Anda di halaman 1dari 78

Hormon Androgen

Anti Androgen
Anabolitik Steroid
Nama Kelompok :
1. May Damaiyanti (P27820320031) / REG A
2. Nabila lathif ( P27820320032) / REG A
3. Nurin Awalia setyani ( P27820320082) / REG B
4. Olvi putri kharisma D. ( P27820320083) REG B
ANDROGEN
I. PENDAHULUAN
1.Definisi
Androgen adalah hormon steroid yang merangsang atau
mengontrol perkembangan dan pemeliharaan karakteristik laki-
laki dengan mengikat reseptor androgen yang merupakan
pendukung aktivitas organ seks pria dan pertumbuhan
karakteristik seks sekunder laki-laki.
2. Sejarah

Androgen pertama kali ditemukan


pada tahun 1936. Androgen juga
merupakan steroida anabolitik asli dan
prekursor, zat pendahulu dari semua
estrogen. Androgen yang utama dan paling
terkenal ialah testosteron
3. Patofisiologi
Jumlah kelebihan androgen dapat menimbulkan masalah, sehingga seperti "efek
virilasi" seperti jerawat, hirsutisme (pertumbuhan rambut berlebih di tempat-tempat tertentu,
seperti dagu atau bibir atas) dan rambut menipis.
Banyak wanita dengan tungkay tinggi bentuk testosteron yang disebut testosteron "bebas"
memiliki sindrom ovarium polikistik (PCOS), ditandai dengan menstruasi yang tidak teratur
atau tidak menstruasi, infertilitas, gangguan gula darah dan dalam beberapa kasus, gejala
seperti jerawat, dan pertumbuhan rambut yang berlebihan.

Tingkat androgen rendah bisa menjadi masalah juga, menghasilkan efek seperti libido
renda (minat keinginan seks), kelelahan, penurunan rasa kesejahteraan dan peningkatan
kerentanan terhadap penyakit tulang. Karena gejala seperti lesu keinginan dan malaise umum
memiliki berbagai penyebab, defisiensi androgen, seperti hiperandrogenisme, sering kali tidak
terdiagnosis.
II.
MEKANISME/CARA
KERJA
Testosteron bebas dari plasma masuk ke sel target dengan cara difusi. Diprostat dan vesikula
seminalis, 90% testosteron diubah oleh enzim 5 -reduktase menjadi dihidrotestosteron (DHT)
yang lebih aktif dan berfungsi sebagai mediator intrasel hormon tersebut. Defisiensi enzym
reduktase tersebut dapat mengakibatkan pseudohermafroditisme, karena testosteron yang
disekresi dalam jumlah normal tidak diubah menjadi DHT sehingga genitalia eksterna laki-laki
tidak berkembang.

Tidak semua jaringan target memerlukan perubahan testosteron menjadi


DHT.Testosteron dan DHT berperan sebagai androgen aktif intrasel
tergantung jaringan targetnya, misalnya pada perangsangan pertumbuhan
folikel rambut, DHT lebih berperan daripada testosteron.

Testosteron dan DHT berikatan dengan reseptor di sitoplasma, kemudian kompleks


steroid reseptor ini mengalami modifikasi dan translokasi ke dalam nukleus dan
berikatan dengan tempat ikatan spesifik (spesifik binding sites) pada kromosom. Hal
inimenyebabkan aktivitas RNA polimerase meningkat diikiuti peningkatan sintesis RNA
spesifik dan selanjutnya peningkatan sintesis protein.
III.
FARMAKOKINETIK
1. Absorbsi

Androgen (Testosteron) dalam bentuk


Androgen (Testosteron) dalam pelarut ester bersifat kurang polar
minyak yang disuntikkan, diabsorbsi dibandingkan bentuk bebasnya,
sangat cepat,segera dimetabolisme sehingga dalam pelarut minyak
dihepar dan di eksresisehingga efeknya suntikan intramuskular akan diabsorbsi
lemah. lebihlambat dan masa kerjanya akan
lebih panjang.
2. Distribusi
Androgen (Testosteron) dalam plasma
98%terikat protein, yaitu testosteron-estradiol
bindingglobulin (TEBG) atau sex hormone
bindingglobulin (SHGB) dan albumin.
Androgen(Testosteron) menurunkan sintesis
TEBG,sementara estrogen meningkatkannya,sehingga
kadar globulin tersebut padaperempuan dua kali lebiih
tinggi dibanding laki-laki.
3. Metabolisme

Testosteron melalui
proses aromatisasi
Androgen (Testosteron) di in dapat menjadi
aktivasi terutama di hepar estradiol di jaringan
menjadi androstenedion, diluar kelenjar yaitu
androsteron dan jaringan lemak, otak,
etiokolanolon. otot, paru dan ginjal.
4. Ekskresi
Ekskresi 90% melaui urin, 6% melalui tinja dalam bentuk
asal,metabolit dan konyugat. Hanya 30% dan 17-ketosteroid yang
dieksresi melalui urin, antara lain androsteron dan etiokolanolon,
berasal dari metabolisme steroid testis, sebagian besar berasal dari
metabolisme steroid adrenal. Dengan demikian kadar 17-ketosteroid
urin tidak menggambarkan jumlah sekresi androgen oleh testis tetapi
terutama oleh korteks aderenal. Androgen sintetik juga mengakami
metabolisme tetapi lebih lambat sehingga waktu paruhnya lebih
pajang. Eksresi androgen sintetik dapat berupa bentuk asal atau
metabolitnya.
IV.
FARMAKODINAMIK
1. Indikasi

Terapi Substitusi, Efek Anabolik,


sebagai terapi Anemia Refrakter,
Semua hormon Testosteron
pengganti pada anabolik dapat merangsang
defisiensi androgen dipakai untuk terapi pembentukan
yaitu pada subtitusi androgen eritropoetin, karena itu
hipogonadisme dan semuadapat androgen dipakaiuntuk
menimbulkan
dan pengobatan refrakter.
maskulinisasi bila Mercury
hipopituitarisme. dosis dan lama
pengobatan cukup.
Lanjutan...
Anemia Refrakter, Testosteron merangsang pembentukan eritropoetin, karena itu androgen dipakai untuk
pengobatan refrakter.
Udem angioneurotik herediter, steroid 17-alkil menyebabkan peningkatan kadar plasma
glikoproteinyang disintesis dihepar, termasuk beberapa faktor pembekuan dan inhibitor
komplemen.
Karsinoma mama, androgen digunakan untuk terapi paliatif karsinoma mama metastasis
padaperempuan, kemungkinan kerjanya melalui sifat antiestrogen.
Osteoporosis, androgen hanya bermanfaat untuk osteoporosis yang disebabkan oleh
defisiensiandrogen.

Infertilitas, Pada infertilitas akibat hipogonadisme sekunder diperlukan gonadotropin untuk merangsang
dan mempertahankan spermatogenesis.
Kelainan genekologis, androgen dahulu digunakan untuk kelainan genekologis misalnya
perdarahanuterus, dismenore dan menopause, tetapi saat ini pilihan jatuh pada estrogen,
dan atau progetis.
2. Kontraindikasi

Obat ini dikontraindikasikan jika terdapat alergi


terhdap obat ini ataupun bahan-bahan yang terkandung di
dalamnya; selama kehamilan dan laktasi (karena berpotensi
menimbulkan efek padaneonatus); dan jika terdapat kanker
prostat atau kanker payudara pada pria. Obat ini harus
digunakan secara hati-hati jika terdapat disfungsi hati atau
penyair kardiovaskuler, karena gangguan ini dapat
diperburuk oleh efek hormon.
3. Interaksi obat

17-alkil androgen meningkatkan efek antikoagulan oral (kumarin


dan indandion)sehingga perlu penurunan dosis anti koagulan
untuk mencegah terjadinya perdarahan.
4. Penggunaan klinis
1. Testoteronan 2. Testoteron Propionat Ester IM 3. Testoteron Enanfat Ester IM
IM 10-50 mg/3x Karsinoma payudara 10-25 mg/2-3x Stimulasi pubertas /pertumbuhan
seminggu seminggu pada kasus spesifik
Individualisasi

4.Metilestestoteron 17 alkil Oral, 5. Flouksimesteron 17 alkil Oral - 6. Testoteron


bukal - Hipogonadisme usia dewasa Hipogonadisme usia dewasa - Sipionat Ester IM -
-Anabolic - Karsinoma payudara Anabolic -Karsinoma payudara Hipogonadismeprepu
mestastik 10-50 mg/hari metastik 10-20 mg/hari bertas dan
Individualisasi 200mg/hari Individulisasi 10-30 mg/hari hipogonadisme usia
dewasa -Karsinoma
7. Flouksimesteron 17 alkil Oral - Danazol 17 alkil Oral - Endometriosis payudara 100-200
- Payudara fibrosistik - Edemaangioneuretik herediter Tergantung berat mg/tiap 2-4 minggu
penyakit dan respon individual200-800 mg/hari selama 3-9 bulan, 100- 200-400 mg/tiap 2-4
400 mg/hari Awal : 400-600mg/hari lalu turun serendah mungkin yang minggu
masih efektif.
5. Efek Samping
 Maskulinasi , Pada perempuan, semua sediaan androgen berefek maskulinisasi.
Gejalanya ialah pertmbuhankumis, akne, merendahnya nada suara.
 Feminisasi, Efek samping ginekomastia cenderung terjadi pada laki- laki, terutama yang
ada gangguanhepar. Hal ini mungkin berhubungan dengan aromatisasi androgen menjadi
estrogen, sebab pemberian estertestosteron meningkatkan kadar estrogen plasma pada
laki-laki.
 Penghambatan spermatogenesis, Androgen diperlukan untuk spermatogenesis, tetapi
penggunaan androgendosis rendah jangka panjang justru dapat menghambat
spermatogenesis.
 Hiperplasia Prostat, pada laki – laki usia lanjut, androgen dapat merangsang
pembesaran prostat karenahiperplasia; hal ini menyebabkan obstruksi.
 Gangguan pertumbuhan, Androgen mempercepat penutupan epifisis sehingga mungkin
anak tidak akanmencapai tinggi badan yang seharusnya.
 Udem, Pemberian androgen dosis besar pada pengobatan neoplasma menimbulkan udem
yang disebabkanoleh retensi air dan elektrolit.
 Ikterus, Metiltestosteron merupakan androgen yang pertama diketahui dapat menimbukan
hepatitiskolestatik. Ikterus jarang terjadi dan reversibel bila obat dihentikan. Bila timbul
ikterus hal itu disebabkan statisempedu dalam kapiler biliar tanpa kerusakan sel
 Hiperkalsemia, Hiperkalsemia dapat timbul pada perempuan penderita karsinoma
payudara yang di obatidengan androgen
6. Efek Merugikan

Efek Androgenik antara lain jerawat, edema,


hirsutisme (peningkatan distribusi rambut), suara menjadi berat,
kulit dan rambut berminyak, penambahan berat
badan,berkurangnya ukuran payudara, dan atrofi testikular.
Efek anti estrogen-flushing, berkeringat, vaginitis, gelisah,
danemosi labil – dapat dianisipasi jika obat ini digunakan
oleh wanita. Efek umum lainnya antara lain sakit
kepala(kemungkinan berhubungan dengan cairan dari
elektrolit),pusing, gangguan tidur dan keletihan, ruam, dan
perubahan elektrolit serum.
7. Efek toksik

Efek yang berpotensi membahayakan jiwa


yang pernah tercatat adalah kanker hepatoseluler.
Hal ini dapat terjadi karena efek testosteron pada
sel hati. Pasien yang mendapatkan terapi jangka
panjang harus menjalani uji fungsi hati yang
dipantau secara teratur, yaitu sebelum memulai
terapi dan setiap enam bulan selama terapi.
V.
SEDIAAN/KEMASAN
DAN DOSIS
1.Fluksimesteron (Homeostatin)

Dosis : 5-20 mg/hari PO untuk terapi sulih hormon; 10-40


mg/hari PO untuk kanker payudara tertentu; 2,5 mg PO segera
setelah pelahiran dan 5-10mg/hari PO selama 4-5 hari untuk
pembengkakan payudara.
Indikasi Umum :Terapi sulih hormon pada hipogonadisme,
kanker payudaratertentu, pembengkakan payudara pascapartum
Lanjutan...

Interaksi Obat :
Kontraindikasi : Efek Samping : Halotestin Tablet dapat
1. Karsinoma kelenjar fosfat irsutisme, berinteraksi dengan obat
2. Karsinoma payudara kebotakan, dan produk berikut
3. Perempuan yang diketahui seborrhea, jerawat, ini:Oxyphenbutazone, Oral
atau diduga hamil mual, ikterus anticoagulants
4. hipersensitivitas kolestatik
5. penyakit ginjal
6. penyakit hati
7.
2.Danazol ( Danocrine )

Dosis : 100-800 mg/hari PO, bergantung pada


penggunaan dan respons

Indikasi Umum :Menghambat pelepasan


FSH dan LH pada wanita,pengobatan
endometriosis, pencegahan angioedema.
Lanjutan...

Kontraindikasi : Efek Samping : Interaksi Obat :


1. Terdiagnosis peningkatan nafsu makan, Mengonsumsi Danazol
perdarahan kelamin jerawat, wajah kemerahan, dengan beberapa obat ini
yang abnormal berkeringat, perubahan dapat meningkatkan
2. Gangguan hati, fungsi suara, pertumbuhan rambut resikoefek samping
ginjal, atau jantung tumbuhan abnormal :Carbamazepine,Cyclosporin
3. Ibu hamil (wanita), iritasi pada vagina e,Tacrolimus,Warfarin.
4. Ibu menyusui
5. Porfiria
3. Testoderm

Dosis :
50-400 mg IM 2-4 minggu, dosis bervariasi berdasarkan prepratnya,
tersedia beberapa bentuk depositori kerja lama; koyo dermatologis 4-6
mg/hari, ganti koyo setiap hari.

Indikasi :
1. defisiensi hormon laki-laki 2. masalah sekresi hormon 3.
pengecilan otot aids terkait 4. kelainan darah yang diturunkan
5. penuaan
Lanjutan...

Efek samping :
Interaksi obat :
Kontraindikasi : 1. Payudara membesar pada
Testoderm dapat
1. Hamil dan menyusui pria
berinteraksi dengan obat
2. Hiperkalsemia atau 2. Gatal kulit
dan produk berikut ini :
hiperkalsiuria 3. Perubahan suasana hati
1. Anticoagulants
3. Prostat dan karsinoma 4. Berkepanjangan ereksi
2. Antidiabetics
payudara laki-laki menyakitkan
3. Cyclosporine
4. hipersensitivitas 5. Mual
4. Thyroxine
5. 6. Jumlah sperma rendah
4.Testolakton (Teslac )

Dosis :
50 mg PO q.i.d

Indikasi Umum :
Pengobatan kanker payudara tertentu
Lanjutan...

Kontraindikasi :
Efek samping :
Interaksi Obat :
1. Hamil 1. Diare
Teslac Tablet dapat
2. Kanker payudara pada 2. Kehilangan selera makan
berinteraksi dengan
laki-laki 3. Mual
obat dan produk
4. Nyeri atau bengkak di kaki
berikutini: Oral
5. Bengkak atau kemerahan lidah
anticoagulant
6. Paresthesia
ANTI ANDROGEN
I. PENDAHULUAN
1. Definisi

Anti androgen, yang juga dikenal sebagai antagonis androgen atau penghambat
testosteron,adalah golongan obat yang mencegah androgen seperti
testosteron dan dihidrotestosteron (DHT)untuk memediasi efek biologisnya
di tubuh.Mereka bertindak dengan menghalangi reseptor androgen (AR) dan
/ atau menghambat atau menekan produksi androgen. Anti androgen adalah
satu dari tiga jenis antagonis hormon seks, yang lainnya adalah anti estrogen
dan anti progestogen. Anti androgen digunakan untuk mengobati bermacam-
macam kondisi androgen-dependent.
2. Sejarah
Antagonis AR pertama kali ditemukan pada awal 1960an. Thesteroidal anti
androgen cyproterone acetate ditemukan pada tahun 1961dan diperkenalkan pada
tahun 1973 dan sering digambarkan sebagai anti androgen pertama yang
dipasarkan. Namun, spironolakto diperkenalkan pada tahun 1959. Selain
spironolakton, chlormadinone acetate dan megestrol acetate adalah anti androgen
steroid yang lebih lemah dari cyproterone acetate namun juga diperkenalkan lebih
awal, pada tahun 1960.
Anti androgen steroid awal lainnya yang dikembangkan sekitar waktu ini
namun tidak pernah dipasarkan termasuk benorterone (SKF-7690; 17α-methyl-B-
nortestosterone), BOMT (Ro 7-2340), siproteron(SH-80881), dan trimetiltrienolon (R-
2956). Flutamida anti androgennon steroid pertama kali dilaporkan pada tahun 1967.
Ini diperkenalkan pada tahun 1983 dan merupakan anti androgen non-steroid
pertama yang dipasarkan.
3. Patofisiologi
Pengobatan berbagai macam kondisiandrogen-
dependent pada pria dan wanita digunakan untuk mengobati
pria dengan kanker prostat, hiperplasia prostat jinak,
androgenik alopecia, hypersexuality, dan paraphilias,
sertaanak laki-laki dengan pubertas sebelum waktunya.Juga
telah digunakan untuk pria dengan priapisme.Pada wanita,
anti androgen digunakan untuk mengobati jerawat,
seborrhea, hidradenitissupurativa, hirsutisme, dan
hiperandrogenisme.
II. MEKANISME/CARA
KERJA
Antagonis reseptor androgen bertindak dengan mengikat dan
mengganti secara langsung androgen seperti testosteron dan
DHT dari AR, sehingga mencegahnya untuk
mengaktifkan reseptor dan menengahi efek biologisnya. Antagonis AR
dikelompokkan menjadi dua jenis, berdasarkan struktur kimia:
steroid dan non steroid. Antagonis AR steroid
secara struktural terkait dengan hormonsteroid seperti testosteron dan
progesteron, sedangkan antagonis AR non steroid bukan
steroid dan secara struktural berbeda
III.
FARMAKOKINETIK
Estrogen umumnya etinilestradiol, Progestron oral lebih cepat mengalami
conjugated estrogen, ester estron,dietilstilbestrol, metabolisme lintas pertama dihepar,
diberikan oral. Estradiol oral, absorpsi cepat karenanya bioavailabilitas oralnya rendah dan
danlengkap, mengalami metabolism lintas- lebih banyak digunakan IM atau suppotoria
pertama di hepar yangekstensif, substitusi etinil vaginal atau diberikan bersama
pada atom C 17 dapat menghambat alatkontrasepsi dalam rahim atau intrauterine
prosestersebut. Absorpsi estradiol valerat atau devices (AKDR/IUD).Derivat progestin,
estradiol sipionat setelah pemberian dosis medroksi progestron asetat (MPA) dan
tunggal IM, berjalan lambat sampai beberapa megastrolasetat dapat diberikan oral, karena
minggu,karenanya pemberiannya 1-4 minggu metabolisme hepar lebih sedikit dari
sekali. progestron alami, masa kerja lebih panjang, 7-
Di dalam darah umumnya estrogen alami 24 jam karenanya cukupdiberikan 1x sehari.
terikat globulin pengikat hormone kelamin steroid Hidroksiprogestron kaproat bdan MPA
(sexsteroid-binding globulin, SSBG) dan sedikit diberikanIM. Ekskresi semua sediaan melalui
terikat albumin. urin.
Flutamide Setelah masuk dengan cepat dan benar-benar diserap dari saluran pencernaan.Protein plasma
mengikat adalah 94-96%. Setelah berulang dosis oral 250 mg 3 kali / hari konsentrasi kesetimbangan flutamide dan
metabolit aktif dalam plasma dicapai setelah dosis ke-4.Metaboliziruetsya dengan obrazovaniem aktivnogo
metabolit dangidroksiflutamida 5 metabolit lainnya.Menulis terutama dalam urin,4.2% dosis diekskresikan dalam
feses dalam 72 tidak. T 1/2 hydroxyflutamide adalah 6 tidak. Pasien usia lanjut T 1/2 aku s 8 jam setelah
administrasi tunggal, dan 9.6 tidak – ketika konsentrasi kesetimbangan.

Finasteride. Penyerapan dan distribusi: Setelah pemberian oralfinasteride cepat diserap dari saluran
pencernaan. Bioavailabilitassekitar 80% dan independen dari asupan makanan. Konsentrasi plasmamaksimum
dicapai dalam 1-2 jam setelah pemberian oral. Protein plasma mengikat tentang 90%. Metabolisme dan
ekskresi: Finasteridedi metabolisme oleh hati dan diekskresikan sebagai metabolit dalam urin dan feses.
Farmakokinetik dalam kasus khusus: paruh obat pada pasien lebih 60 s adalah 6 jam, pada pasien lebih 70
tahun dapat diperpanjang untuk 8 jam.
IV.
FARMAKODINAMIK
• ENDOGREN
Indikasi :
- Kontrasepsi
- Vaginitis atrofik
- Osteoporosis
- Penyakit kardiovaskuler yang terkait
Kontraindikasi
- Kehamilan teratogenik
- Neoplasma yang tergantung estrogen
- Perdarahan pervaginam
- Kerusakan hati
- Kelainan tromboembolik
Lanjutan…

Efek samping
- Neusea (memburuk pada waktu pagi, kemudian terjadi toleransi)
- Nyeri tekan payudara dan edema
- Ginekomastia
- (peran esterogen dalam mengubah risiko penyakit kardiovaskuler
belum jelas)

Dosis
Estrogen konjugasi (Oral 0.3-0.4 mg), 17-β estradiol (Oral 1-2mg,
Transdemal 150-100mg, Subkutan 25mg), Estradiol valerate (Oral 1-
2mg), Estradiol (Oral 0,625-1,25 mg)
• PROGESTERON
Indikasi
- Kontrasepsi
- Perdarahan menstruasi hemoragik/tidak teratur
- Karsinoma endometrium
- Hipoventilasi
Kontraindikasi
- Meningioma
Efek samping
- Maskulinisasi pada penggunaan lama
- Toksisitas minimal
1. Siproteron asetat
Indikasi
- terapi hiperseksualitas dan penyimpangan seksual pria,
sebagai terapi tambahan pada terapi kanker prostat dan
hirsutisme pada wanita, gejala kulit dan vulvovagina pada
klimakterium.
Kontraindikasi
- penyakit hati (kecuali untuk kanker prostat), diabetes
mellitus berat, sickle cell anemia, depresi berat, kelainan
tromboemboli, usia dibawah 18 tahun.
Efek samping
- Kelelahan, sesak napas, produksi sebum berkurang, perubahan pola
tumbuhnya rambut, ginekomastia, osteoporosis, penghambat
spermatogenesis, hepatotoksisitas (biasanya timbul pada dosis 200-300
mg/hari pada terapi kanker prostat)
Dosis
- bila diberikan secara oral pada dosis 1-2 mg, siproteron asetat memiliki
bioavailabilitas hampir 100%. Untuk pengobatan gejala androgenik,
seringkali diperlukan dosis yang lebih tinggi. Mengikuti pemberian 2 mg,
kadar serum siproteron asetat meningkat hingga sekitar 11 ng/ml, dimana
93% terikat pada albumin.
- siproteron asetat disimpan dalam jaringan lemak dan dieliminasi dengan
sangat lambat, dengan waktu paruh 2-8 ( t ½ alfa) dan 60 ( t ½ beta ) jam
2. Klormadinon asetat
merupakan Analog siproteron yang digunakan pada karsnima prostat
dengan dosis 100 mg/hari
3. Agonis dan antagonis GnRH
digunakan untuk menurunkan sekresi testoteron. Dengan Analog GnRH
diberikan secara berlebihan terus menerus untuk menurunkan sensitivitas
dan jumlah reseptor GnRH (down regulation ) agar produksi LH
menurun dan produksi testoteron juga menurun. Dan juga untuk terapi
kanker prostat
4. Abareliks
adalah antagonis GnRH yang digunakan untuk mengatasi kanker prostat,
terutama untuk yang telah metastasis ke sumsum tulang belakang
• FLUTAMID
Indikasi
- kanker prostat
- kanker indikasi
- hipersensitivitas terhadap flutamide atau asetanilida
Efek samping
- pada bagian dari sistem endokrin: ginekomastia atau
galaktorea.
- dari sistem pencernaan: mual, muntah, penyakit kuning,
diare, peningkatan transaminase hati
LANJUTAN …
- Dari metabolisme air-elektrolit : retensi cairan
- Lain : jarang-sakit kepala, tromboemboli, gangguan
fungsi ginjal, gangguan tidur, perdarahan subkutan,
sindrom seperti lupus.
DOSIS
- Di dalam 250 mg 3 kali/ hari. Frekuensi dan durasi
aplikasi tergantung pada rejimen
• FINASTERID
Indikasi
- Mengatasi pembesaran prostat jinak pada pria
Efek samping
- Gairah seksual menurun
- Impotensi
Dosis
- Dosis awal finasteride yang diberikan adalah satu
tablet 5mg per hari. Keefektifan obat ini bisa muncul
dalam jangka pendek, tapi obat ini setidaknya akan
diresepkan selama enam bulan.
• DUSTASTERID
Indikasi
- untuk mengobati gejala pembesaran prostat
Efek samping
- penurunan libigo (gairah seks)
- penurunan jumlah air mani yang dikeluarkan saat
berhubungan seks.
- impotensi (kesulitan melakukan atau
mempertahankan ereksi)
- nyeri atau pembesaran payudara
Dosis
- Dutasteride 0,5 mg diminum sekali sehari. Dapat
diberikan sebagai monoterapi atau kombinasi dengan
tamsulosin 0,4 mg sekali sehari.
E. SEDIAAN / KEMASAN

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including icons


by Flaticon, infographics & images by Freepik and illustrations by Stories
ESTROGEN
- Estradiol

Dosis Umum
- Oral 0,625 – 1,25 mg

Indikasi
- Peradangan menstruasi hemoragik
- Kegagalan perkembangan ovarium
- Hirsutisme
- Kanker prostate
SIPROTERON ASETAT

Dosis Umum
1-2 mg

Indikasi
Terapi hiperseksualitas dan penyimpangan seksual pria, sebagai terapi
tambahan pada terapi kanker prostat.
FLUTAMID
- Dosis Umum
250 mg 3 kali / hari
- Indikasi
mengatasi kanker prostat
FINASTERID DAN DUTASTERID
-Dosis Umum
Finasterid : 5mg/hari
Dutasterid : 0,5 mg/hari
-Indikasi
mengatasi pembesaran prostat jinak pada pria
ANABOLIK STEROID
A. PENDAHULUAN
1. DEFINISI
Steroid anabolic adalah steroid yang
mempromosikan pertumbuhan jaringan dengan
menciptakan protein untuk meningkatkan
pertumbuhan otot. Anabolik steroid utama adalah
testosterone (hormone seks laki-laki)
2. SEJARAH

Steroid pertama kali ditemukan pada tahun


1849. setelah seabad kemudian steroid
digunakan untuk suplemen kepada orang-orang
penyakit AIDS dan kanker karena dapat
mempertahankan kondisi tubuh
3. PATOFISIOLOGI

Beberapa tanda-tanda peradangan yang sakit, kemerahan,


pembengkakan, dan kehangatan dan kehangatan. Kortikosteroid
bisa mengurangi produksi bahan kimia yang menyebabkan
peradangan, mengurangi kerusakan jaringan.
Steroid ini juga mempengaruhi cara kerja sel-sel darah putih,
mengurangi aktivitas sistem kekebalan tubuh.
Ketika steroid membantu mengurangi peradangan, hal ini
sering membantu untuk mengurangi rasa sakit serta, karena sakit
sakit adalah salah satu gejala peradangan. Itu karena kemampuan
Anabolik steroid untuk target peradangan.
B. MEKANISME KERJA OBAT
Steroid anabolic membantu untuk merangsang efek anabolic
dalam tubuh dengan cara menghubungkannya ke reseptor protein
yang berada pada atau di sel-sel yang membantu untuk
menciptakan protein baru dalam sel-sel. Hal ini menyebabkan
peningkatan aktivitas RNA. Ketika protein baru dibangun, pengguna
mulai melihat peningkatan kekuatan ootot dan ukuran.
Sementara hal ini sudah terjadi biasanya dalam tubuh, steroid
membantu untuk meningkatkan atau merangsang proses alami
dengan mengikat reseptor protein sel situs. Jika anda bertanya-
tanya bagaimana steroid bekerja dalam binaraga, penting untuk
menyadari bahwa steroid juga membantu untuk meningkatkan
retensi nitrogen.
LANJUTAN…

Nitrogen ditemukan dalam protein dan


memainkan peran penting dalam membangun
jaringan. Ketika binaragawan menggunakan
steroid, mereka memiliki keseimbangan nitrogen
positif, yang dapat membantu binaragawan
membangun massal dan otot.
C. FARMAKOKINETIK
Steroid anabolic diabsorpsi dengan baik dan didistribusikan
secara luas ke seluruh tubuh. Obat ini dimetabolisme di hati
dan diekskresikan melalui urine. Steroid anabolic
dikontraindikasikan penggunaannya pada kehamilan karena
menimbulkan efek merugikan pada janin. Tidak diketahui
apakah steroid anabolic masuk ASI, namun karena
berpotensi menimbulkan efek merugikan, ibu harus
menggunakan metode lain untuk memberi makan bayinya
jika obta ini diperlukan selama laktasi
D. FARMAKODINAMIK
Indikasi untuk steroid anabolic tertentu cukup
bervariasi. Obat ini dapat digunakan untuk
mengobati anemia, kanker tertentu, angioedema,
serta meningkatkan berat badan dan
memperbaikik jaringan pada pasien yang
mengalami kelemahan dan anabolisme protein
pada pasien yang mendapatkan terapi
kortikosteroid jangka Panjang.
Obat ini dikontraindikasikan jika terdapat alergi
terhadap steroid anabolic, selama kehamilan jika
terdapat alergi terhadap steroid anabolic, selama
kehamilan dan laktasi (karena adanyan potensi
maskulinisasi pada neonatus), dan jika terdapat disfungsi
hati (karena obat ini dimetabolisme di hati dan diketahui
dapat menyebabkan toksisitas hati), penyakit coroner
(karena efek peningkatan kolestrol yang terjadi akibat
efeknya pada hati), atau kanker prostat atau payudara
pada pria.
Pada pria prapubertas, efek merugikan meliputi
virilizazi (misalnya pembesaran falik, hirsutisme,
peningkatan pigmentasi kulit). Pria pasca pubertas
dapat mengalami inhibisi fungsi testicular,
ginekomastia, atrofi testicular, priapisme (ereksi penis
yang kontinu dan nyeri), kebotakan, dan perubahan
libido (meningkat atau menurun). Wanita dapat
mengalami hirsutisme, serak, suara menjadi berat,
pembesaran klitoris, kebotakan dan menstruasi tidak
teratur.
Seperti halnya androgen, perubahan elektrolit serum,
disfungsi hati (termasuk hepatitis yang membahayakan
jiwa), insomnia, dan penambahan derat badan juga
dapat terjadi. Terdapat peningkatan masalah prostat,
terutama pada pasien geriatric.
Karena steroid anabolic memengaruhi hati, terdapat
potensi interkasi antikoagulan oral dan berpotensi
menurunkan kebutuhan terhadap agens antidiabetic,
yang kemingkinan tidak akan dimetabolisme secara
normal. Pasien dipantau ketat dan dilakukan
penyesuaian dosis.
E. SEDIAAN / KEMASAN
1. Etilestrenol

- Dosis : 4-8 mg/ hari


- Indikasi Umum : selama sakit kelemahan
kronis, terutama pada pasien yang telah lanjut
usia, setelah operasi besar.
2. Oksandrolon

- Dosis : 2,5 – 20 mg/hari


- Indikasi Umum : digunakan untuk penurunan
berat badan, badan obesitas kronis dan untuk
mempercepat pemulihan dari infeksi kronis dan
penyakit.
3. Nandrolon dekanoat

- Dosis : 50 – 100 mg/ tiap 3-4 minggu


- Indikasi Umum : digunakan untuk mengatasi
anemia yang disebabkan oleh masalah ginjal.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai