sekresi estrogen oleh folikel terutama bergantung pada kadar LH dalam
darah, yang terus meningkat selama fase folikel. Selain itu sewaktu folikel terus tumbuh,
estrogen yang dihasilkan juga meningkat karena bertambahnya jumlah sel folikel penghasil
estrogen. Estrogen bekerja pada pituitari anterior dan hipotalamus untuk mengatur sistem
mekanisme umpan balik. Biasanya mekanisme ini bersifat negatif, oleh karena konsentrsi
estrogen yang tinggi dalam waktu yang lama menyebabkan terjadi mekanisme positif untuk
merangsang LH.
Sebelum menopause dan pascamenopause, hormon estradiol memegang peranan,
sedangkan sesudahnya estradiol mengalami penurunan, disisi lain estron akan meningkat.
Konversi dari steroid pada jaringan peripheral tidak selalu dalam bentuk yang aktif. Androgen
yang bebas akan diubah menjadi estrogen bebas, contohnya pada jaringan kulit dan sel lemak.
Lokasi dari sel lemak akan mempengaruhi kerja androgen. Wanita yang gemuk, akan
menghasilkan lebih banyak androgen.
Percobaan yang dilakukan oleh Siiteri dan MacDonald menemukan bahwa jumlah
estrogen yang cukup, yang berasal dari sirkulasi androgen dapat memicu timbulnya perdarahan
pada wanita postmenopause. Pada wanita, kelenjar adrenal menyisakan sumber utama androgen,
khususnya androstenedion. Sedangkan pada pria, hampir seluruh dari sirkulasi estrogen berasal
dari peripheral konversi androgen.
Hormon progesteron diproduksi dan disekresi di ovarium, terutama dari korpus luteum
pada fase luteal atau sekretoris siklus haid, kelenjar adrenal dan plasenta (saat hamil). Hormon
progesteron berfungsi menaikkan faktor pertumbuhan epidermal, meningkatkan temperatur inti
selama ovulasi, mengurangi kejang dan rileks otot polos (memperluas saluran pernapasan dan
mengatur lendir) dan anti-inflamasi. Progesterone mempertahankan ketebalan endometrium
sehingga dapat menerima implantasi zygot. Kadar progesterone terus dipertahankan selama
trimester awal kehamilan sampai plasenta dapat membentuk hormon HCG.

Fungsi Hormon Estrogen

 Membentuk ciri-ciri perkembangan seksual pada wanita


 Pada sIklus menstruasi dengan ketebalan endometrium, menjaga kualitas dan kuantitas
cairan serviks dan vagina sehingga sesuai untuk penetrasi sperma
 Merangsang produksi LH dan menghambat penetrasi produksi FSH.

 HORMON PROGESTERON

Rumus Kimia Hormon Progesteron

Hormon progesteron merupakan steroid dengan 21 atom C dan terutama dibentuk di


dalam folikel dan plasenta. Selain itu dapat berasal dari metabolism pregnandiol, dan disebut
sebagai progesterone residu,serta dibentuk pula di adrenal.

Organ Penghasil Hormon Progesteron

Hormon progesteron diproduksi dan disekresi di ovarium, terutama dari korpus luteum
pada fase luteal atau sekretoris siklus haid, kelenjar adrenal dan plasenta (saat hamil). Hormon
progesteron berfungsi menaikkan faktor pertumbuhan epidermal, meningkatkan temperatur inti
selama ovulasi, mengurangi kejang dan rileks otot polos (memperluas saluran pernapasan dan
mengatur lendir) dan anti-inflamasi. Progesterone mempertahankan ketebalan endometrium
sehingga dapat menerima implantasi zygot. Kadar progesterone terus dipertahankan selama
trimester awal kehamilan sampai plasenta dapat membentuk hormon HCG.

Biosintesis Hormon Progesteron

Progesteron diproduksi dan disekresi di ovarium, terutama dari korpus luteum pada fase
luteal atau sekretoris siklus haid. Selain itu, hormon ini juga disintesis di korteks adrenal, testis
dan plasenta. Sintesis dan sekresinya dirangsang oleh LH. 
Pada pertengahan fase luteal kadarnya mencapai puncak kemudian akan menurun dan mencapai
kadar paling rendah pada akhir siklus haid, yang diakhiri dengan perdarahan haid. Bila terjadi
konsepsi, implantasi terjadi 7 hari setelah fertilisasi dan segera terjadi perkembangan trofoblas
yang mengeluarkan hormon gonadotropin korion ke dalam sirkulasi. Hormon ini akan ditemukan
di urin beberapa hari sebelum taksiran waktu perdarahan haid yang berikutnya. Pada bulan
pertama kehamilan fungsi korpus luteum akan dipertahankan dan hormon gonadotropin akan
terus disekresi sampai akhir kehamilan trimester I. Pada bulan kedua dan ketiga plasenta yang
sedang tumbuh mulai mensekresi estrogen dan progesteron, mulai saat ini sampai partus,korpus
luteum tidak diperlukan lagi. Sekresi progesteron selama fase folikuler hanya beberapa milligram
sehari, kemudian kecepatan sekresi ini terus meningkat menjadi 10 sampai 20 mg pada fase
luteal sampai beberapa ratus milligram pada akhir masa kehamilan. Pada pria sekresi ini hanya
mencapai 1-5 mg sehari, dan nilai ini kira-kira sama dengan wanita pada fase folikuler.

Fungsi Hormon Progesteron

1.    Siklus haid
Mengatur siklus menstruasi bersama dengan hormon estrogen dengan melalui feedback
mekanisme terhadap FSH dan LH. Sekresi secara bergantian hormon-hormon ini menentukan
siklus menstruasi. Mempertebal dinding endometrium untuk persiapan proses implantasi jika
terjadi fertilisasi antara ovum dan sperma.

2.    Masa kehamilan

Ketersediaan progesteron dalam jumlah yang cukup pada masa awal kehamilan sangat
penting peranannya, terutama dalam menghambat kontaraksi uterus. Hal ini dibutuhkan
sehubungan dengan usaha untuk mempertahankan janin muda yang baru berimplantasi di uterus
agar tidak terjadi kelahiran premature atau keguguran.

 Menurunkan gairah seksual selama kehamilan trimester I. Fungsi ini dibutuhkan untuk
mempertahankan kondisi janin  karena keadaan janin yang masih rentan terhadap
benturan.
 Membantu mempersiapkan payudara untuk proses laktasi.
 Meningkatkan suhu tubuh dan respitasi rate, sebagai bentuk penyesuaian terhadap masa
awal kehamilan.
Mengentalkan secret vagina, sebagai proteksi tambahan terhadap kemungkinan infeksi.

Efek progesteron pada uterus. Fungsi dari progesteron yang paling penting adalah :

 Menurunkan frekuensi dan intensitas dari kontraksi  uterus, dengan demikian dapat
membantu untuk mencegah ekspulsi dari hasil implantasi ovum.
 Progesteron juga meningkatkan sekresi, pada lapisan mukosa pada tuba fallopi. Sekresi
ini  adalah kebutuhan untuk nutrisi dari hasil fertilisasi, mempersiapkan tuba fallopi
sebelum implantasi.
 Menghambat produksi LH agar korpus luteum mengalami degenerasi saat tidak terjadi
fertilisasi.

4.    Terapi

a)    Penyakit

 Trauma kepala berat

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh dr. David Wright dari Associate professor of
emergency medicine university of Emory Atlanta, progesteron memiliki kemampuan untuk
meningkatkan perkembangan normal neuron otak serta memiliki efek protektif terhadap
jaringan otak yang rusak. Sehingga progesteron dapat menurunkan resiko kematian pada
pasien trauma kepala. Hal ini memungkinkan progeteron menjadi terapi lini pertama pada
kasus trauma kepala.

 Membantu proses penyembuhan


Progesteron mampu membantu proses penyembuhan terutama pada penderita Multiple
Sclerosis.Progesteron bekerja dengan mengatur fungsi kolagen saraf dan serabut myelin.

 Mampu menurunkan resiko terjadinya kanker rahin dan payudara.

Saat masa laktasi, kadar hormon progesteron dalam tubuh meningkat, oleh karena itu
wanita yang menyusui selama paling sedikit 6 bulan berturut–turut serta wanita yang telah
hamil beberapa kali, akan mengurangi resiko terkena kanker payudara. Sedangkan pada
rahim, progesteron bekerja mencegah terjadinya kanker rahim dengan mengatur efek paparan
esterogen dalam rahim.

b)   Reproduksi

Selain memiliki fungsi seperti ayng telah dipaparkan diatas progesteron juga dapat
digunakan sebagai salah satu pilihan dalam penggunaan kontrasepsi, terutama kontarasepsi
hormonal.

Berikut berbagai pilihan kontarsepsi hormonal dengan progesteron :

 Kontrasepsi oral : POP (progesterone only pill)


 Suntikan : 3 bulan (progesterone only)
 Mengontrol perdarahan anovulasi

Efek progesteron pada payudara

Progesteron mempersiapkan lobules dan alveoli pada payudara, menyebabkan sel alveoli
untuk berproliferasi, memperluas, dan menjadi sekret secara alamiah. Walaupun, progesteron
tidak menyebabkan aktivasi alveoli untuk menhasilkan ASI, mulailah terjadi pengeluaran air
susu ibu karena rangsangan prolaktin dari kelenjar pituitary anterior. Progesteron juga
menyebabkan payudara bertambah besar. Dari bertambah besarnya payudara akibat sekresi pada
lobules dan alveoli payudara, tetapi hal ini juga hasil dari peningkatan cairan pada jaringan
subkutaneus.

FOLICEL STIMULATING HORMON (FSH) DAN LUTEINIZING HORMON (LH)

Rumus Kimia FSH Dan LH

Folicel Stimulating Hormon berdasarkan struktur kimianya termasuk golongan hormone


peptide (berasal dari asam amino atau protein). Struktur kimia hormone FSH digambarkan
sebagai berikut :
Luteinizing Hormon merupakan kelompok hormon peptida yg berbentuk glikoprotein.
Hormon ini terdiri atas sub-unit a dan b yg tidak identik dan tidak terikat secara kovalen. Sub-
unit a LH hampir sama dg subunit a FSH dan hCG sedangkan subunit b spesifik untuk masing-
masing hormon. Subunit a terdiri dari 92 asam amino dan 2 gugus karbohidrat sedangkan subunit
b LH terdiri dari 121 asam amino dan satu gugus karbohidrat seperti tampak pada gambar 1
dibawah ini:
Organ Penghasil LH Dan FSH

LH dan FSH dihasilkan oleh hipofisis anterior dengan fungsi yang berbeda namun
keduannya mendukung dalam spermatogenesis. LH akan merangsang sel Leydig ang berada di
ruang interstitial tubulus siminiferus untuk menghasilkan testosteron. Testosteron ini berfungsi
dalam mempengaruhi perkembangan sifat-sifat seks sekunder pria, memberikan feedback negatif
melalui pituitari dan hipotalamus sehingga mengakibatkan penurunan sekresi luteinizing
hormone (LH) dan menjaga fungsi kelenjar prostat dan vesikel seminalis serta merangsang
spermatogenesis.

Biosintesis FSH Dan LH

Folliclestimulating hormone (FSH) dan luteinizing hormone (LH) dari hipofise


membawa pengaruh baik pada ovarium maupun testis. FSH terutama bertanggung jawab pada
pengaturan perkembangan sel germinal pada kedua jenis kelamin dan sintesis estrogen ovarium
wanita. LH dan hCG merangsang sintesis steroid seks androgenik baik pada testis maupun
ovarium, dan produksi progesterone oleh korpus luteum. LH, FSH, dan hCG tidak mempunyai
aktifitas klinis penting diluar traktus reproduksi.
Steroid seks dianggap sebagai satu-satunya pengatur produksi hormon gonadotropin.
Akhir-akhir ini, peptida gonad mempunyai sifat pengatur penting sekresi FSH. Inhibin dan
follistatin menekan pelepasan FSH, dan aktivin merangsang pelepasan FSH. Sintesis dan fungsi
hormon reproduksi berbeda, tetapi saling berhubungan dan mempengaruhi.

Hipothamalus mengeluarkan GnRH dengan proses sekresinya setiap 90-120 menit


melalui aliran portal hipothalamohipofisial. Setelah sampai di hipofise anterior, GnRH akan
mengikat sel gonadotrop dan merangsang pengeluaran FSH (Follicle Stimulating Hormone) dan
LH (Lutheinizing Hormone).
Waktu paruh LH kurang lebih 30 menit sedangkan FSH sekitar 3 jam. FSH dan LH
berikatan dengan reseptor yang terdapat pada ovarium dan testis, serta mempengaruhi fungsi
gonad dengan berperan dalam produksi hormon seks steroid dan gametogenesis.
Pada wanita selama masa ovulasi GnRH akan merangsang LH untuk menstimulus
produksi estrogen dan progesteron. Peranan LH pada siklus pertengahan (midcycle) adalah
ovulasi dan merangsang korpus luteum untuk menghasilkan progesteron. FSH berperan akan
merangsang perbesaran folikel ovarium dan bersama-sama LH akan merangsang sekresi estrogen
dan ovarium.
Selama siklus menstruasi yang normal, konsentrast FSH dan LH akan mulai meningkat
pada hari-hari pertama. Kadar FSH akan lebih cepat meningkan dibandingkan LH dan akan
mencapai puncak pada fase folikular, tetapi akan menurun sampai kadar yang yang terendah
pada fase preovulasi karena pengaruh peningkatan kadar estrogen lalu akan meningkat kembali
pada fase ovulasi.
Regulasi LH selama siklus menstruasi, kadarnya akan meninggi di fase folikular dengan
puncaknya pada midcycle, bertahan selama 1-3 hari, dan menurun pada fase luteal.
Sekresi LH dan FSH dikontrol oleh GnRH yang merupakan pusat kontrol untuk basal
gonadotropin, masa ovulasi dan onset pubertas pada masing-masing
individu. Proses sekresi basal gonadotropin ini dipengaruhi oleh beberapa macam proses:
a. Episode sekresi (Episodic secretadon)
Pada pria dan wanita, proses sekresi LH dan FSH bersifat periodik, dimana terjadinya secara
bertahap dan pengeluarannya dikontrol oleh GnRH.
b. Umpan balik positif (Positive feedback)
Pada wanita selama siklus menstruasi estrogen memberikan umpan balik positif pada kadar
GnRH untuk mensekresi LH dan FSH dan peningkatan kadar estrogen selama fase folikular
merupakan stimulus dari LH dan FSH setelah pertengahan siklus, sehingga ovum menjadi
matang dan terjadi ovulasi. Ovulasi terjadi hari ke 10-12 pada siklus ovulasi setelah puncak
kadar LH dan 24-36 jam setelah puncak estradiol. Setelah hari ke-14 korpus luteurn akan
mengalami involusi karena disebabkan oleh penurunan estradiol dan progesteron sehingga
terjadi proses menstruasi.
c. Umpan balik negatif (Negative Feedback)
Proses umpanbalik ini memberi dampak pada sekresi gonadotropin. Pada wanita terjadinya
kegagalan pernbentukan gonad primer dan proses menopause disebabkan karena peningkatan
kadar LH dan FSH yang dapat ditekan oleh terapi estrogen dalam jangka waktu yang lama.
Fungsi Hormon FSH Dan LH

Secara umum, FSH berfungsi dalam pertumbuhan, perkembangan, maturasi saat pubertas, dan
reproduksi.

Pada Laki-laki

 Menstimulasi produksi sperma dengan cara mempengaruhi reseptor testosterone pada


tubulus semineferus, seperti : spermatogenesis, sintesisandrogen binding protein (ABP)
dan inhibitor
 Merangsang sekresi estrogen pada sel sertoli
 Memperkuat efek LH dalam merangsang sel Leydig dengan menambah reseptor LH pada
sel tersebut.

Pada Perempuan

 Menstimulasi pertumbuhan folikel terutama pada sel-sel granulose, mencegah atresia


folikel. dan pematangan folikel
 Menstimulasi produksi estrogen pada corpus luteum
 Menstimulasi pembentukan progesterone
 Menstimulasi maturasi sel-sel germinal, Pada akhir fase folikular kerja FSH dihambat
oleh inhibin dan pada akhir fase luteal aktivitas FSH kembali meningkat untuk
mempersiapkan siklus ovulasi berikutnya.

LH dapat merangsang sekresi steroid seks dari gonad, dimana pada testis pria hormon ini
berikatan dengan reseptor yang terdapat pada sel-sel leydig untuk merangsang sistesis dan
sekresi hormone testosteron. Sedangkan pada ovarium, hormon ini dapat menyebabkan ovulasi
serta pengembangan korpus luteum apabila terjadi kenaikan akut atau yang dikenal dengan surge
LH.

 HORMON OKSITOKSIN

Rumus Kimia Hormon Oksitoksin

Oksitosin mempunyai struktur kimia yang sangat mirip dengan Vasopresin/ADH,


sebagaimana diperlihatkan dibawah  ini:
Cys-Tyr-Phe-Gln-Asn- Cys-Pro-Arg-Gly-NH2 : Arginin Vasopresin
Cys-Tyr-Phe-Gln-Asn- Cys-Pro-Lys -Gly-NH2 : Lisin Vasopresin
Cys-Tyr-Lie-Gln-Asn- Cys-Pro-Arg-Gly-NH2 :  Oksitosin

Masing-masing hormon ini merupakan senyawa nono apeptida yang mengandung


molekul sistein pada posisi 1 dan 6 yang dihubungkan oleh jembatan S—S. Sebagian besar
binatang menpunyai Arginin Vasopresin, meskipun demikian hormon pada babi dan spesies lain
yang terkait, mempunyai lisin yang tersubtitusi pada posisi 8. Karena kemiripan structural yang
erat tersebut tidaklah mengherankan kalau  oksitosin  dan ADH masing-masing memperlihatkan
sebagian efek yang sama/tumpang tindih.

Organ Penghasil Hormon Oksitoksin

Hormon Oksitoksin diproduksi di hipotalamus dan disekresikan ke dalam aliran darah


oleh kelenjar pituitary. Sekresi tergantung pada aktivitas listrik neuron di hipotalamus dilepaskan
ke dalam darah ketika sel-sel ini sangat antusias.

Biosintesis Hormon Oksitoksin


Dalam tubuh orang normal, hormon diproduksi dalam jumlah sesuai kebutuhan. Jadi
dapat dipastikan kadarnya tentu akan meningkat secara normal pada ibu yang akan melahirkan
dan menyusui. Pada tubuh manusia oksitosin dibuat oleh sel-sel saraf khusus di regio tertentu di
otak. Di luar sel saraf, oksitosin diproduksi juga di kelenjar telur dan sel-sel di testis spesies
tertentu (bukan manusia).

Saat ini, berkat kemajuan teknologi, hormon ini sudah dapat dibuat sintetiknya. Hormon
ini ternyata mudah dihancurkan oleh saluran cerna kita, sehingga hormon sintetik ini dibuat
dalam bentuk sediaan injeksi/suntik dan "nasal spray".
Cara pembuataannya tentu melalui "genetic engineering" yang rumit, sehingga dapat dihasilkan
sediaan yang stabil dan dapat berfungsi seperti hormon aslinya.

Hormon oksitosin dibentuk dari prohormon, berupa nonapeptida. Berat molekulnya


adalah 1007. Disekresikan turun sepanjang akson-akson dari neuron-neuron yang badan selnya
terletak di nucleus supraoptikus dan paraventrikularis. Dalam perjalanannya oksitosin terikat
pada protein pembawa yang dikenal sebagai neurofisin I dan II (estrogen dan nikotin masing-
masing merangsang neurofisin) yang memiliki berat molekul sekitar 10.000, disekresikan lebih
langsung ke dalam sirkulasi portal daripada sirkulasi perifer. Sejumlah kecil oksitosin juga
dilepaskan ke dalam sirkulasi portal. Waktu pro-oksitosin sekitar 10 menit.

Fungsi Hormon Oksitoksin

 Membantu kontraksi otot uterus


 Merangsang sekresi susu dari kelenjar susu
 Merendam stress dan perasaan cemas
 Meningkatkan libido seks
 Menimbulkan perasaan senang, bahagia, dan empati

 GONADOTROPIN-RELEASING HORMONE (GnRH)

Rumus Kimia GnRH

Rumus kimia GnRH adalah pyroGlu-His-Trp-Ser-Tyr-Gly-Leu-Arg-Pro-Gly-Nh2. GnRH


merupakan kelompok peptide yang urutannya dari ujung asam amino ke ujung karboksil.
Organ Penghasil GnRh

Gonadotropin-Releasing Hormone (GnRH) diproduksi oleh hipotalamus bekerja pada sel


basophil dari hipofisis anterior untuk mendorong sintesis dan sekresi gonadotropin.

Biosintesis GnRH

Kelenjer hipofisis memproduksi dua gonadotropin yaitu LH (luteinizing hormone) dan


FSH (follicle stimulating hormone). Keduanya sangat penting untuk fungsi gonad dan reproduksi
manusia. Bersama dengan TSH (thyroid stimulating hormone), LH dan FSH membentuk
kelompok utama hipofisis anterior yang dikenal sebagai hormon glikoprotein. Hormon
pertumbuhan dan prolaktin membentuk kelompok kedua dari hormon yang berhubungan secara
struktural, sedangkan kortikotropin, lipotropin, mekanotropin dan endorphin membentuk
kelomok hormone ketiga. Pada hipofisis GnRH merangsang sintesis dan
sekresi gonadotropin, follicle-stimulating hormone (FSH) dan luteinizing hormone (LH). Proses
ini dikendalikan oleh ukuran dan frekuensi denyut GnRH, serta oleh umpan balik
dari androgen dan estrogen. Frekuensi rendah GnRH pulsatif  menyebabkan pelepasan FSH,
sedangkan frekuensi tinggi GnRH pulsatif merangsang pelepasan LH. LH, FSH dan TSH secara
struktural memiliki kemiripan, hormon tersebut dibentuk oleh dua subunit protein yang berbeda
dan terikat secara nonkovalen yang disebut subunit q dan ß.

Gonadotropin yang spesifik pada kehamilan yaitu hCG (human chorionic gonadotropin)
merupakan glikoprotein keempat yang dibentuk oleh rantai q dan ß. Subunit A untuk keempat
hormone ini adalah identik sub unit B berbeda pada setiap homon, sehingga memberi
kekhususan pada setiap dimer qß. Rantai B untuk LH dan hCG merupakan yang termirip dengan
homologi sebesar 82%. Ciri ini sangat penting dalam mengenali dan mempertahankan kehamilan
awal.

Sintesis GnRH terjadi di dalam nukleus arkuatus dan disalurkan sepanjang akson sel
neuroendokrin melalui eminensia mediana hipotalamus. Pelepasan GnRH dilakukan dalam
bentuk pulsasi dan dalam keadaan basal frekuensinya satu denyut setiap jam. Frekuensi
pelepasan GnRH paling cepat terjadi pada fase folikular dan sedikit melambat pada fase luteal
awal dan paling lambat pada fase luteal lanjut, frekuensi denyut yang cepat akan membantu
sekresi LH dan frekuensi denyut yang lambat membantu pelepasan FSH. Denyut yang lambat
pada fase luteal lanjut dibutuhkan untuk meningkatkan kadar FSH yang penting untuk memulai
siklus menstruasi lebih lanjut.

Biosintesis dan sekresi FSH dan LH dikendalikan secara ketat selama siklus reproduksi.
Fungsi gonadotropin dimodulasi oleh faktor hipotalamus (GnRH, gonadotropin releasing
hormone), faktor hipofisis (regulasi autokrin) dan umpan balik gonad (steroid dan peptide
reproduksi). Terdapat berbagai cara untuk meregulasi FSH dan LH, termasuk perubahan
transkripsi gen, stabilisasi mRNA, laju sintesis subunit protein, glikosilasi pasca translasi dan
perubahan jumlah sel penghasil gonadotropin. Dekapeptida hipotalamus yaitu GnRH disintesis
didalam nukleus arkuata di mediobasal hipotalamus dan daerah preooptik di hipotalamus
anterior. GnRH disalurkan sepanjang akson akson sel neuroendokrin khusus ini melalui
eminensia mediana hipotalamus dimana GnRH secara normal dilepaskan ke system darah portal
yang memperdarahi hipofisis anterior. Tidak seperti sebagian besar hormon lain, GnRH secara
normal dilepaskan dalam bentuk pulsasi. Suatu generator denyut tampaknya terletak didalam
hipotalamus mediobasal dan mungkin terbatas untuk neuron penghasil GnRH itu sendiri.

Langkah awal proses ini yang akan meningkatkan kadar estradiol adalah transmisi pesan
dari agen stimuli kepada mekanisme produksi steroid di dalam sel. Pesan-pesan yang
menstimulir steroidogenesis haruslah ditransmisi melalui membran sel. Hal ini penting karena
gonadotropin, menjadi glikopeptida yang besar sekali, tidak seperti biasanya memasuki sel,
tetapi harus berkomunikasi dengan sel tersebut dengan bergabung dengan reseptor spesifik di
permukaan membran sel. Dengan mengaktifkan serangkaian tahap komunikasi. Sejumlah
penelitian telah dilakukan untuk mengetahui metode komunikasi ini. E.W Sutherland, Jr.,
menerima Hadiah Nobel pada tahun 1971 karena mengajukan konsep second messenger.

Gonadotropin, messenger pertama, mengaktifkan suatu enzim di dalam membran sel


yang disebut adenylate cyclase. Enzim ini mengirimkan pesan dengan cara mengkatalisir
produksi suatu messenger kedua di dalam sel, cyclic adenosine 3’.5’-monophosphat (cyclic
AMP), lebih menyerupai tongkat kecil pada lomba estafet. Cyclic AMP, messenger kedua,
mengawali proses steroidogenesis, yang mengakibatkan sintesis dan sekresi hormon estradiol.
Gagasan transmisi pesan ini semakin berkembang menjadi lebih kompleks dengan
memperhatikan aspek fisiologis, seperti heterogenisitas hormon peptida, regulasi up-and-down
membran sel reseptor, aktivitas regulasi adenylate cyclase, dan jalur penting untuk faktor
regulasi autokrin dan parakrin.

Sekresi estradiol ke dalam aliran darah langsung setelah disintesis. Begitu berada di
dalam aliran darah, estradiol  bertahan dalam dua bentuk, terikat dan bebas.  Sebagian besar
dalam bentuk berikatan dengan protein pembawa, yaitu albumin dan sex steroid hormone-
binding globulin. Aktivitas biologik suatu hormon terbatas karena dalam bentuk berikatan di
dalam darah, hal ini dapat mencegah terjadinya efek yang ekstrim secara tiba-tiba. Sebagai
tambahan, bentuk berikatan ini mencegah agar tidak cepat dimetabolisme, sehingga memungkin
hormon untuk berada dalam jangka waktu yang lama untuk dapat mengeluarkan efek
biologisnya. Mekanisme yang menyerupai reservoar ini mencegah kelebihan atau kekurangan
kadar hormon hingga memungkinkan kadar dan efek hormon selalu stabil.     

Efek biologik metabolik hormon tergantung pada kemampuan sel untuk mensintesis dan
mempertahankan hormon. Estradiol yang telah berikatan dengan protein, tetapi berada secara
bebas di aliran darah segera akan masuk ke dalam sel secara difusi yang cepat untuk bisa
mengeluarkan efeknya,bagaimanapun juga estradiol harus berikatan dengan reseptor dalam sel.
Pekerjaan reseptor adalah untuk membantu transmisi pesan dari hormon menuju transkripsi inti
gen. Hasilnya adalah diproduksinya messenger RNA yang mengakibatkan sintesis protein
dengan respon seluler sesuai dengan karakteristik hormon.

Begitu estradiol telah menyelesaikan misinya, ia dilepaskan lagi kedalam aliran darah.
Estradiol dapat melakukan tugasnya beberapa kali sebelum hilang dari sirkulasi akibat
dimetabolisme. Sebaliknya, banyak molekul yang dimetabolisme tanpa sempat mengeluarkan
efeknya. Tidak seperti estradiol, hormon lain seperti testosteron, dimetabolisme dan dirubah
didalam sel setelah mengeluarkan efek hormonnya.Pada kasus terakhir, suatu steroid dilepas
kedalam aliran darah, sebagai suatu komponen yang aktif. Clearens steroid dari darah bervariasi
tergantung pada struktur molekulnya.

Sel yang mampu melakukan clearing estradiol dari sirkulasi menyelesaikan tugas ini
secara biokimiawi, dirubah ke estroal dan estriol, masing-masing merupakan estrogen yang
efektivitasnya moderat dan yang sangat lemah ( dan melakukan konjugasi untuk
memproduksinya menjadi fraksi yang larut air dan diekskresikan kedalam urin dan empedu
(sulfo dan glukoro kunjugates).

Fungsi Hormon GnRH

 Merangsang lobus anterior hipofisis memproduksi FSH


 Bila kadar estrogen tinggi, maka estrogen akan memberikan umpan balik ke hipotalamus
sehingga kadar GnRH akan menjadi rendah , begitupun sebaliknya.

DAFTAR PUSTAKA
Anwar. 2005. Sintesis, Fungsi Dan Interpretasi Pemeriksaan Hormon Reproduksi. Skripsi.
Fakultas Kedokteran Unpad

Barros, R.,  F leao, and S. C. Esteves. 2014. Gonadotropin therapy in assisted reproduction: an
evolutionary perspective from biologics to biotech. Clinics vol.69 no.4 São Paulo.

Francis S. Greenspan, John D. Baxter. 1998. Endokrinologi Dasar dan Klinik. Jakarta: EGC.

Guyton and Hall. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. 1997. EGC Penerbit Buku Kedokteran.

Robert,B.J. and D. Shwan. 2005. Glycopegylated follicle stimulating


hormone.http://www.google.com/patents/WO2005056760A2. [diakses 4 Febuari 2018].

Staf Pengajar Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya .2009. Kumpulan Kuliah
Farmakologi,Ed.2. Penerbit Buku Kedokteran ECG. Jakarta.

Tambajong, Jan. 1995. Sinopsis Histologi. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai