Anda di halaman 1dari 9

SISTEM ENDOKRIN

Pernahkah kamu merasa deg-degan?


Oh, deg-degan kayak kalau lagi naik roller coaster gitu, ya? Pernah, pernah!

Eh, tapi kamu tahu nggak sih, kenapa kita bisa merasa deg-degan?
Karena pengaruh hormon bukan?
Yup, betul! Meningkatnya detak jantung alias deg-degan merupakan salah satu akibat dari
kerja sistem endokrin, atau yang biasa disebut juga sebagai sistem hormon.
 
Pengertian dan Fungsi Sistem Endokrin
Sistem endokrin adalah sekumpulan kelenjar dan organ yang memproduksi hormon.
Kelenjar pada sistem endokrin disebut juga sebagai kelenjar endokrin. Kelenjar ini akan
mengeluarkan hormon langsung menuju aliran darah untuk mempengaruhi kerja organ atau
jaringan lain di tubuh kita. 
Banyaknya organ dan juga jaringan yang kerjanya dipengaruhi oleh sistem endokrin
menyebabkan fungsi dari sistem endokrin juga beragam. Kamu bisa lihat fungsi sistem
endokrin pada infografik berikut.

 
Hormon sendiri merupakan senyawa organik di dalam aliran darah yang bergerak
membawa pesan kimiawi menuju sel-sel atau jaringan tubuh. Meskipun hormon ini
mengalir bebas di dalam aliran darah, tapi sifat kerja hormon itu spesifik, lho. Jenis hormon
tertentu hanya dapat mempengaruhi aktivitas kerja sel-sel target, jika sel-nya memiliki
reseptor yang sesuai. Pengaruh hormon terhadap jaringan tubuh dapat terjadi dalam waktu
singkat (beberapa detik) hingga beberapa tahun.
Eits, balik lagi ke obrolan kita tadi, tubuh kita bisa merasa deg-degan karena adanya
pengaruh hormon adrenalin, atau juga disebut sebagai hormon epinefrin. Hormon ini
disekresikan oleh salah satu kelenjar endokrin yang bernama kelenjar adrenal yang letaknya
menempel di bagian atas ginjal. 
Saat tubuh merasa stres, tertekan, takut, senang, atau berada dalam situasi yang menegangkan
atau berbahaya, kelenjar adrenal akan melepaskan hormon adrenalin. Hormon ini membuat
jantung berdetak lebih cepat dan bekerja lebih keras, sehingga membuat kewaspadaan
meningkat.
Nah, sekarang, kita bahas lebih lanjut tentang kelenjar endokrin, yuk!
 
Karakteristik Kelenjar Endokrin
Kelenjar endokrin memiliki beberapa karakteristik, antara lain seperti yang tercantum pada
infografik berikut.

 
Setelah tahu karakteristik kelenjar endokrin, sekarang saatnya kita mengupas tuntas macam-
macam kelenjar endokrin!
 
Macam-Macam Kelenjar Endokrin
Kelenjar endokrin terdiri atas 7 macam yaitu hipofisis
(pituitari), tiroid, paratiroid, adrenal, pankreas, gonad, dan timus. Ketujuh macam ini
dibedakan berdasarkan letaknya.
 
Sekarang, kita bahas ketujuh macam kelenjar endokrin tersebut satu per satu, yuk!
Hipofisis (Pituitari)
Kelenjar hipofisis merupakan kelenjar endokrin yang terbesar. Kelenjar ini disebut master of
gland karena mempengaruhi aktivitas kelenjar yang lain. Hipofisis terbagi menjadi tiga
lobus, masing-masing lobus mengeluarkan beberapa hormon yang berbeda. Untuk lebih
jelasnya, kamu bisa lihat di infografik berikut.
 
Manusia dapat mengalami kelainan pada kelenjar endokrin, termasuk kelenjar hipofisis yang
dapat menyebabkan terjadinya hiposekresi atau hipersekresi hormon yang
diproduksinya. Hipersekresi adalah sekresi hormon yang berlebihan. Sebaliknya,
hiposekresi merupakan sekresi hormon yang terlalu sedikit.
Kelainan pada kelenjar hipofisis salah satunya yaitu gigantisme (tubuh raksasa). Gigantisme
disebabkan oleh hipersekresi Growth Hormone (GH). Selain itu, ada juga dwarfisme
(kekerdilan) yang disebabkan oleh hiposekresi Growth Hormone (GH).
Tiroid (Kelenjar Gondok)
Kelenjar tiroid menghasilkan tiga hormon yaitu tiroksin, triidotironin, dan kalsitonin.
Fungsi ketiga hormon tersebut dirangkum dalam infografik berikut.

 
Kelainan pada kelenjar tiroid salah satunya yaitu morbus basedowi (grave disease). Morbus
basedowi merupakan penyakit gangguan imunitas yang menyebabkan hipersekresi hormon
tiroid. 
Selain itu, ada juga kretinisme (kekerdilan dengan kemunduran mental), yang merupakan
kelainan akibat hiposekresi hormon tiroid.
Paratiroid (Kelenjar Anak Gondok)
Kelenjar paratiroid hanya menyekresi satu hormon saja, yaitu parathormon. Parathormon
berfungsi mengendalikan kadar kalsium dalam darah. 
Kelainan pada kelenjar paratiroid salah satunya yaitu hipersekresi parathormon. Hipersekresi
parathormon memicu pelepasan kalsium dari tulang ke darah, sehingga kadar kalsium darah
menjadi tinggi namun tulang menjadi rapuh.
Selain itu, ada pula hiposekresi parathormon yang dapat mengakibatkan kadar kalsium dalam
darah menurun, sehingga menyebabkan sensitivitas sel saraf semakin meningkat dan memicu
kejang.
Adrenal (Suprarenalis / Kelenjar Anak Ginjal)
Kelenjar adrenal terdiri atas dua bagian, yaitu bagian kulit (korteks) dan bagian dalam
(medula). Hormon yang dihasilkan oleh kelenjar ini beserta dengan fungsinya dapat dilihat
pada infografik berikut.

 
Kelainan pada kelenjar adrenal salah satunya yaitu virilisme. Virilisme ditandai dengan
tumbuhnya rambut wajah (kumis/jenggot) pada wanita. Kelainan ini disebabkan oleh
hipersekresi hormon androgen.
Selain itu, ada juga penyakit addison, yang disebabkan oleh hiposekresi hormon adrenalin.
Pankreas (Pulau-Pulau Langerhans)
Pada organ pankreas, tersebar kelompok kecil sel-sel yang kaya akan pembuluh darah.
Kelompok kecil sel-sel inilah yang disebut sebagai kelenjar pankreas atau pulau-pulau
Langerhans. Kelenjar pankreas menghasilkan dua hormon yaitu insulin dan glukogen.

Kelainan pada kelenjar pankreas dapat mengakibatkan penyakit diabetes mellitus atau biasa
disebut kencing manis. Diabetes mellitus ini bisa timbul karena hiposekresi hormon insulin
yang menyebabkan kadar gula dalam darah yang terlalu tinggi.
Gonad (Kelenjar Kelamin)
Kelenjar gonad dibedakan menjadi kelenjar gonad pada wanita dan kelenjar gonad pada pria.
Kelenjar gonad pada wanita yaitu ovarium, sedangkan kelenjar gonad pada pria yaitu testis.
Hormon yang dihasilkan kelenjar ini dapat dilihat dalam infografik berikut.

 
Kelainan pada kelenjar gonad salah satunya yaitu hipogonadisme. Kelainan ini disebabkan
oleh hiposekresi hormon yang diproduksi kelenjar gonad. 
Hipogonadisme pada pria terjadi jika hormon testosteronnya terlalu rendah, sedangkan pada
wanita terjadi jika hormon estrogen dan progesteronnya terlalu rendah.
Timus (Kacangan)
Kelenjar timus terdiri atas dua lobus berwarna kemerah-merahan. Pada bayi yang baru lahir,
bentuk kelenjar timus sangat kecil, beratnya hanya sekitar 10 gram. Kemudian, ukurannya
akan bertambah besar pada masa remaja/pubertas, menjadi sekitar 30-40 gram. Namun,
setelah dewasa kelenjar timus akan berangsur-angsur menyusut.
Hormon yang disekresikan oleh kelenjar timus dapat kamu lihat pada infografik berikut.

 
Kelenjar timus dapat mengalami kelainan seperti halnya kelenjar endokrin yang lain.
Beberapa kelainan yang dapat terjadi pada kelenjar timus yaitu hipoplasia timus, hiperplasia
timus, kista timus, dan timoma.

Kelainan Pada Sistem Saraf

Kelainan sistem saraf yang pertama disebut dengan Epilepsi. Epilepsi adalah kelainan
pada neuron di otak. Penderita epilepsi tidak dapat merespon berbagai rangsangan dalam
berbagai bentuk. Selain itu, otot-otot rangka juga berkontraksi secara tidak terkontrol. Selain
epilepsi, Alzheimer juga merupakan kelainan pada sistem saraf. Alzheimer biasanya
menyerang mereka yang sudah berumur di atas 65 tahun. Gejala penderita Alzhaimer antara
lain berkurangnya kemampuan dalam mengingat. Kalau kamu sering menonton drama, tentu
kamu familiar dengan penyakit ini, karena sudah banyak sekali drama yang mengangkat
penyakit ini sebagai latar belakang ceritanya. 

Selain kedua penyakit di atas, Migrain juga termasuk dalam gangguan sistem saraf. Hayo,
siapa yang sering sekali migrain? Migrain disebabkan oleh kurangnya suplai oksigen pada
salah satu bagian otak. Semoga kamu yang sering menderita migrain bisa segera sembuh
dan nggak kumat-kumat lagi, ya! Selain migrain, untuk kamu yang pernah mengalami gegar
otak akibat cedera di kepala, berarti kamu juga pernah mengalami gangguan sistem saraf.
Gangguan sistem saraf yang terakhir adalah amnesia. Pasti kamu familiar dengan istilah ini
kan? Amnesia adalah ketidakmampuan mengingat hal yang telah terjadi karena ada cedera
pada otak. Amnesia sendiri ada yang bersifat permanen, ada pula yang bersifat sebagian. 

Kelainan Pada Sistem Endokrin

Squad, tahukah kamu, dalam sistem endokrin terdapat hormon yang disebut dengan Growth
Hormon (GH). Nah, jika jumlah GH pada tubuh seseorang tidak seimbang, maka akan terjadi
salah satu dari tiga penyakit tersebut: Dwarfisme, Gigantisme, dan Akromegali. Sesuai
dengan namanya, Dwarfisme adalah kekerdilan akibat kekurangan GH,
sedangkan Gigantisme adalah pertumbuhan yang melebihi kapasitas normal karena
kelebihan GH. Sedangkan yang dimaksud dengan Akromegali adalah pertumbuhan yang
tidak seimbang akibat kelebihan GH ketika sudah dewasa. 

Apakah kamu pernah mendengar istilah Kretinisme? Kretinisme adalah kekerdilan dan


keterbelakangan mental karena kurangnya hormon yang diproduksi oleh kelenjar tiroid. Ini
juga merupakan salah satu bentuk gangguan pada sistem endokrin. Selain kretinisme, ada
juga yang disebut dengan myxedema. Myxedema adalah kondisi ketika kecepatan
metabolisme tubuh rendah akibat kurangnya hormon yang juga diproduksi oleh kelenjar
tiroid. 
Kamu suka makanan yang bergaram? Ingat nggak sih, di kemasan garam biasanya tertulis
kalau garam itu mengandung yodium. Nah, kamu tau nggak sih, kenapa kamu harus
mengonsumsi makanan yang beryodium? Kamu harus mengonsumsi makanan beryodium
untuk mencegah penyakit gondokan. Wah, jadi gondokan itu gangguan pada sistem endokrin
juga? Tepat sekali! Contoh gangguan sistem endokrin yang terakhir adalah tetanus. Tetanus
merupakan kondisi turunnya kadar kapur dalam darah karena kurangnya produksi
parathormon. Gejala yang timbul pada penderita tetanus adalah kejang otot, gelisah, dan
kesemutan.

Anda mungkin juga menyukai