Anda di halaman 1dari 65

KELOMPOK TIGA

 FATMA NOVIA (1801128)


 MONICA SARI (1801129)
 SERLY NURHAYATI (1701083)
 SITI ZUBAIDAH (1701085)
 TRYANITA AISYAH (1701087)
 WIDYA FERANIKA (1701089)
 YOGA YUDHISTIRA (1701091)
 ZULFITHRI MUTIARA (1701093)
POKOK PEMBAHASAN

1 Estrogen

2 Progesteron

3 Siklus Menstruasi

4 Kontrasepsi Hormonal

5 Androgen
ESTROGEN

Estrogen dan progestin


merupakan hormon steroid yang
memiliki banyak kerja fisiologis.

Estrogen dan progestin digunakan pada


terapi hormon menopause dan
kontrasepsi pada wanita.
Kerja Estrogen :
A. Pada wanita
• Efek perkembangan
• Kontrol ovulasi
• Persiapan silkus jalur B. Pada pria
reproduksi untuk • Efek pada tulang
fertilisasi dan implantasi, • Spermatogenesis
• Kerja metabolik. • Perilaku
SINTESIS ESTROGEN

Estrogen disintesis dari androstenedion dan testeron


secara langsung, dengan bantuan enzim aromatase atau
CYP1 19 melalui tiga langkah proses aromatisasi cincin A.
Aktivitas ini dilakukan oleh glikoprotein transmembran
(cytochrom P450 family of monooxygenases) yang berada di
retikulum endoplasmik berbagai sel dan diinduksi oleh
ganadotropin..
SINTESIS ESTROGEN

Meski estrogen disintesis di berbagai tempat,


sumber utama estrogen di sirkulasi adalah
ovarium. Organ ini mengandung 17B-
hidroksisteroid dehidrogenase tipe-I yang
memproduksi testosteron dan estradiol dari
androstenedion dan estron, keduanya merupakan
reaksi timbal-balik.

Di hepar terdapat enzim dehidrogenase


tipe-II yang mengoksidasi estradiol di sirkulasi
menjadi estron dan keduanya akan dikonversi
menjadi estriol, kemudian ketiga estrogen ini
terkonyugasi dengan glukoronid dan sulfat
sebelum diekskresi di urin.
SINTESIS ESTROGEN

Pada wanita pascamenopause, sumber


estrogen utama adalah jaringan adiposa
dan dan organ selain ovarium,
sedangkan estron disintesis dari
dehidroepiandrosteron dari korteks
adrenal.

Pada pria, estrogen diproduksi oleh


testis dan di luar gonad dari
aromatisasi C19 steroid di sikulasi,
Androstenedion dan
dehidroepiandrosteron, yang
merupakan prekursor androgen.
KERJA FISIOLOGIS DAN FARMAKOLOGIS

 Estrogen sangat penting perannya pada perubahan bentuk dan fungsi


tubuh masa pubertas anak perempuan menjadi bentuk tubuh wanita
dewasa, yaitu fungsi seks sekunder. Efeknya langsung pada
pertumbuhan dan perkembangan vagina, uterus dan tuba fallopi.
Bersama hormone lain merangsang pertumbuhan duktuli, stroma
dan akumulasi lemak kelenjar mammae.
KERJA FISIOLOGIS DAN FARMAKOLOGIS

 Estrogen meningkatkan massa tulang, terutama dengan


menurunkan jumlah dan aktivitas osteoklast, sehingga
menurunkan resopsi tulang. Estrogen meningkatkan kadar
lipoprotein densitas-tinggi (high-density lipoprotein [HDL])
dan menurunkan kadar lipoprotein densitas-rendah (low-
density lipoprotein [LDL]).
RESEPTOR DAN MEKANISME KERJA

ERα terdapat banyak di saluran


reproduksi wanita antara lain uterus,
vagina, ovarium dan juga di kelenjer
mammae, hipotalamus, sel-sel endotel,
Estrogen mempunyai 2 jenis dan otot-otot polos vascular.
reseptor, ERα dan ERβ yang
berasal dari gen berbeda dan
berada di inti sel. ERβ letaknya menyebar, terbanyak di
prostat dan ovarium dan dalam jumlah
lebih sedikit 40% sekuens asam amino,
kedua jenis reseptor ini identik serta
mempunyai struktur domain yang umum
dimiliki oleh jenis reseptor steroid lain.
RESEPTOR DAN MEKANISME KERJA

 Kedua ER merupakan ligand-activated transcription factors yang dapat


meningkatkan atau menurunkan sintesis mRNA dari gen target.
 Setelah masuk sel melalui difusi pasif membrane plasma, hormon akan
terikat ER di inti sel.
 ER yang semula merupakan monomer akan mengalami perubahan
konformasi, terjadi dimerisasi sehingga afinitas dan kecepatan
pengikatannya pada DNA meningkat.
 ER akan terikat estrogen response elements (EREs) di gen target.
 Senyawa yang bersifat antagonis juga dapat menyebabkan dimerisasi dan
terikat DNA, tetapi konformasi ER yang terjadi di sini berlainan dan
reseptor yang diduduki oleh agonis.
FARMAKOKINETIK

Berbagai jenis estrogen dapat diberikan oral, paranteral,


transdermal ataupun topikal, karena sifat lipofiliknya
absorpsi per oral baik.

Ester estradiol dapat


diberikan IM, bervariasi
mulai dari beberapa hari Umumnya etinilestradiol,
sekali sampai satu bukan conjugated estrogen, ester
sekali. estron, dietilstilbestrol
diberikan oral.
FARMAKOKINETIK

Estradiol oral, absopsi cepat dan lengkap, mengalami


metabolisme lintas-pertama di hepar yang ekstensif, subsitusi
etinil pada atom C17 dapat menghambat proses tersebut.

Transdermal estradiol patch. Penglepasan hormon


berlangsung lambat, kontinu, distribusi sistemik, kadar dalam
darah lebih konstan dari pada per oral.

Absorpsi estradiol valerat atau estradiol sipionat setelah


pemberian dosis tunggal IM, berjalan lambat sampai beberapa
minggu, karenanya pemberiannya 1-4 minggu sekali.
FARMAKOKINETIK

 Di dalam darah umumnya estrogen alami terikat globulin pengikat


hormone kelamin steroid (sex steroid-binding globulin, SSBG) dan
sedikit terikat albulmin,
 sebaliknya etinilestradiol terikat albumin dan tidak terikat SSBG.
Karena ukuran molekulnya dan sifat lipofiliknya, estrogen yang
bebas akan didistribusi secara ekstensif ke kompartement jaringan.
Jenis hormon ini mengalami metabolisme cepat dan ekstensif,
masa paruh plasma hanya beberapa menit.
INDIKASI

 Sebagai kontrasepsi, sebagai ERT atau HRT (hormone replacement therapy) pada
wanita pascamanopause.
 Tidak semua wanita pascamenopause membutuhkan ERT/HRT.
 Berkurangnya sekresi estrogen dari ovarium berlangsung lambat dan
berdegradasi yang berlangsung kontinu sampai beberapa tahun setelah haid
berhenti.
 Menopause menyebabkan gejala dini antara lain rasa panas dimuka, insomnia
bahkan mungkin gelisah.
INDIKASI

 Bila gejala ini dapat mengganggu aktivitas sehari-hari, dapat diberi ERT.
Penggunaan ERTd dari awal menopause memang dapat mencegah gejala yang
lebih serius antara lain gangguan klasifikasi tulang, osteoporosis yang beresiko
terjadinya fraktur meski hanya dengan trauma ringan.
 Tetapi penggunaa estrogen saja jangka lama (>5 tahun) berisiko timbulnya
proliferase endometrium.
 Karenanya diberikan bersama progesterone atau progestin untuk mencegah
proliferasi berlebihan pada mereka yang masih mempunyai uterus. Perlu
diingat penggunaan ERT + progestin jangka panjang lebih dari 4-5 tahun dapat
berisiko timbulnya kanker mammae.
SEDIAAN DAN DOSIS

Estriol, tablet 1 dan 2 mg, Etinilestradiol tab 50


masa-kerja singkat karena Estradiol valerat tab mikrogram, masa kerja
ikatannya pada sel target 2 mg, dosis 1 tab lebih panjang, dosis
singkat, afinitas terhadap sehari; 17-b setengah tablet sehari,
protein plasma rendah, cepat estradiol patch 100 estropipat (Na-estron
dieliminasi dari tubuh, dosis mikrogram/hari sulfat) 0,625 mg, dosis
2-4 tablet sehari; 1 a 2 tab sehari

Semua ini digunakan pada defisiensi estrogen, osteoporosis


pascasmenopause.
ANTIESTROGEN DAN SELECTIVE ESTROGEN
RECEPTOR MODULATOR (SERM)

Anti Estrogen (KLOMIFEN)

 Klomifen suatu trifeniletilen derivate 7A-alkalimedi estradiol, bersifat antagonis


murni estrogen pada semua jaringan. Pada jaringan klomifen terikat pada ligand-
binding pocket dari ERA dan ERB, akan menghambat aktivitas P-glikoprotein, gene
expression of aromatase, IGF-1 dan insulin receptor substrate-1.
 Pada ERA klomifen meningkatkan degradasi proteolitik intraseluler sedangkan
pada ERB berefek protektif terhadap degradasi.
 Klomifen digunakan terutama untuk pengobatan infertilitas pada wanita akibat
anovulasi. Dengan menaikkan kadar FSH, klomifen meningkatkan pengambilan
folikel. Obat ini relatif tidak mahal, aktif secara oral.
KLOMIFEN

 Pemberian klomifen sitrat oral akan segera diabsorpsi di saluran cerna,


metabolismenya di hepar. Eliminasi terutama melalui feses dan sedikit melalui
urin.
 Masa paruhnya panjang, sekitar 5-7 hari karena ikatannya dengan protein
plasma, adanya siklus enterohepatik dan akumulsinya di jaringan lemak.
 Dosis untuk infertilitas wanita adalah 1-2 x 50 mg, dimulai pada hari ke-5
pendarahan haid selama 5-7 hari.
 Efek samping yang sering timbul pada penggunaan jangka panjang antara lain:
vasomotor-flushes, kista ovarium, rasa kembung, mual, muntah, gangguan
penglihatan.
ANTIESTROGEN DAN SELECTIVE ESTROGEN
RECEPTOR MODULATOR (SERM)

Selective Estrogen Receptor


Modulator (SERM)

Sintesis senyawa ini bertujuan untuk mendapatkan efek estrogenik yang


menguntungkan (misal pada tulang, otak, hepar selama penggunaanya sebaagi terapi
pada wanita pacamenopause) tanpa efek yang merugikan di jaringan lain seperti
kelenjar mammae, endometrium atau efek proliferasi selnya minimal.

generasi-1
Ada 2 (Tamoksifen dan Toremifen)
generasi
SERM generasi-2
(Rolaksifen)
TAMOKSIFEN

Tamoksifen mengantagonis estrogen di


reseptor jaringan. Pada wanita
premenopause yang sehat dapat
menurunkan kadar prolaktin mungkin
karena meniadakan efek hambatan
estrogen terhadap prolaktin di hipofisis.
Di klinik dapat digunakan sebagai terapi
anjuran kanker mammae stadium awal
atau lanjut. Tamoksifen meningkatkan
kelangsungan hidup pasien bebas
penyakit secara keseluruhan.
Tamoksifen mengurangi 50%
risiko berkembangnya kanker
payudara kontralateral pada
wanita beresiko tinggi
TAMOKSIFEN

Tamoksifen sangat efektif dalam


meredakan kanker payudara stadium
lanjut pada wanita dengan tumor positif-
ER dan untuk pengobatan hormonal pada
kanker payudara stadium awal dan
stadium lanjut pada wanita semua usia.

Efek samping yang paling sering


terjadi adalah ruam panas.
Tamoksifen meningkatkan risiko
kanker endometrium dan penyakit
tromboembolik sebesar dua
hingga tiga kali lipat.
B. Pad
RALOKSIFEN • Efek
• Sper
• Peri
Raloksifen merupakan hormon
nonsteroid, bekerja pada ER-α
dan ER-β, sebagai agonis dan
antagonis.Variasi efek ini diduga
karena adanya variasi reseptor
estrogen dan jumlahnya berbeda
di jaringan yang berbeda.
Bersifat antagonis estrogen di jaringan
uterus dan kelenjar mammae karena
Raloksifen mengurangi adanya rantai samping.
kecepatan kerapuhan tulang
dan dapat meningkatkan
massa tulang pada tempat-
tempat tertentu.
RALOKSIFEN

Raloksifen meningkatkan densitas mineral


Raloksifen mengurangi kecepatan tulang lumbar sebesar lebih dari 2% dan
kerapuhan tulang dan dapat mengurangi kecepatan patah tulang
meningkatkan massa tulang pada vertebral sebesar 30-50%, tetapi tidak
tempat-tempat tertentu. mengurangi patah tulang nonvertebral
secara signofikan.

Obat ini memiliki kerja pada


Efek merugikan mencakup ruam
meabolisme lipoprotein,
panas, thrombosis vena dalam
menurunkan kolesterol total dan
dan kram kaki.
LDL, HDL meningkat.
RALOKSIFEN

 Raloksifen merupakan hormon nonsteroid, bekerja pada ER-α dan ER-β, sebagai
agonis dan antagonis.Variasi efek ini diduga karena adanya variasi reseptor estrogen
dan jumlahnya berbeda di jaringan yang berbeda.
 Bersifat antagonis estrogen di jaringan uterus dan kelenjar mammae karena adanya
rantai samping.
 Raloksifen mengurangi kecepatan kerapuhan tulang dan dapat meningkatkan massa
tulang pada tempat-tempat tertentu.
 Raloksifen meningkatkan densitas mineral tulang lumbar sebesar lebih dari 2% dan
mengurangi kecepatan patah tulang vertebral sebesar 30-50%, tetapi tidak mengurangi
patah tulang nonvertebral secara signofikan.
 Obat ini memiliki kerja pada meabolisme lipoprotein, menurunkan kolesterol total
dan LDL, HDL meningkat.
 Efek merugikan mencakup ruam panas, thrombosis vena dalam dank ram kaki.
PROGESTERON
BIOSINTESIS DAN SEKRESI

Progesteron disekresikan oleh korpus luteum


selama paruh siklus menstruasi yang kedua di
bawah pengaruh stimulus LH. Setelah fertilisasi,
tropoblast mensekresikan hCG kedalam
sirkulasi meternal, yang juga bekerja melalui
reseptor LH untuk mempertahankan korpus
luteum.

Selama bulan kedua atau ketiga kehamilan, plasenta


yang berkembang mulai mensekresikan esterogen
dan progesteron dalam kolaborasi dengan kelenjer
adrenal janin, sehingga korpus luteum menjadi tidak
esensial. Estrogen dan progesteron kemudian terus
disekresikan dalam jumlah besar oleh plasenta
selama kehamilan.
KERJA FISIOLOGIS DAN FARMAKOLOGI

1). Saluran reproduksi

Progesteron pada fasa luteal akan mengendalikan efek proliferasi


estrogen pada endometrium dan terjadi fase sekretoris; penurunan tajam
progesterone pada akhir siklus merupakan penentuan utama onset
menstruasi. Progesteron juga mempengaruhi kelenjer endoserviks,
mengandung sekresi berair struktur terstimulasi-estrogen dalam jumlah yang
besar menjadi bahan yang kental dalam jumlah sedikit. Efek Progeteron ini dan
lainnya mengurangi penetrasi sperma kedalam serviks. Akhirnya, progesterone
penting untuk mempertahankan kehamilan, sedikitnya sebagian dengan
menekan kontraktilitas uterus.
KERJA FISIOLOGIS DAN FARMAKOLOGI

2). Kelenjar Mamae 3). Efek SSP

Perkembangan kelenjer mamae Progesteron menaikkan suhu


memerlukan estrogen dan tubuh basal sekitar 0,60C pada
progesterone. Selama pertengahan siklus ketika terjadi
kehamilan dan pada tingkat ovulasi. Progesteron juga
yang lebih rendah selama fasa meningkatkan respons ventilator
luteal siklus, progestero pusat pernapasan terhadap CO2
bekerja dengan esterogen dan menyebabkan penurunan Pco2
untuk menginduksi proliferasi arteri dan alveoli pada fasa luteal
asini kelenjar mamae. siklus menstruasi dan selama
kehamilan.
KERJA FISIOLOGIS DAN FARMAKOLOGI

4). Efek Metabolik

Progestron meningkatkan kadar insulin basal dan insulin


setelah makan, tetapi umumnya tidak mengubah toleransi glukosa. Akan
tetapi, pemakian jangka panjang yang lebih kuat, seperti norgestrel,
dapat menurunkan toleransi glukosa. Progesteron dan analognya
(contohnya MPA) meningkatkan LDL dan menyebabkan tidak adanya
efek atau sedikit penurunan pada kadar HDL serum. Karena
aktivitasnya androgeniknya, 19- norprogestin dapat memiliki efek yang
lebih nyata pada lipid plasma.
MEKANISME KERJA

Satu gen tunggal mengkode dua isoform PR, yaitu PRA dan PRB, oleh
1 penggunaan dua promter bergantung esterogen yang berbeda rasio masing-
masing isoform bervariasi pada jaringan reproduktif.

Karena dominan pengikat ligan pada isoform PR identik, tidak terdapat


2 perbedaan ikatan pada ikatan ligan. Dengan tidak adanya ligan, PR terdapat di
nukleus sebagai monomer inaktif.
Selama pengikatan progesterone, reseptor membentuk homodimer dan
3 heterodimer yang terkait pada elemen respons progesterone yang terletak
pada gen target dengan selektivitas tinggi.
Aktivitas transkripsional oleh PR terjadi terutama dengan pengambilan
4
koaktivator yang mengenali konformasi PR teraktivasi.
Antagonis progesterone juga mempermudah dimerisasi reseptor dan ikatan
5 DNA, tetapi PR terikat antagonis lebih mudah berinteraksi dengan
korepresor.
MEKANISME KERJA

Aktifitas biologis PRA da PRB berbeda dan bervariasi untuk gen


target yang berbeda. Pada sebagian besar sel, PRB memperantai aktivitas
stimulatori progesterone; PRA menghambat kerja PRB tersebut dan juga
merupakan inhibitor transkripsional reseptor tiroid lain. Efek
progesterone tertentu, seperti kenaikan mobillisasi Ca2 + di sperma,
terjadi dalam beberapa menit dan menunjukkan mekanisme nongenomik
yang melibatkan PR terikat- membrane yang bukan berasal dari gen
pengode PRA/PRB.
ANTIPROGESTIN DAN MODULATOR RESEPTOR
PROGESTERON

Antiprogestin memiliki beberapa aplikasi


potensial lain, termasuk penggunaan
sebagai kontrasepsi,untuk menginduksi
persalinan, dan untuk mengobati
leiomyoma uterus, endometriosis,
meningioma, dan kanker payudara.
MIFEPRISTON

Mifepriston secara efektif berkompetisi dengan progesterone dan


glukokortikoid untuk beritan pada masing-masing reseptornya. Dengan
adanya progestin,mifepristone merupakan antagonis kompetitif pada
kedua PR, dan pada kondisi tertentu, dapat juga merupakan agonis.
Sebaliknya, onapriston merupakan antagonis progesterone murni.
Mifepriston juga memberikan kerja antiglukokortikoid dan
antiandrogenik. Onapristoe memiliki kerja glukokortikoid yang lebih kecil
dari pada mifepriston.
SIKLUS MENSTRUASI

Fase menstruasi

TERDIRI DARI
Fase folikular
FASE

Fase luteal
Lepasnya lapisan fungsional endometrium,
yang disebut menstruasi atau haid.
Meskipun hal ini sebenarnya merupakan
fase akhir siklus menstruasi, namun awitan FASE MENSTRUASI
menstruasi lebih mudah ditentukan
i
sehingga digunakan sebagai titik permulaan.
Menstruasi berlangsung sekitar 2-8 hari
dengan rata rata 3-6 hari. Pada saat ini
sekresi FSH meningkat dan beberapa folikel
ovarium mulai tumbuh.
FSH merangsang pertumbuhan folikel ovarium
FASE FOLIKULER dan mensekresi estrogen oleh sel folikel, sekresi
LH juga meningkat, namun lebih lambat. FSH
dan estrogen memicu pertumbuhan dan
kematangan ovum, dan estrogen merangsang
pertumbuhan pembuluh darah pada
endometrium untuk regenerasi lapisan
fungsional. Fase ini berakhir dengan ovulasi,
ketika peningkatan LH yang tajam menyebabkan
rupture folikel ovarium matang.
Dibawah pengaruh LH, folikel yang ruptur
FASE LUTEAL
tersebut menjadi korpus luteum dan mulai
mensekresi progesteron. Progesteron
merangsang lebih lanjut pertumbuhan
pembuluh darah pada lapisan fungsional
endometrium dan memicu penyimpanan zat
makanan, seperti glikogen.
FASE LUTEAL

 Saat sekresi progesteron meningkat, sekresi LH akan menurun, dan bila ovum
tidak dibuahi, sekresi progesteron juga mulai menurun. Tanpa progesteron,
endometrium tidak dapat dipertahankan dan mulai meluruh dalam menstruasi.
Sekresi FSH mulai meningkat (saat estrogen dan progesteron menurun ) dan
siklus dimulai lagi.
 Siklus 28 hari merupakan gambaran rata rata. Wanita dapat mengalami siklus
yang berbeda, selama 23-35 hari. Wanita yang melakukan latihan berat selama
periode yang cukup lama dapat mengalami amenore, yaitu haid terhenti.
Keadaan ini diperkirakan berhubungan dengan penurunan lemak tubuh.
KONTRASEPSI HORMONAL

Kontrasepsi adalah tindakan untuk menegah konsepsi atau menegah kehamilan.


Dikenal beragai cara yang dapat mencegah konsepsi antara lain penggunaan kondom
pada pria atau alat kontrasepsi dalam rahim, tindakan operasi sterilisasi (tubektomi
wanita atau vasektomi pria) atau penggunaan kontrasepsi hormonal.
JENIS KONTRASEPSI HORMONAL

Kombinasi Kontrasepsi Kontrasepsi


kontrasepsi progestin darurat atau
oral tunggal pascakoitus
KOMBINASI KONTRASEPSI ORAL

Etinil estradiol dan mestranol merupakan dua estrogen yang


digunakan (dengan etinil estradiol yang lebih sering digunakan). Kombinasi
kontrasepsi oral umumnya disediakan dalam kemasan 21 hari dengan
tambahan 7 pil yang tidak mengandung hormone aktif. Untuk senyawa
monofase sejumlah tetap estrogen dan progestin terdapat dalam tiap pil
yang dikonsumsi selama 21 hari diikuti dengan periode “bebas obat”
selama 7 hari.
MEKANISME KERJA
Kombinasi kontrasepsi oral bekerja dengan mencegah ovulasi
kadar LH dan FSH plasma di tekan, lonjikan LH pada pertengaham
siklus tidak ada, kadar steroid endogen menurun, dan ovulasi tidak
terjadi. Meskipun komponen tunggal dapat memerikan efek ini
kombinasi secara sinergis menurunkan kadar gonadotropin plasma
dan menekan ovulasi leih konsisten dari pada tunggal.

Kontrasepsi oral memiliki efek pada hipotalamus dan hipofisis.


Progesterone menurunkan frekuensi pulsa GnRH. Esterogen juga
menekan pelepasan FSH dan hipofisis selama fase folikel siklus
menstruasi, yang cenderung berkontribusi terhadap kurangnya
perkemangan folikel pada penggunaan kontrasepsi oral.

Progestin juga menyebabkan mucus yang teal dan kental yang


mengurangi penetrasi sperma dan menginduksi endometrium
yang tidak dapat menerima implantasi.
KONTRASEPSI PROGESTIN TUNGGAL

Kontrasepsi progentin tunggal hanya sedikit kurang berkhasiat dari pada


kontrasepsi oral kombinasi. dengan efikasi teoritis sebesar 99%. Sediaan
spesifik mencakup “mini pil”:
 Dosis rendah progestin (contohnya 350µg nerotindron atau 75 µg
norgestrel) yang dikonsumsi setiap hari tanpa interupsi;
 Implant sudermis norgestrel 216 mg untuk lepas lambat dan menghasilkan
kerja kontrasepsi jangka Panjang (misalnya hingga 5 tahun)
 Suspense kristal MPA untuk injeksi intramuscular obat 150 mg, yang
menghasilkan kontrasepsi yang efektif selama 3 bulan.
MEKANISME KERJA PROGESTIN TUNGGAL

Efek ini juga berpengaruh


Pil progestin tunggal dan pada efikasi alat intrauterine
implant levonegestrel sangat yang melepaskan progestin,
efektif untuk kontrasepsi. Pil injeksi depot MPA
ini memblok ovulasi hanya menghasilkan kadar obat
pada 60-80 % siklus; plasma yang cukup tinggi
efektifitas ini diperkirakan untuk mencegah ovulasi pada
akibat efek local yang besar semua pasien, kemungkinan
pada serviks dan uterus; dengan menurunkan frekuensi
GnRH.
KONTRASEPSI DARURAT ATAU
PASCAKOITUS

 FDA telah menyetujui dua sediaan untuk kontrasepsi pascakouitus. PLAN-B


merupakan dua dosis “mini pil” (0,75 mg levonogestrel per pil) diberi jarak 2
jam. PREVEN merupakan dua dosis dua pil kontrasepsi oral dosis tinggi (0,25
mg levonogestrel dan 0,05 etinil estradiol per pil) yang diberi jarak 12 jam.
 Dosis pertama sediaan ini sebaiknya dikonsumsi dalam 72 jam setelah
hubungan seksual dan sebaiknya diikuti 12 jam kemudian oleh dosis ke dua.
Pengobatan ini menurunkan resiko kehamilan tanpa proteksi hingga sekitar 60-
80 %. Efektifitas semua sediaan tampaknya meningkat jika pil dikonsumsi
sesegera mungkin setelah berhubungan seksual.
EFEK SAMPING KONTRASEPSI HORMON

 Gangguan haid,
 Mual mungkin timbul pada awal penggunaan,
 Peningkatan tekanan darah,
 Rasa sakit di kelenjar mamae,
 Gangguan toleransi glukosa pada diabetes,
 Tromboemboli.
 Komponen progestin dapat menyebabkan sakit kepala.
 Gangguan kardiovaskular umunya lebih sering terjadi pada wanita usia
lebih dari 35 tahun ,perokok atau mempunyai faktor resiko
obesitas,diabetes yang terapinya kurang baik atau hipertensi.
ANDROGEN

Androgen ialah hormon steroid


yang rumus kimianya memiliki
19 atom C dengan inti steroid

Terdapat pula precursor androgen yang


disebut juga proandrogen. Androgen
dan proandrogen disintesis oleh testis.
Testosteron merupakan androgen utama
yang disekresi oleh testis pada pria.
SINTESIS

Testosteron dibentuk oleh sel interstitial Leydig yang teletak


pada interstitial antara tubulus seminiferus

Didalam testis dan adrenal, androgen dapat disintesis dari


kolesterol atau langsung dari asetil koenzim A

Kolesterol sebagai bahan dasar untuk biosintesis testosteron.


Masuknya kolesterol LDL adalah melalui penangkapan
kolesterol LDL reseptor pada permukaan sel Leydig
SINTESIS

Jalur sintesis testosterone adalah melalui pregnelon kemudian dirubah menjadi


17-OH-pregnolon, berubah lagi menjadi androstenediol dan akhirnya tersintesis
testosteron.
SEKRESI

 Sekresi testosteron lebih besar pada pria daripada wanita.


 LH yang disekresikan oleh gonadotrop hipofisis, merupakan stimulus utama
sekresi testosterone pada pria
 Kemungkinan dipotensiasi oleh hormon penstimulasi-folikel (follicle-
stimulating hormon [FSH]), juga didisekresikan oleh gonadotrop
 Sekresi LH distimulasi oleh hormon pelepasan gonadotropin hipotalamik
(gonadotropin-releasing hormone [gnrh])
 Sedangkan testosteron secara langsung menghambat sekresi LH pada loop
umpan-balik negatif. Gnrh dan
 LH dilepaskan pada pulsa yang muncul sekitar setiap 2 jam sekali dengan
magnitude yang lebih besar pada pagi hari.
EFEK FISIOLOGIS DAN FARMAKOLOGIS

Efek biologis testosteron dapat diperkirakan oleh reseptor yang


diaktivasi dan oleh jaringan tempa timbulnya efek tersebut.
Testosteron dapat bekerja sebagai androgen secara langsung, dengan
berikatan pada AR atau secara tidak langsung dengan berubah
menjadi dihidrotestosteron. Testosteron juga dapat diubah menjadi
estradiol, yang mengaktivasi reseptor estrogen.
EFEK YANG MUNCUL MELALUI RESEPTOR
ANDROGEN

Testosteron dan dihidrotestosteron bekerja sebagai


androgen melalui AR.

AR merupakan anggota superfamily reseptor nucleus yang


mengandung ujung amino, domain pengikat-DNA, dan
domain pengikat ligan

Setelah testosteron dan dihidrotestosteron berikatan


pada domain pengikat-ligan, senyawa ini menyebabkan
perubahan konformasi yang membuat kompleks ligan-
AR bertranslokasi ke nukleus, berikatan melalui domain
pengikat-DNA pada elemen respon adrogen di gen
responsif tertentu dan mengatur transkripsinya
Efek Yang Muncul Melalui Reseptor Estrogen

Beberapa efek testosterone tertentu diperantai setelah


berubahnya menjadi estradiol oleh CYP19

Pada pria yang defisiensi CYP19 atau reseptor estrogen


yang jarang ada, epifisis tidak berfusi, pertumbuhan tulang
panjang terus berlanjut, dan tulang bersifat osteoporotik.

Pemberian estradiol memperbaiki abnormalitas tulang


pada pasien dengan defisiensi CYP19, tetapi tidak pada
kerusakan reseptor-estrogen. Karena pria memiliki
tulang yang lebih besar daripada wanita, dan sel-sel
tulang diekspresikan di AR.
Efek Yang Muncul Melalui Reseptor Estrogen

testosterone juga dapat mempunyai efek langsung pada tulang melalui AR. Pemberian
estradiol pada pria dengan defesiensi CYP19 meningkatkan libidonya, yang
menunjukkan bahwa efek testosteron pada libido pria dapat diperantarai oleh
perubahan menjadi estradiol.

Gambar. Efek langsung testosterone dan efek tidak langsung diperantarai oleh
dihidrotestosteron atau estradiol
SEDIAAN ANDROGEN TERAPEUTIK

1. Ester Testosteron

Esterifikasi asam lemak pada gugus hidroksil


testosterone di posisi 17α membuatnya lebih
lipofilik daripada testosteron

Ester testosterone undekanoat ketika dilarutkan dalam


minyak dan diberikan melalui oral, diabsorpsi ke dalam
sirkulasi hepatic, sehingga mengalami metabolism lintas
pertama di hati. Testosteron undekanoat dalam minyak juga
dapat diinjeksikan dan menghasilakan konsentrasi testosteron
serum yang stabil selama sebulan.
SEDIAAN ANDROGEN TERAPEUTIK

2. Androgen Teralkilasi

Penambahan gugs alkil pada testosteron di posisi 17α


memperlambat metabolism hepatiknya. Akibatnya, androgen
teralkilasi pada 17α bersifat androgenic ketika diberikan melalui
oral, namun senyawa ini memiliki sifat androgenik yang lebih
rendah daripada testosteron itu sendiri dan menyebabkan
hepatotoksisitas, sedangkan testosteron aslinya tidak
SEDIAAN ANDROGEN TERAPEUTIK

Gambar. Struktur beberapa androgen yang tersedia untuk penggunaan


terapeutik
Usaha untuk menghindari aktivasi lintas-pertama hepatik pada testosteron
telah menggunakan senyawa kimia yang disebut eksipien untuk
mempermudah absorpsi testosteron asli di kutan pada kondisi yang
terkendali. Sediaan transdermal ini memberikan konsentasi testosteron
serum yang lebih stabil daripada injeksi ester testosteron. Pertama kali
sediaan ini berupa koyo, salah satunya (ANDRODERM). Sediaan lebih baru
mencakup gel (ANDROGEL, TESTIM), dan tablet bukal (STRIANT). Sediaan
ini menghasilkan konsentrasi testosterone serum rata-rata dalam rentang
normal pada pria yang hipogonad.
ANTIANDROGEN

Antiandrogen adalah zat yang menghambat sintesis, sekresi


atau kerja androgen. Tujuan pemberian adalah untuk
pengobatan karsinoma prostat atau keadaan lain yang
berhubungan dengan kadar testosteron yang berlebihan
ANTIANDROGEN

Antagonis reseptor androgen

Antagonis androgen reseptor yang relatif kuat ini memiliki efikasi terbatas
ketika digunakan tunggal karena kenaikan sekresi LH meningkatkan konsentrasi
testosteron serum. Obat-obat ini digunakan terutama dalam kombinasi dengan
analog GnRH pada pengobatan kanker prostat metastatik karena obat-obat ini
memblok kerja androgen adrenal yang tidak dihambat oleh analog GnRH
ANTIANDROGEN

Antagonis reseptor androgen

Contoh obat yang termasuk ke dalam golongan ini adalah flutamida (EULEXIN),
bikalutamida (CASODEX) dan nilutamida (CASODEX). Bikalutamida
menggantikan flutamida untuk tujuan ini karena memiliki hepatotoksisitas yang
lebih kecil dan diberikan sekali sehari. Nilutamida memiliki efek samping yang
lebih buruk daripada flutamida dan bikalutamida. Obat yang termasuk antagonis
reseptor androgen lemah dan inhibitor lemah pada sintesis testosteron yaitu
spironolakton yang bekerja dengan cara menghambat CYP17.
ANTIANDROGEN

Antagonis reseptor androgen


ANTIANDROGEN

Inhibitor 5α-Reduktase

Finasterid (PROSCAR)
merupakan inhibitor 5α-
Reduktase terutama isoenzim
tipe II, dutasterid (AVODART)
merupakan inhibitor ganda
tipe I dan II. Kedua obat
tersebut memblok perubahan
testosteron menjadi
dihidrotestosteron, terutama
pada genitalia eksternal pria
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai