Anda di halaman 1dari 11

OBAT HORMONAL

Dosen Pengampu : Vera Astuti, S.Farm., Apt., M.Kes

Nama : Umiati Fitri Prilia

NIM : PO7124320013

Tingkat : 2A

PRODI DIII KEBIDANAN MUARA ENIM

JURUSAN KEBIDANAN

POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG

TAHUN 2021/2022

1. 17 β-estradiol
a. Penjelasan Umum
17 β-estradiol merupakan senyawa yang banyak dimanfaatkan sebagai hormon
estrogen sintetis dalam kontrasepsi.
b. Nama Dagang
Oestrogel
c. Farmakokinetik

- Absorpsi
Estrogen terkonjugasi larut dalam air dan terserap dengan baik dari saluran
gastrointestinal setelah keluar dari formulasi obat. Tablet obat akan
melepaskan estrogen terkonjugasi perlahan selama beberapa jam.

Estrogen terkonjugasi, dengan dosis harian 0,625 mg akan mencapai kadar


puncak estrone dan estradiol masing-masing 150 pg/mL dan 30-50 pg/mL
dalam 6,9 jam. Sedangkan, dosis oral harian 1,25 mg mencapai kadar estron
dan estradiol, masing-masing 120-200 pg/mL dan 40-60 pg/mL. Estrogen
terkonjugasi 10 mg yang mengandung sekitar 4,5 mg sodium estrone sulfate
dan 2,5 mg sodium equilin sulfate, akan menghasilkan konsentrasi plasma
maksimal estrone dan equilin masing-masing 1.400 pg/mL dan 560 pg/mL
dalam 3 dan 5 jam. Dalam 24 jam setelah pemberian estrogen terkonjugasi
dengan dosis 10 mg, kadar estron dan equilin akan turun masing-masing
menjadi 280 pg/mL dan 125 pg/mL. Estrogen terkonjugasi dengan dosis 0,625
mg memiliki waktu paruh biologis dari estrone 26,7 jam, baseline-adjusted
estrone adalah 14,8 jam, dan equilin adalah 11,4 jam. Estrogen terkonjugasi
dengan dosis 1,625 mg memiliki waktu paruh biologis dari estrone 26,5
jam, baseline-adjusted estrone adalah 17,5 jam, dan equilin adalah 12,5 jam.
[4,5]

- Distribusi

Distribusi estrogen terkonjugasi sama seperti estrogen endogen yaitu ke


seluruh tubuh, terutama pada target organ yang responsif terhadap hormon
seks. Estrogen terkonjugasi yang bersirkulasi dalam tubuh akan berikatan
dengan albumin dan tidak berikatan dengan sex hormone binding
globulin (SHBG).[4,5]

- Metabolisme

Metabolisme estrogen terkonjugasi dikatalisis oleh sitokrom hepatik P450 3A4


atau CYP3A4. Oleh karena itu, penginduksi atau penghambat CYP3A4 dapat
mempengaruhi metabolisme estrogen. Estrogen eksogen dimetabolisme
dengan cara yang sama seperti estrogen endogen. Estrogen yang beredar
berada dalam keseimbangan yang dinamis dari interkonversi metabolik.
Transformasi ini terjadi di hati. Estradiol diubah secara reversibel menjadi
estrone, dan keduanya bisa diubah menjadi estriol, yang merupakan metabolit
urin utama. Estrogen juga mengalami resirkulasi enterohepatik melalui
konjugasi sulfat dan glukuronida di hati, sekresi konjugat bilier ke dalam usus,
dan hidrolisis di usus diikuti dengan reabsorpsi.

Pada wanita pascamenopause, sebagian besar dari estrogen yang bersirkulasi


ada sebagai konjugat sulfat, khususnya sulfat estrone, yang berfungsi sebagai
reservoir sirkulasi untuk pembentukan estrogen yang lebih aktif.[4-6]

- Eliminasi

Estradiol, estrone, dan estriol diekskresikan ke dalam urin bersama dengan


konjugat glukoronida dan sulfat.[4,5]

d. Farmakodinamik

Estrogen merupakan salah satu hormon yang penting dalam mengatur sistem
reproduksi wanita dan juga karakteristik seksual sekunder. Estrogen juga berperan
dalam modulasi kepadatan tulang dan transport kolesterol. Estradiol adalah
estrogen intraseluler utama manusia dan lebih kuat daripada estron dan estriol
pada tingkat reseptor, estradiol adalah estrogen utama yang dikeluarkan
sebelum menopause. Setelah menopause, produksi estrone dan estrone sulfate
yang akan cenderung lebih tinggi.

Estrogen memodulasi sekresi gonadotropin hipofisis, luteinizing hormone (LH)


dan follicle stimulating hormone (FSH) melalui sistem umpan balik negatif; terapi
pengganti estrogen akan mengurangi kadar hormon ini pada wanita
pascamenopause. Beberapa jenis estrogen sintetik antara lain etinil estradiol,
estradiol valerat, estropiate, estrogen terkonjugasi, dann quinestrol. Bentuk aktif
dari estrogen equin dari estrogen terkonjugasi seperti equilin dan 17 beta-
dihidroequilin memiliki potensi yang lebih besar di hati sama seperti etinil
estradiol dan dietilstilbestrol.
Estrogen memasuki sirkulasi sistemik dalam bentuk hormon bebas atau terikat
protein, baik sex hormone-binding globulin (SHBG) atau albumin. Estrogen yang
tidak terikat protein memiliki properti untuk berdifusi ke dalam sel secara bebas
tanpa regulasi. Inisiasi respons fisiologis seluler terhadap estrogen dimulai di
sitoplasma sel dengan pengikatan estrogen ke reseptor alfa-estrogen atau reseptor
beta-estrogen. Kompleks reseptor estrogen-estrogen yang diaktivasi kemudian
menyeberang ke inti sel untuk menginduksi transkripsi DNA dengan mengikat
urutan nukleotida yang dikenal sebagai elemen respons estrogen (ERE) untuk
memberlakukan respons fisiologis. Kadar hormon estrogen dalam tubuh diatur
oleh efek umpan balik negatif estrogen pada hipotalamus dan kelenjar pituitari.
Contoh umpan balik negatif dapat diamati selama siklus menstruasi. Aktivitas
metabolik estrogen terutama terjadi di dalam hepatosit hati CYP3A4 dan
dikeluarkan dari tubuh melalui urin.

e. Efek Samping

Beberapa efek samping yang mungkin muncul setelah menggunakan estradiol


adalah:

 Mual
 Muntah
 Perut kembung
 Diare
 Sakit kepala
 Perubahan berat badan
 Melasma (bercak gelap pada wajah)

f. Cara Penggunaan

1) Estradiol tablet

 Tujuan: Mengatasi gejala menopause, vaginitis atrofi akibat menopause,


dan kondisi kekurangan hormon estrogen (seperti hipogonadisme atau
kegagalan ovarium primer)
Dosisnya 1–2 mg per hari, disesuaikan dengan kebutuhan. Minum obat ini
dengan siklus 3 minggu mengonsumsi obat dan 1 minggu tidak, secara
berulang.

 Tujuan: Pencegahan osteoporosis pascamenopause


Dosisnya 2 mg per hari, dengan siklus 3 minggu mengonsumsi obat dan 1
minggu tidak, secara berulang.

 Tujuan: Perawatan paliatif (meredakan keluhan) kanker prostat tahap


lanjut
Dosisnya 1–2 mg, 3 kali sehari.

 Tujuan: Perawatan paliatif kanker payudara tingkat lanjut


Dosisnya 10 mg, 3 kali sehari, dikonsumsi selama 3 bulan.

2) Estradiol suntikan melalui otot (intramuskular)

 Tujuan: Mengatasi gejala menopause, atrofi vagina, dan vaginitis atrofi


Estradiol valerate: 10–20 mg, tiap 4 minggu untuk gejala ringan hingga
sedang.
Estradiol cypionate: 1–5 mg, tiap 3–4 minggu untuk gejala berat.

 Tujuan: Mengobati hipogonadisme


Estradiol cypionate: 1,5–2 mg, 1 kali sebulan.

 Tujuan: Perawatan paliatif kanker prostat tahap lanjut


Estradiol valerate: 30 mg, tiap 1–2 minggu.

3) Estradiol topikal atau oles dalam bentuk gel

 Tujuan: Mengatasi gejala menopause, atrofi vagina, dan vaginitis atrofi


Gel dengan kandungan estradiol 0,25 atau 1 mg dioleskan tipis-tipis di
pangkal paha kanan atau kiri, sebanyak 1 kali pada pagi hari, untuk
mengatasi gejala ringan hingga sedang.
2. Progestron
a. Penjelasan umum
Medroxyprogesterone acetate adalah senyawa yang dapat diberikan secara oral
maupun injeksi sebagai kontrasepsi, mengatasi nyeri yang disebabkan oleh
endometriosis, amenore sekunder, dan perdarahan uterus abnormal.
b. Merk dagang
Cyclofem, Triclofem, Provera, Planibu, Andalan, Depo Prothyra, Medroxon.
c. Farmakokinetik
Farmakokinetik medroxyprogesterone acetate adalah dengan berikatan pada
protein plasma. Waktu paruh sediaan injeksi adalah sekitar 40 hari.
- Absorpsi
Setelah injeksi subkutan (104 mg), kadar medroxyprogesterone acetate dapat
mencapai > 0,2 ng/mL dalam 24 jam, yang merupakan ambang batas
konservatif untuk proteksi kontraseptif.Bioavailabilitas medroxyprogesterone
acetate oral adalah 0,6 – 10%. Bioavailabilitas meningkat dengan adanya
makanan, konsumsi medroxyprogesterone acetate segera sebelum atau setelah
makan meningkatkan kadar konsentrasi maksimal (dari 50% hingga
70%).Waktu yang diperlukan untuk mencapai kadar puncak di plasma adalah
2-4 jam setelah konsumsi per oral, 1 minggu setelah injeksi subkutan (104
mg), 2 minggu setelah injeksi intramuskular (150 mg).Waktu paruh sediaan
injeksi adalah + 40 hari, dan pada sediaan oral adalah 30 jam.
- Distribusi
Distribusi medroxyprogesterone acetate adalah dengan berikatan pada protein
plasma (terutama albumin) sebanyak 86-90%. Medroxyprogesterone acetate
tidak berikatan dengan sex hormone binding globulin/SHBG.
- Metabolisme
Medroxyprogesterone acetate terutama dimetabolisme di hati melalui
hidroksilasi oleh enzim P450 dan CYP3A4. Sekitar 16 metabolit telah
teridentifikasi.
- Ekskresi
Konsentrasi medroxyprogesterone acetate akan terus menurun hingga tidak
terdeteksi (< 100 pg/mL) dalam 120 hingga 200 hari pasca injeksi.
Medroxyprogesterone acetate terutama diekskresi melalui urin sebagai
konjugat glukuronida, dan hanya sebagian kecil yang diekskresi sebagai sulfat.
d. Farmakodinamik
Medroxyprogesterone acetate adalah suatu senyawa analog sintetik dari
hormon progesterone steroidal dan merupakan agonis dari reseptor progesterone
yang juga menunjukkan afinitas terhadap reseptor androgen dan glukokortikoid.
Medroxyprogesterone acetate yang diberikan secara parenteral mempunyai efek
kontraseptif dengan cara menginhibisi sekresi dari hormon pelepas gonadotropin
(gonadotropin releasing hormone/ GnRH), sehingga menurunkan produksi dan
pelepasan hormon stimulasi folikel (follicle stimulating hormone/FSH)
dan luteinizing hormone (LH). Wanita yang menggunakan medroxyprogesterone
acetate memiliki kadar progesterone yang lebih rendah karena tidak terjadi ovulasi
dan juga kadar estradiol yang lebih rendah. Medroxyprogesterone acetate akan
menyebabkan penipisan dinding endometrium dan merubah endometrium yang
proliferatif menjadi sekretorik

e. Mekanisme kerja
- Kontrasepsi
Indikasi penggunaan medroxyprogesterone acetate parenteral terutama adalah
untuk mencegah kehamilan pada wanita subur
- Amenorea Sekunder
Pada amenorea sekunder, medroxyprogesterone acetate diberikan dengan cara
5-10 mg/hari PO selama 5-10 hari dan Mulai minum kapanpun pada siklus
menstruasi.
- Pendarahan Uterus Abnormal
Medroxyprogesterone acetate dapat digunakan pada perdarahan uterus
abnormal yang disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon dan tanpa
penyebab organik lainnya seperti kanker uterus atau fibroid dan Mulai minum
di hari ke-16 atau ke-21 siklus menstruasi
- Hiperplasia Endometrium
Medroxyprogesterone acetate digunakan untuk mengatasi hiperplasia
endometrium dengan cara 5-10 mg/hari PO selama 12-14 hari setiap bulannya
dan dimulai dari hari ke-1 atau ke-16 siklus menstruasi. Berikan terapi dengan
durasi sesingkat mungkin dan dosis paling kecil yang efektif, konsisten
dengan tujuan terapi pada wanita postmenopause
- Endometriosis
Pada endometriosis diberikan 104 mg melalui injeksi SC setiap 3 bulan (12-14
minggu). Terapi dilakukan selama < 2 tahun.
- Karsinoma Endometrium dan Renal
Pada karsinoma endometrium dan renal tahap lanjut, rekuren dan metastatik,
medroxyprogesterone acetate digunakan sebagai terapi adjuvan dan paliatif.

f. Efek Samping
Reaksi alergi: pembengkakan pada wajah, bibir, lidah, dan tenggorokan, serta
sesak napas.Penggumpalan darah di dalam paru-paru: ditandai dengan napas
pendek, nyeri dada yang berkaitan dengan pernapasan, serta batuk
darah.Penggumpalan darah di dalam pembuluh darah vena betis: pembengkakan
pada area kaki dan betis, nyeri atau radang pada pembuluh darah betis, kaki
berubah warna kemerahan atau keunguan dan terasa hangat jika disentuh.
- Sakit kuning: ditandai dengan kulit dan mata menguning.
- Hiperkalsemia: kadar kalsium darah meningkat.
- Peningkatan gejala diabetes: haus dan buang air lebih sering.
- Tekanan darah naik secara drastis.
- Migrain.

g. Cara penggunaan
- Kontrasepsi
150 mg; injeksi IM di lengan atas (deltoid) atau bokong (gluteal) setiap 3
bulan (12-14 minggu)
104 mg; injeksi SC di abdomen atau paha anterior setiap 3 bulan (12-14
minggu)
- Kombinasi dengan estradiol : injeksi IM di lengan atas (deltoid) atau bokong
(gluteal) setiap 1 bulan
- Amenorea Sekunder
Pada amenorea sekunder, medroxyprogesterone acetate diberikan dengan
cara :
5-10 mg/hari PO selama 5-10 hari
Mulai minum kapanpun pada siklus menstruasi
Withdrawal bleeding dapat terjadi 3-7 hari setelah berhenti konsumsi
Medroxyprogesterone acetate
- Pendarahan Uterus Abnormal
5-10 mg/hari PO selama 5-10 hari
Mulai minum di hari ke-16 atau ke-21 siklus menstruasi
Withdrawal bleeding dapat terjadi 3-7 hari setelah berhenti konsumsi
Medroxyprogesterone acetate
- Hiperplasia Endometrium
5-10 mg/hari PO selama 12-14 hari setiap bulannya
Mulai dari hari ke-1 atau ke-16 siklus menstruasi
Berikan terapi dengan durasi sesingkat mungkin dan dosis paling kecil yang
efektif, konsisten dengan tujuan terapi pada wanita postmenopause
- Endometriosis
Pada endometriosis diberikan 104 mg melalui injeksi SC setiap 3 bulan (12-14
minggu). Terapi dilakukan selama < 2 tahun.
Injeksi pertama dilakukan pada 5 hari pertama siklus menstruasi untuk
menghindari pemberian pada wanita yang sedang hamil. Pada wanita
menyusui, injeksi pertama setelah masa nifas/ 6 minggu pasca persalinan.
- Karsinoma Endometrium dan Renal
Dosis awal 400-1000 mg/minggu melalui injeksi IM atau PO. Dosis
pemeliharaan 400 mg/bulan melalui injeksi IM atau PO.

h. Interaksi obat
Antikoagulan atau pengencer darah, seperti warfarin. Antikejang untuk epilepsi,
seperti phenobarbitol, phenytoin, carbamezapine.
Anti-infeksi, rifampicin, rifabutin, efavirenz, atau nevirapine untuk obat untuk
infeksi bakteri atau jamur.
Obat HIV/AIDS, yakni ritonavir dan nelfinavir.
Obat untuk membunuh sel kanker atau obat sitotoksik.
Ciclosporin untuk menekan sistem imun.
Obat herbal yang mengandung bahan St. John’s wort.
Aminoglutethimide untuk sindrom Cushing.
Pereda nyeri, seperti aspirin, ibuprofen, dan naproxen.
Vasodilator, yakni hydrazalazine dan minoxidil.

Anda mungkin juga menyukai