Anda di halaman 1dari 25

HORMON KELENJAR KELAMIN

(GONAD)
Oleh dr Hegi Darmawan
FUNGSI HORMON KELENJAR KELAMIN
(GONAD)
 Gonad merupakan organ dwifungsi yang
memproduksi sel benih dan hormon seks. Kedua
fungsi ini berkaitan erat karena konsentrasi
lokal hormon seks yang tinggi diperlukan untuk
perkembangan sel benih.
 Ovarium memproduksi ovum dan hormon steroid
estrogen serta progesteron; testis memproduksi
spermatozoa dan hormon testosteron
EMBRIO
 Munculnya sel Leydig di testis dari embrio
mengeluarkan hormon seks pria dalam jumlah besar,
atau yang disebut androgen(Andro=Laki-
laki;gen=membentuk). Androgen yang disekresikan
oleh sel-sel ini adalah testosteron. Sekresi testosteron
dimulai pertama kali 8 minggu setelah pembuahan,
mencapai puncak pada 12 sampai 14 minggu, dan
kemudian menurun ke tingkat yang sangat rendah
pada akhir trimester kedua (sekitar 21 minggu).
Testosteron disekresikan selama perkembangan
dalam membentuk struktur laki-laki pada embrio,
tingginya tingkat testosteron ini selanjutnya tidak
akan muncul lagi sampai masa pubertas
EMBRIO
 testis dalam perkembangannya, bergerak di dalam rongga
perut dan secara bertahap turun ke skrotum. Turunnya
testis kadang-kadang tidak lengkap sampai sesaat setelah
lahir. Suhu pada skrotum dipertahankan sekitar 35°C-
sekitar 3°C di bawah normal suhu tubuh. Suhu dingin ini
diperlukan untuk spermatogenesis. Terdapat fakta bahwa
spermatogenesis tidak terjadi pada laki-laki dengan testis
yang tidak turun atau kondisi yang disebut
kriptorkismus/cryptorchidism
(crypt=tersembunyi;Orchid=testis)
 Setiap korda spermatika terikat sehelai otot yang disebut
otot cremaster. Dalam cuaca dingin, otot cremaster
berkontraksi dan mengangkat testis, membawa testis lebih
dekat dengan kehangatan tubuh. Refleks cremasteric
menghasilkan efek yang sama ketika bagian dalam dari
paha pria dibelai
EMBRIO
 Pada laki-laki, sel Sertoli dari tubulus
seminiferus mensekresi müllerian inhibition
factor (MIF), yaitu suatu polipeptida yang
menyebabkan regresi duktus mullerian pada
embrio hari ke 60. Sekresi testosteron oleh sel-sel
Leydig pada testis menyebabkan pertumbuhan
dan perkembangan duktus Wolffii ke organ seks
laki-laki: epididimis,duktus (vas)
deferens,vesikula seminalis,dan saluran
ejakulasi.
EMBRIO
 Setelah mencapai sel target, testosteron diubah
oleh enzim 5 α – reductase ke hormon yang aktif
dikenal sebagai dihidrotestosteron (DHT). DHT
diperlukan untuk pengembangan dan
pemeliharaan dari uretra, penis spons, skrotum,
dan prostat.
 Hermaphroditism adalah suatu kondisi di mana
kedua ovarium dan jaringan testis ada di dalam
tubuh. ini sangat langka dan terjadi ketika sel
embrio menerima lengan pendek kromosom Y
EMBRIO
 Pseudohermaphrodites
kelainan karena oleh salah
satu dari gangguan;
1. kurang atau tidak
sensitifnya reseptor
testosteron (sindrom
feminisasi testikular)
2. Tidak adanya müllerian
inhibition factor
3. 5 α - reductase deficiency
EMBRIO
 Of the patients who have
Klinefelter’s syndrome
(47,XXY karyotype)
TESTIS MEMPRODUKSI TESTOSTERON DAN
SPERMATOZOA
 Kedua fungsi ini dilaksanakan oleh tiga jenis sel
yang khusus;
1. Spermatogonia (sel benih)
2. Sel Leydig (sel interstisial)
3. Sel Sertoli
 Spermatogenesis dirangsang oleh FSH dan LH
yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis
 Proses ini memerlukan lingkungan yang
mendukung proses diferensiasi sel benih dan
konsentrasi hormon tetosteron (sekitar
5mg/hari pada laki-laki dewasa normal)
BIOSINTESIS

 Prekursor adalah
kolesterol, dibawa
oleh protein
pengangkut
steroidogenic acute
regulatory protein
(STAR). Dengan
enzim pemutus
rantai samping
P450, konversi
kolesterol menjadi
pregnenolon.
BIOSENTESIS

 Konversi pregnenolon menjadi testosteron


memerlukan lima aktivitas enzim yang terdapat
di dalam tiga protein;
1. 3β-hidroksisteroid dehidrogenase (3β-OHSD)
dan ∆5′ isomerase
2. 17 -hidroksilase dan C17,20 liase
3. 17β-hidroksisteroid dehidrogenase (17β-
OHSD)
HORMON TESTIS YANG LAIN
 Testis juga membuat hormon 17β-estradiol (E2),
yakni hormon seks perempuan dalam jumlah sedikit
tapi bermakna. Sebagian besar hormon ini dihasilkan
dari reaksi aromatisasi perifer hormon testosteron
dan androstenedion. Hormon ini turut serta dalam
pengaturan FSH. Jika hormon ini tinggi memberi
gejala genikomasti pada pria (pubertas,pasca
pubertas,khususnya orang tua,peny. hati
kronis,hipertiroidisme)
 Hormon testosteron atau DHT, dalam bentuk
kombinasi dengan E2, terlibat dalam proses
pembelahan sel prostat yang ektensif dan tidak
terkendali sehingga mengakibatkan BPH (Benign
Prostatic Hypertrophy) 75% laki-laki >60th
PEMBAWA HORMON TESTOSTERON
 β-globulin plasma yang mengikat testosteron
dengan spesifisitas, afinitas yang relatif tinggi
dan kapasitas terbatas (SHBG; sex hormone-
binding globulin) atau (TEBG; testosterone-
estrogen-binding globulin) diproduksi di hati.
Ditingkatkan oleh hormon estrogen. Begitu juga
sebaliknya.
 ABP (androgen-binding protein) oleh sel Sertoli
yang sudah terikat FSH. Diangkut dengan
konsentrasi sangat tinggi ke spermatogenesis.
Sel sertoli sebagai respon terhadap FSH dan
Androgen memproduksi Heterodimer inhibin
METABOLISME TESTOSTERON
 Testosteron di metabolisasi lewat 2 lintasan;
1. Oksidasi pada posisi-17, terjadi di banyak jaringan
termasuk hati, dan menghasilkan senyawa 17-
ketosteroid yang bersifat inaktif
2. Reduksi ikatan rangkap cincin A serta gugus 3-
keton, terjadi di jaringan target sehingga menjadi
DHT (sekitar 1/10 dari testosteron; sekitar 400μg)
 Metabolit utama 17-ketosteroid, yaitu
androstreron dan etiokolanolon,
dikonjugasikan di hati dengan glukuronida dan
sulfat untuk membuat senyawa larut air dan
dapat diekskresikan
KELAINAN LAIN
 Defisiensi testosteron (hipogonadisme); jika
terjadi sebelum pubertas, ciri-ciri seks skunder
akan gagal berkembang. Kalo pada orang
dewasa, ciri-ciri tersebut akan mengalami
regresi. Hipogonadisme primer (kelenjar gonad)
dan sekunder (gangguan sekresi gonadotropin)
 Uretra yang letaknya abnormal pada penis.
(hipospadi dan epispadi) kasus yang ringan.
HIPOSPADI
EPISPADI
TERIMA KASIH ATAS PERHATIANNYA

Anda mungkin juga menyukai