SKRIPSI
OLEH:
Anita Carollina
NIM 131524011
SKRIPSI
OLEH:
ANITA CAROLLINA
NIM 131524011
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
skripsi ini.
Skripsi ini disusun untuk melengkapi salah satu syarat mencapai gelar
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Dr. Masfria, M.S., Apt selaku
memberikan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini. Bapak Prof. Dr. Jansen
Silalahi, M.App.Sc., Apt., selaku Pembimbing I dan Ibu Dra. Erly Sitompul,
Ucapan terima kasih kepada Ibu Prof. Dr. Siti Morin Sinaga, M.Sc., Apt.,
Ibu Dr. Masfria, M.S., Apt., dan Ibu Aminah Dalimunthe, S.Si, M.Si., Apt.,
selaku tim penguji yang telah memberikan petunjuk serta saran-saran dalam
Ayahanda Bahruddin S.E, M.M dan Ibunda Megaria, S.Pd., yang selalu
mendo’akan dan memberikan kasih sayang, perhatian, dan semangat yang tak
terhingga kepada penulis, dan tak lupa pula kepada kakak saya Andria Eko
Ramdatari, adik-adik saya yang terkasih Anvitria Kurniati dan Anmelisa Suryani
iv
serta seluruh keluarga yang selalu mendo’akan, memberikan dukungan, semangat
dan perhatiannya.
Universitas Sumatera Utara, serta seluruh pihak yang ikut membantu penulis yang
namanya tidak bisa disebutkan satu persatu, yang telah memberikan semangat,
doa yang tulus serta pengorbanan yang tidak ternilai dengan apapun baik materi
maupun non-materi.
jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, penulis
menerima kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya, penulis
berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Penulis
(Anita Carollina)
v
PENETAPAN ANGKA LEMPENG TOTAL BAKTERI (ALT) DALAM
OBAT-OBAT PROBIOTIK
ABSTRAK
vi
DETERMINATION OF TOTAL PLATE COUNT OF BACTERIA ON
PROBIOTIC DRUGS
ABSTRACT
vii
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL .................................................................................................. i
ABSTRAK .............................................................................................. vi
viii
2.2 Prebiotik ............................................................................... 15
2.5.3 Suhu............................................................................. 17
2.5.4 pH ............................................................................... 18
ix
3.4.1 Pengumpulan Sampel ............................................... 26
LAMPIRAN .......................................................................................... 37
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Kurva fase pertumbuhan mikroorganisme .................................. 20
xi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Sampel ...................................................................................... 37
xiii
PENETAPAN ANGKA LEMPENG TOTAL BAKTERI (ALT) DALAM
OBAT-OBAT PROBIOTIK
ABSTRAK
vi
DETERMINATION OF TOTAL PLATE COUNT OF BACTERIA ON
PROBIOTIC DRUGS
ABSTRACT
vii
BAB I
PENDAHULUAN
memberikan manfaat bagi kesehatan pada manusia ketika diberikan dalam jumlah
yang cukup. Probiotik telah diuji secara luas pada hewan maupun manusia untuk
spektrum yang luas terhadap gangguan pencernaan, gangguan dari transit kolon
dan sinbiotik. Prebiotik adalah bahan makanan yang tidak dapat dicerna secara
kekebalan tubuh terhadap berbagai macam antigen secara luas (Picard, et al.,
2005).
1
kolorektal, digunakan untuk metode pengobatan penyakit radang usus atau
irritable bowel disease (IBD), dan penyakit hati berlemak non alkohol.
Mikrobiota usus mempunyai peranan pada etiologi dan patologi dari penyakit,
dapat diobati dan dicegah melalui hubungan yang tepat terhadap pengaturan
antara jumlah dan jenis dari bakteri yang ada. Beberapa gangguan yang berkaitan
dan tumbuh baik pada suhu 25-400C. Bakteri Lactobacillus berdistribusi luas
dapat ditemukan pada tanaman, sayuran, biji, susu dan susu olahan, daging baik
daging olahan maupun daging fementasi serta dapat dibuat dalam bentuk tablet
Probiotik harus sampai ketempat target dalam jumlah yang cukup dan fase
dapat lebih rendah dengan adanya asam dan empedu yang dapat menghambat
banyak manfaat serta kegunaannya tetapi masih terdapat beberapa kesulitan untuk
2
bakteri-bakteri probiotik tersebut sampai ke tempat target maka dibuat sediaan
probiotik dalam berbagai formulasi dan metode (Prakash, et al., 2011). Namun,
bakteri probiotik dari suatu produk probiotik di pasaran sering diabaikan, dengan
hidup di bawah tahap optimum (Sanders, et al., 2007). Satuan perhitungan koloni
bakteri yang dipakai adalah colony forming unit (CFU). Jumlah minimal strain
probiotik yang ada dalam produk makanan adalah sebesar 106 CFU/g atau jumlah
strain probiotik yang harus dikonsumsi setiap hari sekitar 108 CFU/g, dengan
Sediaan probiotik yang berada di pasaran saat ini dapat berupa kapsul dan
sporogenes >50 juta, Rillus dalam bentuk tablet kunyah yang mengandung
Lactobacillus reutrii 108 CFU, Lacidofil dalam bentuk kapsul yang mengandung
Lactobacillus rhamnosus R0011 1,9 x 109 CFU dan Lactobacillus acidophilus 0,1
x 109 CFU, dan Lacto B dalam bentuk serbuk yang mengandung Lactobacillus
Angka Lempeng Total bakteri (ALT) yang tumbuh didalam sediaan probiotik
3
Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut, maka perumusan masalah
1.3 Hipotesis
adalah jumlah bakteri yang terdapat di dalam obat-obat probiotik tidak sesuai
dengan yang tertera di dalam label kemasan karena terdapat faktor-faktor yang
mempengaruhinya.
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jumlah bakteri yang
terdapat di dalam obat-obat probiotik apakah masih sesuai atau tidak dengan
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Probiotik
Kata probiotik berasal dari bahasa Yunani yang berarti for life. Probiotik
pertama kali didefinisikan oleh Kollath tahun 1953 untuk menandai semua
Escherichia coli dan Bacillus juga digunakan sebagai probiotik (Guarner, et al.,
2008).
vagina pada saat proses kelahiran. Sebelum lahir, saluran cerna bayi adalah steril.
Kolonisasi bakteri pada bayi akan dimulai dengan bakteri yang berasal dari
mikrobiota bayi dipengaruhi oleh makanan bayi. Selama konsumsi ASI maka
sedangkan bayi yang diberi susu formula tanpa prebiotik akan didominasi oleh
flora yang mirip dengan orang dewasa dan rendah Bifidobacterium terutama
5
Bifidobacterium infantis, Bifidobacterium longum, dan Bifidobacterium breve
kekebalan dan keadaan fisiologis tubuh. Manfaat probiotik juga dapat membantu
2.1.2.1. Imunomodulator
dalam tubuh manusia yakni dapat menstimulasi dan mengubah respon imun
bagi manusia. Contoh sel imunitas nonspesifik terdiri dari sel fagosit mononuklear
Natural Killer (NK) sel. Kumpulan bakteri asam laktat yang hidup telah terbukti
2.1.2.2. Hipokolesterolemia
hewan, terdapat di dalam membran plasma dan dalam lipoprotein plasma darah,
sering disimpan di dalam dinding pembuluh darah bersama dengan lemak lain
6
sebagai aterosklerosis, dalam hati dan otak dapat mengakibatkan serangan jantung
dan stroke. Kolesterol juga dapat mengkristal ke bentuk batu empedu yang dapat
empedu dengan serbuk tak larut dari senyawa yang menyerupai colestipol diikuti
oleh eliminasinya melalui feses, asam nikotinat, dan asam fibrik (Mandal dan
Mandal, 2011).
samping jika obat tersebut digunakan dalam jangka panjang. Oleh karena itu,
kadar kolesterol darah. Termasuk penggunaan serat larut, protein kedelai, sterol,
hipokolesterol dimana strain dari bakteri harus berkolonisasi dalam usus terlebih
dahulu. Bakteri probiotik ini memproduksi garam empedu hidrolase bile salt
atau taurin terkonjugasi garam empedu menjadi residu asam amino dan asam
empedu bebas. Asam empedu bebas kurang efisien diserap ke dalam usus
untuk dibuang dengan kotoran. Ini akan memicu sintesis asam empedu baru untuk
menggantikan yang hilang agar kadar garam empedu dapat seimbang (Mandal dan
Mandal, 2011).
7
2.1.2.3. Antihipertensi
Peptida bioaktif yaitu casokinins dan lactokinins dan dua tripeptida seperti
proteolitik bakteri probiotik pada kasein (α2-kasein, k-kasein dan b-kasein) dan
inhibitor yang dapat menurunkan tekanan darah (Mandal dan Mandal, 2011).
2.1.2.4. Antialergi
Reaksi alergi terjadi sebagai respon terhadap zat lingkungan yang tidak
berbahaya dikenal sebagai alergen dan reaksi-reaksi ini dapat terjadi secara cepat.
Reaksi tersebut dapat ditandai dengan aktivasi yang berlebihan dari sel-sel darah
putih tertentu yang disebut sel mast dan basofil oleh jenis antibodi yang dikenal
dapat mengurangi pengeluaran antigen melalui mukosa. Ada dua jalur yaitu
dalam mengurangi beberapa gejala alergi makanan seperti yang terkait dengan
protein susu yakni dengan mendegradasi protein menjadi peptida yang lebih kecil
8
2.1.2.5. Mencegah Kanker Usus
karsinogen dalam usus besar dan mengurangi tumor secara kimiawi. Efek ini
kejadian tumor usus yang diinduksi secara kimia pada tikus. Sebuah mekanisme
yang mungkin untuk efek-efek antikanker bergantung pada bakteri usus yang
sembelit, dan perut kembung. Patogenesis irritable bowel syndrome (IBS) masih
belum jelas, namun bukti yang tersedia menunjukkan bahwa motilitas usus yang
Konsep bakteri asam laktat adalah nama kelompok yang diciptakan untuk
bakteri yang digunakan dalam fermentasi dan koagulasi susu serta dapat
laktat sendiri atau asam asetat dan asam laktat, alkohol dan karbondioksida.
9
berdasarkan karakteristik morfologi, metabolisme, dan fisiologis. Bakteri asam
laktat merupakan non spora, fermentasi karbohidrat, produksi asam laktat, tahan
asam dalam keadaan non aerobik dan katalase negatif. Biasanya bakteri asam
laktat adalah non motil dan tidak mereduksi nitrit dan dibagi menjadi empat genus
terbaru menunjukkan bahwa kelompok bakteri asam laktat bisa terdiri dari genera
kemampuan untuk tumbuh pada konsentrasi garam tinggi, dan toleransi pada
batang, biasanya non motil, tidak membentuk spora, dan anaerob fakultatif.
Bakteri ini menghasilkan asam laktat atau campuran asam laktat, etanol, asam
(Wardah, 2014).
10
Bakteri Lactobacillus acidophilus digunakan untuk memproduksi produk
susu fermentasi dan juga ditambahkan ke dalam susu pasteriusasi, dibuat dalam
bentuk tablet atau kapsul untuk dikonsumsi sebagai probiotik. Bakteri ini dapat
memetabolisme laktosa dan menghasilkan asam laktat dalam jumlah yang relatif
Lactobacillus sake dapat tumbuh pada suhu rendah (2-40C), dapat memfermentasi
merupakan bakteri gram positif, berbentuk bulat dengan ukuran yang bervariasi,
sel tunggal atau rantai dengan ukuran yang berbeda-beda, tidak membentuk spora,
non motil, dan anaerob, walaupun demikian beberapa jenis toleran terhadap O2.
Spesies tumbuh optimal pada suhu 37-410C, dengan kisaran suhu pertumbuhan
25-450C dan umumnya tidak dapat tumbuh pada pH di atas 8,0 atau di bawah 4,5.
Bifidobacterium merupakan bakteri penghasil asam laktat dan asam asetat dengan
rasio 2:3, bakteri-bakteri tersebut kurang sensitif terhadap asam lambung dan
resisten terhadap garam empedu, lisozim, dan enzim pankreatik yang terdapat
11
longum, Bifidobacterium brevis, Bifidobacterium thermacidophillum,
dan mempunyai batas waktu penyimpanan hanya beberapa minggu (Huckle dan
Zhang, 2011). Yogurt berasal dari bahasa Turki, memiliki nama lain seperti mast
(Iran), kisel mleka (Balkan), mauzun (Armenia), dan cieddu (Italia) (Irianto,
2013). Yogurt merupakan produk semisolid yang dibuat dengan pemanasan yang
standar terhadap susu dicampur dengan adanya aktivitas dari simbiosis antara
penamaan yogurt terbatas pada produk yang dibuat dari dua kultur bakteri
tersebut, dan pada negara lainnya suatu produk yang dibuat dengan penambahan
kultur probiotik lainnya juga dapat disebut produk yogurt. Kultur lain yang
Yogurt kaya akan protein, beberapa vitamin B, dan mineral yang penting.
Yogurt memiliki lemak sebanyak susu darimana ia dibuat. Karena struktur laktosa
yogurt dirusak, maka yogurt bisa dikonsumsi orang yang alergi terhadap susu.
Yogurt tidak mengandung vitamin C dan zat besi dalam jumlah yang cukup untuk
12
tubuh, tetapi yogurt merupakan sumber yang baik untuk mensuplai protein, fosfor,
Produk probiotik saat ini telah berkembang menjadi bentuk sediaan beku-
kering padat yang memiliki umur simpan lebih lama dan tidak perlu pendinginan.
a. Serbuk
oleh suhu dan cara penggunaan sediaan probiotik misalnya menyendoki serbuk
dengan sendok basah. Suasana asam juga dapat mempengaruhi stabilitas sel beku-
kering sehingga digunakan teknik enkapsulasi (Huckel dan Zhang, 2011). Contoh
sediaan probiotik dalam bentuk serbuk yang terdapat di pasaran yaitu Lacto B
yang mengandung serbuk krim nabati, dekstrosa, campuran bakteri asam laktat
13
(Lactobacillus acidophilus 4,7 x 107 CFU/g, Bifidobacterium longum 1,3 x 107
vitamin B2, vitamin B6, niasin dan zink oksida (IAI, 2010).
b. Kapsul
Sebagian besar produk probiotik yang tersedia saat ini dibuat dalam bentuk
sediaan kapsul. Hal ini karena sel-sel kering bisa dengan mudah dimasukkan ke
hanya disimpan dalam bentuk serbuk. Namun, sediaan kapsul masih memerlukan
terhadap asam lambung (Huckle dan Zhang, 2011). Contoh sediaan probiotik
dalam bentuk kapsul yang berada di pasaran adalah Lacidofil yang mengandung 2
milyar (2 x 108) CFU organisme yang terdiri dari Lactobacillus helveticus Rosell-
c. Tablet
Selain kapsul dan serbuk, tablet juga merupakan bentuk sediaan probiotik
dalam farmasi yang terdapat di pasaran. Keuntungan dari sediaan ini mampu
melindungi bahan aktif yang sensitif terhadap kelembaban dan panas serta
memiliki stabilitas yang lebih baik dibandingkan dengan sediaan serbuk (Huckle
dan Zhang, 2011). Contoh sediaan probiotik dalam bentuk tablet yaitu Lacbon dan
Rillus. Tiap tablet Lacbon mengandung >50 juta Lactobacillus sporogenes. Tiap
tablet Rillus mengandung viable cell 1,0 x 109 CFU yang terdiri dari Lactobacillus
14
fructooligosaccharide. Zat tambahan yang digunakan yaitu isomalt, xylitol, susu,
2.2 Prebiotik
bakteri yang menguntungkan dan sebagai bahan tambahan pangan yang tidak
meningkatkan daya tahan alami tubuh terhadap patogen. Beberapa nutrisi yang
2.3 Sinbiotik
usus dapat tumbuh cepat dan menghasilkan manfaat yang lebih efektif (Wardah,
15
2.4 Viabilitas Bakteri Probiotik
diperhatikan. Hal ini karena bakteri probiotik dalam produk tersebut harus tetap
dapat bertahan hidup saat berada pada kondisi asam dalam lambung, selama
proses pemecahan dengan enzim hidrolisis dan garam empedu dalam usus kecil.
peroksida selama proses metabolisme bakteri dan tingkat keasamaan dari produk
kelangsungan hidup bakteri dalam produk obat serta melindungi senyawa tertentu
atau sel biologis terhadap lingkungan sekitar yang dapat merusak bahan inti.
Teknik enkapsulasi dapat melindungi bakteri dari panas, oksigen dan kelembaban
serta meningkatkan sifat aliran selama pengembangan formulasi. Hal ini dapat
dikemas dalam probiotik, jenis dan konsentrasi bahan pelapis, ukuran partikel,
jumlah sel awal dan strain bakteri yang penting selama formulasi (Solanki, et al.,
2013).
16
2.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Viabilitas Probiotik
Kondisi fisiologis bakteri probiotik pada saat di preparasi dan pada saat
terdapat di dalam produk makanan dan obat merupakan faktor yang penting dalam
dalam bentuk cair memungkinkan adanya aktivitas metabolit aktif dari bakteri
2.5.3. Suhu
dapat tumbuh pada kisaran suhu yang lebih besar yaitu sampai 440C. Namun, ada
juga yang dapat tumbuh pada suhu mesofilik yaitu suhu 150C (Lee dan Salminen,
2009). Bifidobacterium dapat tumbuh optimal pada suhu 37-410C, dengan kisaran
17
tumbuh baik pada suhu 37-400C tetapi juga dapat tumbuh pada suhu 520C
(Wardah, 2014).
viabilitas probiotik dalam produk akan lebih stabil. Selama pengolahan, suhu di
atas 45-500C akan merugikan kelangsungan hidup probiotik. Semakin tinggi suhu
maka semakin cepat waktu yang diperlukan untuk mengurangi jumlah bakteri
yang viabel. Peningkatan suhu juga memiliki efek yang merugikan terhadap
stabilitas produk saat didistribusikan dan disimpan (Lee dan Salminen, 2009).
2.5.4. pH
Oleh karena itu, genus bakteri ini dapat mentolerir nilai pH lebih kecil
dibandingkan dengan bakteri yang lain. Banyak penelitian in vitro dan in vivo
menunjukkan bahwa organisme probiotik dapat tahan terhadap asam saat transit di
bagian lambung, meskipun waktu pemaparannya yang relatif singkat (Lee dan
Salminen, 2009). Bifidobacterium tidak dapat tumbuh pada pH di atas 8,0 atau di
(Wardah, 2014).
2.5.5. Oksigen
bervariasi antara spesies dan strain bakteri yang berbeda. Secara umum,
18
Bifidobacterium termasuk kelompok bakteri anaerob walaupun demikian
yang dapat hidup dengan baik bila ada oksigen maupun tidak ada oksigen
(Wardah, 2014).
Kadar kelembaban dan aktivitas air yang tinggi akan menurunkan daya
tahan probiotik. Adanya interaksi antara aktivitas air dengan suhu yang
simpan yang lama pada bentuk kering ketika disimpan pada suhu kamar jika kadar
memberikan ketahanan hidup yang baik. Solusi yang dapat dilakukan dalam
2.5.7. Nutrisi
nitrogen, dan energi untuk kehidupan dan pertumbuhannya serta mineral dan
bentuk asam amino, purin, dan pirimidin, serta faktor-faktor pertumbuhan seperti
vitamin B, vitamin B1, vitamin B2, asam nikotinat, vitamin B6, asam pantotenat
dan vitamin B12. Vitamin yang larut dalam lemak yaitu vitamin A, D dan E tidak
19
dibutuhkan oleh kebanyakan jasad renik. Vitamin C tidak berfungsi sebagai faktor
(Fardiaz, 1992).
cepat, fase pembiakan diperlambat, fase konstan, fase kematian, dan fase
kematian dipercepat.
belum mengadakan pembiakan fase ini disebut fase adaptasi. Fase ini disusul
dengan fase kedua, dimana jumlah bakteri mulai bertambah sedikit demi sedikit.
Y 5
4
6
Jumlah sel seluruhnya
X : waktu
3 7 Y : log dari jumlah sel
2 8 14 20
X
20
Fase kedua ini disusul dengan fase pembiakan cepat atau fase logaritma
dimana pembiakan bakteri berlangsung paling cepat, maka bakteri dalam fase ini
baik sekali untuk dijadikan inokulum. Pada fase berikutnya terjadi penurunan
jumlah sel-sel bakteri dikarenakan faktor keadaan medium yang buruk, perubahan
pH, dan menumpuknya produk buangan yang bersifat toksik sehingga kecepatan
dengan jumlah bakteri yang mati, fase ini disebut fase konstan atau fase stasioner.
Fase ini disusul dengan fase dimana jumlah bakteri yang mati makin banyak dan
melebihi jumlah bakteri yang membelah diri, fase ini disebut fase kematian. Fase
akhir yaitu fase dimana jumlah bakteri yang mati bertambah. Keadaan ini dapat
berlangsung selama beberapa minggu. Hal ini bergantung kepada spesies dan
(jumlah sel per satuan isi kultur) ataupun densitas sel (berat kering dari sel-sel per
satuan isi kultur). Dua parameter ini tidak selalu sama karena berat kering sel rata-
rata bervariasi pada tahap berlainan dalam pertumbuhan kultur. Kedua parameter
21
Menurut Pratiwi (2008) pertumbuhan mikroorganisme dapat diukur
dengan dua cara, yaitu secara langsung dan tidak langsung. Pengukuran
cara yaitu:
Keuntungan menggunakan metode ini adalah mudah, murah dan cepat, serta dapat
berkisar 106 CFU/ml), karena pengukuran dengan volume dalam jumlah sedikit
tidak dapat dibedakan antara sel hidup dan sel mati, serta kesulitan menghitung
kecil (orifice) dengan bantuan aliran listrik. Elektroda yang ditempatkan pada dua
sisi orifice mengukur tahanan listrik (ditandai dengan naiknya tahanan) pada saat
bakteri melalui orifice. Pada saat inilah sel terhitung. Keuntungan metode ini
adalah hasil bisa diperoleh dengan lebih cepat dan akurat serta dapat menghitung
sel dengan ukuran besar. Kerugiannya adalah metode ini tidak dapat digunakan
sebagainya serta tidak dapat membedakan antara sel hidup dan sel mati.
22
c. Pengukuran dengan plating technique
Metode ini merupakan metode perhitungan jumlah sel tampak (visible) dan
didasarkan pada asumsi bahwa bakteri hidup akan tumbuh, membelah, dan
memproduksi satu koloni tunggal. Satuan perhitungan yang dipakai adalah CFU
dengan cara membuat seri pengenceran sampel dan menumbuhkan sampel pada
media padat. Pengukuran dilakukan pada plate dengan jumlah koloni berkisar 25-
menggunakan colony counter sebagai alat hitung dan dapat digunakan untuk
Kerugiannya adalah harus digunakan media yang sesuai dan perhitungannya yang
kurang akurat karena satu koloni tidak selalu berasal dari satu individu sel.
filtration tehnique)
Pada metode ini sampel dialirkan pada suatu sistem filter membran dengan
yang sesuai kemudian jumlah koloni bakteri dihitung. Keuntungan metode ini
23
BAB III
METODE PENELITIAN
jumlah bakteri yang masih hidup di dalam obat-obat probiotik. Sampel yang
merupakan sediaan probiotik ini seperti Lacbon, Lacidofil, Rillus, dan Lacto B
dilakukan dengan melihat jumlah koloni bakteri yang terdapat dalam obat-obat
probiotik yang dilakukan dengan menggunakan metode angka lempeng total pada
3.1 Sampel
Lacto B, dan Rillus yang diperoleh dari Apotek X di Jl. Setia Budi, Medan.
24
3.2. Persiapan Penelitian
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat gelas, autoklaf
(Fisons), batang pengaduk, benang wol, bunsen, colony counter, inkubator (Fiber
Scientific), kapas, kain kassa, kertas label, Laminar Air Flow Cabinet (Astec HLF
1200L), lemari pendingin (Toshiba), mikro pipet, neraca analitik (ACIS), oven
70%, Lacbon, Lacidofil, Lacto B, dan Rillus, media PCA (Oxoid), natrium klorida
0,9%.
bersih kemudian disterilkan. Alat gelas disterilkan dengan pemanasan dalam oven
pada suhu 1700C selama 1 jam. Media disterilkan di dalam autoklaf pada suhu
Komposisi : Tripton 5 g
Dekstrosa 1 g
Agar 9 g
25
Cara pembuatan :
sambil diaduk hingga larut. Media disterilkan dalam otoklaf pada suhu 1210C
Cara pembuatan :
setelah itu ditambahkan akuades steril sampai garis tanda, dan dimasukkan ke
dalam erlenmeyer steril yang tertutup kemudian sterilkan dalam otoklaf pada suhu
tabung reaksi yang telah berisi larutan NaCl 0,9% dari pengenceran 10-1 dipipet
26
pengenceran 10-2, kemudian dihomogenkan. Dilakukan seperti tersebut sampai
pengenceran dan dimasukkan pada cawan petri steril (triplo). Setelah itu,
dituangkan media PCA suhu 450C ke dalam cawan petri tersebut sebanyak 15 ml
dan dihomogenkan. Cawan petri segera digoyang dan diputar hingga suspensi
tersebar merata. Setelah media memadat, cawan diinkubasi dengan suhu 35-370C
selama 24 jam dengan posisi dibalik. Setelah itu jumlah koloni yang tumbuh
27
BAB IV
Pengamatan jumlah koloni bakteri yang terdapat pada sediaan dapat dilihat
A B
C D
Gambar 4.1 Jumlah koloni bakteri yang tumbuh pada sediaan A, B, C dan D
Keterangan : A = Rillus , B = Lacbon, C = Lacidofil, D = Lacto B
28
Gambar jumlah koloni bakteri yang tumbuh pada pengenceran yang lainnya dapat
Jumlah koloni bakteri yang terdapat pada sediaan probiotik dapat dilihat pada
Tabel 4.1.
29
Perhitungan jumlah koloni bakteri dari hasil pengenceran sampel yang lainnya
pada sediaan A (tanggal kadaluwarsa bulan Januari 2017) yang tiap tablet kunyah
viable cell mengandung 1,0 x 109 CFU/tablet dengan berat tiap tablet 1 g,
jumlah koloni bakteri pada pengenceran 10-7 yaitu 103 x 107 CFU/g maka dalam 1
tablet jumlah koloni bakteri yang tumbuh sebanyak 103 x 107 atau 1,03 x 109
CFU/tablet. Jumlah tersebut sesuai dengan jumlah yang tertera di dalam kemasan
sediaan A.
pada sediaan B (tanggal kadaluwarsa Juni 2017) yang tiap tablet mengandung
>50 juta atau 5 x 107 CFU Lactobacillus sporogenes dengan berat tiap tablet 250
koloni bakteri pada pengenceran 10-7 yaitu 70 x 107 CFU/g maka dalam 250 mg
tablet jumlah koloni bakteri yang tumbuh yaitu 17,5 x 107 CFU/tablet. Jumlah
Rosell-11 dengan berat tiap kapsul adalah 200 mg, sedangkan sampel yang
pengenceran 10-7 yaitu 100,3 x 107 CFU/g. Dalam kapsul 200 mg jumlah koloni
30
bakteri yang tumbuh sebanyak 20,1 x 107 atau 2,01 x 108 CFU/kapsul. Jumlah
jumlah koloni bakteri pada pengenceran 10-6 yaitu tumbuh yaitu 34 x 106 CFU/g.
Dalam 1 bungkus serbuk jumlah koloni bakteri yang tumbuh sebanyak 34 x 106
atau 3,4 x 107 CFU/g. Jumlah tersebut lebih rendah dengan jumlah yang tertera di
koloni bakteri yang tumbuh pada sediaan A, B, dan C sudah sesuai dengan jumlah
koloni bakteri yang tertera di dalam label kemasan. Sedangkan jumlah koloni
bakteri yang tumbuh pada sediaan D lebih rendah dengan jumlah pada label
sediaan D berupa serbuk. Bentuk dari sediaan dapat mempengaruhi viabilitas dari
bakteri probiotik. Hal ini karena stabilitas sediaan selama penyimpanan yang
dikemas dalam bentuk kapsul dan tablet dapat ditingkatkan daripada hanya
disimpan dalam bentuk serbuk. Selain itu, Bentuk sediaan kapsul dan tablet dapat
31
melindungi bahan aktif yang sensitif terhadap kelembaban dan panas (Huckle dan
Zhang, 2011).
kelembaban dan aktivitas air yang tinggi akan menurunkan daya tahan probiotik.
Produk probiotik dapat memiliki masa simpan yang lama pada bentuk kering
ketika disimpan pada suhu kamar jika kadar kelembabannya rendah (Neha, et al.,
menyendoki serbuk dengan sendok basah dapat mengurangi daya tahan probiotik
terdapat bahan tambahan yaitu nutrisi yang dibutuhkan untuk membentuk energi
pirimidin sebagai sumber nitrogen serta vitamin B, vitamin B1, vitamin B2,
niasin, vitamin B6, asam pantotenat dan vitamin B12 sebagai faktor pertumbuhan
(Fardiaz, 1992). Jika kebutuhan nutrisi tidak tersedia dalam jumlah yang cukup
suhu karena setiap organisme memiliki batas suhu terendah, batas suhu tertinggi,
32
rendah suhu maka akan lebih stabil viabilitas probiotik dalam produk peningkatan
suhu juga memiliki efek yang merugikan terhadap stabilitas saat produk
didistribusikan dan disimpan. Jika suhu yang dingin pada produk dapat
dipertahankan, lebih banyak jumlah bakteri probiotik yang viabel. Hal yang
penting untuk sel probiotik vegetatif dalam produk cair yaitu sumber pendinginan
dalam suhu kamar selama 12 bulan atau lebih (Lee dan Salminen, 2009).
33
BAB V
5.1 Kesimpulan
Jumlah koloni bakteri yang tumbuh pada sediaan A (103 x 107 atau 1,03 x
109 CFU/tablet), sediaan B (17,5 x 107 CFU/tablet) dan sediaan C (2,01 x 108
CFU/kapsul) pada media PCA sudah sesuai dengan jumlah koloni bakteri yang
tertera di label kemasan tetapi sediaan D (3,4 x 107 CFU/g) lebih rendah dengan
5.2 Saran
34
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (1982). The Oxoid Manual Fifth Edition. England: Turnergraphic Ltd
Basingstoke. Halaman 254.
BPOM RI. (2008). Pengujian Mikrobiologi Pangan. Info POM Badan Pengawas
Obat dan Makanan RI Vol 9, no 2 ISSN 1829-9334. Halaman 3-5.
Boehm, G., Wind, R., and Knol, J. (2010). Prebiotics and Probiotics in Infant
Formulae. In: Cho, S.S., and Finocchairo, E.F. (editors). Handbook of
Prebiotics and Probiotics Ingredients. Health Benefits and Food
Applications. London: CRC Press. Halaman 295.
Guarner, F., Khan, A.G., Garisch, J., Eliakim, R., Gangl, A., Thomson, A.,
Krabshuis, J., Mair, T.L. (2008). Probiotic and prebiotics. World
Gastroenterology Organisation Practice Guideline. Halaman 2.
Huckle, B.D., and Zhang, Z. (2011). Maintenance and Protection of Probiotics. In:
Liong, M.T., (editor). Probiotics: Biology, Genetics and Health Aspects.
Berlin: Springer. Halaman 91-92.
Lee, K.Y. and Salminen, S. (2009). Handbook of probiotics & prebiotics 2nd ed.
New Jersey: John Wiley and sons, Inc. Halaman 60-66, 282.
Mandal, V., and Mandal, N.C. (2011). New Health Potentials of Orally Consumed
Probiotic Microorganisms. In: Liong, M.T., (editor). Probiotics: Biology,
Genetics and Health Aspects. Berlin: Springer. Halaman 169-182.
35
Neha, A., Kamaljit, S., Ajay, B., dan Tarun, G. (2012). Review Article Probiotic:
As Effective Treatment of Disease. International Research Journal of
Pharmacy IRJP 2012, 3 (1) ISSN 2230- 8407. Halaman 98.
Picard, C., Fioramonti, J., Francois, A., Robinson, T., Neant, F., dan
Matuchansky, C. (2005). Review Article: Bifidobacteria as Probiotic
Agents Physiological Effects and Clinical Benefits. Aliment Pharmacol
Ther 2005; 22: 495-512 Halaman 496-507.
Prakash, S., Tomaro-Duchesneau, C., Saha, S., dan Cantor, A. (2011), Review
Article The Gut Microbiota and Human Health with an Emphasis on the
Use of Microencapsulated Bacterial Cells. Hindawi Publishing
Corporation Journal of Biomedicine and Biotechnology volume 2011,
article ID 981214. Halaman 1-6.
Sanders, M.E., Gibson, G., Gill, H.S. and Guarner, F. (2007). Probiotics: Their
Potential to Impact Human Health. CAST Issue Paper Number 36,
Halaman 9-10.
Shah, N.P. (2007). Review Functional Cultures and Health Benefits. Int. Dairy J.
17 (2007) 1262-1277 Elsevier Inc, USA. Halaman 1268-1269.
Solanki, H.K., Pawar, D.D., Shah, D.A., Prajapati, D.V., Jani, G.K., Mulla, A.M.,
Thakari, P.M. (2013). Development of Microencapsulation Delivery
System for Long-Term Preservation of Probiotics as Biotherapeutic
Agent. Hindawi Publishing Corporation BioMed Research International
volume 2013 article ID 620719. Halaman 1-2.
Tamime, A.Y., Saarela, M., Sondergaard, A.K., Mistry. V.V., Shah. N.P. (2005).
Production and Maintenance of Viability of Probiotic Micro-organism in
Dairy Products. In: Tamime, A., (editors). Probiotic Dairy Products. UK:
Blackwell publishing Ltd. Halaman 56.
Yeo, S.K., Ewe, J.A., Sau-Chan Tham, C., Liong, M.T. (2011). Carriers of
Probiotics Microorganism. In: Liong, M.T., (editor). Probiotics: Biology,
Genetics and Health Aspects. Berlin: Springer. Halaman 194.
36
LAMPIRAN
Lampiran 1. Sampel
A B
Keterangan : Sediaan A : Rillus (tiap tablet kunyah mengandung viable cell 1,0 x
109 CFU mengandung Lactobacillus plantarum 8,55
mg, Streptococcus thermophilus 8,55 mg. Dan
Bifidobacterium bifidum 2,55 mg,
fructooligosaccharide 480 mg. Zat tambahan yang
digunakan yaitu isomalt, xylitol, susu,dan vanila).
Sediaan B : Lacbon (tiap tablet mengandung >50 juta Lactobacillus
sporogenes)
37
Lampiran 1. Sampel (Lanjutan)
C D
Keterangan :
Sediaan C : Lacidofil (2 x 108 CFU organisme yang terdiri dari
Lactobacillus helveticus Rosell-52 dan Lactobacillus
rhamnosus Rosell-11. Zat tambahan yang digunakan
yaitu maltodekstrin 211 mg, magnesium stearat 8 mg,
asam askorbat 1 mg)
Sediaan D : Lacto B (serbuk krim nabati, dekstrosa, campuran
bakteri asam laktat (Lactobacillus acidophilus 4,7 x
107 CFU/g, Bifidobacterium longum 1,3 x 107 CFU/g,
Streptococcus thermophillus), susu mineral,
konsentrat, vitamin C, vitamin B2, vitamin B6, niasin
dan zink oksida
38
Lampiran 2. Gambar jumlah koloni bakteri pada sampel
Jumlah koloni bakteri yang tumbuh pada sediaan A pada pengenceran 10-7
1 2
39
Lampiran 2. Gambar jumlah koloni bakteri pada sampel (lanjutan)
Jumlah koloni bakteri yang tumbuh pada sediaan B pada pengenceran 10-7
1 2
40
Lampiran 2. Gambar jumlah koloni bakteri pada sampel (lanjutan)
Jumlah koloni bakteri yang tumbuh pada sediaan C pada pengenceran 10-7
1 2
41
Lampiran 2. Gambar jumlah koloni bakteri pada sampel (lanjutan)
Jumlah koloni bakteri yang tumbuh pada sediaan D pada pengenceran 10-6
1 2
42
Lampiran 3. Perhitungan jumlah koloni bakteri yang terdapat pada sediaan
Sediaan A adalah tablet yang mengandung jumlah koloni bakteri 1,0 x 109
CFU/tablet dan berat tiap tablet adalah 1 g maka hasil yang didapat dari
perhitungan jumlah rata-rata koloni bakteri adalah 103 x 107 CFU/tablet atau 1,03
x 109 CFU/tablet.
Sediaan B adalah tablet yang mengandung jumlah koloni bakteri > 50 juta CFU
atau 5 x 107 CFU/tablet dengan berat tiap tablet adalah 250 mg karena tablet yang
Untuk mendapatkan jumlah koloni bakteri yang tumbuh dalam CFU/tablet, maka
rata-rata jumlah koloni bakteri pada pengeceran 10-7 dibagi dengan 4 tablet
43
Lampiran 3. Perhitungan jumlah koloni bakteri yang terdapat pada sediaan
(lanjutan)
3. Jumlah koloni bakteri yang tumbuh pada sediaan C
Pengenceran sampel Jumlah koloni bakteri Tanggal kadaluwarsa
yang tumbuh (CFU/g)
1. 112 x 107 Desember 2017
10-7 7
2. 89 x 10
3. 100 x 107
Rata-rata 100, 3 x 107
*Data jumlah koloni bakteri merupakan hasil dari beberapa kali pengujian sampel
CFU/kapsul dengan berat tiap kapsul adalah 200 mg karena kapsul yang
maka rata-rata jumlah koloni bakteri pada pengeceran 10-7 dibagi dengan 5 kapsul
sediaan C yaitu 100 x 107 / 5 = 20 x 107 CFU/ kapsul atau 2,0 x 108 CFU/kapsul.
Sediaan D adalah serbuk yang mengandung jumlah koloni bakteri 6 x 107 CFU/g
dan berat tiap sachet serbuk adalah 1 g maka hasil yang didapat dari perhitungan
44