Anda di halaman 1dari 10

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hormon merupakan zat yang dihasilkan oleh tubuh makhluk hidup. Peranannya pun
sangat penting dalam kehidupan. Individu dapat kekurangan suatu hormon - hormon yang
seharusnya ada pada saat tersebut, namun karena sesuatu hal hormon menjadi kurang.
Inilah pentingya farmakologi hormon. Dokter hewan dapat menyuntikkan hormon
kedalam tubuh hewan, hormon yang tersedia adalah hormon sintetik dan hormon dari
alam.
Hormon adalah zat kimia yang diproduksi oleh kelenjar endokrin yang mempunyai
efek tertentu pada aktifitas organ-organ lain dalam tubuh. Hormon seks merupakan zat
yang dikeluarkan oleh kelenjar seks dan kelenjar adrenalin langsung ke dalam aliran
darah. Mereka secara sebagian bertanggungjawab dalam menentukan jenis kelamin janin
dan bagi perkembangan organ seks yang normal. Hormon-hormon seks utama dapat
dibedakan menjadi estrogen atau androgen. Kedua kelas hormon ini ada pada pria dan
wanita, namun dalam kadar yang berbeda.
Hormon androgen adalah hormon steroid yang rumus kimianya berciri 19 atom C
dengan inti steroid. Di samping androgen terdapat pula prekurson androgen yang disebut
juga proandrogen . Androgen dan proandrogen disintesis oleh testis, ovarium dan korteks
adrenal laki-laki dan perempuan . Testosteron merupakan androgen utama yang disekresi
oleh testis pada pria, testosteron juga androgen utama pada wanita. Proandrogen
androstenedion dan dehidroepiandrosteron bersifat androgen lemah yang diubah di perifer
menjadi testosteron. Pada laki-lai setiap harik dihasilkan sekitar 8 mg testosteron. Kira-
kira 95% diproduksi oleh sel Leydig dan hanya 5 % oleh adrenal. Testis juga
mensekresikan dalam jumlah sedikit androgen kuat lainnya seperti dihidrotestosteron dan
androstenedion, kemudian dehidroepiandrosteron merupakan androgen lemah. Pregnolon
dan progesteron serta turunannya 17-hidroksilasi juga dilepaskan dalam jumlah kecil.
Testosteron juga terdapat dalam plasma wanita dalam konsentrasi 0.03 µg/Dl dan terdapat
dalam jumlah yang setara dari ovarium, adrenal, dan dengan konversi perifer hormone
lainnya.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud hormone androgen?
2. Apa saja tipe-tipe hormon androgen?
3. Bagaimanakah kekurangan hormon androgen?
4. Bagaimana gejala defesiensi hormon androgen?
5. Bagaimana keadaan kelebihan Aldosteron?
6. Bagaimana pengaturan produksi dan kelainan Androgen?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui pengertian hormon androgen.
2. Untuk mengetahui tipe-tipe hormon androgen.
3. Untuk mengetahui kekurangan dan gejala defisiensi hormon androgen.
4. Untuk mengetahui keadaan tubuh kelebihan Aldosteron.
5. Untuk mengetahui pengaturan produksi dan kelainan Androgen.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Hormon Androgen


Androgen (hormon androgenik atau testoid) adalah istilah generik untuk
senyawa alami atau sintetis. Androgen adalah hormon steroid yang merangsang atau
mengontrol perkembangan dan pemeliharaan karakteristik laki-laki vertebrata dengan
mengikat reseptor androgen yang juga merupakan pendukung aktivitas organ seks
pria dan pertumbuhan karakteristik seks sekunder laki-laki.
Androgen pertama kali ditemukan pada tahun 1936. Androgen juga
merupakan steroid anabolik asli serta pendahulu dari semua estrogen hormon seks
perempuan. Androgen yang utama dan paling terkenal adalah testosteron, androgen
lain yang kurang penting adalah dihidrotestosteron dan androstenedione.
Hormon androgen adalah hormon steroid yang rumus kimianya berciri 19
atom C dengan inti steroid. Di samping androgen terdapat pula prekurson androgen
yang disebut juga proandrogen . Androgen dan proandrogen disintesis oleh testis,
ovarium dan korteks adrenal laki-laki dan perempuan . Testosteron merupakan
androgen utama yang disekresi oleh testis pada pria, testosteron juga androgen utama
pada wanita. Proandrogen androstenedion dan dehidroepiandrosteron bersifat
androgen lemah yang diubah di perifer menjadi testosteron.
Pada laki-lai setiap hari dihasilkan sekitar 8 mg testosteron. Kira-kira 95%
diproduksi oleh sel Leydig dan hanya 5 % oleh adrenal. Testis juga mensekresikan
dalam jumlah sedikit androgen kuat lainnya seperti dihidrotestosteron dan
androstenedion, kemudian dehidroepiandrosteron merupakan androgen lemah.
Pregnolon dan progesteron serta turunannya 17-hidroksilasi juga dilepaskan dalam
jumlah kecil. Testosteron juga terdapat dalam plasma wanita dalam konsentrasi 0.03
µg/Dl dan terdapat dalam jumlah yang setara dari ovarium, adrenal, dan dengan
konversi perifer hormone lainnya.

2.2 Tipe Hormon Androgen


Sebuah subset dari androgen, hormon androgen adrenal, termasuk salah satu dari 19-
karbon steroid yang disintesis oleh korteks adrenal, bagian terluar dari kelenjar
adrenal (zonula reticularis-wilayah terdalam dari korteks adrenal), yang berfungsi

3
sebagai steroid lemah atau prekursor steroid, termasuk dehydroepiandrosterone
(DHEA), dehydroepiandrosterone sulfate (DHEA-S), dan androstenedione.

Selain testosteron, terdapat juga androgen lain seperti:

 Dehydroepiandrosterone (DHEA): hormon steroid yang dihasilkan


dengan kolesterol sebagai bahan, dan korteks adrenal sebagai pengolahnya. Androgen ini
adalah prekursor utama estrogen alami. DHEA juga dapat disebut dengan
dehydroisoandrosterone atau dehydroandrosterone.
 Androstenedione (Andro): sebuah steroid androgenik yang dihasilkan oleh testis, korteks
adrenal, dan ovarium. Selain diubah secara metabolik ke testosteron dan androgen
lainnya, mereka juga termasuk struktur induk dari estron. Androstenedione juga dapat
dijadikan suplemen bagi manusia saat membentuk tubuh yang atletis namun, hal ini telah
dilarang oleh Komite Olimpiade Internasional serta organisasi olahraga lainnya.
 Androstenediol: metabolit steroid yang dipercaya berperan sebagai regulator utama dari
sekresi gonadotropin.
 Androsterone: bahan kimia yang diciptakan saat pemecahan androgen dari progesteron.
Androgen ini ditemukan dalam jumlah yang kurang lebih sama dalam plasma dan urin
pria dan wanita.
 Dihidrotestosteron (DHT): metabolit testosteron, dan androgen lebih kuat daripada
testosteron dalam yang lebih kuat mengikat pada reseptor androgen. Androgen ini
dihasilkan dalam korteks adrenal.

2.3 Kekurangan Hormon Androgen


Kekurangan androgen pada pria berarti tubuh telah lebih rendah dari jumlah
normal hormon laki-laki - yang paling penting, testosteron. Kekurangan ini mungkin
disebabkan oleh masalah pada testis, kelenjar hipofisis atau hipotalamus.
Kekurangan androgen pada pria berarti tubuh telah lebih rendah dari jumlah
normal hormon laki-laki - yang paling penting. Kekurangan ini mungkin disebabkan
oleh masalah di daerah otak yang mengontrol fungsi dari testis (kelenjar pituitary dan
hipotalamus) atau oleh masalah di testis sendiri. Pengobatan melibatkan terapi
penggantian testosteron.

4
Defisiensi androgen berarti tubuh terkena lebih rendah dari jumlah normal
androgen, terutama testosteron. Efek tergantung pada seberapa parah kekurangan ini,
penyebab dan usia di mana kekurangan dimulai. Ketika berhubungan dengan
penuaan, defisiensi androgen kadang-kadang disebut 'menopause laki-laki'. Ini adalah
istilah menyesatkan karena menunjukkan bahwa, seperti wanita, semua pria
mengalami penurunan dramatis dalam produksi hormon. Ini tidak benar.

2.4 Gejala Defesiensi Hormon Androgen


Bila tidak ada cukup testosteron yang beredar dalam tubuh, dapat
menyebabkan berbagai gejala.Namun, sejumlah gejala-gejala ini mungkin non-
spesifik dan dapat meniru gejala penyakit lain dan kondisi.
Beberapa gejala defisiensi androgen termasuk:
o Mengurangi keinginan seksual
o Hot flushes dan berkeringat
o Perkembangan payudara (ginekomastia)
o Lesu dan kelelahan
o Depresi
o Mengurangi massa otot dan kekuatan
o Peningkatan lemak tubuh, terutama di sekitar perut
o Lemah ereksi dan orgasme
o Mengurangi jumlah ejakulasi
o Hilangnya rambut tubuh
o Peningkatan kolesterol 'buruk' darah (low density lipoprotein) dan drop
terkait kolesterol 'baik' darah (high density lipoproteins)
o Mengurangi massa tulang, meningkatkan risiko osteoporosis.

Beberapa penyebab defisiensi androgen termasuk:

 Testis
- Masalah medis yang dimulai dalam testis dapat mencegah produksi
testosteron yang memadai. Beberapa dari kondisi ini hadir dari lahir: misalnya,
sindrom Klinefelter - kelainan genetik yang mempengaruhi kromosom seks.
Kondisi lain dapat terjadi pada berbagai tahap anak laki-laki atau hidup
seorang pria: misalnya, yang tidak turun testis, kehilangan testis karena

5
'memutar off' trauma atau suplai darah (torsi), komplikasi berikut gondok dan
efek samping dari kemoterapi atau radioterapi.
 Kelenjar pituitari
-Kondisi yang paling umum yang mempengaruhi kelenjar pituitari dan
menyebabkan kadar testosteron rendah adalah adanya tumor jinak. Tumor
dapat mengganggu fungsi kelenjar atau mungkin menghasilkan hormon yang
menghentikan produksi gonadotropin dan mencegah kelenjar hipofisis dari
sinyal testis untuk memproduksi testosteron.
 Hipotalamus
- Kondisi tertentu, seperti tumor atau kelainan bawaan, dapat mencegah dari
hipotalamus memicu kelenjar pituitari untuk melepaskan hormon. Hal ini akan
menghambat produksi testosteron oleh testis. Ini merupakan penyebab yang
jarang dari defisiensi androgen.

2.5 Kelebihan Aldosteron


Kelebihan aldosteron (aldosteronisme) merupakan suatu keadaan yang
mempengaruhi kadar natrium, kalium, bikarbonat dan klorida dalam darah, yang
menyebabkan tekanan darah tinggi, kelemahan dan kadang kelumpuhan perioidik.
Aldosteron adalah hormon yang dihasilkan dan dilepaskan oleh kelenjar
adrenal, memberikan sinyal kepada ginjal untuk membuang lebih sedikit natrium dan
lebih banyak kalium. Pembentukan aldosteron sebagian diatur oleh kortikotropin pada
hipofisa dan sebagian lagi oleh mekanisme kontrol pada ginjal (sistem renin-
angiotensin-aldosteron). Renin adalah enzim yang dihasilkan di dalam ginjal dan
bertugas mengendalikan pengaktivan hormon angiotensin, yang merangsang
pembentukan aldosteron oleh kelenjar adrenal.
Hiperaldosteronisme bisa disebabkan oleh suatu tumor (biasanya jinak) pada
kelenjar adrenal (suatu keadaan yang disebut sindroma Conn). Kadang
hiperaldosteronisme merupakan respon terhadap penyakit tertentu. Misalnya kelenjar
adrenal melepaskan sejumlah besar aldosteron jika tekanan darah sangat tinggi atau
jika arteri yang membawa darah ke ginjal menyempit.
Hiperaldosteronisme bisa menyebabkan rendahnya kadar kalium, sehingga
terjadi kelemahan, kesemutan, kejang otot dan kelumpuhan. Sistem saraf bisa tidak
berfungsi sebagaimana mestinya. Beberapa penderita merasakan haus yang berlebihan

6
dan sering berkemih, dan penderita lainnya ada yang mengalami perubahan
kepribadian.
Gejala hiperaldosteronisme juga berhubungan dengan pemakaian kayu manis,
yang mengandung zat kimia yang sangat menyerupai aldosteron. Kadang seseorang
yang makan permen dengan rasa kayu manis dalam jumlah yang sangat banyak bisa
mengalami semua gejala dari hiperaldosteronisme. Pemeriksaan darah dilakukan
untuk mengetahui kadar natrium, kalium dan aldosteron. Pemeriksan EKG bisa
menunjukkan adanya kelainan yang disebabkan oleh rendahnya kadar kalium.
Untuk mengetahui adanya kanker atau adenoma, dilakukan pemeriksaan CT
scan dan MRI atau pembedahan eksplorasi. Jika ditemukan suatu pertumbuhan,
biasanya segera diangkat. Setelah suatu adenoma diangkat, tekanan darah akan
kembali normal dan gejala lainnya menghilang.
Jika tidak ditemukan tumor dan seluruh kelenjar terlalu aktif, maka jika
sebagian kelenjar adrenal diangkat tidak dapat mengendalikan tekanan darah tinggi
dan jika seluruh kelenjar diangkat akan mengakibatkan insufisiensi adrenal.
pironolakton biasanya bisa mengendalikan gejala dan bisa diberikan obat anti-
hipertensi.

2.6 Pengaturan Produksi Androgen


Sekresi hormon androgen di dalam tubuh merupakan kontrol hormonal yang
dihasilkan oleh berbagai kelenjar. Hipotalamus, memegang peranan kunci dalam
sekresi beberapa hormon. Gonadotropin releasing hormon, merupakan hormon yang
dibebaskan oleh hipotalamu yang akan merangsang bagian pituitari anterior untuk
membebaskan dua hormon, FSH dan LH,  yang akan mempengaruhi kelenjar kelamin
untuk menghasilkan androgen. Adalah sepasang testis (testes) pada pria yang
menghasilkan androgen paling banyak dalam bentuk testosteron. Selain di kelenjar
kelamin, androgen juga dihasikan oleh kelenjar adrenal.

2.7 Kelainan Androgen


Diketahui bahwa, reseptor androgen berperan penting pada differensiasi dan
perkembangan kelamin pria. Kelainan dari molekul ini dapat menyebabkan Androgen
Insensitivity Syndrom (AIS) atau Androgen Resintent Syndrom. Pada orang yang
mengalami kelainan ini terjadi resistensi terhadap hormon androgen pada jaringas

7
target. Hal ini disebabkan oleh tidak adanya reseptor androgen atau adanya kelainan
dalam fungsi reseptor ataupun mengalami post reseptor.
Karena itu kelainan ini dapat dibagi dua. yaitu Complete AIS (CAIS) dan
Incomplete/ Partial AIS (BASS). Pada penderita CAIS terjadi delesi 1,2 kilobasa (kb)
dari gen reseptor androgen pada segmen yang mengkode Androgen Binding Domain
(ABD). Pada penderita lainnya diketahui terjadi suatu point mutation pada gen
reseptor androgen pada segmen yang mengkode ABD, yaitu suatu substitusi basa
guanin (G) menjadi adenin (A) pada exon 4. Mutasi-mutasi yang terjadi akan
mempengaruhi ABD dati molekul reseptor androgen, sehingga menyebabkan AIS.

8
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Androgen adalah hormon reproduksi yang biasanya diproduksi hanya oleh testis pria,
namun juga diproduksi dalam jumlah kecil oleh rahim wanita dan kelenjar adrenalin yang
terdapat pada pria dan wanita. Androgen membantu memulai perkembangan testis dan penis
pada janin laki-laki. Mereka memulai proses pubertas dan mempengaruhi pertumbuhan
rambut pada wajah, tubuh, dan alat kelamin, mendalamkan suara, pertumbuhan otot dll.

Sebuah subset dari androgen, hormon androgen adrenal, termasuk salah satu dari 19-
karbon steroid yang disintesis oleh korteks adrenal, bagian terluar dari kelenjar adrenal
(zonula reticularis-wilayah terdalam dari korteks adrenal), yang berfungsi sebagai steroid
lemah atau prekursor steroid, termasuk dehydroepiandrosterone (DHEA),
dehydroepiandrosterone sulfate (DHEA-S), dan androstenedione.

Kekurangan androgen pada pria berarti tubuh telah lebih rendah dari jumlah normal
hormon laki-laki - yang paling penting, testosteron. Kekurangan ini mungkin disebabkan oleh
masalah pada testis, kelenjar hipofisis atau hipotalamus. Bila tidak ada cukup testosteron
yang beredar dalam tubuh, dapat menyebabkan berbagai gejala.

3.2 SARAN

 Setiap orang seharusnya makan – makanan yang bergizi sehingga tubuh dapat
bekerja dengan baik dan kebutuhan tubuh terpenuhi
 Semoga makalah ini bermamfaat dalam proses perkuliahan

9
DAFTAR PUSTAKA

Griffin JE, Wilson JD. The Androgen Insistence Syndromes: 5 -reduktase defisiency,
testiculer feminization related disorders. Dalam: Scriver CR, Beaudet AL, Sly WS., Valle D.,
Eds. The Metabolic bases of Inherited Disease. 6th ed. New York: McGraw-Hill.1989: 1919-
1944.

O' Malley BW., Strott CA., Steroid Hormones: Metabolism and Mechanism of Action. Dalam:
Yen SSC., Jefle RB., Eds. Reproduktive Endocrinology, 3rd Ed. Philadelphia: WB. Sauders
Company. 1991: 156-180.

Zoubolis CC, Chen WC, Thonton MJ, Qin K, Rosenfield R. Sexual hormones in human skin.
Horm Metab Res 2007 Feb; 39(2): 85–95.

http://id.wikipedia.org/wiki/Androgen

10

Anda mungkin juga menyukai