DOSEN PENGAMPU
Apt. Masria Phetheresia Sianipar S.Farm.,M.Si
Home Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5
Latar Kelompok 2
belakang
1. BINA SANTA JOHANNA (21.18.009)
Identifikasi 2. CICI MELIANA SINAGA (21.18.011)
Masalah 3.DELLA NATALISA (21.18.018)
4.DESRI YANTI SIREGAR (21.18.020)
Batasan 5. ERNITA SITORUS (21.18.038)
Masalah 6. RESY AULIA BR TARIGAN (21.18.101)
7. RIRIS AFRIDA GURNING (21.18.158 )
Rumusan 8. UMI KALSUM SIREGAR (21.18.136)
Masalah 9. YOLANDA ANGGRAINI SARAGIH(21.18.148)
10. Rizki Dio (2118105)
Tujuan
Penelitian
Home Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5
Definisi
Hormon adalah senyawa kimia yang diproduksi oleh kelenjar endokrin atau
jaringan tertentu dalam tubuh dan berfungsi sebagai pengatur berbagai fungsi tubuh,
seperti pertumbuhan, metabolisme, reproduksi, dan pengaturan suasana hati. Hormon
bekerja dengan cara mengikat reseptor pada sel-sel target dan memicu respon biologis
tertentu dalam tubuh.
Antagonis hormon adalah senyawa atau zat yang dapat menghambat atau
memblokir aksi hormon pada sel target. Antagonis biasanya bekerja dengan cara
mengikat reseptor hormon pada sel target tetapi tidak memicu respons biologis yang
sama seperti hormon itu sendiri.
Home Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5
Latar
Fungsi Hormon dan Antagonisnya
belakang
Insulin:
Identifikasi Hormon insulin berperan dalam mengatur metabolisme glukosa dan membantu sel-sel tubuh untuk menggunakan glukosa sebagai sumber energi.
Masalah Antagonis insulin, yaitu glukagon, meningkatkan kadar gula darah dan merangsang pelepasan glukosa dari hati.
Testosteron:
Hormon testosteron berperan dalam pengaturan pertumbuhan dan perkembangan sistem reproduksi pria, pengaturan pertumbuhan otot dan tulang, serta
pengaturan tingkat energi dan kepercayaan diri. Antagonis testosteron, yaitu estrogen, membantu dalam perkembangan sistem reproduksi wanita dan
Batasan pengaturan siklus menstruasi.
Masalah Kortisol:
Hormon kortisol membantu tubuh dalam menangani situasi stres dan mempertahankan keseimbangan glukosa darah. Antagonis kortisol, yaitu aldosteron,
membantu tubuh dalam mempertahankan keseimbangan elektrolit dan tekanan darah.
Rumusan Adrenalin:
Hormon adrenalin berperan dalam respon "fight or flight" pada situasi stres dan meningkatkan detak jantung, tekanan darah, dan aliran darah ke otot-otot.
Masalah Antagonis adrenalin, yaitu bloker beta, membantu menurunkan tekanan darah dan mengurangi risiko serangan jantung.
Progesteron:
Hormon progesteron membantu dalam mempersiapkan rahim untuk implantasi telur yang dibuahi dan mempertahankan kehamilan. Antagonis
Tujuan progesteron, yaitu mifepristone, digunakan sebagai obat penggugur kandungan.(
Penelitian
Home Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5
Identifikasi Mekanisme kerja hormon dan antagonisnya bervariasi tergantung pada tipe hormon dan reseptor yang terlibat dalam pengaturan
Masalah berbagai fungsi tubuh. Berikut adalah beberapa contoh mekanisme kerja hormon dan antagonisnya:
Latar
belakang 3. Mekanisme Kerja Antagonis Insulin, Glukagon
Glukagon bekerja dengan cara mengikat reseptor glukagon di permukaan sel hati dan merangsang penguraian glikogen menjadi glukosa dan
meningkatkan produksi glukosa oleh hati. Glukagon juga merangsang penguraian protein dan mempromosikan penggunaan asam lemak
sebagai sumber energi.
Identifikasi
Masalah 4. Mekanisme Kerja Antagonis Testosteron, Estrogen
Estrogen bekerja dengan cara mengikat reseptor estrogen di sel-sel target, seperti sel-sel payudara dan rahim, dan mempromosikan
pertumbuhan dan perkembangan sistem reproduksi wanita serta mempertahankan siklus menstruasi normal. Estrogen juga mempromosikan
Batasan pertumbuhan tulang dan mempengaruhi metabolisme dan fungsi otak.
Masalah 5. Mekanisme Kerja Hormon Kortisol
Kortisol bekerja dengan cara mengikat reseptor kortisol di sel-sel target, seperti sel-sel hati, otot, dan jaringan adiposa, dan mempromosikan
penguraian glikogen menjadi glukosa dan meningkatkan produksi glukosa oleh hati. Kortisol juga merangsang penguraian protein dan
Rumusan mempromosikan penggunaan asam lemak sebagai sumber energi. Selain itu, kortisol juga memiliki efek antiinflamasi dan imunosupresif.
Masalah
6. Mekanisme Kerja Antagonis Kortisol, Aldosteron
Aldosteron bekerja dengan cara mengikat reseptor mineralokortikoid di sel-sel target, seperti sel-sel ginjal dan saluran natrium di tubulus
Tujuan distal, dan mempromosikan reabsorpsi natrium dan ekskresi kalium. Aldosteron juga mempengaruhi tekanan darah dengan mempengaruhi
volume darah dan keseimbangan elektron
Penelitian
Home Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5
Masalah
Tujuan
Penelitian
Home Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5
Rumusan
Masalah
4. Obat Hormon Amina
3. Obat Hormon Tiroid
Epinefrin
Tujuan Levotiroksin Norepinefrin
Penelitian Metimazol Tiroid hormon (T3 dan T4)
Home Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5
Latar
belakang 5. Obat Antagonis Reseptor Hormon
6. Obat Antagonis Transporter Hormon
Tamoxifen (antagonis reseptor estrogen)
Flutamid (antagonis reseptor androgen) Probenesid (antagonis transporter
Identifikasi Progesteron antagonis (misalnya asam organik)
Masalah mifepriston Canagliflozin (antagonis SGLT-2)
Batasan
Masalah
waktu paruhnya lebih lama dan dapat dikonsumsi sebagai dosis tunggal sehingga meningkatkan
kepatuhan pasien. Pengobatan yang digunakan dosisnya methimazole sebanyak 30 mg sekali sehari
sedangkan PTU yang digunakan adalah 3 kali 200mg sehari. Hal ini sesuai dengan yang disarankan
pada penyakit hipertiroid yaitu PTU 200mg–60mg.Sementara itu penggunaan propanolol bertujuan
untuk menurunkan gejala-gejala hipertiroidisme yang diakibatkan peningkatan kerja dari βadrenergic.
menurunkan jumlah hormon yang dalam bentuk aktif.3,10Kasus remisi setelah pengobatan dengan
modalitas ini antara 3-50 %, namun angka kekambuhannya juga tinggi, yaitu 50%. Angka
kekambuhan yang tinggi terutama terjadi pada jenis kelamin laki-laki, usia 40 tahunan, serta
menunjukkan gejala hipertiroidisme yang berat, seperti kelenjar tiroid yang sangat besar, serta
3.Kasus ke 3
Hiperandrogenisme:
Hirsutisme: Lisa mengalami pertumbuhan rambut berlebihan di area wajah, dada, perut, dan
paha.
Akne: Lisa sering mengalami jerawat yang sulit diatasi, terutama di wajah.
• Diagnosis:
• Setelah melakukan pemeriksaan medis dan tes tambahan, Lisa didiagnosis dengan sindrom
ovarium polikistik (PCOS).
Riwayat Medis: Dokter mengumpulkan informasi tentang gejala yang dialami Lisa dan
riwayat menstruasinya.
1. Pola makan sehat: Lisa disarankan untuk mengonsumsi makanan bergizi, rendah gula
dan karbohidrat sederhana, serta tinggi serat.
2. Olahraga teratur: Lisa dianjurkan untuk melakukan aktivitas fisik secara rutin, seperti
berjalan cepat, berenang, atau bersepeda.
3.Mengelola berat badan: Jika Lisa mengalami kelebihan berat badan, dokter akan
memberikan saran mengenai penurunan berat badan yang sehat.
• Terapi hormonal:
2. Antiandrogen: Dalam beberapa kasus, dokter dapat meresepkan obat antiandrogen seperti
spironolactone untuk mengurangi pertumbuhan rambut berlebihan dan jerawat.
• Terapi insulin:
Metformin: Jika Lisa juga memiliki resistensi insulin, dokter dapat meresepkan metformin
untuk membantu mengendalikan kadar gula darah dan mengurangi gejala PCOS.
Home Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5
Thankyou,
Any Question?