HORMON
NAMA KELOMPOK :
JOKO SUDRAJAD (15334036)
SITI SARAH (15334037)
FATMA ALIACHOSA (15334038)
ASTRI VERONIKA (15334048)
NOVA LIANDA (15334061)
REFERENSI
1.Departemen Farmakologi dan Terapeutik FKUI, Farmakologi dan Terapi
Edisi 5,Jakarta;2007
2.Siswandono,Bambang S, Kimia Medisinal Ailangga Univ
Press,Surabaya.2000
3.Nogrady T, Medicinal Chemistry, A Molecular and Biochemical Approach
3th, Oxford University Press, New York , 2005
Hormon adalah senyawa yang secara normal dikeluarkan
oleh kelenjar endokrin atau jaringan tubuh dan dilepaskan
ke peredaran darah, menuju jaringan sasaran, berinteraksi
secara selektif dengan reseptor khas dan menunjukkan efek
biologi
HORMON
HORMON ANDRENOK
KELAMIN ORTIKOSTE
ROID
Hormon kelamin pada umumnya
merupakan turuna steroid, molekulnya
bersifat planar dan tidak lentur.
Kerangka dasarnya adalah siklopentana
yang berrsifat kaku (girid)
Letak gugus pada cincin,
aksial atau ekuaturial
Hormon Hormon
androgen estrogen
Hormon Obat
progestin kontrasepsi
HORMON ANDROGEN
Hormon androgen, seperti testoteron dan dihidrotestoteron
Dihasilkan oleh testis, dan dalam jumlah yang lebih kecil oleh korteks dan
ovarium
Pengunaan utama adalah untuk pengobatan keadaan ketidakcukupan hormon
pada laki-laki (hipogonadisme, hipopityitarisme), impotensi, osteoporosis,
dan tumor payudara.
Pengunaan lainnya sebagai anabolik sterois untuk meningkatkan pertumbuha
(pada anak-anak) karena mempercepat anabolisme protein, dan emragsang
hemstopoiesis untuk pengobatan anemia. Dalam dosis rendah digunakan
untuk pengobatan dismenorhu, menghambat laktasi dan pengobatan frigiditas
pada wanita
Efek samping : kelaki-lakian, tumbuh rambut sekunder, mual, berjerawat,
hiperkalsemia, ganguan fungsi hati, sembab, gangguan siklus menstruasi (pada
wanita)
Mekanisme kerjanya :
1. Hormon androgen dapat meningkatkan transkripsi dan atau translasi ARN
khas pada biosintesis protein.
2. Testoteron oleh enzim 5 -reduktase diubah menjadi 5 a dehidrotosteron
dan bentuk aktif ini dapat mengikat reseptor khas yang terdapat pada
testis, postat, hipofisis dan hipotalamus.
(pengikatan ini menyebabkan perubahan konformasi dan menimbulkan
pengaktifankompleks androgen-reseptor)
3. Kompleks akan berpindah dari sitoplasmake inti sel sasaran, mengikat
tempat aseptor pada inti kromatin dan mengaktifkan proses translasi.
(Pengaktifan ini merangsang sintesisi mARN khas, dan mARN yang
terbentuk meninggalkan inti dan mulai megatur sintesis protein serta
mengurangi merangsang pertumbuhan sel
Berdasarkan aktivitasnya :
Testosteron,
Senyawa metiltestosteron,
fluokimesteron,
androgenik mesterolon, dan
metandrostenolon
Mekanisme kerjanya:
1. Hormon esterogen dapat meyebabkan beberapa efek biologis pada organ
sasaran.
2. Pada ovarium merangsang pertumbuhan folikular
3. Pada uterus merangsang pertumbuhan endometrium
4. Pada vagina menyebabkan kornifikasi (pedangkalan) sel epitel.
5. Pada serviks dapat meningkatkan sekresi lendir dan menurunkan kekentalan
lendir
6. Pada kelenjar pituitari dapar merangsang pengeluaran gonadotropin
Berdasarkan
sumbernya
Estrogen Estrogen
streoid nonsteroid
Efek samping: depresi, sakit kepala, kegemukan, ganguan siklus menstruasi dan
spoting amenorha
Tidak boleh diberikan pada ibu yang hamil dibawah 4 bulan karena menimbulkan
malformasi fertus
BERDASARKAN STRUKTUR KIMIANYA
Turunan Turunan
progesteron testosteron
Na-Levotiroksin
Na-Liotironin
MEKANISME KERJA