PENDAHULUAN
Hormon adalah zat kimia yang diproduksi oleh kelenjar endokrin yang
mempunyai efek tertentu pada aktifitas organ-organ lain dalam tubuh. Hormon
seks merupakan zat yang dikeluarkan oleh kelenjar seks dan kelenjar adrenalin
langsung ke dalam aliran darah. Mereka secara sebagian bertanggungjawab dalam
menentukan jenis kelamin janin dan bagi perkembangan organ seks yang normal.
Mereka juga memulai pubertas dan kemudian memainkan peran dalam pengaturan
perilaku seksual.
Hormon-hormon seks utama dapat dibedakan menjadi estrogen atau androgen.
Kedua kelas hormon ini ada pada pria dan wanita, namun dalam kadar yang
berbeda. Kebanyakan pria memproduksi 6-8 mg testosteron (sebuah androgen)
per hari, dibandingkan dengan kebanyakan wanita yang memproduksi 0,5 mg
setiap hari. Estrogen juga ada pada kedua jenis kelamin, namun dalam jumlah
yang lebih besar pada wanita.
Androgen adalah hormon seks yang biasanya diproduksi hanya oleh testis
pria, namun juga diproduksi dalam jumlah kecil oleh rahim wanita dan kelenjar
adrenalin yang terdapat pada pria dan wanita. Androgen membantu memulai
perkembangan testis dan penis pada janin laki-laki. Mereka memulai proses
pubertas dan mempengaruhi pertumbuhan rambut pada wajah, tubuh, dan alat
kelamin, mendalamkan suara, pertumbuhan otot, karakteristik seks kedua pria.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Hormon Androgen
Androgen adalah setiap hormon steroid dengan rumus kimianya berciri 19
atom C dengan inti steroid yang memeliki efek maskulinisasi. Pertama kali
ditemukan pada tahun 1936. Mempunyai fungsi penting terhadap reporduksi lakilaki yang bertanggung jawab untuk pengembangan karakteristik seksual sekunder
pada pria termasuk pertumbuhan rambut, wajah, tubuh, tulang dan pengembangan
otot. Androgen banyak dihasilkan di berbagai tempat di dalam tubuh seperti di
ovarium, kelenjar adrenal dan yang paling banyak ada di testis.
Androgen adalah Sebuah hormon seks pria yang mempromosikan
pengembangan dan pemeliharaan karakteristik seks pria. Androgen utama adalah
testosteron.
Androgen (AN-dro-jen) Testosteron atau hormon steroid terkait.
Merangsang perubahan somatik pada pubertas pada kedua jenis kelamin, libido
dewasa pada kedua jenis kelamin, perkembangan anatomi laki-laki pada janin dan
remaja, dan spermatogenesis.
Pada masa pubertas baik untuk laki-laki dan wanita, hormon androgen
yang dihasilkan akan meningkat kadarnya yang akan menstimulasi pertumbuhan
rambut pubis dam meningkatkan libido (hasrat seksual). Di testis akan terjadi
peningkatan produksi testoteron, dan pada wanita selain androgen yang meningkat
ada hormon estrogen yang terjadi peningkatan di ovarium.
Androgen Pada Wanita
Tubuh wanita juga menghasilkan androgen meskipun tidak mempunyai
testis sebagaimana pada pria. Androgen ini dihasilkan terutama oleh kelenjar
adrenal, yang mempunyai efek maskulin terhadap wanita seperti untuk
merangsang pertumbuhan rambut pubis dan ketiak. Tidak hanya kelenjar adrenal
yang menghasilkan androgen tapi ovarium juga menghasilkan androgen meskipun
dalam jumlah yang tidak besar pada sel target. Androgen ini akan diubah menjadi
testoteron yang mempunyai efek maskulin.
Selain testosteron, Androgen lain adalah :
Dehydroepiandrosterone (DHEA) merupakan
hormon
steroid
yang
dapat
disebut
dengan
dehydroisoandrosterone
atau dehydroandrosterone.
Androstenedione merupakan sebuah steroid androgenik yang dihasilkan
oleh testis, korteks adrenal, dan ovarium. Selain diubah secara metabolik
ke testosteron dan androgen lainnya, mereka juga termasuk struktur induk
dari estron.
Androstenediol merupakan metabolit steroid yang dipercaya berperan
sebagai regulator utama dari sekresi gonadotropin.
Androsterone merupakan bahan kimia yang diciptakan saat pemecahan
androgen dari progesteron. Androgen ini ditemukan dalam jumlah yang
kurang lebih sama dalam plasma dan urin pria dan wanita.
Dihidrotestosteron (DHT) merupakan metabolit testosteron, dan androgen
yang lebih kuat daripada testosteron dalam mengikat pada reseptor
androgen. Androgen ini dihasilkan dalam korteks adrenal.
2.2 Fungsi Hormon Androgen
Testoteron
Testoteron berfungsi sebagai memulai dan menyelesaikan proses pubertas,
pengembangan tulang dan otot, pertumbuhan rambut tubuh, termasuk rambut
wajah, perubahan pita suara untuk menghasilkan suara laki-laki dewasa, gairah
seks (libido) dan fungsi seksual, pertumbuhan kelenjar prostat dan fungsi dan
produksi sperma
Dehydroepiandrosterone (DHEA)
Berfungsi mengobati obesitas, diabetes, dan lupus. DHEA diketahui dapat
memperbaiki tidur.
Androstenedione (Andro)
2.
Membulatnya wajah/muka.
Obesitas.
Penimbunan lemak di daerah leher.
Pengecilan pada daerah lengan dan kaki.
Terhentinya atau terganggunya periode menstruasi.
Penurunan daya sexualitas.
Kenaikan tekanan darah dan kadar gula darah.
Melemahnya atau rapuhnya tulang.
Masalah rambut pada wanita.
Kekurangan hormone androgen
Beberapa gejala defisiensi androgen antara lain :
Mengurangi keinginan seksual
Hot flushes dan berkeringat
Perkembangan payudara (ginekomastia)
Lesu dan kelelahan
Depresi
Mengurangi massa otot dan kekuatan
Peningkatan lemak tubuh, terutama di sekitar perut
Lemah ereksi dan orgasme
Mengurangi jumlah ejakulasi
Hilangnya rambut tubuh
Peningkatan kolesterol 'buruk' darah (low density lipoprotein) dan drop
Jika masalahnya ada pada organ penghasil testosteron seperti testis atau
ovarium maka dalam hal ini disebut masalah primer, dan dalam istilah
medis penurunan produksi testosteron ini disebut Hipogonadisme.
Dan
jika
masalah
berada
di
level
hipotalamus
maka
disebut
hipogodanisme tersier.
Beberapa penyebab umum hipogodanisme primer atau kegagalan gonad
(istilah medis untuk organ seks seperti testis dan ovarium) mungkin termasuk
dalam hal ini:
Testis tidak turun, jika testis gagal berpindah dari perut ke skrotum selama
perkembangan janin pada masa tahun pertama kelahiran maka testis bisa
rusak dan tidak akan mampu menghasilkan testosteron yang banyak.
Cedera pada skrotum, jika testis terluka maka ada kemungkinan produksi
testosteron juga akan menurun. Kerusakan satu testis saja tidak begitu
berpengaruh apabila testis yang satunya lagi tetap normal.
Terapi kanker, seperti kemoterapi dan terapi radiasi dapat merusak sel-sel
yang bertanggungjawab pada produksi testosteron. Penurunan produksi
testosteron mungkin bersifat sementara saja, apabila terapi dihentikan
maka produksi akan pulih kembali.
Penuaan, kadar testosteron akan menurun karena tubuh bertambah tua.
Gondok orchitis, virus gondok dapat menyebabkan peradangan pada testis
dan jika penyakit terjadi pada masa pubertas atau dewasa maka dapat
menyebabkan kerusakan testis dan menurunkan produksi hormon
testosteron.
Kelainan kromosom, seorang laki-laki normal memiliki satu kromosom X
dan satu kromosom Y (seorang wanita memiliki dua kromosom X). Dalam
kasus sindrom Klinefelter, terjadi penambahan kromosom X pada laki-laki
yang menyebabkan terjadinya perkembangan abnormal pada testis dan
menurunkan kemampuannya memproduksi testosteron.
Kondisi tertentu pada ovarium wanita, kegagalan prematur ovarium dan
operasi
pengangkatan
kedua
indung
telur
adalah
kondisi
yang
senilis
dan
luka
bakar
berat,
untuk
mempercepat
Efek samping
Pada
laki-laki:
priapismus,
impoten,
penurunan
spermatogenesis,
ginekomastia.
Efek umum: meningkatkan kadar LDL serum dan menurunkan kadar HDL
serum (meningkatkan risiko penyakit jantung koroner prematur), retensi
cairan, edema.
mRNA khas, dan mRNA yang terbentuk meninggalkan inti dan mulai mengatur
sintesis protein serta merangsang pertumbuhan sel. Berdasarkan
aktivitasnya
Senyawa androgenik
Contoh: testosteron, metiltestosteron,fluoksimesteron, mesterolon,
dan metandrostenolon.
Senyawa anabolik
Contoh: oksimetolon,stanazolol, nandrolon, dan etilestrenol.
BAB III
KESIMPULAN
Androgen adalah hormon seks yang biasanya diproduksi hanya oleh testis
pria, namun juga diproduksi dalam jumlah kecil oleh rahim wanita dan kelenjar
adrenalin yang terdapat pada pria dan wanita. Androgen membantu memulai
perkembangan testis dan penis pada janin laki-laki. Mereka memulai proses
pubertas dan mempengaruhi pertumbuhan rambut pada wajah, tubuh, dan alat
kelamin, mendalamkan suara, pertumbuhan otot, karakteristik seks kedua pria.
Setelah pubertas, hormon androgen - khususnya testosteron - memainkan peran
dalam pengaturan gairah seks.
Kekurangan testosteron dalam jumlah yang besar dapat menyebabkan
turunnya gairah seks, dan kelebihan testosteron dapat meningkatkan gairah seks,
baik pada pria maupun wanita. Namun, kadar testosteron tidak begitu
mempengaruhi daya tarik dan gairah seks saat mereka berada pada batas rata-rata.
10